Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

UJI DAYA HAMBAT PERASAN BUAH JERUK SIAM BANJAR (Citrus reticulata) TERHADAP PERTUMBUHAN Shigella dysenteriae Eka Kumalasari; Muhammad Arsyad; Reza Nur Rahman
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 2 No 2 (2017): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.456 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v2i2.122

Abstract

Jeruk siam (Citrus reticulata) merupakan jenis jeruk yang banyak terdapat di Kalimantan Selatan dan merupakan varietas unggul nasional dengan nama jeruk siam Banjar. Buah jeruk mengandung metabolit sekunder flavonoid, alkaloid dan saponin yang menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat perasan buah jeruk siam banjar terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae.Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorium. Uji daya hambat perasan buah jeruk siam banjar (Citrus reticulata) terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae dilakukan dengan metode difusi yang dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Balai Veteriner Banjarbaru.Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa perasan buah jeruk siam banjar mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perasan buah jeruk siam banjar memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Shigella dysenteriae secara in vitro dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%. Semakin tinggi konsentrasi perasan buah jeruk siam banjar, semakin besar diameter zona hambat yang dihasilkan.
ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI Coliform PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG YANG BERADA DI WILAYAH KAYUTANGI KOTA BANJARMASIN Eka Kumalasari; Rhodiana Rhodiana; Erna Prihandiwati
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 3 No 1 (2018): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.795 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v3i1.140

Abstract

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan oleh semua makhluk hidup. Penyediaan air minum yang aman harus diupayakan karena kemungkinan adanya pencemaran mikroorganisme pada air minum, seperti pencemaran bakteri Coliform. Bahaya bakteri Coliform dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, tifus dan disentri basiler. Menurut persyaratan Standar Nasional Indonesia 01-3553-2006 tentang persyaratan  mutu air minum dalam kemasan bahwa kadar maksimum bakteri Coliform pada air minum isi ulang yang diperbolehkan dalam per 100 ml sampel adalah <2/100 ml.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri Coliform pada air minum isi ulang dan berapa kadar MPN/100 ml serta untuk mengetahui apakah air minum isi ulang yang dijual didepot yang berada diwilayah Kayutangi Kota Banjarmasin sudah memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian yang menggambarkan fenomena yang terjadi didalam suatu populasi tertentu. Teknik pengambilan datanya menggunakan sampling jenuh dan pada penelitian ini menggunakan metode Most Probable Number MPN/100 ml.Hasil penelitian ini yaitu sebanyak 5 (31,25%) sampel positif mengandung bakteri Coliform dan 11 (65,78%) sampel negatif mengandung bakteri Coliform. Jumlah MPN/100 ml bakteri Coliform yang tertinggi adalah 190 MPN/100 ml dan jumlah MPN/100 ml bakteri Coliform yang terendah adalah 4 MPN/100 ml. Pada perhitungan jumlah koloni dengan tabel MPN/100 ml dari 5 sampel yang positif seluruhnya melebihi batas Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan kadar maksimum yang diperbolehkan <2/100 ml.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LIMBAH PERTANIAN DAUN BAWANG DAYAK (Eleutherine Palmifolia L. Merr ) SEBAGAI ALTERNATIF KRIM ANTI AGING ALAMI Eka Kumalasari; Erna Prihandiwati
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 4 No 2 (2019): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.819 KB) | DOI: 10.36387/jiis.v4i2.363

Abstract

Eleutherine palmifolia L. Merr are typical plants of Borneo. Pharmacologically the part tubers are proven to have a therapeutic effect. Eleutherine palmifolia grow in the tropics, one of which is in the Petuk Katimpun area of ​​Palangkaraya, Central Borneo, where there land are vast Eleutherine palmifolia. After harvesting Eleutherine palmifolia will produce agricultural waste in the form of leaves that are not utilized and left to rot. Eleutherine palmifolia leaves waste extract contains flavonoid compounds and has antioxidant potential. Eleutherine palmifolia leaves antioxidants can be used to inhibit the aging of the skin and as an alternative to synthetic antioxidants which are harmful to health. Until now there has been no research that to take advantage of Eleutherine palmifolia leaves waste into active substances in antiaging creams. Therefore it is necessary to conduct research to obtain cream preparations with waste active ingredients as antiaging. Waste extract has a very strong antioxidant activity with an IC50 value of 45.33 ppm. One way ANOVA analysis that all cream had significantly different antioxidant attenuation (p < 0,05). Post Hoc analysis Formula III is a the formula with the damping antioxidant reduction the very biggest that is 63.84% ± 0.0891. From the results of the study, the waste of Eleutherine palmifolia leaves can be used as an alternative to anti-aging creams, which one of the efforts increased productivity of agricultural waste.
FORMULASI SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia (L) Merr) DENGAN BASIS KRIM TIPE A/M DAN BASIS KRIM TIPE M/A Eka Kumalasari; Ainun Mardiah; Anna Khumaira Sari
AFAMEDIS Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS
Publisher : Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.298 KB)

