Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

Respon pertumbuhan dan produksi bawang merah (Allium ascalonicum L.) terhadap frekuensi dan level mikroorganisme lokal bonggol pisang Lestari Lestari; Sumarsono Sumarsono; Sutarno Sutarno
Journal of Agro Complex Vol 3, No 3 (2019): Online
Publisher : Department of Agriculture, Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Semara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.127 KB) | DOI: 10.14710/joac.3.3.105-113

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh level MOL bonggol pisang yang sesuai, pengaruh frekuensi serta mengetahui kombinasi level dan frekuensi terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah. Penelitian berlangsung pada bulan Februari – April 2018. Penelitian dilakuan di rumah kaca Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH), dilanjutkan dengan menimbang berat basah di Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Percobaan Faktorial 5 x 3 Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan ulangan 3 kali. Faktor pertama adalah level mol (0, 10, 20, 30 dan 40 ml) Faktor kedua frekuensi penyiraman (1 minggu, 2 minggu, 3 minggu). Parameter penelitian yaitu Tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar vegetatif tanaman, jumlah umbi bawang merah. Pemberian level mol 40 ml menghasilkan pertumbuhan tinggi tanaman,bobot segar vegetatif tanaman dan jumlah umbi bawang merah, Kata Kunci : Bawang Merah, Mol, Level dan frekuensi
Pertumbuhan dan produksi dua varietas selada (Lactuca sativa l.) pada berbagai tingkat naungan dengan metode hidroponik M Arif Rohman Hakim; Sumarsono Sumarsono; Sutarno Sutarno
Journal of Agro Complex Vol 3, No 1 (2019): Online
Publisher : Department of Agriculture, Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Semara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.773 KB) | DOI: 10.14710/joac.3.1.15-23

Abstract

ABSTRACT  The study aims to determine the growth and production of two varieties of lettuce at various levels of shade by hydroponic methods. This research was done by using serie experiment by Randomized Block Design with 3 bloks. Treatment of varieties with 3 series groups on each shade treatment. The shade treatment consisted of four shaded treatment levels (N0), 50% Shade (N1), 60% Shade (N2), and 70% Shade (N3). every shade was tested 2 varieties of lettuce Romain Romain green varieties (V1) and Romain lettuce varieties Tiberius (V2). Parameters observed for plant height, number of leaves, leaf area, fresh weight of plant, and dry weight of plant. The results showed that shade levels increased plant height in 50% and 60% shade, but decreased leaf number, leaf area, wet weight, and dry weight as shade level increased. Tiberius varieties produce higher plant height, leaf number, and wet weight significantly higher than Green Romain varieties. Keywords :Lettuce, shades, varieties, hydroponic ABSTRAK  Penelitian bertujuan untuk mengkaji pertumbuhan dan produksi dua varietas selada pada berbagai tingkat naungan dengan metode hidroponik. Penelitian ini dilakukan percobaan seri dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 3 kelompok. Perlakuan varietas dengan 3 kelompok seri pada setiap perlakuan naungan. Perlakuan naungan terdiri dari empat taraf perlakuan yaitu tanpa naungan (N0), Naungan 50% (N1), Naungan 60% (N2), dan Naungan 70% (N3). Pada setiap naungan dicobakan 2 varietas selada yaitu selada Romain varietas Green Romain (V1) dan selada Romain varietas Tiberius (V2). Parameter yang diamati tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman, dan berat kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat naungan menaikkan tinggi tanaman pada naungan 50% dan 60%, tetapi menurunkan jumlah daun, luas daun, berat basah, dan berat kering seiring dengan meningkatnya tingkat naungan. Varietas Tiberius menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat basah lebih tinggi secara signifikan dibandingkan varietas Green Romain. Kata kunci : Selada, naungan, varietas, hidroponik 
Respon beberapa varietas Kedelai (Glycine max L. Merr) terhadap tingkat salinitas air penyiraman Sheila Rahma Yunita; Sutarno Sutarno; Eny Fuskhah
Journal of Agro Complex Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Department of Agriculture, Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Semara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.446 KB) | DOI: 10.14710/joac.2.1.43-51

