Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Asupan Lemak dan Stres pada Masa Pandemi COVID-19 dengan Indeks Massa Tubuh Guru Rofifa Khairi; Erry Yudhya Mulyani; Nadiyah Nadiyah; Yulia Wahyuni; Khairizka Citra Palupi
Preventia : The Indonesian Journal of Public Health Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um044v6i22021p80-87

Abstract

Berdasarkan penelitian sebelumnya, 52 persen individu berusia diatas 18 tahun mengalami peningkatan konsumsi makanan manis dan berlemak selama pandemi COVID-19 sebagai coping terhadap stres yang dialami. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan asupan lemak dan stres pada masa pandemi COVID-19 dengan indeks massa tubuh pada guru. Penelitian Cross Sectional ini dilaksanakan di SMKN 1 Kota Jambi, menggunakan metode simple random sampling. Subjek merupakan guru dengan status PNS maupun honorer sebanyak 56 orang. Karakteristik subjek, data antropometri, asupan lemak dan stres diambil dengan menggunakan kuesioner. Food recall 3x24 jam digunakan untuk melihat data asupan lemak. Perceived stress scale (PSS) digunakan untuk melihat data stress. Ada hubungan antara asupan lemak dengan indeks massa tubuh pada masa pandemi COVID-19 karena dan tidak ada hubungan stres dengan indeks massa tubuh pada masa pandemic COVID-19 karena . Penelitian lanjutan mengenai asupan serat dan persen lemak tubuh perlu dilakukan.
FAKTOR RISIKO STUNTING PADA ANAK USIA 0—23 BULAN DI PROVINSI BALI, JAWA BARAT, DAN NUSA TENGGARA TIMUR Nadiyah Nadiyah; Dodik Briawan; Drajat Martianto
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 9 No. 2 (2014)
Publisher : Food and Nutrition Society of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.159 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2014.9.2.%p

Abstract

The purpose of this study was to assess the prevalence and the risk factors of stunting among 0—23 month old children in Bali, West Java, and East Nusa Tenggara. The data was gathered from Basic Health Research 2010, Ministry of Health Republic of Indonesia. Basic Health Research 2010 was a cross-sectional survey. The Three provinces i.e Bali, West Java, and East Nusa Tenggara were selected as they had a mild, moderate, and severe levels of stunting among children aged less than five years, respectively. A total of 1 554 children aged 0—23 months were selected in the analysis. Prevalence of stunting in Bali, West Java, and East Nusa Tenggara was 35.9%, 31.4% and 45.0%, respectively. Chi-square test revealed that there are positive and significant associations between low birth weight, poor sanitation, paternal smoking in the house, low level of maternal and paternal education, low income, and mother’s height less than 150 cm with stunting among 0—23 months old children (p<0.05). Logistic regression test showed that the risk factors for stunted children were low birth weight (OR=2.21; 95%CI:1.006—4.860), mother’s height less than 150 cm (OR=1.77; 95%CI:1.205—2.594), poor sanitation (OR=1.46; 95%CI:1.010—2.126) and prelacteal feeding (OR=1.47; 95%CI:1.000—2.154). The stunting reduction should be initiated from improving the quality of antenatal care and basic neonatal care, specifically counseling of exclusive breastfeeding.
HUBUNGAN SIKAP DAN PENGETAHUAN SISWI TERHADAP KEPATUHAN KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH Kirana Murnariswari; Rachmanida Nuzrina; Lintang P Dewanti; Nadiyah Nadiyah
JURNAL RISET GIZI Vol 9, No 1 (2021): Mei (2021)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v9i1.6757

