Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Synthesis of Cellulose Stearate Ester as Wet Strength Agent for Synthesis of Bio-polybag from Oil Palm Empty Fruit Bunch Eddy Kurniawan; Rizka Mulyawan; Angga Tri Agusna PA; Wika Armadani; Zainuddin Ginting
International Journal of Engineering, Science and Information Technology Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Master Program of Information Technology, Universitas Malikussaleh, Aceh Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.502 KB) | DOI: 10.52088/ijesty.v2i2.227

Abstract

Biodegradable polybags are an alternative to overcome the weakness of synthetic polybags because of their degradation properties. Oil palm empty fruit bunches contain a lot of cellulose so that they can be used as a biodegradable polybag. Wet Strength serves to increase the physical strength of bio-polybags when exposed to water (in wet conditions) so that water content stability is required. In this study, Cellulose Stearate Esters were synthesized in an effort to increase the stability of the water content in bio-polybags. Cellulose Stearate Esters are synthesized through a transesterification reaction between -Cellulose isolated from Oil Palm Empty Fruit Bunches (EFB) with methyl stearate. The synthesis of cellulose stearate esters was carried out by refluxing for 2 hours using methanol solvent with various catalysts Na2CO3 5, 10, 15, 20 mg and with volume variations of methyl stearate 5, 10, 15. And the best variation was determined based on the degree of substitution test, namely with variations Na2CO3 catalyst 20 mg and volume of methyl Stearate 15 ml, amounting to 1.95. The result of the synthesis, namely cellulose stearate, was tested for functional groups by FT-IR spectroscopy and surface morphology using SEM. The formation of cellulose stearate is supported by the FT-IR spectrum in the wavenumber region of 3468.01 cm-1 indicating an OH group, 3062.96 cm-1 indicating a CH stretching group, 1695.43 cm-1 indicating a C=O group, cm-1 indicating a CH bending group, 1095.57cm-1 indicates a COC group, 609.51cm-1 indicates a (CH2)n>4 group. The results of surface morphology analysis using SEM showed that the surface of cellulose stearate looked homogeneous, more regular and had denser cavities than -Cellulose
PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN BIOPELET Mauliza Asri; Eddy Kurniawan; Novi Sylvia; Syamsul Bahri; Jalaluddin Jalaluddin
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 2 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Juni 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i2.7232

Abstract

Penelitian prembuatan biopelet dari sekam padi yang menggunakan tepung kanji sebagai perekat telah selesai dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan sekam padi sebagai bahan bakar alternatif dalam pembuatan biopelet. Peneltian ini dilakukan beberapa tahapan proses yaitu pengumpulan bahan baku, pengeringan bahan baku dan pemisahan berdasarkan ukuran (pengayakan). Kemudian abu tersebut di campur perekat dengan variasi perekat menggunakan tepung kanji. Kemudian dicetak dengan cara ditekan berbentuk slinder dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 105oC selama 2 jam. Hasil menunjukkan bahwa kadar air yang di peroleh antara 6.6-8.4%, kadar abu antara 6- 16%, sedangkan nilai kalor dengan berat sekam yang  berbeda pada perekat tepung kaji diperoleh nilai kalor 4.1352 J/g untuk berat sekam 50 gram dan untuk berat sekam 100 gram diperoleh nilai kalor 4.0640 J/g.
PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI MELINJO(GNETUM GNEMON) SEBAGAI BAHAN BAKAR TERBARUKAN DALAM PEMBUATAN BIOPELET Chairina Chairina; Eddy Kurniawan; Zainuddin Ginting; Rozanna Dewi; Ishak Ishak
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6007