Abstract

The objective of this research was to study the hardiness of several soybean varieties to different levels of salinity water and to find out  the effect of salinity on soybean growth and production. This research was conducted in Greenhouse and Laboratory of Ecology and Plant Production at Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University from February to May 2017. The research was arranged using completely randomized factorial design with the first factor was soybean varieties (Dering 1, Demas 2, and Devon 3) and the second factor was water salinity level (0 dS/m, 3 dS/m, 6 dS/m and  9 dS/m). The result showed that the treatment of 3 dS/m water salinity level did not affect at plant height and number of leaves until 4th week. However salinity of 6 and 9 dS/m decreased the height and number of leaves from all varieties. Salinity level of 3, 6 and 9 dS/m decreased the number of pod, weight of pod and 100 seeds weight from all verieties. Dering 1 yielded 100 seeds weight heavier than Demas 1 and Devon 1.Keywords : growth, production, salinity, soybean.
Ketahanan kedelai varietas Detam 3 hasil iradiasi sinar gamma di tanah salin Awang Ghosypea; Sutarno Sutarno; Florentina Kusmiyati
Journal of Agro Complex Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Department of Agriculture, Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Semara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/joac.2.3.261-268

Abstract

Mutation is one of a breeding technique to modify plant’s genetic. The purpose of study was to evalauate effect of gamma irradiation on M1 soybean variety Detam 3 based on agronomic characteristic at saline soil (2 dS/m). Gamma iradiation applied were 160, 208, 256, 304, 352, 400, 448, 496, 544, 592, 640 Gy. Parameters observed were plant height, number of leaves, number of pods, weight of pods, number of seeds, and seed weight per plant. The results showed that 10 plants classified as moderate, 4 plants classified as tolerant, and 2 plants classified as most tolerant at saline soil (2 dS/m).Keywords: Detam 3, gamma, irradiation, saline soil, soybean. 
Pertumbuhan dan produksi rumput gajah odot dan kacang tanah pada sistem pertanian campuran dengan berbagai jarak dan waktu tanam Alama Dian Rahayu; Didik Wisnu Widjajanto; Sutarno Sutarno
Agrovigor Vol 14, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v14i2.11212

Abstract

Penelitian bertujuan mengkaji perlakuan jarak tanam rumput gajah var. odot dan waktu tanam kacang tanah terhadap pertumbuhan serta produksi rumput gajah var. odot dan kacang tanah. Penelitian lapang dilaksanakan di Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Analisis karakteristik tanah dan tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang dari bulan September 2020 sampai Februari 2021. Percobaan faktorial 2 x 4 dengan rancangan acak kelompok dengan 3 kelompok ulangan. Faktor pertama jarak tanam rumput gajah var. odot terdiri dari J1 : 90 cm x 60 cm, dan J2 : 90 cm x 45 cm. Faktor kedua waktu tanam kacang tanah terdiri dari T1 : 2 minggu sebelum potong paksa, T2 : 1 minggu sebelum potong paksa, T3 : pada saat potong paksa, dan T4 : 1 minggu setelah potong paksa.  Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan analisis varians dan selanjutnya diuji menggunakan uji Duncan pada taraf kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan jarak tanam rumput gajah var. odot berpengaruh nyata pada jumlah polong kacang tanah, sedangkan perlakuan waktu tanam kacang tanah menunjukkan pengaruh nyata terhadap jumlah anakan dan berat basah rumput odot, tinggi, jumlah daun, dan berat 100 biji kacang tanah.Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa budidaya kacang tanah dapat direkomendasikan untuk ditanam campur dengan rumput gajah var. odot.
PENAMPILAN RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. Mott) DAN KACANG TANAH (Arachis hypogea L.) PADA SISTEM TUMPANGSARI Alama Dian Rahayu; D.W. Widjajanto; Sutarno
Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang Vol. 3 No. 2 (2021): Desember: Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang
Publisher : Badan Perencanaan, Penelitian Dan Pengembangan Daerah, Kabupaten Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.05 KB) | DOI: 10.55606/sinov.v4i2.33

