Claim Missing Document
Check
Articles

Transisi Pengelolaan Dari Sistem Paratransit Mikrolet Menuju Sistem Transit Bus Feeder Wahju Herijanto; Indrasurya B Mochtar; Achmad Wicaksono
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (972.583 KB) | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3112

Abstract

Sistem paratransit yang diterapkan pada 58 rute mikrolet Surabaya saat ini membebankan resiko finansial pada sopir. Hal ini menyebabkan sopir melakukan praktek pengaturan headway tak beraturan. Sistem transit yang akan diterapkan pada 35 rute angkutan bus feeder masa depan di Surabaya mensyaratkan adanya jadwal yang ditaati sehingga diperlukan pengelolaan yang baik, dimana hal ini memerlukan perubahan sistem pengelolaan.  Terdapat beberapa sistem pengelolaan transit yang telah diaplikasikan di berbagai kota dunia. Tujuan studi ini adalah memilih sistem pengelolaan agar tercipta penjadwalan yang ditaati, serta pengelolaan pada masa transisi agar sistem berjalan dan yang dirugikan sesedikit mungkin dengan menggunakan analisis multi kriteria. Hasilnya terpilih sistem pengelolaan sistem transit yang tepat untuk angkutan feeder di Surabaya, serta transisinya dari pengelolaan konvensional saat ini.   
Kajian Jumlah Armada Angkutan Kota Malang Berdasarkan SPM 2015 ( Studi Kasus: Trayek AH, LDH, ADL ) Filki Suri Widyatami; Achmad Dzulfiqar Alfiansyah; Harnen Sulistio; Achmad Wicaksono
IPTEK Journal of Proceedings Series No 5 (2017): Simposium I Jaringan Perguruan Tinggi untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2017i5.3120

Abstract

Angkutan kota di Malang sudah ada sejak ada sejak tahun 1980an. Angkutan kota saat itu sebagai andalan masyarakat kota Malang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Tetapi semanjak mudahnya membeli kendaraan pribadi dan murahnya harga kendaraan pribadi yang ada di pasaran membuat angkutan kota Malang jarang peminat. Masyarakat Kota Malang lebih memilih naik kendaraan pribadi untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Hal tersebut menyebabkan jumlah armada angkutan kota Malang saat ini tidak efisien.Perlu dilakukan kajian mengenai jumlah armada yang ideal.Terdapat dua analisis pada kajian ini, analisis pertama untuk mengetahui tingkat pelayanan angkutan umum Kota Malang berdasarkan SPM 2015 menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Analisis kedua untuk mengetahui jumlah armada optimum menggunakan dua metode yaitu Load Factor dan Break Even Point. Untuk analisis pelayanan didapatkan jumlah responden sebanyak 68 reponden untuk tiap trayek, dan penyebaran kuisioner dilakukan di dalam angkutan dan diluar angkutan. Hasil kajian menunjukkan kinerja pelayanan angkutan kota Malang trayek AH, LDH, dan ADL berdasarkan SPM tahun 2015 di dapatkan ada beberapa aspek yang berada di prioritas utama dan kinerja pelayanan angkutan umum yang rendah yaitu Sopir mengangkut penumpang tidak melebihi kapasitas, larangan merokok bagi penumpang dan sopir dalam kendaraan, Adanya prioritas untuk penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-anak, dan wanita hamil, dan Adanya informasi tentang trayek yang dilalui. Pada analisis jumlah armada didapatkan jumlah armada dengan metode Load Factor sebesar 132 armada untuk trayek AH, 85 armada untuk trayek LDH dan 75 armada untuk trayek ADL. Sedangkan jumlah armada dengan metode Break Even Point sebesar 237 armada untuk trayek AH, 130 armada untuk trayek LDH, dan 105 armada untuk trayek ADL. Yang lebih efisien dari penentuan jumlah armada diantara metode Load Factor dan Break Even Point adalah dengan Load Factor. Untuk optimasi jumlah armada angkutan umum Kota Malang dapat menggunakan cara membagi kerja jumlah armada dengan beberapa shift kerja.
Kajian Kinerja Pelayanan General Cargo Terminal Jamrud Di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Ayu Fajar Ulfany; Achmad Wicaksono; M. Ruslin Anwar
Rekayasa Sipil Vol 11, No 3 (2017)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.884 KB) | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil/2017.011.03.10