Abstract

Penelitian Pembuatan Biopelet dari Cangkang Biji Melinjo (Gnetum Gnemon) yang menggunakan Tepung kanji sebagai perekat telah selasai dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan Cangkang Biji Melinjo (Gnetum gnemon) sebagai Bahan Bakar Terbarukan dalam pembuatan Biopelet dengan Memanfaatkan Limbah Cangkang Biji Melinjo (Gnetum Gnemon) dari Produsen Emping Melinjo di Kabupaten Pidie. Peneltian ini dilakukan Beberapa tahapan proses yaitu pengumpulan bahan baku, pengeringan bahan baku dan pemisahan berdasarkan ukuran (pengayakan). Kemudian Serbuk tersebut di campur perekat dengan variasi perekat menggunakan tepung kanji dan Perbedan massa Sampel. Kemudian dicetak berbentuk slinder dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 110oC. Komposisi Cangkang biji melinjo (Gnetum Gnemon)  dengan perekat kanji yang terbaik adalah dengan komposisi Cangkang biji melinjo (Gnetum Gnemon)  50  gr Bahan  dengan Perekat kanji 5%  mendapatkan 3,1%  Kadar air , 10,6% Kadar zat terbang, 4,3% Kadar abu, 82% Kadar karbon terikat, dan Nilai kalor yang dimiliki adalah  1,7302 j/g atau 4,1352 cal/g dari hasil uji Nilai kalor antara dua Membedakan Massa Cangkang biji melinjo (Gnetum Gnemon)  pada Nilai kalor Biopelet Cangkang biji melinjo (Gnetum Gnemon) dengan berat 50 gram dan Perekat Tepung kanji 5% dengan Nilai kalor 17302 J/g. Sedangkan Nilai kalor Biopelet Cangkang biji melinjo (Gnetum Gnemon) dengan berat 100 gram dan Perekat Tepung kanji 5% dengan nilai kalor 17004 J/g atau 4,0640 cal/g. Dalam pembuatan Biopelet, moisture briket (kadar air) sangat mempengaruhi Nilai kalor semakin banyak kadar air maka nilai kalor biopelet semakin rendah.
PEMBUATAN KOMPOSIT HYBRID DARI SERBUK BENTONIT DAN PELEPAH PISANG DENGAN PENGUAT MATRIK POLYSTERENA Nurul Safriani; Eddy Kurniawan; Syamsul Bahri; Ishak Ishak; Jalaluddin Jalaluddin
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 2 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Oktober 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i2.5386

Abstract

Komposit pada umumnya terdiri dari dua unsur, yaitu serat (fiber) sebagai bahan pengisi dan bahan pengikat serat-serat tersebut yang dikenal dengan matriks. Pembuatan komposit hybrid menggunakan pelepah pisang,serbuk bentonit, dan polystirena menggunakan metode Hand lay up. Pengujian yang dilakukan yaitu: Analisa FTIR untuk mengtahui gugus fungsi pada pelepah pisang dan serbuk bentonit dalam komposit. Untuk perbandingan komposisi pelepah pisang : serbuk bentonit = (0%:50%); (30%:20%); (20%:30%); ( 50%:0%). Volume Asam Akrilat: 2 ml, Serbuk bentoni, Pelepah pisang, Toluena 25 ml, Polistirena, Ukuran cetakan. Uji Tarik, Uji FTIR, Analisa Daya Serap Air. Komposit yang memiliki nilai uji tarik maksimum diperoleh pada variasi 30%:20% yaitu 8.43% Mpa. Dan hasil tersebut belum mencapai SNI. Komposit yang memiliki nilai analisa daya serap air maksimum diperoleh pada variasi 30%:20% yaitu 8.43%. Semakin bertambahnya komposisi filler antara serbuk bentonit dan pelepah pisang maka dapat meningkatkan nilai uji tarik dan analisa daya serap air. Komposisi filler yaitu antara serbuk bentonit dan pelepah pisang sama sama memiliki peranan penting saat pembuatan komposit maupun saat dilakukan pengujian komposit.
PEMANFAATAN ABU TANDA KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN BRIKET Eddy Kurniawan; Nurma Nurma; Jalaluddin Jalaluddin
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 9, No 1 (2020): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2020
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v9i1.3034

Abstract

Penelitian pembuatan briket dari abu tandan kosong kelapa sawit yang menggunakan tepung kanji dan air tebu sebagai perekat telah selasai dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan abu tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif dalam pembuatan briket. Peneltian ini dilakukan beberapa tahapan proses yaitu pengumpulan bahan baku, pengeringan bahan baku dan pemisahan berdasarkan ukuran (pengayakan). Kemudian abu tersebut di campur perekat dengan variasi perekat menggunakan tepung kanji dan airs tebu. Kemudian dicetak berbentuk slinder dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 105oC. Hasil menunjukkan bahwa kadar air yang di peroleh antara 6.6-8.4%, kadar abu antara 6- 16%, sedangkan nilai kalor dengan perekat berbeda pada perekat tepung kaji diperoleh nilai kalor 5971 J/g dan pada perekat air tebu diperoleh nilai kalor 5391 J/g.Kata kunci :   Briket, abu tandan kosong kelapa sawit, perekat, nilai kalor
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN PENAMBAHAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Eddy Kurniawan; Rozanna Dewi; Rouzatul Jannah
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i1.7251

