Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

FLEKSIBILlTAS MUSIKAL SULUKAN GAYA SURAKARTA Suyoto Suyoto
Keteg: Jurnal Pengetahuan, Pemikiran dan Kajian Tentang Bunyi Vol 4, No 1 (2004)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4680.787 KB) | DOI: 10.33153/keteg.v4i1.575

Abstract

Wayang kulit is a representation of human life since the birth  until the death which is presented in patMt (musical concept or  musical atmosphere). Sulukan is an important medium and it is the  "soul" of the performance. Sulukan is divided into three: patMtan  (songs of the puppeteer accompanied by small gamelan ensemble),  senanon (the same genre as sulukan with specific musical effect), and  ada-ada (songs of the pupetteerto present tense atmospheres). Texts  used in sulukan are tembang gedhe (songs with long phrases),  tembang tengahan (songs with medium phrases), and tembang  macapat (songs with short phrases), those are different from other  songs. For that reason, the structure of sulukan is like that of  tembang in which rules are used. In sulukan there is kombangan  (songs with "vocal" expression rather than consonant) usually with the  word (long. " The kombangan becomes the special character of the  wayang kulit. Musically speaking, the kombangan is the "intermission"  between phrases. The texts relate to the social life and they are  contained in the texts of the sulukan; the contents of the sulukan are:  education of life, ethics, and mysticism in Javanese life.Keywords: Sulukan, fleksible musical, wayang kulit.
PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK PADA MATERI STATISTIKA KELAS 12 SMA NEGERI 4 BOJONEGORO Nurul Ilmiyah; Suyoto Suyoto
DIDAKTIKA Vol 27 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1284.087 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v27i1.2097

Abstract

Salah satu ciri matematika adalah menekankan pada proses deduktif aksiomatik yang memerlukan penalaran logis. Penalaran masuk dalam kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa, sehingga diharapkan siswa dapat menganalisis suatu permasalahan sebelum mengambil suatu keputusan sebagai bekal untuk menghadapi tantangan perkembangan dan perubahan. Fakta menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam bernalar belum diperhatikan secara mendalam. Untuk itu diperlukan pembelajaran yang didesain menurut pandangan konstruktivisme karena menurut pandangan tersebut pembelajaran bertujuan untuk membantu peserta didik untuk membangun konsep-konsep/ prinsip-prinsp matematika dengan kemampuannya sendiri melalui asimilasi dan akomodasi. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan tujuan meningkatkan kemampuan penalaran matematika melalui pendekatan konstruktivisme. Subjek pada penelitian ini adalah peserta didik kelas XII IPA 2 SMA Negeri 4 Bojonegoro sebanyak 33 orang. Prosesur dalam penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) sedangkan instumen penelitian yang digunakan adalah Tes Kemampuan Penalaran (TKP). Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran matematis peserta didik kelas XII IPA 2 telah memenuhi indicator keberhasilan penelitian setelah siklus kedua, yaitu sebanyak 67% (24 peserta didik) memenuhi kriteria baik dalam bernalar. Keterlaksanaan pembelajaran tergolong baik pada siklus kedua yaitu seluruh pembelajaran terlaksana dengan prosentase 88,5%.
PENERAPAN DISCOVERY LEARNING DENGAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS XI-B SMA PLUS AR-RAHMAT BOJONEGORO MATERI POLINOMIAL Ahmad Hasan Saifurrisal; Suyoto Suyoto; Sri Uchtiawati; Nur Fauziyah
DIDAKTIKA Vol 26 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.494 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v27i1.2107