Abstract

Background: Anemia is one of the global public health problems which affect 1.62 billion world population. One of the government's programs to prevent and combat anemia on female adolescents are PPAGB programs with administration of one Fe tablet consumption once a week for a year. But not all female adolescents adhere to consume Fe Tablets which given from the program.Objective: To determine the correlation between female students' knowledge and attitude related with anemia on Fe-tablets compliance on PPAGB Programs in 26's National Junior High School (SMPN 26) Bekasi City, West Java.    Method: A research survey with cross-sectional design. Sampling technique with systematic random sampling to obtain 100 respondents. Data were analyzed with Chi-Square test.                                        Result: The results showed that attitudes and knowledge related to anemia were correlated with Fe-tablets consumption and compliance. The Chi-Square test showed the relationship between attitude and Fe-tablets compliance with p-value 0.000; 0.005, also relationship between knowledge related to anemia and Fe-tablets consumption with p-value 0.002; 0.005Conclusion: There are a relationship between female students' attitude and knowledge related to anemia on Fe-tablet compliance on PPAGB Program at 26's National Junior High School (SMPN 26) Bekasi City, West Java.
KORELASI ASUPAN VITAMIN B KOMPLEKS DENGAN GEJALA KLINIS PENDERITA SKIZOFRENIA DI RS ERNALDI BAHAR TAHUN 2018 Mertien Sa'pang; Miftahull Hassana; Nadiyah Nadiyah
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 11 No 2 (2020): Media Gizi Mikro Indonesia Juni 2020
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.782 KB) | DOI: 10.22435/mgmi.v11i2.2634

Abstract

Latar belakang. Penderita skizofrenia berisiko mengalami kematian dua kali lebih tinggi dibandingkan masyarakat pada umumnya. Positive and Negative Syndrome Scale (PANSS) merupakan salah satu instrumen untuk mengukur gejala pada pasien skizofrenia. Pasien jarang menunjukkan perbaikan gejala meski telah menjalani pengobatan. Dibutuhkan faktor lain seperti faktor gizi melalui asupan zat gizi yang dapat membantu memperbaiki gejala pada penderita skizofrenia. Salah satu asupan zat gizi yang berperan dalam kesehatan mental adalah vitamin B kompleks meliputi vitamin B6, B9, dan B12. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan vitamin B kompleks dengan gejala klinis pada penderita skizofrenia menggunakan skor PANSS di Rumah Sakit Ernaldi Bahar, Provinsi Sumatera Selatan. Metode. Penelitian kuantitatif observasional yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien skizofrenia yang dirawat inap di Rumah Sakit Ernaldi Bahar dengan sampel berjumlah 63 responden. Analisis data menggunakan korelasi Spearman. Hasil. Sebagian besar responden mengonsumsi vitamin B6 dan B9 ≥77 persen dari kebutuhan dan 49,2 persen responden mengonsumsi vitamin B12 <77 persen dari kebutuhan. Hasil penilaian skor total PANSS responden menunjukkan nilai rata-rata 71,35 dengan skor terendah adalah 42 dan tertinggi adalah 129. Penelitian ini menunjukkan bahwa skor PANSS secara signifikan (p<0,05) berkorelasi negatif dengan asupan vitamin B6 dan B9 dengan koefisien korelasi r= -0,421; r= -0,366. Kesimpulan. Gejala klinis pasien skizofrenia menunjukkan korelasi negatif dengan asupan vitamin B6 dan B9, namun tidak menunjukkan korelasi dengan asupan vitamin B12. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk menilai pengaruh vitamin B kompleks terhadap gejala klinis pasien skizofrenia.
ANALISIS ASUPAN ENERGI, ZAT GIZI MAKRO, VITAMIN C, ZAT BESI, SENG, DAN IMT/U BERDASARKAN TINGKATAN KOGNITIF SISWA KELAS 5 DI SD NEGERI DURI KEPA 13 PAGI JAKARTA BARAT Mariana Sari; Laras Sitoayu; Nazhif Gifari; Nadiyah Nadiyah; Rachmanida Nuzrina
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 12 No 1 (2020): Media Gizi Mikro Indonesia Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mgmi.v12i1.2810