Abstract

Pupuk organik cair adalah pupuk yang bahan dasarnya berasal dari hewan atau tumbuhan yang sudah mengalami fermentasi dan bentuk produknya berupa cairan. Pupuk organik cair mengandung unsur hara makro seperti, fosfor, nitrogen, kalium dan unsur hara mikro lainnya yang dibutuhkan oleh tanaman serta dapat memperbaiki unsur hara dalam tanah. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa kandungan nitrogen, fosfor dan kalium dalam pupuk organik cair  yang terbuat dari bahan baku limbah cair industri kelapa sawit dengan penambahan serat tandan kosong kelapa sawit. Salah satu pembuatan pupuk organik cair melalui teknik fermentasi. Dalam hal ini digunakan bioaktivator EM-4 effective microorganisme dan lima variasi penggunaan volume EM4 dengan penambahan serat tandan kosong kelapa sawit. Variasi perbandingan EM4 (ml) dengan massa serat  tandan kosong kelapa sawit (gram) adalah 20:10, 30:15, 40:20, 50:25, 60:30 dan difermentasikan selama 9, 11 dan 13 hari. Hasil penelitian dari perbandingan volume EM4 dengan massa serat tandan kosong kelapa sawit adalah pada perbandingan 60:30 dengan kandungan unsur hara  nitrogen 2,47% fosfor 3,14% dan kalium 2,29% pada hari ke 13. Nilai  kecepatan maksimum enzimatik tertinggi (Vmax) diperoleh pada hari fermentasi ke 13 yaitu 1,17 ml/jam i dan nilai Km yang yang tertinggi yaitu 1518,8 pada waktu fermentasi 13 hari. 
Karakterisasi Dan Model Matematis Laju Pembakaran Biobriket Campuran Sampah Organik dan Bungkil Jarak (Jatropha curcas L.) Dengan Menggunakan Perekat Tapioka Eddy Kurniawan
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2012
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak dari kekhawatiran akan semakin menipisnya dan mahalnya Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin terasa dalam beberapa tahun terakhir, menimbulkan pemikiran untuk mengolah biomassa dari sampah organik dan bungkil jarak sebagai energi alternatif. Apabila sampah organik dan bungkil jarak diolah bersama-sama dengan bungkil jarak dengan menggunakan bahan perekat tar akan diperoleh satu bahan bakar padat buatan sebagai bahan bakar alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi yang terbaik untuk menghasilkan nilai panas pembakaran terbaik pada briket. Dalam penelitian ini, komposisi yang di uji adalah briket dengan persentase sampah organik dan bungkil jarak yaitu 100% : 0%; 75% : 25%; 50% : 50%; 25% : 75%; 0% : 100%. Penelitian dilakukan dengan pengumpulan, pengeringan, penghalusan, pengujian bahan baku (nilai kalor), selanjutnya dilakukan karbonisasi, pengayakan (35 mesh), pencampuran bahan baku (sampah organik, bungkil jarak, perekat tapioka), pengepresan dengan tekanan 1 kg/cm² dan tinggi briket 50 mm dengan diameter 23 mm. Pengujian sifat fisik dan kimia dilakukan di laboratorium terhadap briket yang dihasilkan untuk mengetahui besarnya keteguhan tekan, nilai kalor, kadar air, kadar zat menguap (volatile matter), kadar abu dan kadar karbon terikat (fixed carbon). Berdasarkan pendekatan model matematis didapatkan bahwa karakteristik model matematis laju pembakaran briket komposisi sampah organik dan bungkil jarak (50% : 50%) dengan bahan perekat tapioka, lebih cepat terbakar dan suhu yang dicapai optimal. Sehingga diperoleh frekuensi tumbukan (Ar) sebesar 1,12 x 10-2 1/g. detik, energi aktivasi (Er) sebesar 2,88 x 104 joule/mol dan koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) sebesar 3,48 x 10-3 watt/m2.K.
EKSTRAKSI SEREH WANGI MENJADI MINYAK ATSIRI Eddy Kurniawan; Nita Sari; Sulhatun Sulhatun
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2020
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v9i2.4398

