Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan

Struktur komunitas makrozoobenthos di aliran sungai di Senggarang, Pulau Bintan, Kepulauan Riau Tri Apriadi; Wahyu Muzammil; Winny Retna Melani; Aknes Safitri
Depik Vol 9, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (893.469 KB) | DOI: 10.13170/depik.9.1.14641

Abstract

Abstract. The objective of this study was to determine the community structure of macrozoobenthic orgamism in Senggarang creek, Bintan island, Riau Islands. Samples were taken from four stations by purpossive method. Macrozoobenthic were collected by surber net, there were three replications in each station.  The result showed that  there were found six phylums and 17 genera  of macrozoobenthic. Macrobrachium sp. was the higest density. The higest density was found in third station (middle of river, no antropogenic influenced) about 140 ind m-2. The diversity and similarity indices were medium, with low dominance indice. Based on macrozoobenthic organism, the environmetal condition of Senggarang creek was stabile.Keywords: Bintan, creek, Macrobrachium sp., macrozoobenthic, Senggarang Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas makrozoobenthos di aliran sungai di Senggarang, Kota Tanjungpinang. Pengambilan sampel dilakukan pada empat stasiun yang ditentukan secara purposive. Sampel diambil menggunakan surber net, sebanyak tiga kali ulangan pada masing-masing stasiun. Makrozoobenthos yang ditemukan di perairan aliran sungai Senggarang ditemukan  6 filum dan 17 spesies. Jenis makrozoobenthos yang paling tinggi kepadatannya dari semua setiap stasiun adalah Macrobrachium sp. Kepadatan makrozoobentos tertinggi yaitu pada stasiun 3 (bagian tengah sungai, tidak ada aktivitas manusia) dengan nilai kepadatan sebesar 140 ind/m2. Indeks keanekaragaman tergolong sedang, indeks keseragaman sedang, indeks dominansi rendah. Berdasarkan keberadaan makrozoobenthos, lingkungan perairan sungai di Senggarang relatif stabil.Kata kunci: Bintan, Macrobrachium sp., makrozoobenthos, Senggarang, sungai
Fitoplankton sebagai bioindikator kualitas perairan pada zona litoral waduk Sei Pulai, Pulau Bintan, Kepulauan Riau Novi Fatmayanti; Tri Apriadi; Winny Retna Melani
Depik Vol 8, No 3 (2019): December 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.673 KB) | DOI: 10.13170/depik.8.3.14144

Abstract

Abstract. Sei Pulai reservoir is located on Bintan Island, Riau Islands Province. Water quality monitoring of Sei Pulai reservoir needs to be done considering that this reservoir is a source of raw water for the people of Tanjungpinang City and surrounding areas.The objective of this recent study were to determine the diversity and structure of phytoplankton community, also determine the water quality of litoral zone at Sei Pulai reservoir based on phytoplankton as bioindicator. Sampling points were chosen by purposive sampling method. Phtoplankton and water sample were collected in three parts namely inlet, middle, and outlet of the reservoir. Species richness of phytoplankton in littoral zone Sei Pulai reservoir consisted of 3 divisions and 18 species. Phytoplankton abundance in the inlet of reservoir showed moderate abundance. In theotehrs hand, the middle and outlet of the reservoir showed low abundance. Based on ecological index, phytoplankton community was categorized low diversity, moderate uniformity, and no dominance. The saprobic index value obtained from the analysis of the phytoplankton community more moderate organic matter or β/α-mesosaprobic. Keywords : bio-indicator, community structure, littoral zone, phytoplankton, saprobic index Abstrak. Waduk Sei Pulai terletak di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Monitoring terhadap kualitas perairan waduk Sei Pulai perlu dilakukan mengingat waduk ini menjadi merupakan sumber air baku masyarakat Kota Tanjungpinang dan sekitarnya. Kajian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengkaji jenis dan struktur komunitas fitoplankton serta kualitas perairan di zona litoral waduk Sei Pulai berdasarkan fitoplankton sebagai bioindikator. Lokasi pengambilan sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Sampel fitoplankton dan air diambil pada tiga bagian waduk yaitu masukan air (inlet), tengah, serta keluaran air (outlet). Fitoplankton yang ditemukan di perairan zona litoral waduk Sei Pulai terdiri dari tiga divisi dan 18 jenis fitoplankton. Nilai kelimpahan fitoplankton di bagian inlet menunjukkan kelimpahan sedang. Bagian tengah dan outlet waduk menunjukkan kelimpahan rendah. Hasil penilaian indeks ekologi menunjukkan bahwa komunitas fitoplankton memiliki keanekaragaman rendah, keseragaman sedang, dan tidak ada yang mendominansi. Berdasarkan indeks saprobik diketahui bahwa di zona litoral Waduk Sei Pulai terjadi pencemaran bahan organik sedang (Kategori β/α-mesosaprobik). Kata kunci : bioindikator, fitoplankton, struktur komunitas, indeks saprobik, zona litoral
Fitoremediasi limbah budidaya sidat menggunakan filamentous algae (Spirogyra sp.) Tri Apriadi; Niken TM Pratiwi; Sigid Hariyadi
Depik Vol 3, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.162 KB) | DOI: 10.13170/depik.3.1.1282

