Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Need, Demand dan Supply Pada Kualitas Layanan Fasilitas Kesehatan Tingkat I Bpjs Kesehatan Era Pandemi Covid-19 Di Wilayah Malang Raya Sendhi Tristanti Puspitasari; Dian Mawarni
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um044v6i1p13-22

Abstract

Awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yang menjadi pandemik, yaitu Coronavirus disease 2019 (COVID-19). Data 14 Mei 2020 menunjukkan jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 16.006 kasus dan 1.403 kasus kematian. Di era pandemi COVID-19, Puskesmas sebagai gerbang utama pasien memperoleh pelayanan kesehatan. Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) memiliki kesempatan lebih luas dalam melakukan pendekatan dengan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan di FKTP serta kemampuan FKTP dalam menyediakan pelayanan kesehatan khususnya terkait penanganan COVID-19 di Malang Raya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik berdesain observasional dengan pendekatan crossectional. Pengambilan sample dilakukan dengan metode purposive sampling, kemudian hasil penelitian dikaji dengan Performance Prism.Berdasarkan hasil penelitian need demand diketahui bahwa pemanfaatan teknologi pada FKTP sebagaimana yang dibutuhkan masyarakat belum terlaksana secara maksimal. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai persentasi 89,6 persen responden lebih memilih antrian offline dan sebesar 76,6 persen responden mendapatkan informasi melalui teman/ saudara. Pemanfaatan teknologi yang belum maksimal juga ditunjukkan berdasarkan hasil penelitian supply bahwa aspek teknologi berada pada interval 67 persen yang berarti baik. Berdasarkan data penelitian dan ditengah maraknya Pandemi Covid-19 maka dibutuhkan pengoptimalan pemanfaatan teknologi pada FKTP (e-health) sebagai upaya untuk mencegah transmisi Covid-19.
Faktor Maternal sebagai Determinan Stunting di Kawasan Timur Indonesia: Analisis Data Indonesian Family Life Survey 5 Iing Merillarosa Kharisma Wardani; Siti Nurrochmah; Dian Mawarni
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13, No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf.v13i1.1769

Abstract

The proportion of children under five with stunting in Indonesia is still high at 27.7% in 2019. Provinces in the Eastern Region of Indonesia have a higher proportion of children under five with stunting compared to provinces in the Western Region of Indonesia. The purpose of this study was to examine the determinants of stunting in children aged 1-5 years in Eastern Indonesia by examining maternal factors. The study used secondary data taken from the Indonesian Family Life Survey 5 (IFLS 5). The sample in this study were all children aged 1-5 years living in Eastern Indonesia who were respondents in IFLS 5. The dependent variable was the incidence of stunting, while the independent variables included maternal height, maternal education level, and maternal age during pregnancy. Data were analyzed using logistic regression test. The results showed that the p-value for maternal height = 0.000), education level = 0.001, and maternal age at pregnancy = 0.039. Thus, it can be concluded that maternal factors consisting of maternal height, maternal education level, and maternal age during pregnancy are determinants of stunting in children under five in Eastern Indonesia.Keywords: stunting; toddler; maternal factors; mother's height; mother's education; mother's age at pregnancy ABSTRAK Proporsi balita dengan stunting di Indonesia masih tinggi yaitu 27,7% pada tahun 2019. Provinsi yang berada di Kawasan Timur Indonesia memiliki proporsi balita dengan stunting yang lebih tinggi dibandingkan dengan provinsi yang berada di Kawasan Barat Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji determinan stunting pada anak usia 1-5 tahun di Kawasan Timur Indonesia dengan meneliti faktor maternal. Penelitian menggunakan data sekunder yang diambil dari Indonesian Family Life Survey 5  (IFLS 5). Sampel pada penelitian ini merupakan seluruh anak usia 1-5 tahun yang tinggal di Kawasan Timur Indonesia yang menjadi responden IFLS 5. Variabel terikat adalah kejadian stunting, sedangkan variabel bebas meliputi tinggi badan ibu, tingkat pendidikan ibu, dan usia ibu saat hamil. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai p untuk tinggi badan ibu = 0,000), tingkat pendidikan = 0,001, dan usia ibu saat hamil = 0,039. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor maternal yang terdiri dari tinggi badan ibu, tingkat pendidikan ibu, dan usia ibu saat hamil merupakan determinan stunting pada balita di Kawasan Timur Indonesia.Kata kunci: stunting; balita; faktor maternal; tinggi badanibu; pendidikan ibu; usia ibu saat hamil
GAMBARAN AKREDITASI PUSKESMAS INDONESIA BERDASARKAN DATA SEKUNDER DARI RISET FASILITAS KESEHATAN 2019 Dian Mawarni; Sabran Sabran; Sendhi Tristanti Puspitasari; Iing Merillarossa Kharisma Wardani
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 18 No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v18i1.26551

