Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Benarkah Dewasa Madya Mempersepsikan Berita Kesehatan di Internet sebagai Berita yang Kredibel? Cindy Tiara Putri; Ignasia Geralda Vania; Naomi Marsha Abigail Mamarimbing; Whisnu Yudiana
Jurnal Ilmu Perilaku Vol 5 No 1 (2021): Jurnal Ilmu Perilaku
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jip.5.1.21-38.2021

Abstract

The increasing use of social media is followed by the rising spread of fake news. This phenomenon often occurs among middle adults, who usually share the news they receive without knowing the credibility of the news. Looking at the news features is one way to judge its credibility. This study aimed to identify the effect of news’ features, especially the news platform, and supporting data on the news credibility perception in middle adults. This study used an experimental approach with a factorial design. The participants in this research were 120 middle-aged social media users who were assigned randomly in four conditions, namely news with supporting data via Whatsapp, news without supporting data via Whatsapp, news with supporting data via Kompas website, and news without supporting data via Kompas website. The data were collected using an online survey and were analyzed using ANOVA. This study found that there was no significant effect of supporting data and news platforms on news credibility perception in participants. This means that they tend to perceive the credibility of the news without considering the existence of supporting data or reliable news platforms. Adults need to be more careful in believing the news and consider the important aspects that characterize credible news.
PERAN ADIKSI INSTAGRAM FEED DAN ADIKSI INSTAGRAM STORY TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF MAHASISWA Rifa Khoirul Muqtafa; Whisnu Yudiana; Lucia Voni Pebriani
Jurnal Psikologi Vol 15, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/psi.2022.v15i1.4965

Abstract

Instagram adalah salah satu media sosial yang populer di kalangan mahasiswa saat ini. Penggunaan Instagram yang berlebihan dapat memunculkan perilaku adiksi. Adiksi Instagram memiliki dampak negatif terhadap kesejahteraan subjektif mahasiswa. Adiksi Instagram terdiri dari adiksi Instagram Feed dan adiksi Instagram Story. Belum banyak penelitian spesifik mengenai adiksi Instagram Feed dan adiksi Instagram Story serta hubungannya dengan kesejahteraan subjektif mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara adiksi Instagram Feed dan adiksi Instagram Story dengan kesejahteraan subjektif pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif non-eksperimental dengan metode korelasional. Populasi yang diambil adalah mahasiswa aktif Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran tingkat dua hingga tingkat empat dan menggunakan teknik pengambilan sampel acak berstrata dengan jumlah responden 82 orang. Alat ukur yang digunakan adalah adiksi Instagram Feed Scale, Instagram Story Addiction Scale, Satisfaction with Life Scale, dan Scale of Positive and Negative Experience. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner secara daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara adiksi Instagram Feed dengan kesejahteraan subjektif pada mahasiswa yang memiliki kecenderungan adiksi Instagram Feed.
Studi Komparasi Subjective Well Being pada Siswa Pesantren Modern dan Siswa Madrasah Aliyah Afifah Nurjannah Ismail; Whisnu Yudiana
Jurnal Psikologi Islam dan Budaya Vol 3, No 1 (2020): JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya
Publisher : Faculty of Psychology, Sunan Gunung Djati Islamic State University of Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jpib.v3i1.5689

Abstract

The objective of this study is to compare the level of subjective well-being in students who attend Islamic education, namely Modern Pesantren and Madrasah Aliyah. The two schools have differences in the form of curriculum, teaching-learning process, rules, school environment, and the relationship between students and teachers that have the potential to influence subjective well-being in students. This study used a survey approach with 79 students from Modern Pesantren and 92 Madrasah Aliyah students who were in first and second level students. Brief Adolescents’ Subjective Well-Being in School Scale was used in this research, which consists of eight items. Data were analyzed using Mann-Whitney test that showed no significant difference found on the level of subjective well-being in students attending Pesantren Modern and Madrasah Aliyah students. This result indicates that the two forms of education did not give a different effect on subjective well-being. Moreover, most of the students have subjective well-being is at a moderate level.
Undergraduate Students' Intelligence Profiles According to the Tes Intelligensi Kolektif Indonesia Tinggi (TIKI-T): A Cluster Analysis Based on the Rasch Model Person Ability Yudiana, Whisnu; Susanto, Hery; Triwahyuni, Airin
Makara Human Behavior Studies in Asia Vol. 23, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to identify undergraduate students’ intelligence profiles using a two-stage cluster analysis based on the person’s ability of the Rasch model to examine the effect of the clusters on academic performance. A total of 1443 undergraduate students from nine academic disciplines at Universitas Padjadjaran in Bandung, Indonesia, participated in the study, completing 11 subtests of the Tes Intelligensi Kolektip Indonesia Tinggi (TIKI-T). A hierarchical cluster analysis approach using Ward’s linkage method and squared Euclidean distance was conducted, followed by a nonhierarchical k-means cluster analysis using simple Euclidean distance as the similarity measure to examine two-, three-, four-, and five-cluster solutions. An intra-class correlation (ICC) and a discriminant analysis were also conducted to validate the cluster membership results. This research identified five profiles of intelligence that had an effect on academic performance. Students with high scores in the scholastic aptitude subtests tended to have higher grade point average than those with high scores in the nonverbal ability subtests and the speed and accuracy ability subtests. The findings can be used as a recommendation for psychologists in Indonesia for university placement tests.
KETERKAITAN PERSEPSI TERHADAP EKSPEKTASI ORANG TUA DENGAN KESULITAN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN KARIER PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR Azizah Fathiyah Din; Whisnu Yudiana
Journal of Psychological Science and Profession Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.707 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v5i1.26601