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Desa Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Penelitian bertujuan mengkaji perlakuan jarak tanam rumput gajah odot dan waktu tanam kacang tanah serta interaksi perlakuan terhadap penampilan rumput gajah odot dan kacang tanah. Analisis karakteristik tanah dan tanaman dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Produksi Tanaman, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang dari bulan September 2020 sampai Februari 2021. Percobaan faktorial 2 x 4 dengan rancangan acak kelompok, 3 kelompok ulangan digunakan dalam penelitian. Faktor pertama jarak tanam rumput gajah odot terdiri dari J1 : 90 cm x 60 cm, dan J2 : 90 cm x 45 cm. Faktor kedua waktu tanam kacang tanah terdiri dari T1 : 2 minggu sebelum potong paksa, T2 : 1 minggu sebelum potong paksa, T3 : pada saat potong paksa, dan T4 : 1 minggu setelah potong paksa. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan analisis varian dan selanjutnya diuji menggunakan uji Duncan taraf kepercayaan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi rumput gajah odot pada sistem tumpangsari dengan kacang tanah tidak dipengaruhi oleh jarak tanam rumput gajah odot dan waktu tanam kacang tanah. Produksi total kacang tanah tidak dipengaruhi jarak tanam rumput gajah odot, tetapi waktu tanam kacang tanah berpengaruh terhadap produksi total kacang tanah. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa budidaya rumput gajah odot dengan kacang tanah dalam sistem tumpangsari dapat dilakukan dengan memperhatikan jarak dan waktu tanam.  
Respon Pertumbuhan dan Produksi Tomat (Solanum lycopersicum) pada Berbagai Jenis Penggunaan Mulsa dan Frekuensi Penyiraman Zul Aida Mangesti; Susilo Budiyanto; Sutarno Sutarno
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.54 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.175-181

Abstract

Gunung pati merupakan daerah di kota semarang yang mempunyai curah hujan tertinggi (2400-2600 mm/tahun). Namun, hari hujan sedikit sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan air di dalam tanah yang berakibat pada kondisi suhu dan kelembaban tanah. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui jenis mulsa serta frekuensi penyiraman yang paling sesuai untuk pertumbuhan dan produksi tomat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 4 x 2 sebanyak 3 ulangan. Faktor Pertama terdiri dari penggunaan jenis mulsa dengan 4 jenis perlakuan,yaitu M0: tanpa mulsa, M1: mulsa jerami, M2: mulsa perak, M3: mulsa hitam. Faktor kedua terdiri dari frekuensi penyiraman dengan 2 taraf perlakuan, yaitu P1: 1 hari sekali dan P2: penyiraman 2 hari sekali. Variabel yang diamati adalah komponen pertumbuhan yang terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun serta produksi tanaman tomat yang terdiri dari jumlah buah, bobot buah, serta kadar air buah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan's Multiple Range Test (DMRT). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan mulsa perak frekuensi penyiraman 1 hari sekali mampu memberikan rata- rata suhu tanah terendah yaitu 29oc, memberikan rata-rata kelembaban tanah tertinggi yaitu 41,7% serta dapat memberikan hasil tertinggi pada pertumbuhan tinggi tanaman rata-rata setinggi 107,2 cm dan pada produksi tanaman memberikan rata- rata bobot buah terbesar yaitu 37,2 gr. Kata kunci : air, suhu tanah, kelembaban tanah
Invigorasi Benih Kelor (Moringa oleifera) dengan Berbagai Konsentrasi dan Jenis ZPT Terhadap Pertumbuhan dan Bobot Biomasa Yanu Andria Sucianto; Sutarno Sutarno; Syaiful Anwar
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.518 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.137-143

