Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Vegetasi Dan Pemanfaatan Mangrove Oleh Masyarakat Di Solok Buntu Taman Nasional Sembilang Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan Rico Febriansyah; Fitri Agustriani; Andi Agussalim
Journal of Tropical Marine Science Vol 2 No 1 (2019): Journal of Tropical Marine Science
Publisher : Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.868 KB) | DOI: 10.33019/jour.trop.mar.sci.v2i1.670

Abstract

Hutan mangrove di Solok Buntu Taman Nasional Sembilang telah mengalami kerusakan akibat aktifitas manusia seperti penebangan hutan untuk aktifitas tambak, kayu bakar, dan pengambilan kayu untuk kontruksi rumah masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis vegetasi dan pemanfaatan mangrove oleh masyarakat di Solok Buntu. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2015. Metode yang digunakan adalah metode transek kuadrat dimana ukuran plot pohon 10 x 10 meter, anakan 5 x 5 meter dan semai 2 x 2 meter. pengambilan data vegetasi mangrove dibagi menjadi dua cara yaitu transek tegak lurus sungai dan transek sejajar sungai. Hasil yang diperoleh ditemukan 7 jenis mangrove yaitu Avicennia marina, Avicennia alba, Rhizophora apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, Excoecaria agallocha, Xylocarpus granatum dan Nypa fruticans. Vegetasi mangrove yang terdapat disepanjang Sungai Solok Buntu Taman Nasional Sembilang yaitu Rhizophora apiculata dengan INP tertinggi sebesar 182,98% pada tingkat pohon sedangkan pada tingkat anakan Rhizophora apiculata dan Excoecaria agallocha memiliki INP tertinggi sebesar 300% dan pada tingkat semai Rhizophora apiculata memiliki nilai tertinggi sebesar 200%. Pemanfaatan mangrove oleh masyarakat di Solok Buntu banyak dimanfaatkan sebagai tempat mencari ikan, udang, kepiting. Jenis mangrove yang banyak dimanfaatkan adalah Avicennia sp karena jenis ini banyak tumbuh disekitar tempat tinggal masyarakat sehingga mudah untuk diambil. Analysis Of Mangrove Vegetation And Utilization By Communities In Solok Buntu National Park, Banyuasin Regency, South Sumatera Province The mangrove forests in Solok Buntu Sembilang National Park have suffered damage as a result of human activities such as deforestation for aquacultur, firewood and horsing construction. The purpose of this study was to analyze the mangrove vegetation in Solok Buntu and its utilization. The experiment was conducted in December 2015. The method used is the square of the transect method in which a plot size of 10 x 10 meter tree, 5 x 5 meter saplings and seedlings, 2 x 2 meters. Mangrove vegetation data collection is divided into two ways ie perpendicular transects and river transects parallel to the river. There are 7 mangrove species Avicennia marina, Avicennia alba, Rhizophora apiculata, Bruguiera gymnorrhiza, Excoecaria agallocha, Xylocarpus granatum and Nypa fruticans found in the location. Mangrove vegetation found along the Sungai Solok Buntu Sembilang National Park is Rhizophora apiculata with the highest INP at tree level is 182.98%, while at the seedling level Rhizophora apiculata and Excoecaria agallocha has the highest INP 300% and for seedlings of Rhizophora apiculata had the highest value 200%. Utilization of mangrove communities in Solok Buntu used by the public to catch fishes, shrimps, and crabs. Species of mangrove that often used are Avicennia sp because this species are widely grown in the community area.
Logam Berat pada Beberapa Jenis Ikan di Sekitar Perairan Tanjung Api-Api Sumatera Selatan Wike Ayu Eka Putri; Fitri Agustriani; Fauziyah Fauziyah; Anna Ida Sunaryo Purwiyanto; Novi Angraini; Dika Ardila
Journal of Marine Research Vol 11, No 2 (2022): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.277 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v11i2.33398