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari filamentous algae (Spirogyra sp.) sebagai agen bioremediasi dalam mereduksi kandungan bahan organik limbah budidaya sidat. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan perbedaan dosis limbah (25 %, 50 %, 75 %, 100%).  Wadah penelitian berupa akuarium resirkulasi menggunakan sistem carrousel. Dilakukan pengukuran secara rutin terhadap beberapa parameter kualitas air serta perubahan bobot Spirogyra sp. selama dua minggu retensi. Diperoleh hasil bahwa penurunan konsentrasi bahan organik menggunakan Spirogyra sp. berlangsung efektif hingga hari keenam. Spirogyra sp. mampu mentolelir limbah budidaya sidat pada dosis limbah 25% dan 50%. Spirogyra sp. pada perlakuan dosis limbah 50% memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menurunkan bahan organik limbah budidaya sidat.Kata kunci : Bahan organik; Limbah budidaya sidat; Spirogyra sp.
Struktur komunitas makrozoobenthos di aliran sungai di Senggarang, Pulau Bintan, Kepulauan Riau Tri Apriadi; Wahyu Muzammil; Winny Retna Melani; Aknes Safitri
Depik Vol 9, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.1.14641

Abstract

Abstract. The objective of this study was to determine the community structure of macrozoobenthic orgamism in Senggarang creek, Bintan island, Riau Islands. Samples were taken from four stations by purpossive method. Macrozoobenthic were collected by surber net, there were three replications in each station.  The result showed that  there were found six phylums and 17 genera  of macrozoobenthic. Macrobrachium sp. was the higest density. The higest density was found in third station (middle of river, no antropogenic influenced) about 140 ind m-2. The diversity and similarity indices were medium, with low dominance indice. Based on macrozoobenthic organism, the environmetal condition of Senggarang creek was stabile.Keywords: Bintan, creek, Macrobrachium sp., macrozoobenthic, Senggarang Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji struktur komunitas makrozoobenthos di aliran sungai di Senggarang, Kota Tanjungpinang. Pengambilan sampel dilakukan pada empat stasiun yang ditentukan secara purposive. Sampel diambil menggunakan surber net, sebanyak tiga kali ulangan pada masing-masing stasiun. Makrozoobenthos yang ditemukan di perairan aliran sungai Senggarang ditemukan  6 filum dan 17 spesies. Jenis makrozoobenthos yang paling tinggi kepadatannya dari semua setiap stasiun adalah Macrobrachium sp. Kepadatan makrozoobentos tertinggi yaitu pada stasiun 3 (bagian tengah sungai, tidak ada aktivitas manusia) dengan nilai kepadatan sebesar 140 ind/m2. Indeks keanekaragaman tergolong sedang, indeks keseragaman sedang, indeks dominansi rendah. Berdasarkan keberadaan makrozoobenthos, lingkungan perairan sungai di Senggarang relatif stabil.Kata kunci: Bintan, Macrobrachium sp., makrozoobenthos, Senggarang, sungai
Fitoplankton sebagai bioindikator kualitas perairan pada zona litoral waduk Sei Pulai, Pulau Bintan, Kepulauan Riau Novi Fatmayanti; Tri Apriadi; Winny Retna Melani
Depik Vol 8, No 3 (2019): December 2019
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.8.3.14144