Abstract

Hasil pengamatan yang dilakukan di kelas XI-B SMA Plus Ar-Rahmat Bojonegoro menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan pada materi polinomial. Kesulitan yang dialami peserta didik diduga karena guru lebih sering mengajar dengan model pembelajaran ekspositori sehingga peserta didik kurang aktif dalam proses belajar mengajar dan menyebabkan hasil belajar peserta didik kurang maksimal. Maka, perlu diterapkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik, yaitu discovery learning dengan strategi REACT. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan langkah-langkah pembelajaran discovery learning dengan strategi REACT yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI-B SMA Plus ArRahmat Bojonegoro materi polinomial. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data penelitian berupa daftar nilai peserta didik pada tes di tiap akhir siklus dan data hasil observasi yang didapatkan dari observer. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, angket, lembar penilaian aktivitas peserta didik, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh dua kesimpulan sebagai berikut. Pertama, bahwa penerapan discovery learning dengan strategi REACT pada materi polinomial yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas XI-B SMA Plus Ar-Rahmat Bojonegoro memiliki langkah-langkah: 1) guru memberikan apersepsi dan motivasi; 2) menerapkan discovery learning dengan strategi REACT dengan tahapan: stimulation, problem statement, data collection, data processing, dan verification; 3) peserta didikmengomunikasikan hasil diskusi kelompok kemudian bersama-sama guru membuat kesimpulan. Kedua, bahwa pembelajaran dengan discovery learning dengan strategi REACT meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didikkelas XI-B SMA Plus Ar-Rahmat Bojonegoro. Skor rata-rata aktivitas peserta didik pada siklus I sebesar 27,5 dengan kategori baik, tetapi masih ada poin pengamatan yang bernilai 2. Skor rata-rata aktivitas peserta didik pada siklus II sebesar 35,5 dengan kategori sangat baik, dan setiap poin pengamatan mencapai minimal nilai 3. Hasil tes peserta didik pada siklus I menunjukkan bahwa 60% peserta didik yang memperoleh nilai mencapai KKM dengan rata-rata hasil tes yang diperoleh adalah sebesar 78,25. Hasil tes peserta didik pada siklus II menunjukkan bahwa 90% peserta didik yang memperoleh nilai mencapai KKM dengan rata-rata hasil tes yang diperoleh adalah sebesar 85,45.
Peningkatan Motivasi Berprestasi Dan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Transformasi Geometri Siswa Kelas Xi Tsm – 1 SMK Muhammadiyah 2 Jogoroto Melalui Pembelajaran Model Discovery Learning Muhammad Agus fanani; Suyoto Suyoto
DIDAKTIKA Vol 27 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.524 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v27i1.2098

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana penerapan pembelajaran model Discovery Learning berbantuan media Power Point dan LKS meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar matematika siswa. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian tindakan ini adalah siswa kelas XI TSM 1 Semester Gasal SMK Muhammadiyah 2 Jogoroto tahun pelajaran 2019/2020 dengan jumlah siswa sebanyak 22 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, angket, catatan lapangan, dan tes. Analisis data dilakukan dengan model analisis interaktif yang terdiri dari proses pengumpulan data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan dan keterampilan meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata motivasi berprestasi siswa pada tahap Pra Siklus, Siklus I, II adalah 45; 75; dan 77. Pada aspek pengetahuan, nilai rata-rata kelas pada tahap Pra Siklus, Siklus I dan II adalah 45; 75; dan 77. Pada aspek keterampilan nilai rata-rata kelas pada tahap Pra Siklus, Siklus I dan II adalah 60; 80; dan 85. Berdasarkan hasil tindakan dan analisis, penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran model discovery learning berbantuan Power Point dan LKS dapat meningkatkan motivasi berprestasi dan hasil belajar pada mata pelajaran matematika siswa kelas XI TSM 1 SMK Muhammadiyah 2 Jogoroto tahun pelajaran 2019/2020.
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Discovery Learning Pada Materi Limit Fungsi Aljabar Di Kelas XI SMA Darul Ulum 1 Peterongan Rizkia Putri Perdana; Nur Fauziyah; Suyoto Suyoto
DIDAKTIKA Vol 27 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.024 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v27i1.2099

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: apakah penerapan Model Discovery Learning pada materi pokok limit fungsi aljabar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XI SMA Darul Ulum 1 Peterongan. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) pada peserta didik kelas XI IPA1 dengan jumlah peserta didik sebanyak 34 peserta didik. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah documenter dan tes. Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam 2 (dua) siklus, setiap siklus ada 4 (empat) tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (action), Pengamatan(observation), dan refleksi (reflection Dengan menerapkan model belajar Discovery Learning dalam pengajaran mata pelajaran Matematika diperoleh nilai rata–rata hasil pembelajaran yaitu sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata sebanyak 58,24, pada siklus pertama sebanyak 69,9, dan pada siklus kedua sebanyak 84.01. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Discovery Learning dengan melalui delapan langkah- langkahnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pokok pada materi pokok limit fungsi aljabar kelas XI SMA Darul Ulum 1 Peterongan. Keberhasilan penggunaan metode tersebut diharapkan bisa digunakan sebagai alternatif pendekatan pembelajaran yang inovatif. Selanjutnya para guru dapat lebih berkreasi dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIK SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING (TAPPS) Nur Widyasari; Suyoto Suyoto; Nur Fauziyah
DIDAKTIKA Vol 27 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.705 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v27i1.2104

