Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Trunk Control Inhibition and Balance Training Have an Effect on Balance Control in Children with Cerebral Palsy Yenri Lisna; Anshar Anshar; Tiar Erawan; Hendrik Hendrik
Health Notions Vol 5, No 07 (2021): July
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/hn50705

Abstract

Cerebral palsy is a major cause of movement and posture disorders in children. This condition is a non-progressive motor disorder caused by lesions or brain anomalies that arise in the early stages of a child's development but can change over time due to the growth and plasticity of the development and maturation of the child's central nervous system. The overall prevalence of data collected until 2013 the incidence of Cerebral Palsy was 2.11 per 1000 live births. This study aims to determine the effect of providing balance training intervention and trunk control inhibition on changes in trunk balance control in Cerebral Palsy children. This research is an experimental study with a pre-test – post-test two control group design. The research was conducted at Dr. Hospital. Wahidin Sudirohusodo Makassar, with a sample size of 30 people who were randomly divided into 2 groups, namely 15 people in the group given the balance training intervention and 15 people in the group given the trunk control inhibitor. Balance control capability data was measured using the Trunk Control Measurement Scale (TCMS). The results of the Wilcoxon test analysis showed that there was a significant effect on the provision of balance training (p=0.002) and trunk control inhibition (p=0.007) to improve balance control in children with cerebral palsy. Based on the Mann-Whitney test analysis, it was found that there was no significant difference (p= 0.683) between balance training and trunk control inhibition on changes in balance control. Keywords: balance training; inhibition trunk control; trunk control measurement scale; balance control; cerebral palsy
PENGARUH PEMBERIAN MASSAGE DENGAN TEKNIK EFFLURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI GASTROCNEMIUS PEMAIN FUTSAL CLUB FUTSAL DPC BONTOCANI arpandjam'an arpandjam'an; Muhammad Awal; H. Tiar Erawan
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 10, No 2 (2018)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.431 KB) | DOI: 10.32382/mf.v10i2.552

Abstract

Pada olahraga futsal terlalu banyak aktifitas pada gastrocnemius  sehingga dapat timbul kelelahan pada kedua tungkai yang menyebabkan nyeri pada gastrocnemius. Kelelahan adalah suatu keadaan yang relatif, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Kelelahan otot secara fisik antara lain akibat zat-zat sisa metabolisme seperti asam laktat, CO2 dan kontraksi otot yang kuat dan lama. Hambatan aliran darah yang menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan otot yang hampir sempurna selama satu menit atau lebih karena kehilangan makanan terutama kehilangan oksigen.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efflurage terhadap penurunan nyeri gastrocnemius pada pemain futsal club futsal DPC Bontocani. Jenis penelitian ini bersifat pra eksperimen dengan rancangan penelitian one group pre tes – post tes desain.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian efflurage dapat menghasilkan penurunan nyeri dari 4,540 pada pre test menjadi 3,040 pada post tets pada skala VAS, dengan rata-rata penurunan nyeri sebesar 1,500. Kemudian hasil Uji Pairet t-sample menunjukkan bahwa pemberian efflurage dapat memberikan pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri gastrocnemius dengan nilai p (0,000) < 0,05.Dengan demilian dapat disimpulkan bahwa pemberian efflurage dapat memberikan pengaruh yang bermakna terhadap penurunan nyeri gastrocnemius pada pemain futsal club futsal DPC Bontocani.Kata Kunci : Efflurage, Nyeri Gastrocnemius 
BEDA PENGARUH PEMBERIAN MICROWAVE DIATHERMY DENGAN ULTRASOUND PADA PENERAPAN TRAKSI TRANSLASI TERHADAP PERUBAHAN LUAS GERAK ABDUKSI SENDI BAHU AKIBAT FROZEN SHOULDER DI RUMAH SAKIT UMUM HIKMAH MAKASSAR Tiar Erawan; Arpandjaman Arpandjaman
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.261 KB) | DOI: 10.32382/mf.v11i1.822