Abstract

Abstract. Sei Pulai reservoir is located on Bintan Island, Riau Islands Province. Water quality monitoring of Sei Pulai reservoir needs to be done considering that this reservoir is a source of raw water for the people of Tanjungpinang City and surrounding areas.The objective of this recent study were to determine the diversity and structure of phytoplankton community, also determine the water quality of litoral zone at Sei Pulai reservoir based on phytoplankton as bioindicator. Sampling points were chosen by purposive sampling method. Phtoplankton and water sample were collected in three parts namely inlet, middle, and outlet of the reservoir. Species richness of phytoplankton in littoral zone Sei Pulai reservoir consisted of 3 divisions and 18 species. Phytoplankton abundance in the inlet of reservoir showed moderate abundance. In theotehrs hand, the middle and outlet of the reservoir showed low abundance. Based on ecological index, phytoplankton community was categorized low diversity, moderate uniformity, and no dominance. The saprobic index value obtained from the analysis of the phytoplankton community more moderate organic matter or β/α-mesosaprobic. Keywords : bio-indicator, community structure, littoral zone, phytoplankton, saprobic index Abstrak. Waduk Sei Pulai terletak di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Monitoring terhadap kualitas perairan waduk Sei Pulai perlu dilakukan mengingat waduk ini menjadi merupakan sumber air baku masyarakat Kota Tanjungpinang dan sekitarnya. Kajian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengkaji jenis dan struktur komunitas fitoplankton serta kualitas perairan di zona litoral waduk Sei Pulai berdasarkan fitoplankton sebagai bioindikator. Lokasi pengambilan sampel ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Sampel fitoplankton dan air diambil pada tiga bagian waduk yaitu masukan air (inlet), tengah, serta keluaran air (outlet). Fitoplankton yang ditemukan di perairan zona litoral waduk Sei Pulai terdiri dari tiga divisi dan 18 jenis fitoplankton. Nilai kelimpahan fitoplankton di bagian inlet menunjukkan kelimpahan sedang. Bagian tengah dan outlet waduk menunjukkan kelimpahan rendah. Hasil penilaian indeks ekologi menunjukkan bahwa komunitas fitoplankton memiliki keanekaragaman rendah, keseragaman sedang, dan tidak ada yang mendominansi. Berdasarkan indeks saprobik diketahui bahwa di zona litoral Waduk Sei Pulai terjadi pencemaran bahan organik sedang (Kategori β/α-mesosaprobik). Kata kunci : bioindikator, fitoplankton, struktur komunitas, indeks saprobik, zona litoral
Fitoremediasi limbah budidaya sidat menggunakan filamentous algae (Spirogyra sp.) Tri Apriadi; Niken TM Pratiwi; Sigid Hariyadi
Depik Vol 3, No 1 (2014): April 2014
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.3.1.1282

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari filamentous algae (Spirogyra sp.) sebagai agen bioremediasi dalam mereduksi kandungan bahan organik limbah budidaya sidat. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan perbedaan dosis limbah (25 %, 50 %, 75 %, 100%).  Wadah penelitian berupa akuarium resirkulasi menggunakan sistem carrousel. Dilakukan pengukuran secara rutin terhadap beberapa parameter kualitas air serta perubahan bobot Spirogyra sp. selama dua minggu retensi. Diperoleh hasil bahwa penurunan konsentrasi bahan organik menggunakan Spirogyra sp. berlangsung efektif hingga hari keenam. Spirogyra sp. mampu mentolelir limbah budidaya sidat pada dosis limbah 25% dan 50%. Spirogyra sp. pada perlakuan dosis limbah 50% memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menurunkan bahan organik limbah budidaya sidat.Kata kunci : Bahan organik; Limbah budidaya sidat; Spirogyra sp.