Abstract

Kebijakan akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama berperan memastikan pemerataan mutu pelayanan kesehatan masyarakat. Sejak 2015, belum ada kajian mengeksplorasi capaian akreditasi Puskesmas seluruh provinsi Indonesia. Penelitian bertujuan mengetahui gambaran akreditasi Puskesmas Indonesia dan mengidentifikasi determinan dari karakteristik Puskesmas. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Riset Fasilitas Kesehatan 2019. Sebanyak 8.543 Puskesmas memenuhi kriteria untuk dianalisis. Uji Chi-Square untuk menilai hubungan karakteristik Puskesmas dengan status akreditasi. Penelitian ini menunjukkan sebagian besar Puskesmas memiliki layanan rawat inap (56,72%), terletak di desa (48,58%), telah terakreditasi (79,19%), memiliki predikat madya akreditasi (56,07%), dan non BLUD (68,14%). Penelitian ini menjelaskan adanya hubungan kemampuan pelayanan, kategori wilayah, pola pengelolaan keuangan dengan status akreditasi Puskesmas. Penelitian ini menyimpulkan kebijakan akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama belum terlaksana secara menyeluruh di Puskesmas Indonesia. Oleh karena itu perlu optimalisasi peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam memberikan pendampingan akreditasi terutama Puskesmas dengan karakteristik memiliki layanan rawat jalan, daerah terpencil, dan non BLUD.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN ANTENATAL DI DAERAH PERDESAAN Dian Mawarni; Rianti Sulistyani; Sapto Adi
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 17 No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v17i1.22444

Abstract

Kematian ibu tetap menjadi masalah yang menakutkan bagi daerah-daerah di Indonesia termasuk Kabupaten Trenggalek. Pelayanan antenatal dapat meningkatkan status kesehatan ibu dan bayi baru lahir, sayangnya tingkat kunjungan antenatal belum mencapai target. Ada berbagai faktor yang menjadi kendala dalam implementasi sehingga mengakibatkan kinerja pelayanan antenatal belum optimal. Penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan antenatal di Puskesmas Kabupaten Trenggalek. Penelitian kualitatif di dua Puskesmas dilakukan dengan wawancara semi terstruktur terhadap kepala puskesmas, penanggungjawab poli kesehatan ibu dan anak, bidan. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pelayanan antenatal: a) tenaga kesehatan, aspek kualitas telah memadai namun secara kuantitas belum terpenuhi; b) fasilitas penunjang, peralatan sesuai standar namun ada sebagian yang perlu diperbaiki; c) panduan pelayanan, standar operasional telah dibuat namun belum lengkap. Pelayanan antenatal belum sepenuhnya berjalan dengan baik karena kendala dari komponen input pelaksanaan program. Rekomendasi untuk meningkatkan pelayanan antenatal meliputi mempertimbangkan penambahan tenaga bidan melalui sistem kontrak, mengganti peralatan penunjang yang tidak berfungsi, dan memperbaharui panduan pelayanan antenatal.
The Calculation of The Need for Medical Record Personel Based on The Full-Time Equivalent Method in The Outpatient Registration Department of Public Health Center Sapto Adi; Dian Mawarni; Siti Istiqomah
Jurnal Kesehatan Prima Vol 15, No 1 (2021): FEBRUARY
Publisher : poltekkes kemenkes mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jkp.v15i1.595

Abstract

Public health center X is one of the public health center with high outpatient loads in Malang City. On average, the daily amount of outpatients is 119. The high load of outpatient directly affects employee’s working load. One of the units considered susceptible to working load increase is the medical record unit at the registration department because they have to interact with all visiting patients. The study aimed to discover the need for medical record personnel at the outpatient registration department of public health center X using the Full-Time Equivalent (FTE) method. The study used a descriptive study design and a quantitative approach. The researchers utilized a total sampling technique with two medical record personnel at the outpatient registration department. The study instrument employed was the outpatient registration daily log of Public health center X. The study results show that the working load of medical record personnel at the BPJS patient registration department had an FTE index value of 2.24 > 1.28, categorized as overload. Meanwhile, medical record personnel at the non-BPJS patient registration department had an FTE index value of 0.96 < 0.99, categorized as underload. Therefore, it can be concluded that Public health center X requires two additional medical record personnel at the BPJS patient registration department, while the non-BPJS patient registration department did not require additional medical record personnel.
Nutrition in lifecycle education on the COVID-19 pandemic era Farah Paramita; Rara Warih Gayatri; Septa Katmawanti; Dian Mawarni; Maurizka Sabrina; Alinda Rahmani; Dhana Alvia Noor; Firda Alya Ramadhiana
Abdimas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Universitas Merdeka Malang Vol 7, No 2 (2022): May 2022
Publisher : University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/abdimas.v7i2.6681