Abstract

Perairan Tanjung Api-Api merupakan kawasan yang banyak digunakan dalam aktivitas perikanan di wilayah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Selan itu Perairan Tanjung Api-Api juga dimanfaatkan sebagai areal pemukiman, transportasi dan direncanakan sebagai area pelabuhan kedepannya. Kondisi ini tentu dapat berpotensi meningkatkan masukan bahan pencemar seperti logam berat ke perairan tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan konsentrasi logam Pb dan Cu serta menganalisis kelayakan pangan pada daging ikan yang tertangkap di perairan Tanjung Api-Api Sumatera Selatan. Terdapat 3 jenis ikan yang dominan tertangkap yaitu ikan senangin (Eleutheronema tetradactylum), puput (Ilisha elongata) dan bawal putih (Pampus argenteus). Ketiga ikan tersebut diambil bagian dagingnya dan dianalisis kandungan logam berat Pb dan Cu mengacu pada SNI 2354.5 : 2011. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi Pb pada ketiga jenis ikan berkisar antara 0,89-5,89 mg/kg (rata-rata 2,28-3,28 mg/kg) dan konsentrasi Cu berkisar antara 0,06 – 1,28 mg/kg (rata-rata 0,20 – 0,78 mg/kg). Berdasarkan baku mutu BPOM, SNI 7387:2009 dan FAO (1983) akumulasi Pb telah melebihi batas yang diperkenankan. Sedangkan akumulasi Cu berdasarkan baku mutu P FAO (1983) dan Soegianto (2008) masih dibawah batas yang diperkenankan.  Tanjung Api-Api waters is an area that widely used as a fishery activity in the Banyuasin Regency, South Sumatera. Tanjung Api-Api waters are also used as residential area, transportation and as a port area. This condition can increase the input of pollutants such as heavy metals. The purpose of this study was to determine the Pb and Cu metal concentrations in fish from Tanjung Api-Api waters, South Sumatera. There are 3 types of fish that are predominantly caught, Eleutheronema tetradactylum, Ilisha elongata and Pampus argenteus. The three fish were taken part of the meat and analyzed the content of heavy metals Pb and Cu referring to SNI 2354.5: 2011. This reseach show that Pb concentrations in all types fish ranged from 0.89 to 5.89 mg/kg (average 2.28-3.28 mg/kg) and Cu concentrations ranged from 0.06 - 1.28 mg/kg (average 0.20 - 0.78 mg/kg). Based on National Food and Drug Agency, SNI 7387: 2009 and FAO (1983) the accumulation of Pb were exceeded specified quality standards. Whereas Cu accumulation based on FAO (1983) and Soegianto (2008) are still below the allowed limits.
Peningkatan Softskill Siswa Smu Untuk Pendampingan Enumerator Pada Praktek Lapangan Kuliah Ekonomi Sumberdaya Di Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan Fauziyah Fauziyah; Fitri Agustriani; Ellis Nurjuliasti Ningsih; Wike Ayu Eka Putri; Hartoni Hartoni; Indra Yustian
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2022): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jompaabdi.v1i4.298

Abstract

Kawasan pesisir pantai Sumatera Selatan didominasi oleh habitat mangrove dengan ciri khas pantai berlumpur. Desa Sungsang merupakan salah satu desa pesisir yang ada di Kabupaten Banyuasin dimana sebagian besar masyarakat di daerah ini memiliki mata pencarian sebagai nelayan. Kegiatan pengabdian terintegrasi ini melibatkan mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan UNSRI dalam mata kuliah Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut dan Siswa SMU N 1 Banyuasin 2 sebagai khalayak sasaran. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan softskill siswa SMU N 1 Banyuasin II di Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin tentang pengetahuan ekonomi sumberdaya kelautan serta memberikan keterampilan pendampingan sebagai enumerator. Metode yang digunakan meliputi kuliah, praktikum di laboratorium dan praktek lapangan serta pelatihan sebagai pendamping enumerator bagi siswa SMU. Siswa SMU sebagai khalayak sasaran diberikan pretest sebelum pemaparan materi dan pendampingan sebagai enumerator, setelah itu dilakukan postest  untuk mengevaluasi hasil kegiatan. Kegiatan pengabdian terintegrasi ini terlaksana dengan baik berkat peran aktif mahasiswa dan siswa SMU N 1 Banyuasin II yang terlibat. Rangkaian kegiatan dapat berjalan dengan baik dan siswa SMU terlihat sangat antusias. Hasil evaluasi nilai pretest menunjukkan bahwa materi tentang nilai ekonomi sumberdaya laut serta pendampingan sebagai enumerator adalah 35% (7 siswa) yang mendapatkan skor 100, yang lainnya mendapatkan skror 50 dan 70. Adapun hasil postest  skor 100 meningkat menjadi 75% (15 siswa). Artinya terjadi peningkatan pemahaman siswa terkait topik enumerator sebanyak 40% (8 orang) dan tidak ada siswa yang mendapatkan skor 50.
Edukasi Masyarakat Tentang Status IUCN Red List Sumberdaya Perikanan Dan Mamalia Laut Sebagai Upaya Konservasi Pada Praktik Lapangan Konservasi Sumberdaya Kelautan Kabupaten Banyuasin Fitri Agustriani; Fauziyah Fauziyah; Ellis Nurjuliasti Ningsih; Rezi Apri; Hartoni Hartoni; Indra Yustian; Dwi Puspa Indriani
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2023): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupeten Banyuasin memiliki ekosistem mangrove terluas di Sumatera Selatan dan merupakan sentra perikanan tangkap tertinggi. Desa Sungsang merupakan salah satu desa pesisir yang ada di Kabupaten Banyuasin dimana sebagian besar masyarakat di daerah ini memiliki mata pencarian sebagai nelayan. Kegiatan pengabdian terintegrasi ini melibatkan mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan UNSRI dalam mata kuliah Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Siswa SMUN 1 Banyuasin 2 dan nelayan sebagai khalayak sasaran. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa SMUN 1 dan nelayan Banyuasin II di Desa Sungsang Kabupaten Banyuasin tentang jenis-jenis sumberdaya perikanan dan mamalia laut di perairan Banyuasin serta memberikan keterampilan pendampingan wawancara ke nelayan. Metode yang digunakan meliputi kuliah, praktikum di laboratorium dan praktek lapangan serta pendampingan. Hasil evaluasi pre test dan post test menunjukkan hasil sebelum diberikan materi tentang nilai konservasi sumberdaya laut dan pendampingan kepada siswa hanya 33 % (10 siswa) yang mendapatkan skor 100.  Namun, peningkatan skor 100 menjadi 90 % (27 siswa) setelah diberikan materi dan pendampingan. Artinya siswa yang memahami materi pengabdian ini meningkat 57% (17 orang) dan tidak ada siswa yang mendapatkan skor 50 dan 25.
LAJU DEKOMPOSISI SERASAH DAUN Rhizophora apiculata DI KAWASAN MUARA SUNGAI BANYUASIN, SUMATERA SELATAN Tengku Zia Ulqodry; Rian Andriansyah; Fitri Agustriani; Riris Aryawati; Heron Surbakti
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 15, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v15i1.21487

