Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Identification of Active Substance in Ajwa Date (Phoenix dactylvera L.) Fruit Flesh Methanol Extract (retracted) Muhammad Muhibbuddin Abdillah; N. R Khoirotun Nazilah; Eva Agustina
Biotropic : The Journal of Tropical Biology Vol. 1 No. 1 (2017): Biotropic, Volume 1, Nomor 1, 2017
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.126 KB) | DOI: 10.29080/biotropic.2017.1.1.23-31

Abstract

Kurma (Phoenix dactylifera L.) merupakan buah yang banyak tumbuh di negara-negara Arab, terutama kota Madinah. Kurma memiliki lebih dari dua puluh jenis dan yang banyak beredar di Indonesia antara lain kurma ajwa, saudi arabia, tunisia, mesir madu, agal madinah, madinah, dan lulu. Identifikasi senyawa dan kandungan dari kurma jenis ajwa sendiri masih belum pernah dilakukan. Oleh karena itu tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa aktif yang terkandung dalam buah kurma ajwa. Daging buah kurma ajwa diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut metanol. Ekstrak daging buah kurma diidentifikasi dengan melakukan uji fitokimia, analisis GC-MS, spektroskopi inframerah (FTIR) dan spektroskopi UV-Vis. Berdasarkan hasil uji fitokimia diketahui bahwa terdapat kandungan triterpenoid, flavonoid dan karbohidrat. Hasil analisis FTIR membuktikan bahwa adanya stretching dan bending gugus fungsi molekul seperti gugus –OH, -CH alifatik stretching, alkil, -C=C alifatik stretching / aromatik, aldehid, alkohol, eter, dan -CH aromatik. Pada analisis UV-Vis terdapat serapan di panjang gelombang 286 nm yang membuktikan bahwa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak metanol daging buah kurma ajwa termasuk pada golongan flavanon.
Pertumbuhan Planlet Stroberi (Fragaria ananassa D) Var. Dorit pada Beberapa Variasi Media Modifikasi In Vitro di Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika (BALITJESTRO) Vida Nofrianinda; Farida Yulianti; Eva Agustina
Biotropic : The Journal of Tropical Biology Vol. 1 No. 1 (2017): Biotropic, Volume 1, Nomor 1, 2017
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (848.865 KB) | DOI: 10.29080/biotropic.2017.1.1.32-41

Abstract

Stroberi (Vragaria ananassa Dutch) Var. Dorit merupakan buah yang populer di masyarakat dunia dengan ciri khas rasa buahnya yang asam manis dan segar. Penyediaan benih stroberi selama ini dilakukan secara konvensional dengan menggunakan stolon, sehingga volume perbanyakan relatif lebih sedikit dan tidak bebas penyakit. Oleh karena itu diperlukan metode kultur jaringan untuk budidaya stroberi. Kultur jaringan tanaman merupakan suatu teknik pengisolasian dan pemeliharaan sel atau potongan jaringan tanaman yang ditumbuhkan pada media buatan yang sesuai dan dalam keadaan aseptik. Medium yang dipergunakan pada kultur in vitro tumbuhan ada bermacam-macam. Medium yang digunakan dalam percobaan ini yaitu media MP yang merupakan kombinasi dari larutan MS (Murashige and skoog) dan pupuk cair. Dalam hal ini pupuk yang digunakan merupakan produk dari Balitjestro yang tentunya mengandung beberapa nutrisi dengan konsentrasi yang tepat untuk petumbuhan tanaman. Percobaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh berbagai modifikasi media MP serta mengidentifikasi konsentrasi kombinasi media MP yang sesuai terhadap pertumbuhan stroberi varietas dorit. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan perlakuan MP1: MS 25% + pupuk 75%, MP2: MS 50% + pupuk 50%, MP3: MS 75% + pupuk 25%, MP4: pupuk 100%, Percobaan di ulang 5x, sehingga diperlukan 20 unit percobaan. Setiap unit percobaan ditanam 5 planlet. Pertumbuhan tanaman stroberi varietas dorit yang ditanam pada media MP1, MP2, MP3 dan MP4 menunjukkan pengaruh perbedaan yang signifikan terhadap pertumbuhan akar, pertumbuhan tunas dan pertambahan jumlah daun. Tanaman tersebut menunjukkan respon pertumbuhan yang paling cepat pada media MP3 karena mengandung konsentrasi larutan MS lebih banyak sehingga jumlah nitrogen yang dibutuhkan untuk pertumbuhan lebih tercukupi
Analisis Kadar Glukosa, Hemoglobin, dan Kolesterol Mencit (Mus Musculus) Setelah Diinduksi Aspartam Esti Tyastirin; Risa Purnamasari; Irul Hidayati; Eva Agustina; Moch. Irfan Hadi; Nova Lusiana; Mei Lina Fitri Kumalasari
Biotropic : The Journal of Tropical Biology Vol. 2 No. 2 (2018): Biotropic, Volume 2, Nomor 2, 2018
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (582.901 KB) | DOI: 10.29080/biotropic.2018.2.2.119-125

Abstract

Aspartame has a lower calorie rating than other sweeteners. for example, cyclamate, lactose, saccharin, fructose and maltosa. Although it has low calorie, aspartame have 60 times sweeter than sugar (sucrose). Induction of aspartame can cause elevated levels of blood glucose and damage to the pancreatic β cells of mice. The purpose of this study was to analyze the dosing of aspartame levels; 13 mg/Kg body weight, 39 mg/Kg and 78 mg/Kg and those effect to the levels of glucose, cholesterol and haemoglobin of female mice (Mus musculus). The methode of research laboratory experiments using a complete randomized design (RAL). This study was using 24 mice with 4 treatment groups. Mice were given aspartame during surgical treatment, mice were made to perform measurement of Hb levels, glucose levels and cholesterol levels of neonatal mice. Data analysis using the Kruskal Wallis because Gaussian data but not homogeneous. The results showed an increase in the levels of glucose and cholesterol levels, but statistically there is no difference in glucose levels (p = 0,087), Hb (p = 0,899) and cholesterol (p = 0,168) in mice (Mus musculus) who were given variations of the dose of aspartame.
Identifikasi Senyawa Aktif dari Ekstrak Daun Jambu Air (Syzygium aqueum) dengan Perbandingan Beberapa Pelarut pada Metode Maserasi Eva Agustina; Funsu Andiarna; Nova Lusiana; Risa Purnamasari; Moch. Irfan Hadi
Biotropic : The Journal of Tropical Biology Vol. 2 No. 2 (2018): Biotropic, Volume 2, Nomor 2, 2018
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.742 KB) | DOI: 10.29080/biotropic.2018.2.2.108-118

Abstract

Daun jambu air (Syzygium aqueum) dikenal sebagai salah satu obat tradisional, untuk menyembuhkan beberapa infeksi akibat antigen berupa bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam daun jambu air dengan beberapa pelarut pada proses maserasi. Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi dingin berupa maserasi dengan pemilihan pelarut yakni metanol (CH3OH), etil asetat dan n-heksana. Uji fitokimia yang dilakukan adalah uji saponin, flavonoid, alkaloid dan triterpenoid/steroid. Dari uji yang dilakukan diketahui sampel ekstrak daun jambu air dengan pelarut metanol positif mengandung beberapa senyawa aktif berupa flavonoid, saponin, alkaloid dan triterpenoid. Ekstrak daun jambu air dengan pelarut etil asetat dan n-heksana positif mengandung beberapa senyawa aktif berupa flavonoid, alkaloid dan triterpenoid. Pelarut yang paling bagus untuk mendapatkan banyak senyawa aktif adalah metanol. Kata kunci : Jambu air (Syzygium aqueum), maserasi, senyawa aktif
Dogs (Canis lupus familiaris) as Virus Carrier in Indonesia Moch Irfan Hadi; Muhammad Yusuf Alamudi; Mei Lina Fitri Kumalasari; Sri Hidayati; Tatag Bagus Prakarsa; Eva Agustina; Muhamad Ratodi; Misbakhul Munir; Eko Teguh Pribadi; Hanik Faizah
Biotropic : The Journal of Tropical Biology Vol. 2 No. 2 (2018): Biotropic, Volume 2, Nomor 2, 2018
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.994 KB) | DOI: 10.29080/biotropic.2018.2.2.100-107

Abstract

A Virus is an individual that cannot be described as an animal or a plant. If animals and plants contain two nucleic acids (DNA and RNA), on the contrary, the virus only has one of them. These nucleic acids can stimulate a complete virus replication cycle. The virus can only replicate and live on a living host if the host is finally dead, then the virus will move on the cells that are still alive. The virus has genetic material which is a protective protein coat called a capsid. Viruses can infect various varieties of organisms, both eukaryotes (animals, plants, protists, and fungi) and prokaryotes (bacteria and archaea). The Virus infects bacteria known as bacteriophage (phage). The Virus can cause serious diseases for humans such as AIDS, HIV, rabies, etc. Dogs belonging to Canidae family are the sibling of wolves, foxes and raccoon dogs. Among all members of Canidae, dogs have the most closely related to wolves which are the ancestors of dogs. The Canidae family generally has a small elongated body, sharp ear and muzzle, sharp smelling, can run fast and can swim. Dogs are human best friends. While taking care of the dogs, they can be attacked by various diseases. The closeness of the relationship between humans and dogs raises the potential for disease transmission, especially zoonosis and pandemics viruses. Keywords: Canis lupus familiaris, Carier, Influenza, virus
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daging Buah Kurma Ajwa (phoenix dactylifera) Terhadap Hitung Jenis Leukosit Embrio dan Induk Mencit (mus musculus) Bunting Eva Agustina; Nova Lusiana; Risa Purnamasari
Biotropic : The Journal of Tropical Biology Vol. 3 No. 2 (2019): Biotropic, Volume 3 Nomor 2, 2019
Publisher : Program Studi Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (763.157 KB) | DOI: 10.29080/biotropic.2019.3.2.135-145

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daging buah Kurma Ajwa (Phoenix dactylifera) terhadap hitung jenis leukosit embrio dan induk mencit (Mus musculus) bunting. Setiap perlakuan dibagi dalam empat kelompok perlakuan ekstrak. Kelompok I (kelompok kontrol), kelompok II (3 kurma setara 3,12 mg/kg BB mencit), kelompok III (5 kurma setara 5, 2 mg/kg BB mencit), dan kelompok IV (7 kurma setara 7, 28 mg/kg BB mencit). Ekstrak diberikan pada masa kebuntingan 14 sampai 18 hari melalui peroral. Pada hari ke 19 kebuntingan dilakukan pembedahan untuk diambil darahnya pada bagian jantung mencit. Hitung jenis leukosit melalui teknik apusan darah dengan mengamati 100 sel leukosit perbesaran 400 kali pada mikroskop. Hasilnya ekstrak daging buah Kurma Ajwa (P. dactylifera) berpengaruh signifikan terhadap hitung limfosit dan basofil, tetapi tidak berpengaruh terhadap hitung monosit, eosinofil dan neutrofil pada embrio mencit. Sedangkan pada induk mencit berpengaruh terhadap hitung eosinofil dan monosit dan tidak berpengaruh terhadap limfosit, basofil dan neutrofil. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daging buah Kurma Ajwa (Phoenix dactylifera) terhadap hitung jenis leukosit embrio dan induk mencit (Mus musculus) bunting. Setiap perlakuan dibagi dalam empat kelompok perlakuan ekstrak. Kelompok I (kelompok kontrol), kelompok II (3 kurma setara 3,12 mg/kg BB mencit), kelompok III (5 kurma setara 5, 2 mg/kg BB mencit), dan kelompok IV (7 kurma setara 7, 28 mg/kg BB mencit). Ekstrak diberikan pada masa kebuntingan 14 sampai 18 hari melalui peroral. Pada hari ke 19 kebuntingan dilakukan pembedahan untuk diambil darahnya pada bagian jantung mencit. Hitung jenis leukosit melalui teknik apusan darah dengan mengamati 100 sel leukosit perbesaran 400 kali pada mikroskop. Hasilnya ekstrak daging buah Kurma Ajwa (P. dactylifera) berpengaruh signifikan terhadap hitung limfosit dan basofil, tetapi tidak berpengaruh terhadap hitung monosit, eosinofil dan neutrofil pada embrio mencit. Sedangkan pada induk mencit berpengaruh terhadap hitung eosinofil dan monosit dan tidak berpengaruh terhadap limfosit, basofil dan neutrofil.
Identifikasi Kandungan Mikroplastik Pada Saluran Pencernaan Ikan di Kali Porong Sidoarjo Annisa Inda Sanabila; Eva Agustina
Environmental Pollution Journal Vol. 2 No. 1: April 2022
Publisher : ECOTON: Ecological Observation and Wetlands Conservation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58954/epj.v2i1.18

Abstract

Plastik merupakan salah satu barang yang selalu digunakan dalam kehidupan sehari – hari, terutama oleh masyarakat Indonesia. Dengan sifatnya non – biodegradable menjadikan plastik sebagai penyumbang limbah terbesar yang berdampak pada lingkungan. Tidak heran, apabila seringkali menemukan tumpukan sampah plastik di darat bahkan hingga di lingkungan akuatik seperti laut dan sungai. Pengelolaan sampah plastik di daratan yang belum optimal menjadikan sampah plastik bisa saja dibuang di lingkungan akuatik. Akibatnya, plastik berukuran besar di lingkungan akuatik akan mengalami proses degradasi menjadi partikel yang sangat kecil atau mikroplastik. Keberadaan mikroplastik di perairan dapat mengganggu organisme yang ada, seperti pada ikan. Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini yaitu untuk mengetahui kelimpahan dan jenis mikroplastik yang terdapat pada saluran pencernaan ikan yang ditemui di Kali Porong Sidoarjo. Adapun beberapa titik lokasi penelitian diambil dari segmen hulu di kawasan Museum Rolak Songo Surabaya, segmen tengah Jembatan Kali Porong dan segmen hilir Marine Tourist Tlocor Jabon Sidoarjo. Jenis mikroplastik yang diperoleh yaitu fiber, film atau filament dan fragmen. Kelimpahan mikroplastik yang diperoleh dari penelitian ini yaitu 18,4 partikel/ekor. Dengan adanya penelitian ini maka perlu ditindak lanjuti hingga pada penelitian terkait kadar maksimal mikroplastik pada manusia.
Efek Kombinasi Linear Alkylbenzene Sulfonates (LAS) dan Tembaga (Cu) pada Kapasitas Fitoremediasi Tanaman Daun Tombak (Sagittaria lancifolia) Eva Agustina; Salsa Nabila; Risa Purnamasari; Rony Irawanto
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 6, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v6i1.6912

Abstract

Salah satu masalah lingkungan yang serius saat ini adalah pencemaran air yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan organisme lainnya. Salah satu penyebab pencemaran air adalah adanya detergen dan logam berat yang terdapat di lingkungan. Karena dampaknya yang merugikan, perlu dicari solusi untuk menangani masalah ini. Salah satu solusinya adalah menggunakan teknik fitoremediasi dengan memanfaatkan tanaman daun tombak (Sagittaria lancifolia) yang terbukti mampu menyerap berbagai polutan dari lingkungan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas fitoremediasi tanaman daun tombak (Sagittaria lancifolia) dalam menangani kontaminasi detergen LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonates) dan logam berat tembaga (Cu) pada air. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan berbeda konsentrasi LAS + Cu, yaitu 0 mg/L, 10 mg/L + 3 mg/L, 30 mg/L + 3 mg/L, dan 50 mg/L + 3 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan daya penyisihan LAS tertinggi sebesar 96% pada variasi konsentrasi LAS 10 mg/L + Cu 3 mg/L, dan daya penyisihan Cu tertinggi sebesar 72% pada variasi konsentrasi  LAS 50 mg/L + Cu 3 mg/L. lebih lanjut, nilai efektifitas penyerapan logam Cu tertinggi sebesar 59% pada variasi konsentrasi  LAS 50 mg/L + Cu 3 mg/L. Hasil penelitian juga menunjukkan semakin tinggi LAS yang diberikan maka semakin tinggi pula penyerapan logam berat Cu oleh tanaman. Berdasarkan hasil tersebut, terbukti bahwa tanaman daun daun tombak (Sagittaria lancifolia) efektif untuk menyerap LAS dan logam berat Cu di lingkungan.
Pengaruh Paparan Linear Alkylbenzene Sulfonates (LAS) dan Logam Berat Tembaga (Cu) terhadap Pertumbuhan Sagittaria lancifolia Salsa Nabila; Risa Purnamasari; Eva Agustina; Rony Irawanto
Jurnal Jeumpa Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Jeumpa
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jj.v10i1.7537

Abstract

Berbagai jenis limbah dapat menyebabkan pencemaran perairan, termasuk limbah domestik yang mengandung surfaktan LAS dan limbah industri yang mengandung logam berat seperti tembaga (Cu). Kadar pencemar yang tinggi dapat mempengaruhi metabolisme dan menyebabkan kematian pada organisme. Salah satu solusi untuk mengatasi pencemaran ini adalah dengan fitoremediasi, di mana tanaman Sagittaria lancifolia digunakan untuk menyerap pencemar LAS dan logam Cu. Namun, respon pertumbuhan tanaman ini terhadap pencemaran LAS dan logam Cu belum diketahui dengan detail. Untuk itu, penelitian ini bertujuan mengetahui adanya paparan LAS dan logam Cu terhadap respon pertumbuhan tanaman Sagittaria lancifolia. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, di mana setiap perlakuan memiliki konsentrasi pencemar yang berbeda, yaitu 0 ppm (kontrol), LAS 10 ppm + Cu 3 ppm, LAS 30 ppm + Cu 3 ppm, dan LAS 50 ppm + Cu 3 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan LAS dan logam Cu pada konsentrasi yang berbeda tidak memiliki efek signifikan terhadap pertumbuhan dan morfologi tanaman Sagittaria lancifolia. Oleh karena itu, tanaman tersebut memiliki potensi sebagai opsi untuk fitoremediasi perairan yang tercemar oleh LAS dan logam Cu.