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan invigorasi dengan menggunakan zat pengatur tumbuh terhadap viabilitas benih kelor setelah mengalami penyimpanan dan mengetahui konsentrasi yang tepat untuk invigorasi pada benih kelor. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial 3x2 dengan 5 kali ulangan. Faktor pertama yaitu konsentrasi  ZPT (zat pengatur tumbuh) yang terdiri atas 3 taraf yaitu D0: 0 ppm, D1: 50 pm, D2:100 ppm. Faktor kedua yaitu jenis zat pengatur tumbuh yang  terdiri atas 2 jenis yaitu M1: (Giberelin Acid) GA3, M2: (Naphthalene Acetic Acid) NAA. Parameter yang diamati dalam penelitian ini terbagi atas parameter perkecambahan benih dan parameter pertumbuhan bibit. Paremeter perkecambahan yaitu daya kecambah, potensi tumbuh maksimum, tinggi kecambah, panjang akar kecambah, kecepatan berkecambahan dan parameter pertumbuhan bibit yaitu jumlah daun, diameter batang, tinggi tanaman, bobot biomasa basah dan bobot biomasa kering. Data dianalisis ragam (uji F) dan dilanjut dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan hormon GA3 pada benih kelor lebih responsif dari penggunaan hormon NAA pada hampir semua parameter yang diamati. Kata kunci : kelor, zat pengatur tumbuh, pertumbuhan
PENGARUH BERBAGAI DOSIS PUPUK KOMPOS ECENG GONDOK DAN PUPUK HIJAU Azolla microphylla TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) Rissa Tri Ismayanti; Eny Fuskhah; Sutarno Sutarno
BUANA SAINS Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/bs.v20i2.2255

Abstract

The aim of the study was to know the influence of the interaction of water hyacinth compost doses and Azolla microphylla green fertilizer doses on the growth and production of pakcoy. The research was conducted in the greenhouse and plant ecology and production laboratory of the Faculty of Animal Science and Agriculture, Diponegoro University, Semarang, Central Java. The study was conducted in January to March 2020. The experimental design of this research was Completely Randomize Design (CRD) 5 x 3 factorial pattern design with 3 replications. The first factor consists of 5 levels, namely without fertilizer, inorganic fertilizer (NPK), 50% recommendation of water hyacinth compost doses, 100% recommendation of water hyacinth compost doses, and 150% recommendation of water hyacinth compost doses. The second factor consists of 3 levels, namely without fertilizer, 50% recommendation of Azolla microphylla green fertilizer doses, and 100% recommendation of Azolla microphylla green fertilizer doses. The observed parameters were plant height, number of leaves, crown wet weight, and the production of the crown’s dry matter. Analyzing the data use variance analysis and Duncan’s multiple range test of 5% level. The results showed that there was an interaction between the treatment doses of water hyacinth compost and Azolla microphylla green fertilizer on plant height, number of leaves, crown wet weight, and the production of the crown’s dry matter. The treatment of 100% recommendation of water hyacinth compost doses (138 kg N/ha) and 100% recommendation of Azolla microphylla green fertilizer doses (138 kg N/ha) gave the best results than other treatments. The treatment of 100% recommendation of water hyacinth compost doses (138 kg N/ha) without the addition of Azolla microphylla green fertilizer as the same as the contribution of inorganic fertilizer that had done for once during cultivation to increasing the crown wet weight.
PENGARUH PEMUPUKAN ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG PULUT (Zea mays ceratina) Atslin Aryaningjannah; Dwi Retno Lukiwati; Sutarno Sutarno
BUANA SAINS Vol 21, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/bs.v21i2.3327

Abstract

Increasing the growth and production of waxy corn can be done by fertilizing. This study examined the effect of N-Leucaena leucocephala and P-rock phosphate enriched manure that was called manure plus, on the growth and production of waxy corn. The study used a randomized block design (RBD) with five treatments and six replicated namely T0 (urea + TSP), T1 (cow manure + urea + TSP), T2 (goat manure + urea + TSP), T3 (cow manure plus), and T4 (goat manure plus) with five treatments and six replicates. Parameters measured were plant height, leaves number, stem diameter, chlorophyll levels, waxy corn production, and dry matter production of stover. The results showed that stem diameter, chlorophyll, waxy corn production, and dry matter production of stover in cow manure plus and goat manure plus was equivalent to cow manure + urea + TSP and goat manure + urea + TSP, respectively. The number of leaves in the goat manure + urea + TSP treatment is higher compared to goat manure plus. However, plant height was not significantly affected by the treatments.