Abstract

Dekomposisi serasah merupakan proses terjadinya penguraian terhadap bahan-bahan organik yang akan menjadi bagian-bagian kecil. Serasah mangrove berperan sebagai sumber nutrien di perairan pesisir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui laju dekomposisi serasah antar jenis mangrove dan antar stasiun penelitian di kawasan Muara Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan. Analisis laju dekomposisi serasah mangrove dengan menggunakan kantong serasah (litter bag). Penelitian dilakukan di empat stasiun yang dibedakan berdasarkan perbedaan parameter salinitas. Penelitian dilakukan dari Bulan November 2018 sampai Januari 2019. Laju dekomposisi serasah daun R. apiculata mencapai 0,0968 gbk/harii, dengan sisa bobot serasah akhir sebesar 1,43 g). Stasiun empat memiliki laju persentase dekomposisi yang paling tinggi (19,4 %).Kata kunci: Laju dekomposisi, mangrove, serasah.
AKUMULASI LOGAM Pb DAN Cu PADA RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PESISIR BANYUASIN, SUMATERA SELATAN Wike AE Putri; Fauziyah .; Anna IS Purwiyanto; Fitri Agustriani; TZ Ulqodry; M AK Pirazuni; Riska Eka Putri; Ani Haryati; Yulianto Suteja
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 15, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v15i1.21152

Abstract

Pesisir Banyuasin merupakan salah satu kawasan yang memiliki potensi perikanan yang besar di ProvinsiSumatera Selatan. Hanya saja padatnya aktivitas lalu lintas kapal dan pertanian dapat menyebabkan perairan tercemar oleh logam berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam Pb dan Cu pada rajungan yang tertangkap di Pesisir Banyuasin serta membandingkannya dengan baku mutu yang berlaku. Pengambilan sampel dilakukan di Pesisir Banyuasin menggunakan metode fishing survey. Sampel dianalisis dengan AAS sesuai SNI 2354.5:2011 untuk logam Pb dan SNI 2354.13:2014 untuk logam Cu. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi logam Pb dan Cu di dalam daging rajungan berturut-turut sebesar 0,62–2,48 mg/kg Pb dan 2,5-11,6 mg/kg Cu. Berdasarkan baku mutu yang ditetapkan BPOM No.5 tahun 2018 dan SNI 7387:2009, konsentrasi logam Pb sudah melewati ambang batas, namun berdasarkan ketentuan FAO (1983) hanya pada stasiun 4 yang melebihi baku mutu. Konsentrasi logam Cu dalam daging rajungan masih dibawah baku mutu kecuali pada stasiun 5 yang melewati baku mutu FAO (1983).Kata Kunci : Cu, logam berat, Pb, Pesisir Banyuasin, rajungan
PEMETAAN TOPOGRAFI DASAR LAUT DAN JENIS SEDIMEN DI PERAIRAN BANYUASIN KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN Fauziyah Fauziyah; Remi Akbarimansyah; Ellis Nurjuliasti Ningsih; Fitri Agustriani; Freddy Supriyadi; Amanda Astri Pratiwi Febrianti
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 15 No. 2 (2023): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v15i2.45086