Abstract

Latar Belakang. Tingkatan kognitif adalah tingkatan pengetahuan anak dalam kemampuan berpikir, mengingat sampai memecahkan masalah, sedangkan intelegensi (kecerdasan) merupakan tindakan terarah yang membutuhkan keterampilan dan kemampuan nalar yang baik untuk memecahkan masalah. Perkembangan otak berkaitan dengan kemampuan kognitif seseorang yang memiliki peranan penting terhadap prestasi dan keberhasilan dalam pendidikan. Asupan gizi dan status gizi yang normal dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan optimal anak. Hasil survei menyatakan bahwa 34,3 persen anak usia sekolah di Indonesia memiliki kognitif rata-rata. Faktor yang memengaruhi perkembangan kognitif yaitu keturunan, kematangan biologis, pengalaman fisik, lingkungan, dan ekuilibrasi. Tujuan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan asupan energi, zat gizi makro, vitamin C, zat besi, seng, dan IMT/U berdasarkan tingkatan kognitif. Metode. Sampel yang diambil berjumlah 60 orang dengan desain cross-sectional. Asupan makanan diukur menggunakan food recall, IMT/U menggunakan timbangan dan microtoise, perkembangan kognitif menggunakan kuesioner. Uji statistik menggunakan t-test independent dan Mann Whitney. Hasil. Siswa dengan kognitif konkret 43 persen dan kognitif formal 57 persen. Rata-rata asupan energi yaitu 1292 kkal; triptofan 0,3 g; linoleat 2,6 g; linolenat 0,13 g; karbohidrat 178 g; vitamin C 6,3 mg; zat besi (Fe) 4,8 mg; seng (Zn) 4,9 mg; dan IMT/U -0.1 z-score. Variabel yang signifikan adalah asupan energi (p=0,0001), triptofan (p=0,032), linoleat (p=0,003), linolenat (p=0,044), karbohidrat (p=0,0001), zat besi (Fe) (p=0,032), seng (Zn) (p=0,009), dan IMT/U (p=0,038). Asupan vitamin C tidak signifikan dengan nilai p=403. Kesimpulan. Asupan energi, zat gizi makro, zat besi, seng, dan IMT/U yang memadai berpengaruh terhadap perkembangan kognitif siswa kelas 5 di SD Negeri Duri Kepa 13 Pagi Jakarta Barat. Siswa dengan asupan zat gizi dalam jumlah cukup dan IMT/U normal memiliki tingkatan kognitif lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki asupan zat gizi dan IMT/U kurang.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECUKUPAN LEMAK TIDAK JENUH TUNGGAL, MINERAL, DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI POSBINDU PTM PUSKESMAS TAJUR KOTA TANGERANG Kristina Rosalia Pakpahan; Nadiyah Nadiyah; Harna Harna; Mertien Sa'pang; Yulia Wahyuni
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 12 No 2 (2021): Media Gizi Mikro Indonesia Edisi Juni 2021
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mgmi.v12i2.2962

Abstract

Latar Belakang. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai penyakit yang saling berhubungan. Semakin bertambahnya umur maka fungsi fisiologis tubuh juga semakin berkurang dan terjadi perubahan-perubahan terutama pada perubahan fisiologis karena dengan semakin bertambahnya umur, fungsi organ tubuh akan semakin menurun baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Hipertensi juga sering dikaitkan dengan status gizi karena seseorang yang memiliki berat badan lebih cenderung mengalami hipertensi daripada orang dengan berat badan normal. Salah satu gangguan kesehatan yang paling banyak dialami oleh lansia yaitu berkurangnya kekuatan jantung. Asupan makan sangat berperan penting dalam menunjang kesehatan dan kontrol tekanan darah. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan lemak tidak jenuh tunggal, kalsium, magnesium, kalium, dan status gizi dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posbindu PTM Puskesmas Tajur Kota Tangerang. Metode. Rancangan penelitian menggunakan desain cross-sectional. Rancangan dipilih secara proportional stratified random berjumlah 108 responden. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecukupan lemak tidak jenuh tunggal (96,3%), kalsium (81,5%), dan kalium (54,6%) tergolong kurang (<77% AKG) namun untuk tingkat kecukupan magnesium tergolong cukup (68,5%) dan sebagian besar responden dengan status gizi overweight (74%). Oleh karena itu, tidak terdapat hubungan antara tingkat kecukupan lemak tidak jenuh tunggal, kalsium, magnesium, kalium, dan status gizi dengan kejadian hipertensi (p>0,05). Kesimpulan. Tidak ada hubungan antara kecukupan konsumsi lemak tidak jenuh tunggal, kalsium, magnesium, kalium, dan status gizi dengan kejadian hipertensi pada lansia di Posbindu PTM Puskesmas Tajur Kota Tangerang. Akan tetapi kemungkinan disebabkan faktor resiko lain yang berhubungan dengan hipertensi yang tidak dianalisa dalam penelitian ini. Selain itu, perlu diperhatikan asupan untuk menunjang kesehatan lansia.
Asupan folat, vitamin b12, vitamin e berhubungan dengan kadar hemoglobin (hb) ibu hamil di Puskesmas Kebon Jeruk Elsye Meilinda Br Sembiring Meliala; Nadiyah Nadiyah; Anugrah Novianti; lintang Purwara Dewanti; Yulia Wahyuni
Darussalam Nutrition Journal Vol 4, No 2 (2020): Darussalam Nutrition Journal
Publisher : University of Darussalam Gontor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/dnj.v4i2.4051

