Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SINTRONG (Crassocephalum crepidioides Benth. S. Moore) PADA Salmonella typhi Panji Ratih Suci; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri; Nisa’ul Choiroh
AFAMEDIS Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Farmasi Indonesia Afamedis
Publisher : Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.044 KB)

Abstract

Tumbuhan sintrong (Crassocephalum crepidioides) merupakan tumbuhan gulma yang tersebar di wilayah tropis Asia, termasuk Indonesia. Selain dimanfaatkan sebagai sayuran, sintrong juga dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional. Senyawa yang terdapat dalam tumbuhan ini yaitu flavonoid, polifenol, saponin dan tanin. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya aktivitas antibakteri ekstrak daun sintrong (Crassocephalum crepidioides) pada Salmonella typhi. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram. Ekstrak daun sintrong diperoleh dari proses maserasi dengan etanol 70% dan dilakukan skrining fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun sintrong positif mengandung senyawa polifenol, flavonoid, saponin dan tanin. Hasil uji KLT juga menunjukkan bahwa ekstrak daun sintrong positif mengandung flavonoid dengan adanya bercak kuning kehijauan setelah disemprot dengan larutan AlCl3, dengan nilai Rf 0,38 ; 0,82 ;dan 0,92. Adapun diameter daya hambat menunjukkan hasil pada konsentrasi 10% dengam rata-rata ± 9,82, pada konsentrasi 30% dengan rata-rata ± 10,82 serta kontrol positif dengan rata-rata ± 8,87. Sedangkan untuk analisa data menggunakan one way Anova diperoleh hasil bahwa probabilitas signifikan sebesar 0.005 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sintrong (Crassocephalum crepidioides) dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Dengan hasil tersebut diketahui bahwa ekstrak daun sintrong konsentrasi 30% yang paling berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi.
Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Losion Pencerah dari Minyak Atsiri Kunyit Putih (Curcuma mangga val.) Eka Yulistiyaningsih; Deni Budi Legowo; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.562 KB)

Abstract

Kunyit Putih (Curcuma mangga val.) merupakan salah satu tanaman yang termasuk keluarga zingiberaceae yang mengandung senyawa utama yaitu kurkuminoid termasuk dalam golongan senyawa polifenol, minyak atsiri, serta polisakarida. Minyak atsiri merupakan antioksidan alami dalam mengatasi permasalahan pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas mutu fisik minyak atsiri kunyit putih yang di formulasikan dalam bentuk losion. Metode Penelitian ini menggunakan eksperimen. Penelitian ini terdiri dari penyiapan kunyit putih, pembuatan minyak atsiri kunyit putih dengan metode destilasi uap menggunakan pelarut aquades, skrining fitokimia, pengujian Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase gerak Toluen : etil asetat (93:7) dan fase diam silika gel F254. Formulasi sediaan losion dengan variasi konsentrasi 0,1% (F1), 1% (F2), 1,5% (F3) dan kontrol basis. Formulasi losion di amati stabilitas mutu fisik kunyit putih. Data dianalisis menggunakan deskriptif dan dibandingkan dengan SNI. Hasil penelitiaan ini menunjukkan bahwa basis dan ketiga formulasi mengahasilkan lotion yang homogeny, tekstur lembut, warna putih, tidak berbau (F0), bau khas kunyit putih (F1), Warna putih tulang (F2 dan F3). Nilai PH pada F0, F1, F2, F3 yaitu 7,4; 7,1; 7; 6,8 dan nilai daya sebar pada F0, F1, F2, F3 yaitu 5; 5,3; 5,5; 5,8. Penyimpanan sediaan selama 4 minggu pada uji Organoleptis, Uji Homogenitas dan Uji PH tidak mengalami perubahan. Pada uji nilai daya sebar F0, F1, F2, F3 mengalami perubahan nilai. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar nilai daya sebarnya. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu stabilitas mutu fisik sediaan losion minyak atsiri kunyit putih sesuai dengan SNI.
Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Losion Pencerah dari Minyak Atsiri Kunyit Putih (Curcuma mangga val.) Eka Yulistiyaningsih; Deni Budi Legowo; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.457 KB)

