Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

The size variation of rotifer Brachionus rotundiformis cultivated with different feed at 40 ppt salinity Rimper, Joice R.T.S.L; Harikedua, Silvana D; Warouw, Veibe
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 7, No 1 (2019): APRIL
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.7.1.2019.25043

Abstract

Title (Bahasa Indonesia): Variasi ukuran rotifer Brachionus rotundiformisyang diberi pakan berbeda pada salinitas 40 ppt RotiferBrachionus rotundiformisis a group of zooplankton which is used by fish larvae for feeding to initiate their growth. This zooplankton is widely favored by marine fauna larvae because of its small size can fits well with various larval mouth; thus, it is easily preyed by larvae. This study aimed to determine the variation of rotifer B. rotundiformismorphometry if cultured with different feed at 40 ppt. The use of 40 ppt salinity is expected to provide a variable morphometric size because B. rotundiformishas a polymorphism property. Microalgae used as feed for rotifer B. rotundiformiswere Prochloronsp. and Nanochloropsis oculata. Microalgae were cultured with Hirata medium. In the early stages, B. rotundiformiswas cultured at optimum temperature (28 ºC) and salinity 20 ppt, then it was cultured at salinity 40 ppt. Salinity adaptation was done by raising the salinity of the medium by 2 ppt every two days in a 10 ml reaction tube containing 10 individuals. After adaptation, B. rotundiformiswas transferred in a 1000 ml container with a density of 50 individuals. For the morphometric aspect, the total length, the length of the lorica, the width of the lorica and the anterior width were measured. The result showed the morphometric of rotiferB. rotundiformisfed with microalgae Prochloronsp. at 40 ppt salinity was smaller than that of the rotifer fed with N. oculata. Based on that finding it can be concluded that B. rotundiformis fed with Prochloronsp. at a salinity of 40 ppt has the potential to be developed as feed for fish larvae. Further investigations on how to accelerate the cultivation of microalgae Prochloronsp. as feeding for B. rotundiformisare needed.RotiferBrachionus rotundiformismerupakan golongan zooplankton yang digunakan sebagai makanan bagi larva ikan. Zooplankton ini banyak disukai oleh larva fauna laut, karena ukurannya kecil yang cocok dengan berbagai bukaan mulut larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi morfometri rotifer B. rotundiformis, jika dikultur pada salinitas yang tinggi (40 ppt) dengan pemberian pakan berbeda. Penggunaan salinitas 40 ppt diharapkan bisa memberikan ukuran morfometrik yang bervariasi, karena rotifer jenis ini memiliki sifat polimorfisme. Alga mikro yang digunakan sebagai pakan adalah Prochloronsp. Dan Nanochloropsis oculata.Alga mikro tersebut dikultur dalam media Hirata. Pada tahap awal, B. rotundiformisdikultur pada suhu optimum (28 ºC) dengan salinitas 20 ppt; kemudian, dikultur pada salinitas 40 ppt. Adaptasi salinitas dilakukan dengan menaikkan salinitas medium sebanyak 2 ppt setiap dua hari dalam tabung reaksi berukuran 10 ml, yang berisi 10 individu. Setelah diadaptasikan, rotifer dipindahkan ke wadah berukuran 1000 ml dengan kepadatan sebanyak 50 individu dan dikultur pada salinitas 40 ppt. Aspek morfometri berupa panjang total, panjang lorica, lebar lorica, dan lebar anterior diukur. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa panjang total rotifer B. rotundiformis, yang diberi pakan Prochloronsp. berukuran lebih kecil dibandingkan dengan rotifer yang diberi pakan N. oculata. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa B. rotundiformisyang diberi pakan Prochloronsp. pada salinitas 40 ppt memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan pakan bagi larva ikan. Penelitian lebih lanjut tentang cara mempercepat budidaya microalgae Prochloronsp. sebagai makan untuk B. rotundiformis diperlukan.
PENGHAMBATAN OKSIDASI LIPIDA IKAN TUNA OLEH AIR JAHE SELAMA PENYIMPANAN DINGIN Harikedua, Silvana Dinaintang
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.85 KB) | DOI: 10.35800/jpkt.8.1.2012.231

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek suplementasi ekstrak air jahe pada oksidasi lipida daging ikan tuna yang disimpan selama 9 hari. Oksidasi lipida ikan tuna beku dievaluasi berdasarkan nilai bilangan peroksida dan pembentukan malonaldehyde (nilai TBA) pada hari ke 0, 3, 6 dan 9 penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi ekstrak air jahe meningkatkan stabilitas ikan tuna beku terhadap oksidasi lipida dibandingkan dengan kontrol. Ekstrak air jahe 2% dan 3% lebih efektif dalam menghambat oksidasi lipida daging ikan tuna selama penyimpanan dibandingkan ekstrak air jahe 1%. Kata kunci: Tuna, ekstrak jahe, antioksidan, penyimpanan dingin, peroksida, malonaldehid.Inhibition of Tuna Lipid Oxidation by Ginger Extract during Refrigeration The effects of ginger extract supplementation on lipid oxidation of raw tuna during refrigerated storage for 9 days were examined. Lipid oxidation was assessed by monitoring peroxide and malonaldehyde formation in raw tuna at 0, 3, 6 and 9 days of refrigerated storage. Results showed that all ginger extracts treatments significantly increased the stability of frozen tuna to lipid oxidation compared with the control. Ginger extracts of 2% and 3% was more effective in inhibiting lipid oxidation of raw tuna than 1% extract. Keywords: Tuna, ginger extract, antioxidant, refrigerate storage, peroxide, malonaldehyde.  
EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK AIR JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN PENYIMPANAN DINGIN TERHADAP MUTU SENSORI IKAN TUNA (Thunnus albacores) Harikedua, Silvana Dinaintang
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol 6, No 1 (2010)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.662 KB) | DOI: 10.35800/jpkt.6.1.2010.115

Abstract

The objective of this study was to investigate the effect of ginger extract addition and refrigerate storage on sensory quality of Tuna through panelist’s perception. Panelists (n=30) evaluated samples for overall appearance and flavor attribute using hedonic scale 1–7. The sample which is more acceptable by panelists on flavor attributes having 3% gingers extract and storage for 3 days. The less acceptable sample on flavor attribute having 0% ginger extract and storage for 9 days. On the other hand, the sample which is more acceptable by panelists on overall appearance having 0% ginger extract without storage treatment. The less acceptable sample on overall appearance having 3% ginger extract and storage for 9 days.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KELURAHAN KARAME LINKUNGAN. 1 DAN 2 KEC. SINGKIL KOTA MANADO Rimper, Joice R. T. S. L .; Warouw, Veibe; Harikedua, Silvana D.
JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : JURNAL LPPM BIDANG SAINS DAN TEKNOLOGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan Program Kemitraan Mayarakat (PKM) bertujuan untuk menghasilkan masyarakat yang mampu mengelola sampah rumah tangga dengan baik, masyarakat yang mau menjaga daerah aliran sungai tempat mereka hidup, bersihnya daerah perairan teluk Manado dari sampah rumah tangga (termasuk sampah plastik), pelestarian biota laut khusunya plankton. Kegiatan PKM ini dilaksanakan di Kelurahan Karame lingkungan 1 dan 2, Kec. Singkil, Kota Manado yang memang sangat memiliki masalah terkait dengan sampah. Kelurahan Karame berbatasan langsung dengan daerah aliran sungai Tondano dan lokasinya juga merupakan tempat berkumpulnya air dari Tondano maupun Sawangan. Walaupun hampir selalu mendapat bencana banjir, sampai saat ini masyarakat Kelurahan Karame belum memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan. Sampah rumah tangga seperti sisa-sisa bahan makanan, sisa-sisa plastik pembungkus makanan ataupun limbah perikanan (insang, jeroan ikan) masih saja terlihat di selokan besar yang ada di Kelurahan Karame ling.1 maupun ling. 2. Dalam mengatasi masalah tersebut, tim telah mengadakan kegiatan berupa penyuluhan tentang “Sampah dan Dampaknya bagi Lingkungan dan Kesehatan”. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar masyarakat sadar bahwa sampah akan menjadi masalah bila tidak ditangani dengan benar (dibuang ke DAS Tondano), dan masyarakat khususnya ibu-ibu juga diminta untuk memilah sampah/mendaur ulang sampah sehingga bisa menguntungkan (contohnya mengumpulkan botol aqua untuk dijual). Kegiatan PKM ini akan berlangsung selama 4 bulan (Agustus – November 2018). Berdasarkan kegiatan penyuluhan tersebut, nampak bahwa warga lebih termotivasi untuk mulai memilah sampah organik dan non-organik yang bernilai ekonomis sebagai potensi usaha yang ramah lingkungan.___________________________________________________________________________Kata Kunci: Sampah, Karame, Pemberdayaan Masyarakat, Pengelolaan Sampah
Metabolit Sekunder Ekstrak Air Mendidih Daun Mangrove Sonneratia alba Dotulong, Alfani Rezky; Dotulong, Verly; Wonggo, Djuhria; Montolalu, Lita A.D.Y; Harikedua, Sivana Dinaintang; Mentang, Feny; Damongilala, Lena Jeane
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.2.2020.28437