Abstract

Latar Belakang: Salah satu masalah kritis yang dihadapi ibu hamil adalah risiko mengalami anemia. Risiko terjadinya anemia pada masa kehamilan disebabkan oleh peningkatan volume plasma sekitar 20-30% akibatnya kebutuhan zat gizi pembentuk hemoglobin (Hb) juga mengalami peningkatan. Tahun 2015 prevalensi ibu hamil sebanyak 4.295 jiwa dan 1.249 jiwa atau 29% diantaranya mengalami anemia. Tujuan: Mengetahui hubungan asupan folat, vitamin B12, vitamin E dan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil di Puskesmas Kebon Jeruk. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional rancangan cross sectional dan teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 58 ibu hamil. Sampel berusia 19-42 tahun dengan usia kehamilan trimester 1 hingga trimester 3. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin pada ibu hamil adalah 11,5 ± 1,3 g/dL, asupan folat 245,8 ± 92,1 mcg, asupan vitamin B12 5,4 ± 2,1 mcg dan asupan vitamin E 16,4 ± 2,2 mg. Hasil uji korelasi pearson product moment menunjukkan terdapat hubungan antara asupan folat (p=0,0001; r=0,830), vitamin B12 (p=0,0001; r=0,716), vitamin E (p=0,0001; r=0,688) dan kadar hemoglobin (Hb). Kesimpulan: Semakin tinggi asupan folat, vitamin B12, vitamin E maka akan semakin tinggi pula kadar hemoglobin (Hb).Background: One of the critical problems faced by pregnant women is the risk of developing anemia. The risk of anemia during pregnancy is caused by an increase in plasma volume of about 20-30% as a result, the need for hemoglobin formed nutrients (Hb) also increases. In 2015, the prevalence of pregnant women was 4,295 people and 1,249 people or 29% of them had anemia. Objective: To determine the relationship between intake of folate, vitamin B12, vitamin E and hemoglobin (Hb) levels of pregnant women at Puskesmas Kebon Jeruk. Method: This research was an observational study with a cross sectional design and the sampling technique used was purposive sampling method with a total sample of 58 pregnant women. Samples aged 19-42 years with gestational age trimester 1 to trimester 3. Results: The results showed that the average hemoglobin level in pregnant women was 11.5 ± 1.3 g / dL, folate intake was 245.8 ± 92.1 mcg , intake of vitamin B12 5.4 ± 2.1 mcg and intake of vitamin E 16.4 ± 2.2 mg. The results of the Pearson product moment correlation test showed that there was a relationship between folate intake (p = 0.0001; r = 0.830), vitamin B12 (p = 0.0001; r = 0.716), vitamin E (p = 0.0001; r = 0.688 ) and hemoglobin (Hb) levels. Conclusion: The higher the intake of folate, vitamin B12, vitamin E, the higher the hemoglobin (Hb) level.
Relationship between Characteristics and Nutrient Intake with Anemia among Pregnant Women at Kebon Jeruk Public Health Center, Jakarta Nadiyah Nadiyah; Elsye Meilinda Sembiring Meliala; Acnes Cristina Simanjuntak; Frisella Perangin-Angin
International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS) Vol. 4 No. 3 (2021): International Journal of Nursing and Health Services (IJHNS)
Publisher : Alta Dharma Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35654/ijnhs.v4i3.454

