Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pemberian Ramuan Pengobat Tradisional Kaliputih terhadap Kadar Gula Darah Tikus Diabetes Tri Puspita Yuliana
Sinteza Vol. 1 No. 1 (2021): February
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.712 KB) | DOI: 10.29408/sinteza.v1i1.3208

Abstract

Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin, maupun keduanya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penurunan kadar gula darah tikus diabetes yang diberikan Ramuan Batra Kaliputih. Penelitian ini menggunakan tikus jantan galur SD dengan berat badan 200-300 gram. Tiga puluh ekor yang dibagi menjadi 6 kelompok yaitu : kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif, ramuan dosis 18 mL/KgBB, ramuan dosis 36 mL/KgBB dan Ramuan dosis 54 mL/KgBB. Ramuan Batra asli Kaliputihyang terdiri dari 11 macam jenis tanaman (simplisia kumis kucing, simplisia kejibeling, rimpang kunyit, rimpang kunir putih, rimpang temulawak, buah belimbing wuluh segar, kopi arabika mentah, bonggol tebu hitam, tunas bambu kuning, ganyong merah dan srintil hutan) menggunakan metode rebusan dengan menggunakan air. Induksi tikus diabetes menggunakan streptozotocin dengan dosis 40 mg/Kg BB. Pengukuran kadar gula darah dengan metode GOD-PAP. Tikus dengan kadar gula darah > 200mg/dl diikutkan dalam penelitian. Perlakuan diberikan selama 15 hari. Hasil Penelitian menunjukan bahwa perlakuan selama 15 hari tersebut pada dosis 36 dan 54 mg/KgBB dapat menurunkan kadar gula darah dari tikus secara signifikan (p<0,05) dibandingkan dengan kontrol negatif. Kesimpulan dari penelitian ini Ramuan Batra Kaliputih mampu menurunkan kadar gula darahpada ramuan dosis 36 dan 54 mL/KgBB.
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Natrium Diklofenak pada Jamu Pegal Linu yang Beredar di Kecamatan Keruak Dahriah Fitri Wahyuningsih; Tri Puspita Yuliana; Muhlisun Azim
Sinteza Vol. 1 No. 2 (2021): August
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/sinteza.v1i2.5268

Abstract

Jamu tidak boleh mengandung bahan Kimia Obat (BKO) sebab bila ditambahkan akan membahayakan konsumen karena dosis yang berlebih serta bisa mengakibatkan keracunan hingga kematian. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keberadaan bahan kimia obat (BKO) pada jamu untuk pegal linu yang beredar di kecamatan keruak perlu dilakukan penelitian. Pengambilan sampel di lakukan dengan cara random di kecamatan Keruak, Lombok Timur. Analisis natrium diklofenak pada jamu untuk pegal linu dilakukan dengan metode analisis kualitatif serta analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometri Uv-Vis. Analisis Kromatografi Lapis Tipis menggunakan plat silica GF 254 menggunakan fase gerak untuk natrium diklofenak kombinasi antara etil asetat : n-heksane dengan perbandingan (7ml : 3ml) yaitu 7 ml etil asetat dan 3 ml nheksane. Hasil analisis kualitatif terdapat 3 sampel yang teridentifikasi positif mengandung natrium diklofenak karena menunjukkan kesamaan nilai Rf sampel jamu dengan standar yaitu 0,4. Hasil analisis kuantitatif menggunakan Spektrofotometri Uv-Vis natrium diklofenak didapat panjang gelombang maksimum 275 nm dengan absorbansi yaitu 0,834. Kadar natrium diklofenak yang diperoleh pada sampel B 53,8% dan sampel C 49,2%. Persamaan linear nilai r = 0,982 yaitu y=0,0132x-0,1235 untuk natrium diklofenak. Hasil uji identifikasi menunjukkan dari 4 sampel 2 diantaranya mengandung natrium diklofenak.
Formulasi dan Evaluasi Sediaan Sabun Mandi Cair Ekstrak Kulit Buah Manggis (Gracinia mangostana L.) dan Uji Aktivitas terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Shakila Shakila; Puspawan Hariadi; Tri Puspita Yuliana
Sinteza Vol. 1 No. 2 (2021): August
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/sinteza.v1i2.5269

Abstract

Infeksi merupakan salah satu jenis penyakit yang sering terjadi, terutama infeksi kulit. Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi yaitu bakteri staphylococcus aureus. Kulit manggis (Gracinia mangostana L.) memiliki kandungan senyawa kimia flavonoid, saponin, tanin, dan alkaloid yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri.Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antibakteri sabun cair ekstrak kulit buah manggis (Gracinia mangostana L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan menggunakan metode sumuran terhadap bakteri Staphylococcus aureus menggunakan tiga kelompok perlakuan. Kontrol positif sipofloxacin, kontrol negatif basis sabun, formulasi 1 (50%), formulasi 2 (60%), formulasi 3 (80%). Parameter yang diamati berupa uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji tinggi busa dan stabilitas busa dan viskositas. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sabun mandi cair ekstrak kulit buah manggis F1, F2 dan F3 memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Didapatkan kesimpulan bahwa F1, F2 dan F3 sabun mandi cair ekstrak kulit buah manggis dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan didapatkan uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji tinggi busa dan stabilitas busa dan viskositas memenuhi persyaratan sabun cair menurut SNI 06-4085-1996.
Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Semangka Merah Sebagai Krim Antijerawat Tri Puspita Yuliana; Hasratul Kusuma; Puspawan Hariadi; Baiq Maylinda Gemantari
Journal Syifa Sciences and Clinical Research Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 Edisi 2 2023
Publisher : State University of Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37311/jsscr.v5i2.19590