Abstract

Kunyit Putih (Curcuma mangga val.) merupakan salah satu tanaman yang termasuk keluarga zingiberaceae yang mengandung senyawa utama yaitu kurkuminoid termasuk dalam golongan senyawa polifenol, minyak atsiri, serta polisakarida. Minyak atsiri merupakan antioksidan alami dalam mengatasi permasalahan pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas mutu fisik minyak atsiri kunyit putih yang di formulasikan dalam bentuk losion. Metode Penelitian ini menggunakan eksperimen. Penelitian ini terdiri dari penyiapan kunyit putih, pembuatan minyak atsiri kunyit putih dengan metode destilasi uap menggunakan pelarut aquades, skrining fitokimia, pengujian Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dengan fase gerak Toluen : etil asetat (93:7) dan fase diam silika gel F254. Formulasi sediaan losion dengan variasi konsentrasi 0,1% (F1), 1% (F2), 1,5% (F3) dan kontrol basis. Formulasi losion di amati stabilitas mutu fisik kunyit putih. Data dianalisis menggunakan deskriptif dan dibandingkan dengan SNI. Hasil penelitiaan ini menunjukkan bahwa basis dan ketiga formulasi mengahasilkan lotion yang homogeny, tekstur lembut, warna putih, tidak berbau (F0), bau khas kunyit putih (F1), Warna putih tulang (F2 dan F3). Nilai PH pada F0, F1, F2, F3 yaitu 7,4; 7,1; 7; 6,8 dan nilai daya sebar pada F0, F1, F2, F3 yaitu 5; 5,3; 5,5; 5,8. Penyimpanan sediaan selama 4 minggu pada uji Organoleptis, Uji Homogenitas dan Uji PH tidak mengalami perubahan. Pada uji nilai daya sebar F0, F1, F2, F3 mengalami perubahan nilai. Semakin tinggi konsentrasi maka semakin besar nilai daya sebarnya. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu stabilitas mutu fisik sediaan losion minyak atsiri kunyit putih sesuai dengan SNI.
Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Ektrak Kunyit Putih (Curcuma mangga) sebagai Body Scrub Antioksidan Elina Puspita Rani; Erna Fithiani; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.809 KB)

Abstract

Penuaan pada kulit terdiri atas dua proses, yaitu proses penuaan karena faktor umur dan proses penuaan karena photoaging oleh radiasi sinar UV. Melihat pentingnya kulit sebagai pelindung jaringan dan organ, maka diperlukan adanya perlindungan dan perawatan terhadap kulit. Kunyit putih adalah salah satu spesies dari family zingiberaceae yang telah dikomersilkan penggunaan rhizomanya sebagai tanaman obat dan rempah. Kunyit putih mengandung zat antioksidan yang berfungsi untuk mencegah penuaan dini, membantu melembabkan kulit, membersihkan kulit dan mencerahkan kulit. Dari uraian tersebut, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan body scrub ekstrak kunyit putih dan menguji mutu fisik sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Maka dalam penelitian ini, rimpang kunyit putih dibuat simplisia serbuk lalu dijadikan ektrak kental dengan menggunakan etanol 96% dan diformulasikan dalam bentuk sediaan body scrub. Serta dilakukan mutu fisik suatu bahan yang meliputi uji organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, dan uji stabilitas. Penelitian ini menggunakan formulasi ekstrak kunyit putih dengan konsentrasi basis 0% , 5% (F1) , 10 % (F2), 15% (F3). Hasil uji dari keempat formulasi sediaan body scrub menunjukkan bahwa keempat formula homogen, tidak terjadi perubahan organoleptis, rentang rata-rata pH body scrub 6,9 – 7,5 yang memenuhi syarat pH menurut SNI 16-4399-1996 yaitu 4,5 – 8,0, rentang rata-rata uji daya sebar sediaan 4,5 – 5,5 cm, rentang rata-rata uji daya lekat 4,8 – 6 detik . Body scrub ekstrak kunyit putih stabil dalam penyimpanan suhu (25-300C) selama 4 minggu. Ekstrak kunyit putih dapat di formulasikan menjadi sediaan body scrub yang stabil dan memenuhi persyaratan.
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Body Lotion Ekstrak Kulit Buah Apel Fuji (Malus domestica) Suci Maulidia Hidayati; Elly Purwati; Valiandri Puspadina; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.642 KB)

Abstract

Kulit buah apel fuji (Malus domestica) memiliki senyawa flavonoid yang dapat meningkatkan kadar antioksidan. Tujuan dari penelitian adalah memformulasikan ekstrak kulit buah apel fuji menjadi sediaan lotion dan mengevaluasi mutu fisik dari sediaan tersebut. Penelitian dilakukan secara eksperimental. Ekstrak kulit buah apel fuji (Malus domestica) didapat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Konsentrasi zat aktif yang digunakan pada formula kontrol adalah 0%, formula I 2%, formula II 4%, dan formula III6%. Selanjutnya dilakukan uji orgnoleptis, pH, homogenitas, daya sebar, dan uji stabilitas fisik. Pengujian dilakukan selama 30 hari penyimpanan. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ketiga formulasi sediaan lotion homogen, tidak terjadi perubahan organoleptis, rentang pH lotion 5,5- 6,5 yang memenuhi syarat pH lotion yang baik untuk kulit menurut SNI 16-3499-1996 yaitu4,5-8 dan rentang uji daya sebar 5-7 cm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak kulit buah apel fuji (Malus domestica) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan lotion dengan variasi konsentrasi 2%, 4%, dan 6%.
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum verum) sebagai Body Scrub Antibakteri Lailil Nur Anisah; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.223 KB)