Abstract

Daun bawang Dayak (Eleutherine palmifolia L. merr ) adalah salah satu tanaman yang digunakan sebagai ramuan obat. Ekstrak daun bawang dayak mengandung senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat. Untuk mempermudah penggunaannya maka dibuatlah sediaan krim. Sediaan krim mempunyai beberapa keuntungan diantaranya lebih mudah diaplikasikan, lebih nyaman digunakan pada kulit, tidak lengket dan mudah dicuci dengan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sifat fisik antara tipe krim a/m dan m/a pada sediaan krim ekstrak daun bawang dayak dan untuk mengetahui formulasi yang paling disukai oleh responden pada sediaan krim. Daun bawang dayak diekstraksi dengan metode maserasi dan etanol 70% sebagai pelarutnya. Ekstrak daun bawang dayak kemudian diformulasikan dalam sediaan krim tipe a/m dan m/a. Hasil uji sifat fisik menunjukkan sediaan krim ekstrak daun bawang dayak tipe a/m dan m/a yang meliputi organoleptis, homogenitas dan uji pH, daya sebar, dan daya tercuci air memenuhi persyaratan krim yang baik. Berdasarkan dari hasil uji kesukaan formulasi sediaan krim ekstrak daun bawang dayak yang paling disukai responden adalah krim tipe m/a dimana ada 7 dari 8 parameter yang paling disukai oleh responden.
AKTIVITAS ANTIFUNGI FLAVONOID DARI EKSTRAK DAUN Citrus aurantifolia KALIMANTAN SELATAN TERHADAP PERTUMBUHAN Candida albicans Siska Musiam; Fitria Ulfah; Imam Agus Faisal; Eka Kumalasari; Riza Alfian
AFAMEDIS Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Farmasi Indonesia AFAMEDIS
Publisher : Akademi Farmasi Mitra Sehat Mandiri Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.656 KB)

Abstract

Candida albicans adalah jamur paling mudah menginfeksi yang menyebabkan banyak penyakit seperti infeksi mulut, infeksi saluran kemih, dan infeksi saluran pencernaan. Salah satu alternatif untuk menyembuhkan penyakit jamur adalah menggunakan ramuan herbal yang mengandung senyawa flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan strain Candida albicans. Citrus aurantifolia adalah salah satu tanaman obat yang digunakan sebagai penambah nafsu makan, antipiretik, diare, menurunkan berat badan, antiinflamasi, dan antibakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa flavonoid yang ada pada daun Citrus aurantifolia dan kemampuannya untuk menghambat pertumbuhan strain Candida albicans menggunakan metode in-vitro. Pada penelitian ini, senyawa flavonoid dalam daun Citrus aurantifolia diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol. Penentuan kadar flavonoid dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Visible dengan panjang gelombang 417 nm dan diperoleh kadar 34,42% (b/v). Kelompok perlakuan aktivitas antifungi menggunakan ekstrak etanol daun Citrus aurantifolia dengan konsentrasi 50%; 60%; 70%; 80%; 90%; dan 100%. Uji daya hambat Candida albicans dilakukan dengan menggunakan metode difusicakram . Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi 80%, 90% dan 100% memiliki aktivitas antifungi dengan rata-rata zona hambat masing-masing 3,36 mm; 4,08 mm; dan 8,30 mm.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN RAMANIA (Bouea macrophylla Griffith) TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH MENCIT PUTIH (Mus muscullus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN Eka Kumalasari; Yugo Susanto; Maulida Yulia Rahmi; Dwi Rizky Febrianty
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences) Vol 2 No 2 (2019): March 2019
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.593 KB)