Abstract

Gangguan pada sendi bahu seperti capsulitis adhesive yang terlambat penanganannya akan menimbulkan kondisi yang lebih berat yang ditandai dengan keterbatasan gerakan baik aktif maupun pasif pada seluruh gerakan sendi bahu.Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh pemberian microwave diathermy dengan ultrasound pada penerapan traksi translasi  terhadap perubahan luas gerak abduksi sendi bahu akibat frozen shoulder. Penelitian ini adalah quasy eksperimen menggunakan pretest-posttest two group design. Populasi penelitian adalah semua pasien yang mengalami gangguan gerak abduksi bahu akibat frozen shoulder yang berkunjung di Poliklinik Fisioterapi Rumah Sakit Umum Hikmah Makassar selama penelitian.. Sampel penelitian Pasien frozen shoulder  yang berkunjung di Poliklinik Fisioterapi Rumah Sakit Umum Hikmah Makassar selama penelitian  yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan oleh peneliti.Hasil penelitian diperoleh adanya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pemberian MWD dan traksi-translasi dengan selisih rata-rata nilai ROM abduksi sendi bahu sebesar 13.800 + 1.460 dengan hasil uji wilcoxon p=0.005 < α= 0.05. Sedangkan pada intervensi ultrasound dan traksi-translasi diperoleh selisih rata-rata nilai ROM sebesar 10.800 + 3.150 dengan hasil uji wilcoxon p= 0.005 < α= 0.05. Pada uji Mann-Whitney tidak diperoleh adanya perbedaan yang signifikan ROM abduksi sendi bahu diantara kedua perlakuan, dengan p= 0.684 > α= 0.05.Kesimpulan penelitian ini adalah ada perubahan jarak gerak sendi (ROM) abduksi sendi bahu sebelum dan sesudah pemberian MWD dan traksi-translasi  serta ultrasound dan traksi-translasi pada pasien gangguan gerak abduksi bahu akibat frozen shoulder. Tidak ada perbedaan perubahan jarak gerak sendi (ROM) abduksi sendi bahu diantara kedua kelompok perlakuan.
MANFAAT Mc. KENZIE CERVICAL DAN MUSCLE ENERGY TECHNIQUE TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI PADA PENDERITA CERVICAL FACET SINDROME Hasnia Ahmad; Tiar Erawan; Darwis Durahim
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 11, No 2 (2019)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.406 KB) | DOI: 10.32382/mf.v10i2.805

Abstract

Cervical facet syndrome merupakan salah satu kondisi nyeri tengkuk yang bisa menjalar ke occiput, upper thoracal, shoulder, atau middle thoracal tergantung pada segmen cervical yang terkena. Penelitian ini adalah  quasi eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Mc.Kenzie Cervical dan Muscle Energy Technique (MET) terhadap peningkatan lingkup gerak sendi (LGS) cervical pada penderita cervical facet syndrome. Sebuah  penelitian yang dilakukan di Poliklinik Fisioterapi RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo. Sampel adalah penderita cervical facet syndrome. Pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 20 orang yang dibagi kedalam 2 kelompok masing-masing 10 orang. Hasil penelitian menunjukkan  cervical facet syndrome terbanyak usia 40 – 44 tahun,yaitu   4 orang (40%) dan usia 45 – 50 tahun yaitu 8 orang (80%),  lebih banyak perempuan yaitu 11 orang dan laki-laki  9 orang. Uji  Wilcoxon bahwa Mc.Kenzie berpengaruh  bermakna terhadap peningkatan LGS ekstensi dan rotasi cervical dengan rata-rata peningkatan sebesar 2,80 dan nilai p = 0,004 (p < 0,05) untuk ekstensi, serta 5,50 dan nilai p = 0,005 (p < 0,05) untuk rotasi, kemudian pemberian Muscle Energy Technique dapat menghasilkan pengaruh yang bermakna terhadap peningkatan LGS ekstensi dan rotasi cervical dengan rata-rata peningkatan sebesar 2,70 dan nilai p = 0,004 (p < 0,05) untuk ekstensi, serta 5,40 dan nilai p = 0,005 (p < 0,05) untuk rotasi. Berdasarkan hasil analisis Mann-Whitney menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara Mc.Kenzie dengan Muscle Energy Technique terhadap peningkatan LGS ekstensi dan rotasi cervical dengan nilai p = 0,651 (p > 0,05) untuk ekstensi dan nilai p = 0,841 (p > 0,05) untuk rotasi. Dengan demikian  tidak ada perbedaan pengaruh  bermakna antara Mc.Kenzie dengan Muscle Energy Technique terhadap peningkatan LGS ekstensi dan rotasi cervical. Kata Kunci : Mc.Kenzie, Muscle Energy Technique, LGS Cervical
PENGARUH MASSAGE BAYI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI MENYUSUI DAN BERAT BADAN BAYI PADA USIA 1-6 BULAN Rasdiana Rasdiana; Yonathan Ramba; Andi Halimah; Tiar Erawan; Siti Nurul Fajriah; Suharto Suharto
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v14i1.2854