Abstract

Kayu manis merupakan salah satu rempah-rempah yang memiliki banyak manfaat. Selama ini kayu manis telah banyak digunakan dalam industri makanan, sedangkan dalam industri kecantikan kayu manis belum banyak dimanfaatkan, kayu manis mengandung senyawa kimia yang berpotensi sebagai bahan alami pembuatan kosmetik dalam kayu manis terdapat senyawa kimia seperti sinamaldehid, asam sinamat, kumarin, tanin, flavonoid, triterpenoid, dan saponin. Senyawa-senyawa tersebut diketahui sebagai antioksidan yang sangat kuat dan juga dapat digunakan sebagai sediaan tabir surya karena mampu menyerap radiasi sinar UV-B. Selain itu, antioksidan sangat diperlukan untuk mencegah penuaan dini pada kulit kering. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan body scrub ekstrak kayu manis dan menguji mutu fisik sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Metode penelitian ini bersifat eksperimental yang terdiri dari pembuatan simplisia dan ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Formulasi menggunakan ekstrak kayu manis dengan konsentrasi Basis 0%, 10% (FI), 15% (F2), 20% (F3). Evaluasi karakteristik fisik body scrub meliputi pengamatan organoleptis, homogenitas, uji pH, daya sebar, daya lekat, dan uji tipe emulsi. Sediaan dievaluasi selama 4 minggu. Nilai pH pada basis F1, F2, F3 adalah 6,3, 6,5, 7,2 dan 7,2. Daya sebar dengan rata-rata 5 cm, 5,2 cm, 5,3 cm, dan 5,4 cm. hasil organoleptis pada sediaan body scrub basis, F1, F2, F3 tidak mengalami perubahan tetap stabil. Body scrub ekstrak kayu manis stabil dalam penyimpanan suhu (25-300C) selama 4 minggu. Ekstrak kayu manis (Cinnamomum verum) dapat diformulasikan menjadi sediaan body scrub yang stabil dan memenuhi persyaratan.
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Ekstrak Rimpang Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) sebagai Masker Gel Peel Off Pencerah Wajah Erina Tri Oktavia; Panji Ratih Suci; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.21 KB)

Abstract

Kulit kusam merupakan salah satu permasalahan kerusakan kulit orang indonesia. Salah satu penyebab kulit kusam adalah paparan dari radikal bebas sinar matahari dan polusi udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) merupakan tanaman asli Indonesia yang biasanya ditanam diperkarangan rumah atau juga diperkebunan. Rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) mengandung kurkuminoid, alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, pati, damar atau getah dan minyak atsiri yang mempunyai manfaat antibakteri, antihepatoksik, dan antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan ekstrak rimpang temu ireng menjadi sediaan masker gel peel off dan mengevaluasi mutu fisik dari sediaan tersebut. Ekstrak rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Formulasi sediaan masker gel peel off dibuat dengan konsentrasi ekstrak rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) 0,25% dan 0,50% dengan basis yang seragam. Evaluasi sediaan masker gel peel off meliputi uji organoleptik, uji homogenitas, uji Ph, uji waktu mengering dan uji daya sebar. Hasil mutu fisik sediaan menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan organoleptik, kedua formula homogen dan stabil, mempunyai rentang Ph masker gel peel off 6,4 – 7,1 yang memenuhi syarat Ph masker gel peel off menurut SNI 164399-1996 yaitu 6,5 – 8,0. Sediaan memenuhi syarat lama waktu mengering tidak lebih dari 30 menit, serta rentang uji daya sebar 5,0 – 7,5 cm yang memenuhi syarat parameter uji daya sebar yakni 5-7 cm.
Formulasi dan Uji Mutu Fisik Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) sebagai Masker Gel Peel Off Apriliana Kusuma Dewi; Elly Purwati; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.762 KB)