Abstract

Terminal Jamrud is a busy terminal among three others terminals run by PT. Pelabuhan Indonesia III branch of Tanjung Perak that serving general goods cargoes and dry bulk both dosmetically and internationally. The source of the problem to increase terminal performance are capacity building, efficiency, productivity and environment. The objectives of this study were to identify the existing performance of loading and unloading of general cargo and to arrange strategies for the development of Terminal Jamrud at Tanjung Perak Port using SWOT analysis. Based on secondary data: 1) the best operational performance of service is the productivity of loading and unloading of general cargo, 2) the best performance is the approach time (AT), 3) the waiting time (TW) has not fulfilled the expected achievement as it is stil below the standard, 4) attributes of utility services, non-container terminal dock facilities, SOR and YOR still needs to be improved. The development strategies of Terminal Jamrud at kuadran I i.e grapid rowth strategy.
Penentuan Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah; Achmad Wicaksono; Ludfi Djakfar
Rekayasa Sipil Vol 6, No 3 (2012)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.958 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi jaringan jalan, kebijakan tentang pola pengembangan jaringan jalan dan urutan prioritas pengembangan jaringan jalan pendukung kawasan strategis di Pulau Sumbawa. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode AHP dengan kriteria yaitu ekonomi, sosial, aksesibilitas, kondisi jalan, biaya dan kesesuaian tata ruang dan responden berjumlah 16 (enam belas) yaitu para ahli dan stakeholder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perkerasan jaringan jalan sebagian dalam kondisi tidak baik/rusak, lebar jalan antara 4-6 meter dengan tipe perkerasan lentur. Kebijakan tentang pola pengembangan jaringan jalan dipengaruhi oleh kriteria aksesibilitas yang memiliki bobot 31%, kondisi jalan 22%, ekonomi 19%, biaya 17%, sosial 6% dan kesesuian tata ruang 5%. Studi ini merekomendasikan urutan prioritas pengembangan jaringan jalan pendukung kawasan strategis yaitu prioritas I : jaringan jalan strategis Agropolitan Manggalewa dan Teluk Bima, prioritas II : jaringan jalan strategis Agropolitan Alas Utan, prioritas III : jaringan jalan strategis Agroindustri Pototano, prioritas IV : jaringan jalan strategis Teluk Saleh, prioritas V : jaringan jalan strategis Lingkar Tambang Batu Hijau dan Dodo Rinti, prioritas VI : jaringan jalan strategis Hu’u, prioritas VII : jaringan jalan strategis Hutan Parado, prioritas VIII : jaringan jalan strategis Pulau Sangiang, prioritas IX : jaringan jalan strategis Gunung Tambora, prioritas X : jaringan jalan strategis Waworada-Sape dan prioritas XI : jaringan jalan strategis Selalu Legini. 
Model Peluang Kecelakaan Sepeda Motor Berdasarkan Karakteristik Pengendara (Studi Kasus: Surabaya, Malang Dan Sragen) Tyas Permanawati; Harnen Sulistio; Achmad Wicaksono
Rekayasa Sipil Vol 4, No 3 (2010)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.329 KB)