Abstract

Diabetes mellitus is the disease of impaired metabolism that results when the pancreas does not produce enough insulin or when no body can effectively use insulin produced so as to cause an increased concentration of blood glucose. The treatment of diabetes mellitus can be an injection and tablet form which could result in the use of long term side effects. prevent it can use alternative treatment using Bouea macrophylla. Ramania is plants typical of South Kalimantan, active ingredients that is flavonoid and saponin which was is one of a substance efficacious as antidiabetic. This research from pre and post test with control group desain. Totaled white mice (Mus musculus) male to be used is 25 mices, devided into 5 groups is control negative (CMC Na 0,5%), control positif (Glibenklamid 3 mg/kgBB), extract 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB and 500 mg/kgBB. Observation agains in lowering blood glucose levels each groups test done on the day 7th and 14th after hiperglikemia induced by alloxan. Data the results of the analysis General Linear Model show that extract can in lowering blood glucose levels on white mice male that induced by alloxan significantly p<0,05. Doses of extract most effective in lowering blood glucose levels mice is 500 mg/kgBB.
POTENSI KOMBINASI EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L.) DENGAN AMOKSISILIN TERHADAP STAPHYLOCOCCUS AUREUS COMBINATION POTENTIAL OF EXTRACT AVERRHOA BILIMBI L. LEAVES WITH AMOXICILLIN ON STAPHYLOCOCCUS AUREUS Dwi Rizki Febrianti; Eka Kumalasari; Via Oktaviani
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 3 No 1 (2019): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Adanya bakteri yang resisten terhadap antibakteri mendorong pentingnya penggalian sumber obat-obatan anitimikroba dari bahan alam. Salah satu tumbuhan alami yang mulai dikembangkan yaitu daun belimbing wuluh. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun belimbing wuluh dengan amoksisilin terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif Uji perbandingan aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran dengan konsentrasi ekstrak etanol daun belimbing wuluh sebesar 100 mg/mL, 50 mg/mL dan kombinasi ekstrak etanol daun belimbing wuluh dengan amoksisilin 1% sebesar 100 mg/mL dan 50 mg/mL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun belimbing wuluh kombinasi dengan amoksisilin memiliki aktivitas daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 100 mg/mL, 50 mg/mL, 100 mg/mL kombinasi amoksisilin 1%, 50 mg/mL kombinasi Amoksisilin 1% dengan rata-rata diameter zona hambat berturut-turut sebesar 9,24 mm, 8,22 mm, 6,40 mm dan 5,55 mm. Pada kombinasi ektrak daun belimbing wuluh dan amoksisilin berefek tidak sinergis. Kata kunci: Ekstrak daun belimbing wuluh, Amoksisilin, Staphylococcus aureus ABSTRACT The existence of antibacterial-resistant bacteria encourages the importance of extracting antimicrobial drugs from natural ingredients. One of the natural plants that began to be developed is the leaves of starfruit. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of a combination of ethanol extract of starfruit leaves with amoxicillin on the growth of bacteria Staphylococcus aureus. The research was carried out by a descriptive method. The comparative test of antibacterial activity using well diffusion method with 100 mg / mL, 50 mg / mL concentration of ethanol extract of starfruit leaves and a combination of ethanol extract of starfruit leaves with 1% amoxicillin by 100 mg / mL and 50 mg / mL. The results showed that the ethanol extract of Averrhoa bilimbi L leaves combined with amoxicillin had inhibitory activity on the growth of Staphylococcus aureus bacteria with a concentration of 100 mg / mL, 50 mg / mL, 100 mg / mL of 1% amoxicillin combination, 50 mg / mL of 1% Amoxicillin combination with the average diameter of the inhibitory zone of 9.24 mm, 8.22 mm, 6.40 mm and 5.55 mm, respectively. In the combination of starfruit leaves extract and amoxicillin, the effect is not synergistic. Keywords: Averrhoa bilimbi L leaf extract, Amoxicillin, Staphylococcus aureus
PROGRAM BINA DESA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA DI DESA TATAH LAYAP KABUPATEN BANJAR Mochammad Maulidie Alfiannor Saputera; Anna Khumaira Sari; Dwi Rizki Febrianti; Rakhmadhan Niah; Eka Kumalasari
JURNAL PENGABDIAN AL-IKHLAS UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARY Vol 6, No 1 (2020): AL-IKHLAS JURNAL PENGABDIAN
Publisher : Universitas Islam kalimantan MAB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.447 KB) | DOI: 10.31602/jpaiuniska.v6i1.3364

Abstract

Program bina desa di Desa tatah layap telah dilaksanakan sejak tahun 2018. Pertama kali program bina desa ini yaitu melakukan penanaman tanaman obat keluarga (TOGA). Program ini bertujuan untuk meningkatkan sikap peduli, dan kondisi keberadaan masyarakat terhadap perekonomian dalam meningkatkan taraf hidup dan pemenuhan hasil produk dari TOGA itu sendiri. Program kali ini yaitu memanfaatkan TOGA tersebut untuk diolah menjadi sebuah produk kesehatan yaitu pengolahan produk masker wajah dan lulur. Masyarakat yang dilibatkan kali ini yaitu para pemuda yang berasal dari Desa Tatah Layap. Jumlah peserta pada kegiatan ini sebanyak 31 orang. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini yaitu perpaduan antara pemberdayaan masyarakat dan pendampingan dengan melibatkan mahasiswa pada peserta program bina desa tahun 2019. Langkah awal dengan memanfaatkan TOGA yang telah ditanam kemudian diberikan pelatihan dalam pemanfaatan TOGA. Langkah berikutnya yaitu pembuatan masker wajah dan lulur. Hasil menunjukan bahwa para pemuda dapat membuat sejumlah masker wajah dan lulur.