Abstract

Latar Belakang: Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan, massage dapat mendorong pertumbuhan yang sehat dan memainkan peran penting dalam perkembangan mental, fisik, sistem sirkulasi darah dan kekebalan bayi. Salah satu indikator terpenting dalam menilai pemenuhan nutrisi pada bayi adalah dengan memperhitungkan berat badan. Masa bayi antara usia 0-12 bulan, merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.Metode : Penelitian ini adalah penelitian pre experimental dengan desain The One Group Pretest-Posttest Design, merupakan salah satu bentuk penelitian dimana pemilihan subjek penelitian dilakukan secara non-random, dan tidak memiliki control group atau comparison group bertujuan Untuk mengetahui apakah ada pengaruh massage bayi terhadap peningkatan frekuensi menyusui dan berat badan bayi pada usia 1 – 6 bulan di Puskesmas Sudiang Raya Makassar, dengan besar sampel sebanyak 10 orang yang memenuhi kriteria sampel Inklusi dan eksklusi pada kelompok perlakuan.Hasil : Hasil berdistribusi normal sehingga dilakukan uji data dengan uji Paired Sample T- test.Berdasarkan uji t pada frekuensi menyusui diperoleh ASI pre test dan post test sebesar p= 0,589> α= 0,05, dan p= 0,709> α= 0,05 berdistribusi normal dan berat badan pre test dan post test sebesar p= 0,886 > α= 0,05, dan p= 0,959> α= 0,05 berarti berdistribusi normal Berdasarkan analisis tabel diatas diperoleh pre test dan post test frekuensi menyusui dan berat badan bayi dengan nilai p(Sig. 2-tailed) adalah p= 0,000 < α= 0,05 yang berarti bahwa H_1  diterima dan  H_0ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test yang artinya terdapat pengaruh massage bayi terhadap frekuensi menyusui dan berat badan bayi pada usia 1-6 bulan di Puskesmas Sudiang Raya.Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini adalah Peningkatan frekuensi menyusui dan berat badan bayi usia 1-6 bulan sangat signifikan setelah diberikan massage.Kata Kunci: Massage bayi, Frekuensi Menyusui ASI,  Berat Badan Bayi
EFEK ANGULAR JOINT MOBILIZATION DAN MAITLAND MOBILIZATION TERHADAP PERUBAHAN NYERI DAN RANGE OF MOTION PENDERITA FROZEN SHOULDER Rahmat Nugraha; Nurul Zaskia; Tiar Erawan; Miuh Thahir
2-TRIK: TUNAS-TUNAS RISET KESEHATAN Vol 12, No 3 (2022): Agustus 2022
Publisher : FORUM ILMIAH KESEHATAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/2trik12310