Abstract

Providing balanced nutrition in the life cycle is important to improve the immune system for disease prevention, especially in the Covid-19 Era. The study showed that balanced nutrition has not been fully applied due to a lack of knowledge. As a promotive and preventive agent for preventing the transmission of Covid-19. Students majoring in public health and alumni of public health play an important role and should be supported with update information based on the recent health situation. This community service aims to increase the knowledge of students and alumni about fulfilling balanced nutrition in every life cycle in the Covid-19 era. This community service activity was carried out in the form of a Nutrition in Lifecycle Series webinar which was held three times with various theme including nutrition for pregnancy, breastfeeding, children and adolescents in the Covid-19 era. Evaluation of this activity was carried out through pre-test and post-test and participants' satisfaction. It showed that there is an increase in the pre-test and post-test scores in this webinar series and all participants are satisfied with this webinar series. It is hoped that this activity can continue with various other interesting themes as a means of upgrading knowledge for students and alumni of the public health department.
KEPUASAN MAHASISWA DALAM MENTORING PENYUSUNAN PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH DI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK Hieronimous Amandus; Dian Mawarni; Christantie Effendy; Mubasysyir Hasanbasri
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 6 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.877 KB) | DOI: 10.22146/bkm.25633

Abstract

“Difficult to meet supervisor” and “lack of feedbacks”: student’s perception of problems in writing final year project in undergraduate program Objective: This study explores the role of mentoring felt by the students involved in the making. Specifically, we want to disclose what students consider helpful and what is considered to be less helpful for final project preparation. Methods: Respondents were 82 third year nursing students at Poltekkes Kemenkes Pontianak who were writing thesis. The questionnaire consisted of 16 questions consisting of (a) lecturer-student communication and interaction, (b) mentoring roles and responsibilities, and (c) quality of mentorship. The questionnaire consisted of a question following the items in Beck et al.’s research, measured by a Likert scale consisting of good, moderate, and less. Six students were taken for in-depth interviews, selected based on different counselors. Results: Of the 16 themes about mentoring, “pretty good” at most for all items. Item analysis showed support of several concerns that have been predicted. Although “like the guiding figure” and “feel the support of lecturers including two things that stand out in the opinion of students about thesis supervisor figure. Students reported two main issues in their mentoring process: “advisers are difficult to see” and “lack of meaningful input from advisers”. Conclusion: Student satisfaction in mentoring is influenced by the quality of the mentors. Students feel satisfied if the characteristics, roles and responsibilites of the supervisor in accordance with student expectations. This study ensures that there are limitations in the availability and seriousness of the lecturers in thesis coaching. Further studies on mentorship and support capacity are needed. AbstrakTujuan: Penelitian ini mengeksplorasi peran mentoring yang dirasakan oleh mahasiswa terkait dalam pembuatan. Secara spesifik, kami ingin mengungkapkan hal-hal apa yang dianggap mahasiswa membantu dan hal seperti apa yang dianggap kurang membantu penyusunan tugas akhir. Metode: Responden adalah 82 mahasiswa keperawatan tahun ketiga di Poltekkes Kemenkes Pontianak yang sedang menulis skripsi. Kuesioner terdiri dari 16 pertanyaan yang terdiri dari (a) komunikasi dan interaksi dosen-mahasiswa, (b) peran dan tanggung jawab pembimbingan, dan (c) kualitas pembimbingan. Kuesioner terdiri dari pertanyaan mengikuti item dalam penelitian Beck et al., diukur dengan skala Likert terdiri dari baik, cukup, dan kurang. Enam mahasiswa diambil untuk wawancara mendalam, dipilih berdasarkan pembimbing yang berbeda. Hasil: Dari 16 tema tentang pembimbingan, “cukup baik” paling banyak untuk semua item. Analisis perbandingan antar item membuktikan kekhawatiran yang sering mengemuka. Meskipun “menyukai sosok pembimbing” dan “merasa mendapat dukungan dari dosen termasuk dua hal yang menonjol dalam pendapat mahasiswa tentang sosok pembimbing skripsi. Penelitian ini melaporkan dua hal yang paling mencolok terkait dengan proses pembimbingan: dosen tidak mudah ditemui dan mahasiswa tidak merasa mendapat masukan yang berarti dalam proses belajar. Simpulan: Studi ini mengukuhkan keterbatasan dalam kapasitas dari dosen dalam pembimbingan skripsi. Studi lebih lanjut tentang kapasitas pembimbing dan dukungan untuk mereka sangat mendesak.
Apa yang dapat kita pelajari dari tesis MPH: pengalaman dari Universitas Gadjah Mada Dian Mawarni; Riris Andono Ahmad; Mubasysyir Hasanbasri
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 32, No 11 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.617 KB) | DOI: 10.22146/bkm.27651

