Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Gender Differences and White Blood Cells on Anxiety Symptoms in Type 2 Diabetes Mellitus: A Community-Based Study Heriningsih, Wiwin Priyantari; Agustin, Ratna; Badriyah, Fatin Lailatul; Priyono, Djoko; Desriva, Nia; Rosyad, Yafi Sabila; Rias, Yohanes Andy
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2: June 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1394.848 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i2.478

Abstract

Gender differences and type 2 diabetes mellitus (T2DM)-associated inflammatory biomarkers are correlated with high levels of anxiety. However, no study has investigated gender differences and high level of white blood cells (WBC) on anxiety among participants with T2DM in Indonesia. We examined the roles of gender and WBCs on anxiety symptoms in T2DM. A cross-sectional study was performed on 294 patients with T2DM recruited from five community clinics with multistage cluster sampling. Depression, anxiety and Stress-21 (DASS-21) a standardized questionnaire was used to measure anxiety and WBCs was determined using an XP-100 automated haematology analyzer. The adjusted coefficients beta (coefficient Beta) and 95% confidence interval (CI) were performed using a multiple linear regression model. Statistical analyses were calculated using SPSS version 25.0, with a p-value of less than 0.05 set as statistically significant. Females exhibited significantly higher levels of anxiety (Beta=0.26, 95% CI=0.07–0.94) than male respondents. Notably, respondents with WBCs of ³7.576 had significantly higher anxiety (Beta=2.04, 95% CI=1.12–3.71) than patients with WBCs of less than7.576. There was high prevalence of axienty symptoms in this Indonesian sample of respondents. Female and high level of WBCs exist on increasing susceptibility to anxiety symptoms among individuals with T2DM.Abstrak: Perbedaan jenis kelamin dan biomarker inflamasi terkait diabetes mellitus tipe 2 (T2DM) berkorelasi dengan tingkat kecemasan yang tinggi. Namun, belum ada penelitian yang menyelidiki perbedaan jenis kelamin dan sel darah putih (WBC) pada kecemasan di antara penyandang T2DM di Indonesia. Kami memeriksa peran jenis kelamin dan WBCs pada gejala kecemasan untuk penyandang T2DM. Studi cross-sectional dilakukan pada 294 penyandang T2DM yang diperoleh dari lima klinik komunitas dengan multistage cluster sampling. Depresion, Anxiety and Stress-21 (DASS-21) merupakan kusioner standar yang digunakan untuk mengukur kecemasan dan WBCs ditentukan dengan menggunakan penganalisis hematologi otomatis XP-100. Koefisien yang disesuaikan beta (koefisien ?) dan interval kepercayaan 95% (CI) dilakukan dengan menggunakan model regresi linier berganda. Analisis statistik dihitung menggunakan SPSS versi 25.0, dengan nilai p kurang dari 0.05 ditetapkan sebagai signifikan secara statistik. Wanita menunjukkan tingkat kecemasan yang jauh lebih tinggi (? = 0,26, 95% CI = 0,07-0,94) dibandingkan responden laki-laki. Khususnya, responden dengan nilai WBCs ³7.576 memiliki kecemasan yang lebih tinggi secara signifikan (? = 2.04, CI 95% = 1.12–3.71) dibandingkan responden dengan nilai WBCs kurang dari 7.576. Terdapat prevalensi gejala axienty yang tinggi pada sample dari responden sampel di Indonesia dalam penelitian ini. Wanita dan nilai WBCs yang lebih tinngi memiliki peningkatan kerentanan terhadap gejala kecemasan di antara individu dengan T2DM.
IbM KOMUNITAS DEWI SEKARTAJI PEJUANG PEMBELAJARAN KEAMANAN PANGAN TERPADU Yohanes Andy Rias; Indra Fauzi Sabban
Dedication : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 2 (2017): DEDICATION: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas PGRI Argopuro Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prioritas khusus Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI adalah Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) sebagai indikator keamanan pangan. Program Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) ini bertujuan sebagai inovasi pengembangan dari komik (Kertajaya), ular tangga (Urlangga), scrabble (Gamble) yang berjuang bersama Dewi Sekartaji mensejahterakan masyarakat kota Kediri dengan meningkatkan knowledge and awarness siswa SD untuk mampu memilih jajanan pangan sehat. Target khusus dalam IbM merupakan pengembangan edukatif rekretif berbasis budaya lokal secara menyeluruh baik kognitif, afektif dan psikomotor. Adapun rencana metode pelaksanaan IbM dilakukan melalui tahap persiapan (observasi, survei lingkungan sasaran, sosialisasi internal, dan perijinan), tahap prapelaksanaan (studi pustaka, persiapan administrasi dan birokrasi, pembuatan media 3 Serangkai Dewi Sekartaji) dan tahap pelaksanaan selama 5 kali tatap muka (sosialisasi program sasaran, pelaksanaan program, pengawasan dan evaluasi). Hasil terdapat perubahan tingkat pengetahuan dan sikap responden. Program ini perlu adanya kerjasama dari stakeholder terkait untuk memperoleh luaran IbM yang berkualitas berupa: (1) Pembinaan Jasa kesehatan kader cilik dan komunitas Sekartaji; (2) Media Ajar 3 Pejuang Keamanan Pangan (Kertajaya, Urlangga, dan Gamble); (3) Paten Media Ajar 3 Pejuang Keamanan Pangan.