Abstract

Frozen shoulder is an inflammatory condition in which the connective tissue around the shoulder joint thickens and tightens, causing pain and loss of range of motion (ROM) both passively and actively with external rotation, abduction and internal rotation being the plane of motion that is disrupted. The method in this study is a quasi-experimental design with a randomized pretest-posttest two group, which aims to determine the difference in the effectiveness of the combination of Shortwave Diathermy (SWD) and Angular Joint Mobilization (AJM) or Shortwave Diathermy (SWD) and Maitland Mobilization in patients with Frozen shoulder in RSUD dr. La Palaloi Maros with a sample of 18 people, which were randomized into 2 groups, namely treatment group I was given SWD and AJM and treatment group II was given (SWD) and Maitland Mobilization. Paired sample t-test resulted in p value = 0.000 for external rotation, abduction and internal rotation ROM and VAS scale in treatment groups I and II, which means that there is an effect of the combination of SWD and AJM on reducing pain and increasing shoulder ROM. The results of the independent sample t-test were p = 0.000 for abduction exorotation, p = 0.006 internal rotation, and p = 0.001 on the VAS scale, which means that there is a significant difference between groups I and II. Furthermore, it was concluded that the combination of SWD and AJM was more effective than the combination of SWD and Maitland Mobilization for reducing pain and increasing shoulder ROM in patients with frozen shoulder.Keywords: shortwave diathermy; angular joint mobilization; Maitland mobilization; frozen shoulderABSTRAK Frozen shoulder adalah kondisi peradangan di mana jaringan ikat di sekitar sendi shoulder menebal dan mengencang, yang menyebabkan timbulnya nyeri dan hilangnya range of motion (ROM) secara pasif maupun aktif dengan eksternal rotasi, abduksi dan internal rotasi menjadi bidang gerak yang terganggu. Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain randomized pretest-posttest two group, yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas kombinasi Shortwave Diathermy (SWD) dan Angular Joint Mobilization (AJM) atau  Shortwave Diathermy (SWD) dan Maitland Mobilization pada penderita Frozen shoulder di RSUD dr. La Palaloi Maros dengan sampel sebanyak 18 orang, yang dirandomisasi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan I diberikan SWD dan AJM dan kelompok perlakuan II diberikan (SWD) dan Maitland Mobilization. Paired sample t-test menghasilkan nilai p = 0,000 untuk ROM eksternal rotasi, abduksi dan internal rotasi dan skala VAS pada kelompok perlakuan I dan II, yang berarti ada pengaruh kombinasi SWD dan AJM terhadap penurunan nyeri dan peningkatan ROM shoulder. Hasil independent sample t-test adalah p = 0,000 untuk eksorotasiabduksi, p = 0,006 internal rotasi, dan p = 0,001 skala VAS, yang berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok I dan II. Selanjutnya disimpulkan bahwa kombinasi SWD dan AJM lebih efektif daripada kombinasi SWD dan Maitland Mobilization untuk menurunkan nyeri dan peningkatan ROM shoulder penderita frozen shoulder.Kata kunci: shortwave diathermy; angular joint mobilization; maitland mobilization; frozen shoulder
The Effectiveness Of Pilates Exercises On Sitting And Standing Balance In Children With Cerebral Palsy Suharto Suharto; Sri Saadiyah Leksonowati; Tiar Erawan; Arpandjam'an Arpandjam'an
International Journal of Health and Pharmaceutical (IJHP) Vol. 3 No. 2 (2023): May 2023
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijhp.v3i2.158

Abstract

The main problem of this research is the balance disorder of sitting andstanding in children with cerebral palsy. This disorder occurs because ofbrain damage during the non-progressive growth and development ofchildren, thus limiting the daily activities of children with cerebral palsy.The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of the Pilatesexercises method on sitting and standing balance in children with cerebralpalsy. This type of research is an experiment with a pre test – post test onegroup design which was carried out for a period of 16 weeks. The researchsubjects were children with cerebral palsy who met the inclusion criteria asmany as 33 people. The study was carried out at the Education Foundationfor Children with Disabilities in Makassar, South Sulawesi, Indonesia and ata children's physiotherapy clinic in Makassar, from February to July 2022.The results of the Paired t test statistical test obtained p value = 0.002 forsitting balance and for standing balance p = 0.002 0.083 which means thereis no difference in standing balance before and after giving Pilatesexercises.
BEDA PENGARUH PEMBERIAN TRANSLASI OSILASI DAN THERABAND EXERCISE ATAU HOLD RELAX TERHADAP PENURUNAN NYERI DAN PENINGKATAN RANGE OF MOTION PADA PENDERITA OSTEOARHRITIS KNEE DI RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL MAKASSAR Mariana Ulfah; Tiar Erawan; Andi Halimah
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v13i2.3183

Abstract

Background: Osteoarthritis of the knee is a degenerative joint disease that causes cartilage damage in the knee joint which is characterized by loss and erosion of the knee joint cartilage and the growth of osteophytes on the edges of the knee joint, causing stiffness, pain and impaired movement.Methods: This study was a quasi-experimental study with a pre-test post-test design with two groups aiming to determine the difference in the effect of translation oscillations and theraband exercise with translation oscillations and hold relax on pain reduction and ROM improvement in patients with knee osteoarthritis. This research was conducted at the Faisal Islamic Hospital in Makassar, with a sample of knee osteoarthritis patients who fit the inclusion criteria. The number of samples was 14 people who were randomly divided into 2 groups, namely 1 group that was given translation oscillation and theraband exercise as many as 7 people and group 2 that was given translation oscillation and hold relax as many as 7 people. Measuring instruments used are VAS and Goniometer.Results: Analysis of the paired sample t test in the treatment and control groups obtained a value of p = 0.000 <0.05 for the actuality of pain and ROM, which means that there was a significant effect in the treatment and control groups on reducing pain and increasing ROM. The results of the independent sample t test for actuality of pain obtained a value of p = 0.053 > 0.05 and for ROM obtained a value of p = 0.365 > 0.05 which means that there was no significant difference between the two sample groups.Conclusion: It can be concluded that the administration of translational oscillations and theraband exercise has no more effect than translational oscillations and hold relax on reducing pain and increasing ROM in patients with knee osteoarthritis.Keywords: Translational Oscillation, Theraband Exercise, Hold Relax, Knee Osteoarthritis 
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA GANGGUAN POLA BERJALAN AKIBAT CONGENITAL TALIPES EQUINOVARUS DI YPAC KOTA MAKASSAR Tiar Erawan; Anshar Anshar; Lisnawati Lisnawati; Siti Muthiah; Muh Thahir
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v14i2.3149