Abstract

Meningkatnya jumlah pengguna sepeda motor di Indonesia mengiringi meningkatnya kecelakaan yang  melibatkan sepeda motor dimana lebih banyak dibanding mobil penumpang dan manusia merupakan faktor  paling dominan penyebab terjadinya kecelakaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui model peluang  kecelakaan sepeda motor berdasarkan karakteristik pengendara ditinjau terhadap aspek sosio-ekonomi,  pergerakan dan perilaku. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi logistik dengan  menggunakan data hasil kuesioner yang dilakukan pada 370 responden di Surabaya, 100 responden di  Malang dan 101 responden di Sragen. Hasil analisis menunjukkan sebagian besar pengendara sepeda motor  di Surabaya, Malang dan Sragen berjenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir SMU, usia responden  tertinggi 21-25 tahun di Surabaya (18,1%), Malang (24%) dan usia 15-20 tahun di Sragen (34%). Pekerjaan  sebagai pegawai swasta tertinggi di Surabaya (42,7%) dan Malang (42%), sedangkan di Sragen tertinggi  adalah wiraswasta (25,7%). Di Surabaya, Malang dan Sragen sebagian besar melakukan pergerakan untuk  tujuan bekerja. Di Surabaya responden paling banyak memperoleh SIM melalui ujian dan praktek, di Malang  dan Sragen paling banyak memperoleh SIM tidak melalui ujian. Responden yang pernah mengalami  kecelakaan sepeda motor di Surabaya 57,6%, di Malang 69% dan di Sragen 70,3%.Model peluang yang berpengaruh meningkatkan kecelakaan di Surabaya: P(xi) =  1/[1+e-(0,665+0,591X3,2+1,823X4,1+0,594X4,2 ) ], dengan X3,2 = kadang-kadang berkendara dengan kecepatan > 40  km/jam, X4,1 = sering menyalip dua kendaraan sekaligus, X4,2 = kadang-kadang menyalip dua kendaraan  sekaligus. Model yang dihasilkan di Malang: P(xi) = 1/[ 1+e- (0,687+1,511X3,2 ) ], dengan X3,2 = pekerjaan  sebagai pegawai swasta. Model yang dihasilkan di Sragen: P(xi) = 1/[ 1+e -( 0,392 +0,193X2 ) ], dengan X2 =  pengetahuan berkendara. Rekomendasi program aksi yang diusulkan untuk Surabaya meliputi: perbaikan  perilaku melalui pendidikan, penegakan hukum dan keterlibatan pemangku keputusan; untuk Malang  meliputi: perbaikan sistem pemberian SIM, penegakan hukum dan keterlibatan pemangku keputusan; untuk  Sragen meliputi: meningkatkan pengetahuan berkendara, penegakan hukum dan keterlibatan pemangku  keputusan. 
Studi Penentuan Nilai Penghematan Waktu Dan Biaya Pengguna Jalan Tol Dalam Kota (Studi Kasus Tol Waru-Dupak ) Ayu Pertimasari Sekar Handayani; Achmad Wicaksono; M. Ruslin Anwar
Rekayasa Sipil Vol 6, No 2 (2012)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1152.82 KB)

Abstract

Salah satu komponen penting dalam penentuan tarif tol di Indonesia adalah nilai waktu. Studi ini difokuskan pada penurunan nilai penghematan waktu berdasarkan perilaku pemilihan rute pengguna jalan tol di Indonesia menggunakan data stated preference (SP). Studi difokuskan pada pengguna kendaraan golongan I,pada ruas waru-dupak , jalan tol dalam kota Surabaya Survey pengguna jalan tol dan SP dilakukan selama seminggu mulai tanggal 21 Juli 2011, dilokasi sekitar koridor waru-dupak. Data pilihan dianalisis menggunakan paket ALOGIT untuk analisis maksimum likelihood, sementara analisis regresi data rating dilakukan menggunakan MICROSOFT EXCEL spread sheet. Dari survey yang dilakukan, ditemukan bahwa sebagian besar responden memutuskan untuk menggunakan jalan tol dengan alasan waktu perjalanan yang lebih singkat dan arus lalulintas yang lebih lancer. Dua kuesioner rating dicoba. Satu dengan pilihan-pilihan yang murni hipotetikal dengan atribut waktu perjalanan terdiri dari waktu perjalanan dan tundaan. Sementara yang lain dirancang dengan pilihan yang menampilkan kondisi pilihan berdasarkan pengalaman pengguna saat ini. Rancangan yang terakhir lebih merefleksikan kondisi nyata, data yang dikumpulkan lebih memenuhi syarat dan dapat diandalkan daripada yang diperoleh dari rancangan pertama. Juga ditemukan, bahwa pada tingkat tertentu nilai trade-off uang/waktu, responden cenderung untuk melihat nilai uang sebagai pertimbangan utama dalam pilihannya, selanjutnya waktu atau bahkan mereka tidak melihatnya sama sekali . Dengan menggunakan maximum likelihood,nilai waktu, dalam rp/jam , perjalanan ke tempat kerja-tol dibayar sendiri,perjalanan ke tempat kerja-tol dibayar perusahaan,perjalanan ke tempat kerja,perjalanan bagian dari kerja-tol dibayar sendiri, perjalanan bagian dari kerja-tol dibayar perusahaan,tol dibayar sendiri,tol turut,adalah 4.775, 6.724 , 5.032, 8.117, 6.515, 7.212, analisis regresi adalah 3.278, 7.314, 3.959, 10.702, 4.949, 7.325, 4.643, 6.023 dan 3.332 .Perbedaan tersebut disebabkan karena perbedaan jenis data respon dan metode analisis. 
Kajian Kinerja Keselamatan Bus Antar Kota Dalam Provinsi Di Jawa Timur Yogi Arisandi; Harnen Sulistio; Achmad Wicaksono
Rekayasa Sipil Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.02 KB)

