Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : LenteraBio

IDENTIFIKASI STRUKUR SEKRETORI YANG BERPOTENSI MENGHASILKAN MINYAK ATSIRI PADA GENUS COLEUS Sulistyowati, Sulistyowati; Yuliani, Yuliani; Bashri, Ahmad
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 7, No 2 (2018): Vol 7 No 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spesies dari genus Coleus berpotensi sebagai tanaman obat karena mengandung minyak atsiri dan senyawa metabolit sekunder lainnya. Senyawa metabolit yang dimanfaatkan sebagai obat umumnya terakumulasi pada struktur sekretori. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur sekretori pada Coleus. Penelitian dilakukan pada helai daun Coleus amboinicus, Colus scutellarioides, dan Coleus tuberosus yang belum berbunga. Pengamatan jenis dan sebaran struktur sekretori menggunakan sayatan segar secara transversal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur sekretori yang terdapat pada genus Coleus yang berpotensi menghasilkan minyak atsiri adalah trikoma kelenjar dengan empat jenis, yaitu kapitat, peltat, konoidal, dan digitiform. Trikoma kelenjar kapitat dan digitiform ditemukan pada ketiga tumbuhan dari genus Coleus. Trikoma kelenjar peltat ditemukan pada tumbuhan Coleus scutellarioides dan Coleus tuberosus. Trikoma kelenjar konoidal ditemukan pada tumbuhan Coleus scutellarioides. Sebaran trikoma kelenjar kapitat paling banyak terdapat pada nodus ke 1 permukaan adaksial dan abaksial helai daun Coleus amboinicus. Semakin bertambah usia daun (nodus 3-5) ada penurunan jenis dan sebaran trikoma kelenjar.Spesies dari genus Coleus berpotensi sebagai tanaman obat karena mengandung minyak atsiri dan senyawa metabolit sekunder lainnya. Senyawa metabolit yang dimanfaatkan sebagai obat umumnya terakumulasi pada struktur sekretori. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur sekretori pada Coleus. Penelitian dilakukan pada helai daun Coleus amboinicus, Colus scutellarioides, dan Coleus tuberosus yang belum berbunga. Pengamatan jenis dan sebaran struktur sekretori menggunakan sayatan segar secara transversal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur sekretori yang terdapat pada genus Coleus yang berpotensi menghasilkan minyak atsiri adalah trikoma kelenjar dengan empat jenis, yaitu kapitat, peltat, konoidal, dan digitiform. Trikoma kelenjar kapitat dan digitiform ditemukan pada ketiga tumbuhan dari genus Coleus. Trikoma kelenjar peltat ditemukan pada tumbuhan Coleus scutellarioides dan Coleus tuberosus. Trikoma kelenjar konoidal ditemukan pada tumbuhan Coleus scutellarioides. Sebaran trikoma kelenjar kapitat paling banyak terdapat pada nodus ke 1 permukaan adaksial dan abaksial helai daun Coleus amboinicus. Semakin bertambah usia daun (nodus 3-5) ada penurunan jenis dan sebaran trikoma kelenjar.
POTENSI TANAMAN LILI PARIS (CHLOROPHYTUM COMOSUM), MELATI JEPANG (PSEUDERANTHEMUM RETICULATUM), DAN PAKU TANDUK RUSA (PLATYCERIUM BIFURCATUM) SEBAGAI ABSORBEN TIMBAL (PB) DI UDARA Fascavitri, Ayudhiniar; Rachmadiarti, Fida; Bashri, Ahmad
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 7, No 3 (2018): Vol 7 No 3 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Timbal (Pb) adalah gas emisi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, sehingga berpotensi sebagai penyumbang bahan pencemar ke udara. lili paris, melati jepang dan paku tanduk rusa adalah tanaman pinggir jalan yang dapat dimanfaatkan untuk mengurangi pengaruh buruk akibat pencemaran udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi tanaman lili paris (Chlorophytum comosum), melati jepang (Pseuderanthemum reticulatum) dan paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum) sebagai absorben timbal (Pb), dan menganalisis pengaruh antara kadar timbal (Pb) dengan kadar klorofil daun yang dihasilkan. Sampel daun diambil dari tiga stasiun yaitu Jalan Diponegoro, J.A Suprapto, dan H.R Muhammad Kota Surabaya. Kadar timbal (Pb) pada sampel daun dianalisis dengan metode AAS dan kadar klorofil daun diuji dengan alat spektrofotometer dengan panjang gelombang 649 nm dan 665 nm. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan penyerapan kadar timbal (Pb) oleh tanaman lili paris sebesar 0,243±0,043 ppm, melati jepang sebesar 0,174±0,008 ppm dan paku tanduk rusa sebesar 0,171±0,028 ppm. Potensi tanaman menyerap timbal (Pb) paling tinggi pada daun lili paris (C. comosum), melati jepang (P. reticulatum) dan paku tanduk rusa (P. bifurcatum) lebih rendah. Kadar timbal (Pb) tidak mempengaruhi jumlah kadar klorofil daun yang dihasilkan. Setiap tanaman memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menyerap polutan seperti timbal (Pb). Tanaman yang berpotensi sebagai absorben timbal (Pb) yang baik adalah lili paris.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH SISA MAKANAN DENGAN PENAMBAHAN BERBAGAI BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (BRASSICA JUNCEA L.) Wasilah, Qurrotul Aini; Winarsih, Winarsih; Bashri, Ahmad
LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi Vol 8, No 2 (2019): Vol 8 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kandungan hara N, P, K dan rasio C/N dalam pembuatan pupuk organik cair bahan baku limbah sisa makanan dengan penambahan berbagai bahan organik, pengaruhnya dan konsentrasi yang paling optimal terhadap pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yaitu pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik cair pada setiap media dengan 5 perlakuan yaitu: P0 (0,1 gram urea/L air/polybag); P1 (2,6 mL/L air/polybag); P2 (5,2 mL/L air/polybag); P3 (7,8 mL/L air/polybag); dan P4 (10,4 mL/L air/polybag). Pengulangan sebanyak 5 kali, sehingga keseluruhan terdapat 25 unit percobaan. Parameter pertumbuhan yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan biomassa basah tanaman sawi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan hara N, P, dan K pada pupuk organik cair termasuk dalam kriteria sangat tinggi masing masing sebesar N = 1,918%; P = 0,642%; dan K = 1,593%. Sedangkan unsur hara rasio C/N sebesar 13 termasuk dalam kriteria sedang. Konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan yakni tinggi tanaman, jumlah daun, dan biomassa basah tanaman sawi. Perlakuan P4 dengan konsentrasi 10,4 mL/L air/polybag merupakan perlakuan yang paling optimal pada penelitian ini untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi.