Bekam merupakan salah satu metode pengobatan yang belakangan mulai digemari masyarakat. Bahkan bagi ummat Islam, metode pengobatan ini tidak hanya dianggap efektif, tetapi juga memiliki nilai teologis. Banyak hadits yang memberitakan tentang bekam ini, sehingga kebenaran tentang bekam tidak diraguan lagi. Namun demikian, dari sekian banyak hadits yang meriwayatkan tentang bekam ini, ditemukan dualisme atau kontradiksi antara satu hadits dengan lainnya, karena berbicara pada satu tema dan memiliki kualitas sanad yang sama-sama baik. Lebih lanjut makalah ini mencoba memahami kontradiksi ini dengan asbÄb al-wurÅ«d hadith dan nÄsikh wa mansÅ«kh terhadap hadis-hadis yang nampak kontradiktif. Hasil kajian menunjukkan adanya kebolehan bekam bagi orang yang berpuasa dengan kata lain bekam tidak membatalkan puasa seseorang. Selain itu, tidak ada larangan bagi seseorang untuk berprofesi sebagai praktisi bekam dan mengambil keuntungan darinya. AbstractCupping is one method of treatment that recently began popular among the public. Even for Muslims, this treatment method is not only considered to be effective, but also has a theological value. Many hadiths preach about this cupping, so that itâs truth is not doubt again. However, many of hadith narrated about this cupping, discovered dualism or contradiction between one and another hadith, because talking on the same theme and have quality sanad equally well. Furthermore, this paper attempts to understand this contradiction by asbÄb wurud al-hadith and nÄsikh wa mansukh on the traditions that seem contradictory. The study results the permissibility of cupping for a fasting person, in other words not invalidate the fast bruise someone. In addition, there is no prohibition for a person to work as cupping practitioners and take advantage of it. Kata kunci : dualisme, hadits, bekam.