Abstract

Banyuasin waters consist of several areas such as shipping areas and conservation areas. The topography of the seabed in these waters can change due to silting due to sedimentation processes. This study aims to map the topography of the seabed and types of sediment in Banyuasin waters. This research was carried out from October 2020 to February 2021 in Banyuasin waters, Banyuasin Regency, South Sumatra. One of the methods used to detect underwater objects is the hydroacoustic method which utilizes sound waves using a single beam echosounder Simrad EK-15. The research results show that the lowest depth (0.6 meters) is located in the waters of Tanjung Carat, while the highest depth is located in the area approaching the Banyuasin territorial sea border (33 meters). The average depth of Banyuasin waters is 9 meters. Apart from that, three types of sediment were also obtained, namely clay, sandy clay and clayey sand. The dominant type of sediment is clay. Tidal measurements for the average sea level height (MSL) are 1.3 meters and the value of the tide front distance (Z0) is 1.16 meters. This study provides the latest information on the distribution of sediment types and bathymetry for shipping activities and conservation areas in the study area.
Co-Authors Adietya Ramadhan Hidayatullah Aji Ara Yudha Aji Ara Yudha, Aji Ara Amanda Astri Pratiwi Febrianti Andi Agussalim Angga Pratama Ani Haryati Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyanto Anna Ida Sunaryo Purwiyatno Anna IS Purwiyanto Apriansyah Putra Atik Hendika Lyusta Bakti Satria Berian Jaya Delas Yuniardi Delas Yuniardi, Delas Desi Melda Situmorang Devi Kristianti Dika Ardila Dwi Puspa Indriani Fatoni, M. Indra Fauziyah Fauziyah . Fauziyah Fauziyah Fauziyah Fauziyah Fauziyah Fauziyah Filipus, Rachmat Adi Freddy Supriyadi Gusti Diansyah Gusti Diansyah Gusti Diansyah Gusti Diansyah Hartoni Hartoni Haslan FI Lumbantobing Haslan FI Lumbantobing, Haslan FI Herni Tri Nopiyanti Herni Tri Nopiyanti, Herni Tri Heron Surbakti Heron Surbakti Hidayattullah, Adietya Ramadhan Hidayatullah, Adietya Ramadhan Indra Yustian Isnaini . Isnaini ., Isnaini Isnaini Isnaini Jaya, Berian Juaini Anggraini Lilik Maslukah Lucky Pratama Lyusta, Atik Hendika M AK Pirazuni M. Hendri M. Indra Fatoni Mei Ida Susanti Melki . Melki Melki Muhammad Abdul Karim Muhammad Abdul Karim, Muhammad Abdul Muhammad Fadli Muhammad Fadli Nidia Nova Riena Ningsih, Ellis Nurjuliasti Novi Angraini Nurhadi . Nurhadi . Omairah, Rosti Omariah, Rosti Onolawe Prima Sibagariang Onolawe Sibagariang Peri Pardona Peri Pardona, Peri Pratama, Lucky Purwiyanto, Anna IS Rachmat Adi Filipus Rafki Ernanto Reftika Ramona Putri Remi Akbarimansyah Resty Paramitha Rezi Apri Rian Andriansyah Riana Pasaribu Riana Pasaribu Rico Febriansyah Riena, Nidia Nova Riris Aryawati Riris Aryawaty Riris Aryawaty Riris Aryawaty Riska Eka Putri Rosti Omairah Rosti Omariah Rozirwan . Sarno . Sembiring, Susan MR Septian Vario Gerba Septian Vario Gerba, Septian Vario Sibagariang, Onolawe Prima Situmorang, Desi Melda Soni Heron Soni Heron, Soni Susan MR Sembiring Sutan Barita S Tambunan Tengku Zia Ulqodry Tengku Zia Ulqodry Tita Septia Rahmawati Tita Septia Rahmawati Tuti Afridanelly Tuti Afridanelly Tuti Afridanelly, Tuti TZ Ulqodry Welly Nailis Wike AE Putri Wike Ayu Eka Putri Yulianto Suteja Yundari, Yundari