Abstract

Rimpang kencur mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin, dan sineol yang memiliki sifat antifungi sehingga dapat menghambat pertumbuhan jamur seperti Candida albicans. Rimpang kencur memiliki khasiat sebagai antiinflamasi,, nematisida, analgesik, antimikroba, vasorelaksan, sedatif, antineoplastic, antialergi dan antioksidan. Antioksidan pada rimpang kencur dapat meminimalisir radikal bebas pada kulit, terutama pada kulit wajah. Penelitian ini bertujuan memformulasikan ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga L.) menjadi masker gel peel off dan mengevaluasi mutu fisik dari sediaan tersebut. Metode penelitian ini bersifat eksperimental. Ekstrak rimpang kencur diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Formulasi sediaan masker gel peel off dibuat dengan konsentrasi 5%, 10% dengan basis yang seragam. Evaluasi sediaan masker gel peel off meliputi uji organoleptis, homogenitas, daya sebar, waktu mengering, dan pH. Hasil uji ketiga formulasi tidak menunjukkan adanya perubahan organoleptik, homogenitas, rentang pH ketiga formula adalah 6, memenuhi persyaratan 6,4 – 7,3 memenuhi persyaratan pH menurut SNI 164399-1996 yakni 4,5 – 8,0, rentang uji daya sebar berkisar 5,0 – 6,5 memenuhi persyaratan yakni 5 – 7 cm, lama waktu mengering tidak lebih dari 30 menit.
Formulasi Sediaan Masker Gel Peel Off Ekstrak Temu Putih (Curcuma zedoaria) sebagai Anti Jerawat Sekar Dewi Kartika; Panji Ratih Suci; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri; Nunik Dewi Kumalasari
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (210.135 KB)

Abstract

Jerawat dapat disebabkan oleh aktivitas kelenjar minyak yang berlebih dan diperburuk oleh infeksi bakteri. Bakteri penyebab jerawat terdiri dari Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus epidermis. Masker gel yaitu jenis masker yang mudah digunakan dan praktis, karena setelah kering dapat langsung dikelupas atau biasa dikenal masker peel off. Temu Putih (Curcuma zedoaria) merupakan salah satu tanaman asli Indoneisa yang memiliki kandungan flavonoid, tanin, dan saponin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Tujuan penelitian ini untuk memformulasikan masker gel peel off dari ekstrak temu putih dan melihat evaluasi mutu fisiknya. Metode penelitian ini terdiri dari eksperimental yang terdiri dari membuat ekstrak temu putih dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Masker gel peel off dibuat menjadi dua formulasi yaitu F1, dan F2 dengan masing-masing ekstrak temu putih 20% dan 40%. Evaluasi yang dilakukan pada sediaan masker gel peel off adalah uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar, dan uji waktu mongering. Hasil uji dari kedua formulasi sediaan masker gel peel off menunjukkan bahwa kedua formula homogen, tidak terjadi perubahan organoleptik, rentang pH masker gel peel off yaitu 6,4 – 7,1 yang memenuhi syarat pH kulit menurut SNI 16-4399-1996 yaitu 4,5 – 8,0. rentang uji daya sebar 5,0 – 7,5 cm, serta rentang uji waktu mengering 15 – 17 menit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa temu putih (Curcuma zedoaria) dapat diformulasikan sebagai bahan aktif masker gel peel off dan uji mutu fisik sediaan masker gel peel off temu putih memenuhi persyaratan.
Formulasi dan Stabilitas Mutu Fisik Ekstrak Temu Ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) sebagai Body Butter Muhammad Rifqi Zanuar Afandi; I Iswandi; Cikra Ikhda Nur Hamidah Safitri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.016 KB)

Abstract

Kulit kering merupakan salah satu masalah kulit yang umum dijumpai pada masyarakat khususnya bagi yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia. Kulit yang kering dapat menurunkan kinerja pertahanan tubuh terhadap infeksi dan efek radikal bebas. Radikal bebas dapat mempercepat penuaan dini dan kerusakan pada kulit. Kerusakan kulit antara lain terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas reaktif menjadi bentuk tidak reaktif yang relatif stabil sehingga dapat melindungi sel dari efek bahaya radikal bebas. Antioksidan dapat ditemukan di tanaman Temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.), merupakan salah satu tanaman obat diindonesia. Temu ireng diketahui mengandung saponin, flavonoid, amilum, lemak, zat pahit, tannin, dan polifenol juga minyak atsiri. Flavonoid dapat berfungsi sebagai antioksidan dan antimikroba. Tujuan penelitian ini adalah memformulasikan Temu ireng menjadi produk kosmetik berupa body butter dan mengevaluasi mutu fisik dari sediaan tersebut. Ekstrak temu ireng didapat dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Terbagi beberapa formulasi sediaan body butter dibuat dengan konsentrasi ekstrak temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb), F 0, F1 0.5%, F2 0.75% dengan basis formulasi yang seragam. Evaluasi sediaan body butter meliputi uji homogenitas, organoleptik, pH, daya sebar daya lekat dan stabilitas. Hasil uji dari ketiga formulasi sediaan body butter menunjukkan bahwa ketiga formula homogen, tidak terjadi perubahan organoleptik, rentang pH sediaan 4,5 - 7,0, rentang uji daya sebar 5 – 7 cm, serta rentang uji daya lekat tidak kurang dari 4 detik.