Abstract

Tujuan penelitian ini mengkaji 1) Peningkatan kemampuan pemahaman matematika siswa setelah menggunakan metode pembelajaran TAPPS.2) Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran dengan metode TAPPS. 3)Respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran TAPPS. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Asy-Syariah tahun ajaran 2012/2013 pada bulan September-Oktober 2013.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes pemahaman konsep, wawancara, lembar observasi, dan jurnal harian siswa.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa penerapan Model Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematika siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan rata-rata skor pemahaman konsep siswa dari 68,13 menjadi 78,06 pada siklus II. Kemudian terlihat dari kenaikan persentase indikator pemahaman konsep matematika siswa mencapai lebih dari 70% atau dalam kategori baik. Indikator pemahaman konsep antara lain Instrumental dan Relasional. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika dengan metode TAPPS sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 63,33% meningkat menjadi 87,78% pada siklus II. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukan bahwa pada umumnya siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika TAPPS. Hal ini dapat dilihat melalui hasil jurnal harian yang menunjukan persentase respon positif siswa meningkat dari 60,16% pada siklus I menjadi 81,82% pada siklus II.
Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas XI MIPA SMA DARUL ULUM 2 UNGGULAN BPPT JOMBANG Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) Materi Program Linier Mochamad Noer Arief Basuki Rachmadhani; Suyoto Suyoto
DIDAKTIKA Vol 27 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (948.02 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v27i1.2105

Abstract

Sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika Permendiknas no. 22 tentang standar isi nomor empat, komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan penting yang harus dikembangkan dalam diri peserta didik. Rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa disebabkan karena siswa yang cenderung menyelesaikan suatu masalah dengan meniru penyelesaian masalah yang diperagakan oleh guru ketika membahas contoh dan soal matematika serta oleh gaya guru dalam mengajar di kelas XI MIPA SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pembelajaran kooperatif tipe TTW di kelas XI MIPA SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas XI MIPA SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang melalui pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW). Jenis penelitian yang digunakan ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA SMA Darul Ulum 2 Unggulan BPPT Jombang tahun ajaran 2019/2020 dengan jumlah 20 siswa. Dari penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Nilai rata-rata tes pada siklus I sebesar 58,64 dan siklus II sebesar 68,75. Persentase ketuntasan kelas pada siklus I sebesar 27,78% dan siklus II sebesar 62,50%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa secara tertulis mengalami peningkatan namun belum mencapai indikator yang ditentukan. Skor rata-rata total kemampuan komunikasi matematis siswa secara lisan siklus I sebesar 2,43 dengan kategori cukup baik dan siklus II sebesar 2,98 dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa secara lisan mengalami peningkatan dan sudah mencapai indikator yang ditentukan. Skor rata-rata total hasil pengamatan KBM siklus I sebesar 2,70 dengan kategori baik dan siklus II sebesar 3,15 dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran kooperatif tipe think talk write (TTW) mengalami peningkatan dan sudah mencapai indikator yang ditentukan. Pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) mampu meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa namun peningkatannya belum optimal.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMK AL KARAMAH Yundaryati Yundaryati; Suyoto Suyoto
DIDAKTIKA Vol 26 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1079.029 KB) | DOI: 10.30587/didaktika.v27i1.2106

Abstract

Kemampuan komunikasi matematis diperlukan dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Rendahnya kemampuan komunikasi matematis peserta didik SMK Al Karamah Jombang disebabkan karena peserta didik kurang diikutsertakan dalam pembelajaran atau peserta didik jarang diberikan kesempatan untuk bertanya maupun mengungkapakan pendapat. Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru selama ini kurang tepat, sehingga kemampuan komunikasi matematis peserta didik belum mampu tersampaikan. Salah satu model pembelajaran yang cocok adalah pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk melihat apakah terdapat perbedaan pembelajaran tersebut dengan model pembelajaran konvensional terhadap peningkatan kemampuan komunikasi matematis ditinjau dari jenis kelamin peserta didik. Jenis eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen Design menggunakan pretes dan postes. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas XII SMK Al Karamah Jombang. Sampel yang digunakan sebanyak 1 kelas yang dipilih dengan teknik acak kelas, yaitu kelas XII SMK Al Karamah Jombang dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes. Analisis data yang digunakan adalah uji Kruskal-Wallis Menurut hasil penelitian dan pembahasan, perhitungan dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis, diperoleh nilai H = 1,233 < 7,815. Sehingga dapat diambil keputusan Ho dari hipotesis ini diterima, dengan kata lain bahwa Ha dari hipotesis yang diajukan ditolak maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis yang menggunakan pendekatan pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) SMK Al Karamah Jombang Tahun Ajaran 2019/2020.
IMPLEMENTASI PENDEKATAN KOMUNIKATIF DIGITAL TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Arum Ratnaningsih; Suyoto Suyoto
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.726 KB) | DOI: 10.37729/btr.v6i11.5546