Abstract

What do MPH student theses tell us? Experience from Universitas Gadjah MadaPuposeThis study aimed to evaluate MPH professional performance through thesis writing. MethodWe review 103 MPH student theses in health policy and management tract from data library of Faculty of Medicine Universitas Gadjah Mada since 2013 to 2015. We extract topic and reference from each thesis with a questionnaire.ResultsSeventy percent of students choose subject relevant to health policy and management tract. Sixty percent of theses are located in quadrant 3 because they have relevant topic but weak on use of appropriate reference. Only several journals in health policy and management are cited in theses such as health policy and planning, health policy, BMC health services research and human resources for health. More references related to other multidisciplines and published over 5 years. ConclusionMPH students are in need of clear understanding of the domain and scope of work they are interested in. Their theses showed limited evidence about references focus that has practical relevance to their future work or to the job they currently have.
Waktu yang dihabiskan oleh kepala puskesmas keluar kantor untuk kegiatan administrasi versus program lapangan: analisis data fasilitas komunitas dari IFLS East 2012 Veronika Suka; Ahmad Watsiq Maula; Dian Mawarni; Retna Siwi Padmawati; Mubasysyir Hasanbasri
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 3 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.035 KB) | DOI: 10.22146/bkm.33988

Abstract

Health center manager time spending for outside administrative versus field work in East Indonesian region: an analysis of community facility of 2012 IFLS East PurposeThis study evaluates time spent on administrative and field public health program of physician or non-physician community health center managers in East Indonesian region.  MethodThe study used 85 community health center managers from 7 provinces of East Nusa Tenggara, East Kalimantan, Southeast Sulawesi, Maluku, North Maluku, West Papua, and Papua from which the data was available in the community facility section of Indonesian Family Life Survey East (IFLS East) 2012.ResultsPhysician managers spent more hours than non-physician managers for administrative matters. In addition, non-physician managers had more hours per week for field program activities as compared to physician managers.ConclusionResearch shows that physician managers have potential lost of their time in performing their medical service functions, which they are trained for. Policy should be directed to improve the management skills of non physician health workers so that physicians can maximize their time to solve medical problems in health centers. 
Perlukah pencegahan bullying masuk dalam kurikulum sekolah dasar? Hafidhotun Nabawiyah; Anggita Purnamasari; Dian Mawarni
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 11 (2018): Proceedings of the 4th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.877 KB) | DOI: 10.22146/bkm.40447

Abstract

Bullying terjadi dimana saja dan sebagian besar terdapat di lingkungan sekolah termasuk sekolah dasar. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan opini penerapan pencegahan bullying dalam kurikulum sekolah. Beragam jenis bullying yang banyak membuat anak-anak pada usia sekolah dasar tidak mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan termasuk kegiatan bullying khususnya jenis verbal. Sebagian besar anak-anak sekolah dasar menganggap tindakan bullying yang mereka lakukan terhadap teman sebagai bercandaan biasa. Lebih dari setengah korban bullying tidak melaporkan hal tersebut kepada orang dewasa karena merasa takut. Dampak dari bullying dapat menjadikan korban stress, tidak memiliki kepercayaan diri, tidak dapat bersosialisasi secara normal dan bahkan hingga memilih bunuh diri. Antisipasi pencegahan bullying dapat disisipkan secara langsung maupun tidak langsung melalui agenda pendidikan di sekolah. Pendidikan tentang bullying pada tahap sekolah dasar sangat penting diterapkan untuk mencegah bullying yang lebih jauh. Pendidikan ini dapat diterapkan dalam kurikulum belajar seperti pada mata pelajaran agama, muatan lokal, bimbingan konseling, atau menjadi sebuah mata pelajaran tersendiri. Praktik pencegahan bullying bisa diberikan melalui aktivitas bersama seperti olahraga atau kegiatan berlomba dengan mencampurkan murid antar kelas. Pendidikan ini membawa informasi kepada anak-anak tentang berbagai macam bullying, meningkatkan kepedulian guru terhadap bullying sekecil apapun, serta membangun hubungan sebaya yang positif. Oleh karena itu, kementerian pendidikan dan kebudayaan perlu mempertimbangkan pencegahan bullying pada penyusunan kurikulum pendidikan.