Abstract

The number of anemia pregnant women in Indonesia increased to 48.9% in 2018. The number of maternal deaths in DKI Jakarta (2018) risen from 53 out of 100,000 live births, with 25% of them due to bleeding and infection. Anemia increases the risk of bleeding and infection. This study aimed to explore the characteristics, nutrient intake among pregnant women, and their relationships with anemia in Public Health Center Kebon Jeruk, West Jakarta. This cross-sectional study was carried out with 60 pregnant women. Two non-consecutive-24 hours dietary recalls assessed energy and protein intake. Micronutrient intakes (iron, folate, vitamins C, B6, B12, E, copper, calcium) were assessed using a semi-quantitative food frequency questioner. Independent t-test or Mann-Whitney and chi-square tests were applied, according to the type of data and interpretation need, to analyze the relationship between characteristics, nutritional intakes, and anemia. The result showed that trimester, mother's education, husband's income, nutritional status, intake of energy, protein, vitamins C, B6, B12, E, folate, iron, copper, and calcium were significantly related to anemia. A well-planned Communication, Information, and Education (IEC) are needed to improve the quality of nutrient intakes and increase adherence to iron tablet consumption
Development and Validation of Online Nutrition Education Video EMPIRE (Emotion and Mind Power in Relationship with Eating) For Millennials with Overweight and Obesity Khairizka Citra Palupi; Adela Eka Putri; Nadiyah; Laras Sitoayu
International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS) Vol. 4 No. 4 (2021): International Journal of Nursing and Health Services (IJHNS)
Publisher : Alta Dharma Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35654/ijnhs.v4i4.462

Abstract

Overweight and obesity are still the biggest health problem in Indonesia, especially for the current millennial generation. The concept of mindfulness and mindful eating can be one of the intervention strategies to overcome overweight and obesity in this modern era. The study aimed to develop and validate the online nutrition education video EMPIE (Emotion and Mind Power in Relationship with Eating) for millennials with overweight and obesity. This study uses a 3-step method, namely, development (development of EMPIRE online nutrition education video materials), validation (validating content and constructs by 10 experts and 3 millennial respondents with overweight/obesity), evaluation (evaluation stage is not carried out by researchers due to time constraints). For construct validation using Pearson correlation and content validation using Content Validity Ratio (CVR) and Item-Level Content Validity Index (I-CVI) ?0,80. Validation consists of content, objective, relevant, motivational and construct components such as language and writing, illustrations, and quality. The content and construct validation of the EMPIRE nutrition education video (1,2,3,4,5) by experts and millennial respondents with overweight was declared valid with an overall average value of CVI ? 0.80. The content and construct components in the EMPIRE online nutrition education video are valid, so they are suitable to help overcome overweight and obesity among millennials
Pengaruh Pemberian Media “BUJAGI” Terhadap Pengetahuan dan Sikap Mengenai Makanan Jajanan pada Siswa Sekolah Dasar Annisa Dwi Meitha; Nazhif Gifari; Nadiyah Nadiyah; Dudung Angkasa
Jurnal Gizi Kerja dan Produktivitas Vol 3, No 1 (2022): May
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52742/jgkp.v3i2.12791

Abstract

Jajanan sekolah merupakan varian makanan yang sering dikonsumsi karena anak-anak lebih aktif dalam memilih makanan yang disukai dan selalu ingin mencoba makanan yang baru dikenalnya, namun rendahnya tingkat keamanan jajanan masih menjadi permasalahan penting. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap mengenai makanan jajanan adalah dengan menggunakan media atau alat bantu yang disesuaikan dengan pesan yang ingin disampaikan agar proses belajar berlangsung efektif. Jenis penelitian ini adalah Quasy Experiment dengan rancangan penelitian non-randomized pretest-posttest control group design. Besar responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 61 siswa yang berusia 9-11 tahun, terdiri dari 30 siswa SDN Kunciran 06 sebagai kelompok perlakuam dan 31 siswa SDN Kunciran 07 sebagai kelompok kontrol. Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon dan Mann-Whitney. Hasil uji statistik pengetahuan dan sikap didapatkan nilai p = 0.000 dan p = 0.001 (p < 0.05) yang artinya terdapat perbedaan pengetahuan dan sikap mengenai jajanan setelah diberikan pendidikan gizi pada masing-masing kelompok. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada post-test 1 pengetahuan, post-test 1 dan post-test 2 sikap antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan masing-masing nilai p=0.523, p=0.380, dan p=0.066 (p > 0.05). Ada perbedaan yang signifikan pada post-test 2 pengetahuan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan nilai p=0.010 (p < 0.05). Media BUJAGI dapat menjadi alternatif dalam memberikan pendidikan gizi mengenai jajanan pada siswa kelas V Sekolah Dasar