Abstract

Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh banyak negara di Dunia, khususnya pada Negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah kecelakaan terbesar adalah Jawa Timur. Salah satu kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan adalah bus AKDP, dimana kecelakaan yang melibatkan bus AKDP cenderung meningkat setiap tahun. Kecelakaan yang melibatkan bus AKDP tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor kendaraan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengetahui kinerja fasilitas keselamatan, prioritas penanganan keselamatan, dan membuat model peluang kecelakaan bus AKDP di Jawa Timur. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Importance Performance Analysis (IPA), Quality Function Deployment (QFD), dan Regresi Logistik. Berdasarkan hasil analisis IPA yang telah dilakukan, terdapat fasilitas keselamatan yang dianggap penting oleh pengemudi namun kinerjanya mengecewakan. Fasilitas keselamatan tersebut adalah rem kaki, rem tangan, speedometer, jendela darurat, dan pintu darurat. Berdasarkan hasil analisis QFD yang telah dilakukan, terdapat prioritas penanganan keselamatan bus AKDP. Prioritas penanganan tersebut adalah mewajibkan setiap bus dilengkapi fasilitas pintu/ jendela darurat sesuai ketentuan yang berlaku, menghilangkan fasilitas-fasilitas lainnya yang menghalangi akses keluar pintu darurat, menghilangkan fasilitas-fasilitas tambahan yang menghalangi akses keluar jendela darurat, memperbaiki kebocoran pipa penyalur angin rem, mengganti karet chamber yang bocor, memperbaiki tabung angin yang bocor, memperbaiki kawat penarik rem tangan yang putus, memperbaiki tuas penarik yang patah baik pada sistem mekanik atau full air, dan memperbaiki kabel penghubung speedometer dengan roda/ transmisi yang putus. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik yang telah dilakukan, telah dibuat model peluang terjadinya kecelakaan bus AKDP. Model tersebut menyatakan bahwa semakin tidak baik kinerja rem kaki, maka peluang terjadinya kecelakaan bus AKDP semakin besar. Hal tersebut dapat disebabkan karena apabila kinerja rem kaki tidak baik, maka kendaraan bus tidak dapat mengerem secara maksimal, sehingga kendaraan bus dapat mengalami kecelakaan. 
Studi Tingkat Pelayanan Jalan Akibat Pembangunan Malang Town Square pada Ruas Jalan Veteran Achmad Wicaksono; Asril Kurniadi; Dendy Indriya Efendi
Rekayasa Sipil Vol 2, No 3 (2008)
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.075 KB)