Abstract

Sereh wangi merupakan salah satu jenis tanaman minyak atsiri, yang tergolong sudah berkembang. Dari hasil penyulingan daunnya diperoleh minyak sereh wangi yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama Citronella Oil. Saat ini perkembangan minyak atsiri menjadi perhatian yang cukup besar dari pemerintah Indonesia. Dari bebagai bahan baku pembuatan Minyak Atsiri, salah satu tanaman bahan baku minyak atsiri di Indonesia yang bagus untuk dikembangkan adalah Sereh Wangi. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh minyak atsiri dengan proses Ekstraksi dan Destilasi, memperoleh persen Yield dan Kadar Air. Metode yang dilakukan adalah dengan mendiamkan sereh wangi 3 hari 3 malam, kemudian dikecilkan ukurannya lalu direndam dengan etanol 90% 3 hari 3 malam. Kemudian diekstraksi dengan waktu yang telah ditentukan, lalu hasilnya di Destilasi selama 2 jam. Kemudian ditambahkan Natrium Bisulfit dengan berat yang telah ditentukan. Lalu aduk dan diamkan sampai terbentuk 2 lapisan, lalu dipisahkan. Lapisan atas merupakan Minyak Atsiri dan lapisan bawah merupakan sisa Natrium Bisulfit. Dari hasil penelitian diperoleh kadar Sitronella terbaik 55,78% dan Geraniol 17,69%, Yield tertinggi 94,38% dan Kadar Air tertinggi 36,87%. 
Karakterisasi Bahan Bakar Dari Sampah Plastik Jenis High Density Polyethelene (HDPE) Dan Low Density Polyethelene (LDPE) Eddy Kurniawan; Nasrun Nasrun
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2014
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plastik merupakan salah satu jenis polimer yang bahan dasarnya secara umum adalah Polipropilena (PP), Polietilena (PE), Polistirena (PS), Poli Metil Metakrilat (PMMA), High Density Polyethylene (HDPE) dan Low Density Polyethylene (LDPE). Plastik adalah senyawa polimer yang terbentuk dari polimerisasi molekul-molekul kecil (monomer) hidrokarbon. Penggunaan sampah plastik sebagai bahan untuk menghasilkan bahan bakar minyak merupakan suatu alternatif yang dapat meningkatkan nilai ekonomis dari sampah plastik, disamping itu juga dapat menyelesaikan salah satu masalah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa karakteristik bahan bakar minyak yang dihasilkan dari sampah plastik jenis High Density Polyethylene (HDPE) dan Low Density Polyehthylene (LDPE) dengan proses pirolisis. Variabel metodologi penelitian yang dilakukan meliputi; waktu pirolisis selama 60 menit dan suhu pirolisis adalah 400, 420, 440, 460, 4800C. Pengujian terhadap bahan bakar minyak didasarkan pada standar mutu bahan bakar minyak di Indonesia yaitu nilai kalor, titik nyala, kadar abu, dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahan bakar minyak memiliki nilai kalor sebesar 10.814,829 kcal/kg untuk minyak dari plastik HDPE dan 10.674,728 kcal/kg untuk minyak dari plastik LDPE, titik nyala 56,10C-60,50C, kadar abu 0,03%-0,17% dan kadar air yang diperoleh sebesar 0,01%-0,05%. Hasil analisa komposisi menggunakan GC-MS diperoleh komposisi yang paling dominan pada bahan bakar minyak dari plastik HDPE adalah C9H18 yaitu sebesar 54,61% dan untuk bahan bakar minyak dari plastik LDPE komposisi C9H18 yaitu sebesar 55,63%. Yield (produk) terbanyak diperoleh pada suhu pirolisis 4800C yaitu 59,4% dari sampah plastik jenis HDPE dan 59,7% dari sampah plastik jenis LDPE.
STUDI AWAL PRODUKSI BAHAN BAKAR DARI PROSES PIROLISIS KANTONG PLASTIK BEKAS Nasrun Nasrun; Eddy Kurniawan; Inggit Sari
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 5, No 1 (2016): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2016
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v5i1.77

Abstract

Penggunaan sampah plastik sebagai bahan untuk menghasilkan bahan bakar minyak merupakan suatu alternatif yang dapat meningkatkan nilai ekonomis, disamping itu juga dapat menyelesaikan masalah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi operasi/proses terbaik pada pengolahan limbah kantong plastik jenis kresek menjadi bahan bakar. Proses pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen dimana material mentah akan mengalami pemecahan stuktur kimia menjadi fase gas. Proses distilasi adalah proses pemisahan campuran dalam suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didih. Variabel penelitian yang dilakukan meliputi waktu pirolisis selama (15, 30, 45, 60) menit, suhu pirolisis adalah 260oC, 270oC, 280oC, 290oC dan 300oC. Pengujian terhadap bahan bakar minyak didasarkan pada standar mutu bahan bakar minyak di Indonesia yaitu nilai kalor, titik nyala (flash point), kadar abu, kadar air, analisa komposisi serta menentukan energi aktivasi (Ea). Hasil penelitian menunjukkan nilai kalor pembakaran sebesar 10.541,75 kkal/kg, titik nyala (flash point) tetinggi pada suhu pirolisis 260oC waktu reaksi 15 menit 63,9oC, pada titik nyala terendah pada suhu pirolisis 300oC waktu reaksi 60 menit 57,5oC, kadar abu tertinggi diperoleh pada suhu pirolisis 300oC waktu reaksi 60 menit yaitu 0,26% dan kadar abu terendah pada suhu pirolisis 260oC waktu reaksi 15 menit yaitu 0,01%, kadar air terbaik diperoleh pada suhu pirolisis 300oC waktu reaksi 60 menit yaitu 0,01%. Hasil pengujian analisa komposisi menunjukkan persentase terbanyak adalah C12H24 yaitu sebesar 29,3%, nilai aktivasi energi yang didapat adalah 10.106,77 kj/mol.