Abstract

Jenjang mahasiswa merupakan tahap pengambilan keputusan karier yang berkaitan dengan dunia kerja. Namun,ditemukan bahwa mahasiswa tingkat akhir mengalami kesulitan dalam memutuskan kariernya. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri keterkaitan antara persepsi terhadap ekspektasi orang tua dengan kesulitan dalam mengambil keputusan karier pada mahasiswa tingkat akhir. Penelitian menggunakan pendekatan non-eksperimental yaitu korelasional dan data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Penelitian dilakukan terhadap 103 mahasiswa tingkat akhir. Alat ukur yang digunakan adalah Living up to Parental Expectation Inventory dan Career Decision Making Difficulties Questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif antara keduanya, di mana semakin negatif seseorang memersepsikan ekspektasi orang tuanya, maka akan semakin tinggi dia merasa kesulitan dalam mengambil keputusan karier (r=-0.28, p<0.05). Penelitian ini menunjukan pentingnya komunikasi antara mahasiswa tingkat akhir dan orang tua.
PENGARUH INDUKSI GAYA KOGNITIF REFLEKTIF TERHADAP PERSEPSI AKURASI BERITA PALSU (FAKE NEWS) PADA SITUASI EFEK KEBENARAN SEMU (ILLUSORY TRUTH EFFECT) Muh. Zulfajri Shadiq Taswin; Whisnu Yudiana
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 3 (2018): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2221.598 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i3.19374

Abstract

Penyebaran informasi yang begitu cepat ternyata kurang dapat diimbangi dengan jaminan bahwa informasi tersebut benar adanya. Fenomena beredarnya berita di dunia maya yang kontennya tidak sesuai dengan kenyataan, dikenal dengan istilah berita palsu (fake news). Semakin sering seseorang mendengar sebuah informasi, terlepas dari apakah informasi tersebut benar atau tidak, semakin mungkin pula ia mempercayai bahwa informasi tersebut benar. Fenomena tersebut dinamakan dengan efek kebenaran semu (illusory truth effect). Kecenderungan menggunakan salah satu dari dua proses kognitif yang ada, yakni proses tipe 1 (intuitif) atau tipe 2 (reflektif), ketika menerima berita palsu dinamakan gaya kognitif. Orang dengan gaya kognitif reflektif cenderung lebih mungkin untuk mampu membedakan berita palsu dari berita asli, dibandingkan orang dengan gaya kognitif intuitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam situasi efek kebenaran semu terjadi, seseorang yang diinduksikan gaya kognitif reflektif lebih mampu menilai berita palsu sebagai palsu dibandingkan orang yang tidak terinduksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen dengan metode between participant post-test only design yang dilakukan pada 215 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran menggunakan simple random sampling. Induksi gaya kognitif reflektif diberikan pada kelompok eksperimen menggunakan metode Visual Priming gambar patung The Thinker. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji statistik Mann-Whitney U dua sampel bebas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh induksi gaya kognitif reflektif terhadap persepsi akurasi berita palsu dalam situasi adanya efek kebenaran semu. Penjelasan dominan yang menjadi dugaan peneliti ialah karena induksi menggunakan visual priming gambar patung The Thinker tidak dapat direplikasi pada penelitian ini.
ACADEMIC HELP SEEKING TERHADAP DOSEN PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN: PERAN FEAR OF FAILURE Astri Nur Endah; Fitriani Yustikasari Lubis; Whisnu Yudiana
Journal of Psychological Science and Profession Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.531 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v5i2.31537