Abstract

ABSTRAK: Implementasi pendekatan komunikatif digital terhadap keterampilan berpikir kritis pembelajaran bahasa Indonesia memiliki tujuan sebagai berikut. Pertama, untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan komunikatif digital dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Kedua, mendeskripsikan implementasi pemanfaatan teknologi digital dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Ketiga, untuk melatih keterampilan berpikir kritis mahasiswa dalam meghadapi permasalahan pada pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk menganalisis dari penggunaan pendekatan komunikatif digital dengan keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tiga deskripsi sebagai berikut. Pertama upaya yang dilakukan pendidik dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa pada pembelajaran bahasa Indonesia berupa penggunaan pembelajaran virtual, web elearning, power point, ebook, blog, mobile learning, media sosial, dan email. Kedua hasil implementasi pendekatan komunikatif digital dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat melatih dalam keterampilan menganalisis, keterampilan mensintesis, keterampilan mengenal dan memecahkan masalah, keterampilan menyimpulan, dan keterampilan menilai. Ketiga kegiatan responden di dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan responden meliputi diskusi berpasangan, presentasi, studi kasus individu, ayo bertanya, dan ayo menjawab. Kata kunci: Pendekatan Komunikatif, Teknologi Digital, Berpikir Kritis  
UPAYA MENINGKATKAN PENGEMBANGAN BAHASA ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK ‘AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL NOMPOREJO I KELOMPOK B MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR Suyoto Suyoto; Sri Wahyuningsih
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.4 KB) | DOI: 10.37729/btr.v4i8.4162

Abstract

ABSTRACT: The purpose of this study is to improve language skills with image media in ABA NOMPOREJO TK I Group B. Storytelling is a simple telling of an experience or event with a sequence. Through the activity of telling the ability to imagine the child will be due to the emergence of creativity. Images are a form of universal communication expression known to a wide audience. Through pictorial story is expected readers can easily receive information and description of the story to be conveyed. Improvement of this study using Classroom Action Research method, which is one of the research conducted by teachers to improve the quality of learning in its class. The author performs four procedures namely planning, implementation, observation and reflection. From the implementation of learning the author using the observation instrument sheet to obtain learning outcomes recognize the language of children through the method of storytelling with the media images in cycle I and cycle II. The result of the research shows that the improvement of knowing the language of children through the storytelling method with the picture of the initial condition that developed as expected 15% increases to an average of 65% in cycle I and on average 30% in cycle II. Because it can be concluded that through the method of storytelling with the media images can improve the ability to recognize the language of children.Keywords: know the language, storytelling, media imagesABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan bahasa dengan media gambar di TK ABA NOMPOREJO I Kelompok B. Bercerita adalah menceritakan pengalaman atau kejadian secara sederhana dengan urut. Melaui kegiatan bercerita kemampuan berimajinasi anak akan karena timbulnya kreativitas. Gambar adalah suatu bentuk ekspresi komunikasi universal yang dikenal khalayak luas. Melalui cerita bergambar diharapkan pembaca dapat dengan mudah menerima informasi dan diskripsi cerita yang hendak disampaikan. Perbaikan pembelajaran ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas, yaitu salah satu penelitian yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya. Penulis melaksanakan empat prosedur yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Dari pelaksanaan pembelajaran penulis menggunakan lembar intrumen pengamatan untuk memperoleh hasil pembelajaran mengenal bahasa anak melalui metode bercerita dengan media gambar pada siklus I maupun siklus II. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan mengenal bahasa anak melalui metode bercerita dengan gambar dari kondisi awal yang berkembang sesuai harapan 15% meningkat menjadi rata-rata 65% pada siklus I dan rata-rata 30% pada siklus II. Oleh karena dapat disimpulkan bahwa melalui metode bercerita dengan media gambar dapat meningkatkan kemmpuan mengenal bahasa anak.Kata Kunci: mengenal bahasa, bercerita, media gambar