Abstract

Saat ini di Kota Malang sedang di bangun salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Kota Malang yang berada di sekitar Ruas Jalan Veteran bernama Malang Town Square, karena lokasinya sangat berdekatan dengan wilayah perkantoran, 3 perguruan tinggi terkemuka di Kota Malang dan sekitarnya banyak daerah mahasiswa dan penduduk dikhawatirkan menimbulkan tarikan yang cukup besar yang bisa mempengaruhi kualitas pelayanan Ruas Jalan Veteran itu sendiri.Beberapa faktor yang menjadi parameter kinerja atau pelayanan jalan adalah derajat kejenuhan, dari perhitungan yang di dapat pada penelitian kami adalah untuk kondisi sebelum dan prediksi sesudah MATOS. Besarnya derajat kejenuhan kondisi sebelum adalah 0,396; kondisi sesudah 0,474 dan kondisi tahun 2010 sebesar 1,04. Pergerakan lalu lintas yang timbul cukup besar tidak hanya dirasakan pada ruas Jalan Veteran, tetapi pada persimpangan ITN akan terasa pengaruhnya sama halnya dengan ruas jalan akan menimbulkan pergeseran kinerja persimpangan, ditunjukan dengan salah satu faktor penyebabnya adalah tundaan, sebelum adanya MATOS tundaannya sebesar 237,801 (smp/detik) untuk prediksi 5 tahun kedepan dengan pertumbuhan lalu lintas 1,14% adalah sebesar 1878 (smp/detik). Selain perhitungan manual prediksi diatas dapat diketahui dengan bantuan sotware Traffic Plan 4.0.Dengan mengetahui beberapa faktor yang merubah nilai dari kinerja jalan tersebut diharapkan perlunya adanya usaha perbaikan dan penanggulangan baik secara fisik seperti pelebaran jalan untuk memperkecil nilai derajat kejenuhan, secara non fisik bisa dengan pengaturan lalu lintasnya untuk kepentingan kelancaran pergerakan kendaraan dan kebijakan tegas yang berlanjut dari pemerintah untuk pengendalian kondisi di sekitar Malang Town Square di masa yang akan datang. 
Purabaya Bus Station Service Performance in New Adaptation Period Putu Cinthya Pratiwi Kardita; Achmad Wicaksono; M. Ruslin Anwar
Journal of Infrastructure & Facility Asset Management Vol 3, No 1 (2021): Journal of Infrastructure & Facility Asset Management
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/jifam.v3i1.13465

Abstract

The significant losses in the transportation sector, especially the inter-city, with-in-province bus (AKDP) and the inter-city inter-province bus (AKAP) operating at the Purabaya Bus Station during the COVID-19 pandemic, mostly because less bus operated due to a significant decrease in passengers' numbers. This situation is the impact of implementing the Large-Scale Social Restrictions (PSBB) policy in the Surabaya Metropolitan Area from April 28th to June 8th, 2020. The COVID-19 case is still increasing, but the economy needs to be saved; therefore, Indonesia has begun to enter a New Adaptation Period. During this period, bus movements' increase is less than 5%, while passengers are less than 2% of the typical Purabaya Bus Station's normal situation. The 24 (twenty-four) hours bus station operational services is following health protocols. They have a tight schedule for site sterilization by spraying disinfectants, checking passenger temperatures with a thermal camera, checking health documents for passengers and fleet crews, providing handwashing and disinfecting booths before entering the waiting room, and applying physical distancing between passengers. However, online ticket purchases are currently only for AKAP buses, while for AKDP buses, the passengers still apply on bus payment to the bus crew.
Evaluasi Kecukupan Ruang Kuliah untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Universitas Brawijaya Devi Nuralinah; Achmad Wicaksono
Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26151847.v5i2.14503

Abstract

Perguruan tinggi yang memiliki prasarana memadai dan pengelolaan yang baik akan menjadi tolok ukur keberhasilan dalam menjalankan pendidikan. Universitas Brawijaya (UB) dengan jumlah mahasiswa terbanyak di Indonesia tentu perlu melakukan beberapa kajian evaluasi kecukupan prasarana dan fasilitas yang telah ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecukupan ruang kuliah yang tersedia di kampus utama UB guna meningkatkan kualitas pendidikannya.Metode yang dilakukan hanya dengan mengukur tingkat kecukupan ruang kuliah yang ditentukan oleh luas ruang kelas per mahasiswa, dengan pembanding berupa (1) Standar Mutu UB dan (2) Target Capaian Kinerja Renstra UB Tahun 2015-2019.Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tingkat kecukupan ruang kuliah berdasarkan Standar Mutu UB dinilai telah memenuhi standar (lebih dari 100 persen) di hampir sebagian fakultas. Adapun tingkat pemenuhan berdasarkan Target Capaian Kinerja Renstra Tahun 2015-2019, pada akhir tahun 2019 memiliki kriteria belum memadai sebanyak 86 persen fakultas.