Abstract

Keberhasilan pembelajaran di perguruan tinggi menuntut keaktifan dari mahasiswa baik secara fisik, emosional, maupun mental. Meski demikian, mahasiswa tetap membutuhkan orang lain ketika mengalami kesulitan melaksanakan aktivitas akademik, misalnya dengan meminta bantuan dosen (academic help seeking).  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fear of failure dengan academic help seeking terhadap dosen. Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Metode sampling yang digunakan adalah simple random sampling dengan sampel penelitian sebanyak 185 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran tahun kedua dan ketiga. Alat ukur yang digunakan adalah Performance Failure Appraisal Inventory serta Computer Science Help Seeking Scales. Data dianalisis menggunakan korelasi Spearman. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa fear of failure memiliki hubungan dengan academic help seeking pada tiga dimensi, yaitu instrumental help seeking, executive help seeking, dan avoidance help seeking. Tidak ditemukan hubungan antara fear of failure dengan perceived benefit of help seeking. Fear of failure menimbulkan dua kecenderungan pada mahasiswa, yakni kecenderungan meminta bantuan dan kecenderungan menghindari meminta bantuan kepada dosen. 
Padjadjaran Interest Inventory:Evaluation of Psychometric Properties Whisnu Yudiana; Ilham Phalosa Reswara; Sudarmo Wiyono; R Urip Purwono
Jurnal Psikologi Vol 46, No 1 (2019)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.107 KB) | DOI: 10.22146/jpsi.38684

Abstract

This research aims to evaluate the psychometric properties of a new instrument for measuring vocational interest: Padjadjaran Interest Inventory (PII). There were 2,648 participants in this study, consisting of workers, high school, and university students, with gender proportion of 1,014 (38.3%) males and 1,634 (61.7%) females. This research used descriptive statistic test, t-test and MANOVA for gender differences, reliability coefficients and validity evidence by using confirmatory factor analysis (CFA). The results showed that PII has good psychometric properties: it has good reliability and valid internal structure; it is standardized by gender, and it is applicable for large groups with relative ease. PII can be used for career exploration. Limitation of this study was discussed for future research.
APAKAH PEMBERIAN INFORMASI KESAMAAN PSIKOLOGIS ANTARGENDER DAPAT MENURUNKAN SEKSISME? EKSPERIMEN PSIKOLOGI SOSIAL MENGGUNAKAN VIDEO Shafira Izqiva Rizqadarsyah; Timothea Indirakristi Aditaputri; Khansa Nabila; Muhamad Alif Luthfizzan; Whisnu Yudiana
Psyche: Jurnal Psikologi Vol 4, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36269/psyche.v4i2.765

Abstract

Seksisme menghasilkan beragam dampak buruk, tetapi intervensi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut masih jarang, terutama di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mencari tahu apakah pemberian video informasi mengenai kesamaan psikologis antargender dapat menurunkan persepsi mengenai perbedaan psikologis antargender. Uji Wilcoxon menunjukan skor rata-rata post test dari kuesioner persepsi perbedaan psikologis antargender lebih kecil secara signifikan dibanding skor rata-rata pre-test. Setelah itu, video yang sama diberikan untuk mengetahui apakah informasi mengenai kesamaan psikologis antargender dapat menurunkan seksisme pada mahasiswa. Sampel pada penelitian ini dibagi ke dua kelompok, eksperimen dan kontrol. Penelitian ini menggunakan alat ukur Ambivalent Sexism Inventory (ASI) yang diadaptasi. Uji Mann-Whitney satu arah menunjukkan rata-rata selisih skor ASI kelompok eksperimen lebih besar secara signifikan dibanding kelompok kontrol. Namun, uji 2x2 between subject ANOVA menunjukan hasil ini hanya berlaku untuk partisipan laki-laki. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemberian video informasi mengenai kesamaan psikologis antargender dapat menurunkan seksisme pada mahasiswa laki-laki.
Aplikasi Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) pada Perguruan Tinggi Terhadap Karier Mahasiswa Rachma Syifa Aryanti; Whisnu Yudiana; Rezki Ashriyana Sulistiobudi
Jurnal Paedagogy Vol 10, No 1: Jurnal Paedagogy (January 2023)
Publisher : Universitas Pendidikan Mandalika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jp.v10i1.6307

Abstract

This study aims to analyze the role of career exploration on students' career maturity with different MBKM and non-MBKM curricula. This study used a quantitative approach with correlational research methods. The Career Exploration Scale (CES) and the Career Development Inventory (CDI) were used as measurement instruments in this study (CDI). The population of this research was active students with the non-MBKM curriculum (n=144) and active students with the MBKM curriculum (n=147). Both populations were from a university in Bandung's Faculty of Psychology. Data was collected from students with a non-MBKM curriculum (n=108) and students with the MBKM curriculum (n=111) of the Faculty of Psychology from a university in Bandung, with a probability sampling technique, namely simple random sampling. The data analysis techniques used in this research were regression and covariance analysis. The results showed a role for career exploration in career maturity in the non-MBKM and the MBKM curricula. The role of career exploration on career maturity differs between the two populations. It indicated that the curriculum significantly influences student careers, whereas the MBKM curriculum was more effective in preparing student careers.