Abstract

Acne is a problem caused by Propionibacterium acnes bacteria. Red watermelon rind contains lycopene compounds, antioxidants, has tannin and flavonoid compounds and is very good for skin care, free from acne, functions as an antibacterial. The purpose of this study was to formulate ethanol extract of red watermelon rind into anti-acne cream preparation and determine the inhibition zone and determine the red watermelon rind cream has the best antibacterial activity against Propionibacterium acnes bacteria. The method used in this study was experimental, extract concentration of 15%, 20%, 25%. The antibacterial activity test was conducted using the pitting method and evaluated the physical properties of the cream preparation including organoleptic examination, pH test, homogeneity test, adhesion test, spreadability test. The results showed that the evaluation of the physical properties of the cream preparation had characteristics in accordance with the evaluation of the preparation carried out at each concentration, including organoleptic examination, pH test, homogeneity test, adhesion test, spreadability test. The results of the antibacterial activity test of ethanol extract of red watermelon rind F1, F2, F3 are: 6.76 mm, 8.33 mm, 8.73 mm. The results of the antibacterial activity test of the cream preparation of ethanol extract of red watermelon rind F1, F2, F3 are: 4.47 mm, 6.04 mm, 8.17 mm. It can be concluded that the cream preparation of ethanol extract of red watermelon rind meets the characteristics of cream preparation stability, meets the criteria of good physical properties at concentrations of 15%, 20%, 25%, has weak to moderate category antibacterial activity against Propionibacterium acnes bacteria.
FORMULATION A NATURAL COSMETIC SCRUB OF DURIAN HUSK (DURIO ZIBETHINUS MURR.) AND THE CHARACTERISTIC TESTS) Yuyun Febriani; Tri Puspita Yuliana; Puspawan Hariadi; Baiq Maylinda Gemantari; Minawati Minawati
Jurnal Farmasi & Sains Indonesia Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52216/jfsi.vol6no1p25-32

Abstract

The high production of durian fruit gives an environmental problem if it is not used properly. Durian fruit skin contains flavonoids, phenolic compounds, saponins, and tannins which have antioxidant activity. Its antioxidant activity makes durian husk a candidate as a basic ingredient for natural cosmetics. Producing a formulation of scrub preparations as natural cosmetics based on the results of the characteristic test was the purpose in this research. Experimental research with a post-test design technique was carried out by making the changes of the concentration of durian husk as an active ingredient in the scrub preparations used in this study. The form of an oil-in-water cream scrub was used as the formulation in a change of concentration range of 1% (F1), 1.5% (F2), and 3% (F3) for each formula. Furthermore, the characteristic test was carried out which included organoleptic test, homogeneity test. pH test, viscosity test, spreadability test, and adhesion test. In this research also used statistica tests. The results showed that the best formulation is obtained from formulation 3 (F3) with a concentration of 3% durian rind. The characteristic test results include: stable organoleptic test for storage in terms of shape, color and odor; homogeneity test formed granules and there was no separation between the oil and water phases; Stable pH test according to skin pH at 5.05; spreadability test 7.3 cm; viscosity test 64 dPa.s; and 2.41 minutes of adhesion test. It pointed that all formulations fulfilled the requirements for topical scrubs in each characteristic test.
The students learning habit and online learning improvement during covid-19 pandemic Yuyun Febriani; Hartini Haritani; Tri Puspita Yuliana; Puspawan Hariadi; Erma Ewisa Oktresi
Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia Vol 8, No 2 (2022): Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Therapy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/1202222459

Abstract

Coronavirus disease (COVID-19) has rapidly spread around the world, including in Indonesia. Some precautionary health protocol measures have been implemented due to this high infection virus, including campus class suspension. This condition made up the students learning habits has been changed. This research aimed to analyse their learning habit and educator's Improvement in online learning during this pandemic. Qualitative research by observation and questionnaires was used in this study. For observation, this research used controlling and evaluating health faculty and university instruments.  One hundred and twenty-seven responses participated in this survey. The inquiries were divided into three significant questions: language and information technology skills, duration time for learning, independent and instructional, and student participation. The research obtained that there was a decline in students learning habits during this pandemic. Thereby the educator’s Improvement, including the learning material, educational delivery method, and evaluation and assessment, must be required. Accordingly, the development and innovation of learning improvement should be continuously done.
Uji Minyak Atsiri Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L) terhadap Diameter Zona Hambat Staphylococcus aureus Evi Wardani; Puspawan Hariadi; Tri Puspita Yuliana
Sinteza Vol. 4 No. 1 (2024): February
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/sinteza.v4i1.25237