Abstract

Congenital talipes equinovarus merupakan kelainan bawaan pada kaki dan pergelangan kaki yang berupa deformitas inversi, kombinasi equines dan varus dari kaki belakang, serta adduksi dari sendi subtalar dan midtarsal. Kondisi ini ditandai dengan, kontraktur jaringan di sisi medial kaki, otot-otot eversi di sisi lateral kaki tidak berkembang, otot- otot betis tidak berkembang, serta tidak menunjukkan perubahan terhadap koreksi pasif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada gangguan pola berjalan pada penderita Congenital Talipes Equino Varus di SLB YPAC Kota Makassar. Dengan pemberian intervensi menggunakan Stretching dan Terapi latihan dengan Strengthening serta menggunakan alat ukur Lingkup Gerak Sendi dengan Geniometer dan Skor pirani.Hasil yang diperoleh setalah melakukan terapi sebanyak 12 kali pada kasus Congenital Talipes Equinovarus adalah pengukuran Lingkup Gerak Sendi pada pasien I dan pasien II bernilai tetap, tidak mengalami peningkatan maupun penurunan. Deformitas yang di alami pasien pada pemeriksaan awal pasien 1 pada kedua ankle bernilai, Curvature of the lateral border of the food (CLB) : 1, Medial crease of the food (MC) : 0,5 dan Posterior crease of the ankle (PC) : 1, sedangkan pasien II pada ankle sinistra Curvature of the lateral border of the food (CLB) : 1, Medial crease of the food (MC) : 0,5 dan Posterior crease of the ankle (PC) : 0,5, tidak mengalami peningkatan hingga akhir penelitian.Kata Kunci : Congenital Talipes Equinovarus, Stretching, dan Terapi latihan Strengthening
PENGARUH PEMBERIAN SWD DAN TENS TERHADAP PENURUNAN NYERI KNEE PADA PENDERITA OA KNEE JOINT DI RS.BHAYANGKARA Tiar Erawan; Anshar Anshar
Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mf.v12i2.3170

Abstract

Osteoarthritis is the most common type of arthritis and is found specifically in elderly people and is the most common in the world. The population of osteoarthritis sufferers in Indonesia was 34.3 million people in 2002 and reached 36.5 million people in 2007. An estimated 40 % of the population aged over 70 years suffer from osteoarthritis, and 80% of osteoarthritis patients have limited range of motion in various degrees from mild to severe which results in reduced quality of life due to the high prevalence.This research is a pre-experimental study with a one group pre test – post test research design. The research aims to determine the effect of giving SWD and TENS modalities on changes in pain reduction in patients with knee joint OA. This research was carried out at the Physiotherapy Clinic of the Hospital. Bhayangkara Makassar in 25 May – 25 June 2015. The sampling technique used purposive sampling, namely samples that match the inclusion criteria, from this technique 10 samples were obtained.Based on the results of the study, it was shown that the administration of SWD and TENS can produce changes in pain intensity from pre-test to post-test, with an average reduction of 1.3. Administration of SWD and TENS modalities can provide significant differences or changes in pain in knee joint pain with a level significant by 0.000 (p value <0.05).Thus, it can be concluded that the administration of SWD and TENS can produce a significant reduction in pain in patients with knee OA. It is suggested to physiotherapists in hospitals and practice areas to be able to use SWD and TENS, which can provide other methods of treating knee joint OA to reduce significant pain. Keywords: SWD, TENS, pain reduction, Osteortritis, Knee Joint.