Abstract

Infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak disebabkan oleh virus, jamur, bakteri atau parasit. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri penyebab infeksi pada manusia. Penggunaaan obat antibiotik dalam terapi infeksi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan jumlah resistensi bakteri terhadap antibiotik, oleh karena itu perlu adanya terapi alternatif dari bahan alam yang memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Daun mengkudu (Morinda citrifolia L) merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai antibakteri dengan kandungan metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, saponin, steroid dan terpenoid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh uji aktivitas minyak atsiri daun mengkudu terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan mengetahui konsentrasi optimum minyak atsiri daun mengkudu yang efektif dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Daun mengkudu diekstraksi secara destilasi dengan pelarut aquades. Destilat minyak atsiri daun mengkudu lalu diuji aktivitas antibakteri dengan menggunakan metode difusi kertas cakram dengan konsentrasi 15%, 25%, dan 35% (b/v). Kontrol positif yang digunakan yaitu ciprofloxacin dengan kontrol negatif DMSO. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri daun mengkudu memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri Staphylococcus aureus dibuktikan dengan adanya zona bening disekitar kertas cakram. Aktivitas antbakteri tertinggi yaitu pada konsentrasi 35%. Diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi yang digunakan hasil diameter zona hambat bakteri yang dihasilkan juga akan semakin besar.
Formulasi dan Evaluasi Sifat Fisik Sediaan Lulur Ekstrak Etanol Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca L) Tri Puspita Yuliana; Nurul Fitri Erlinda Zulda
Sinteza Vol. 4 No. 2 (2024): August
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/sinteza.v4i2.26049

Abstract

Banana peel is the part of the banana that has not been used. A body scrub is a semi-solid preparation that functions to clean dirt on the face and dead skin cells. Banana peel one of any plants can be used as the basic of formulated cream cosmetics has flavonoid and tanin compound content, in acts as an moisturizer skin. This research aims to determine the formulation and evaluation of the physical preparation of kepok banana peel (Musa Paradisiaca L) ethanol extract scrub. The research method used was the laboratory experimental method. Evaluation of the scrub preparation includes organoleptic testing, homogeneity, spreadability testing, adhesion testing, pH testing and skin moisturizing power testing. The results showed that the preparation of the ethanol extract of kepok banana peel from both formulas had organoleptic results of F1 (semi-solid cream form, light brown color, typical aroma of kepok banana peel extract), F2 (semi-solid cream form, dark brown color, typical aroma of peel extract banana kepok), the homogeneity test of the preparation produces an even preparation when smeared on the surface of a glass object in all formulas, testing acidity or pH F1: 5.45 and F2 = 6.42. The spreading ability test results were at F1: 5.80 cm and F2: 5.44 cm. Testing ability of sticking time F1: 2.44 seconds and F2: 2.57 seconds. The skin moisturizing ability test before application showed an average of 23.6%, on day 5 an average of 36.5% and on day 10 an average of 48.5%. The conclusion is that the Kapok banana peel scrub formulation has physical properties that meet standards and is able to significantly moisturize the skin after 10 days of use. Statistical data shows that there is no significant difference in each formula with significance values ​​of 0.327, 0.265 and 0.294 (P<0.05).
FORMULASI GEL EKSTRAK KULIT BUAH RENGGAK (Amomum dealbatum Roxb) SEBAGAI SEDIAAN ANTI JERAWAT: GEL FORMULATION OF FRUIT PELL EXTRACT OF RENGGAK (Amomum dealbatum Roxb) AS ANTI ACNE PREPARATION Puspawan Hariadi; Muhlisun Azim; Tri Puspita Yuliana; Yuyun Febriani
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v7i1.296

Abstract

Tanaman renggak (Amomum dealbatum Roxb) merupakan tanaman lokal pulau Lombok yang masih belum banyak dimanfaatkan. Tanaman ini dilaporkan mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tannin dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk membuat gel dari ekstrak kulit buah renggak dan uji aktivitas terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Gel ekstrak kulit buah renggak dibuat dengan variasi konsentrasi 2% dan 4%, uji aktivitas bakteri menggunakan metode difusi agar dengan cara sumuran. Hasil penelitian menunjukan gel ekstrak kulit buah renggak dengan konsentrasi 2% memiliki pH 6, daya lekat 1,64, daya sebar 4,43 serta daya hambat bakteri 2,34 mm. Untuk konsentrasi 4% memiliki pH 6, daya lekat 1,57, daya sebar 4,36 serta daya hambat bakteri 3,20 mm. Gel ektrak kulit buah renggak memiliki zona hambat bakteri dengan kategori lemah, pH dan daya lekat sesuai parameter sediaan gel, sedangkan daya sebar tidak memenuhi persyaratan. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak semakin tinggi zona hambat yang dihasilkan.