Abstract

Daun mangrove Sonneratia alba  secara tradisional sudah digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit yang disebabkan karena radikal bebas, hal ini mengindikasikan bahwa daun mangrove ini mengandung komponen metabolit sekunder yang dapat menghilangkan radikal bebas tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menidentifikasi komponen metabolit sekunder pada ekstrak air mendidih daun mangrove Sonneratia alba. Metode yang digunakan dalm penelitian ini bersifat eksploratif yaitu mendapatkan data secara kualitatif yaitu  ada tidaknya senyawa fenolik, flavonoid, saponin, triterpenoid, tannin dan alkaloid didalam ekstrak air mendidih daun mangrove s.alba  yang dikeringkan dibawah sinar matahari (KSM) dan diangin-anginkan di dalam ruangan (KDR) selama 40,50, dan 60 menit. Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: Ekstrak air mendidih selama 40 menit baik untuk cara pengeringan KSM maupun KDR mengandung semua komponen metabolit sekunder yang diuji yaitu fenolik, flavonoid, tannin, saponin, triterpenoid dan alkaloid, sedangkan untuk ekstrak dengan  lama ekstraksi 50 dan 60 menit tidak mengandung flavonoid dan saponin.
Kajian Mutu Ikan Kayu Bubuk Yang Dikemas Plastik Dengan Nitrogen Dan Tanpa Nitrogen Enembe, Pinini; Makapedua, Daisy Monika; Sanger, Grace; Kaseger, Bertie Elias; Harikedua, Silvana D; Damongilala, Lena Jeane
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.29586

Abstract

Fish is one of the food items that become famous of the capture fisheries sector such as Skipjack fish. However, fish is categorized as perishable food therefore efforts are needed to inhibit the spoilage process by preserving and processing the fish. One of traditional Japanese fish product is Katsuo-bushi or smoked fish which processed by low temperature smoking in many hours.The purpose of this study is to study the quality and shelf life of katsuo-bushi flakes (hana-katsuo) that is packed in plastic with nitrogen and without nitrogen The methods used were organoleptic test, water content and Total Place Count (TPC), and the storage period for 0 day, 7 days and 14 days. The results showed that the organoleptic test for appearance, smell and texture with an average value of 7 which complies Indonesia national standard (SNI). Based on the water content showed that hanakatsuo which packed with plastic in nitrogen and without nitrogen have increased water content at a shelf life of 0, 7 and 14 days with the highest value with a value of 13.15%, the product still complies the SNI standards. Furthermore, the results of TPC showed that hana-katsuo which is packed in plastic with nitrogen does not complies the SNI, whereas hana-katsuo which is packed in plastic without nitrogen on day 0 is too little to count while on day 7 and 14 it does not comply the SNI.Ikan adalah salah satu bahan pangan yang banyak dicari orang sehingga ikan menjadi primadona sektor Perikanan tangkap yang diantaranya adalah ikan  Cakalang. Diperlukan adanya upaya untuk menghambat proses pembusukan dengan cara pengawetan dan pengolahan. Pengasapan ikan merupakan penggabungan dari proses penggaraman,pengeringan, dan pemberian asap untuk mencegah kerusakan ikan. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui dan mempelajari mutu dan masa simpan ikan  kayu bubuk yang dikemas dengan nitrogen dan tanpa.nitrogen.Metode yang dilakukan untuk uji organoleptik, uji kadar air (AOAC, 2005) dan Angka Lempeng Total (ALT) dengan perlakuan penyimpanan 0 hari, 7 hari dan 14 hari. Berdasarkan hasil penelitian uji organoleptik kenampakan, baud an tekstur dengan nilai rata-rata 7 memenuhi standar SNI. Berdasarkanhasil uji kadar air ikan kayu bubuk yang dikemas plastik dengan nitrogen dan tanpa nitogen mengalami kenaikan kadar air pada masa simpan 0, 7 dan 14 hari dengan nilai tertinggi dengan nilai 13,15 %, produk masih memenuhi standar SNI.Berdasarkan hasil penelitian ALT ikan kayu bubuk yang dikemas plastik dengan nitrogen tidak memenuhi SNI, sedangkan ikan kayu bubuk yang dikemas plastik tanpa nitrogen pada hari ke 0 terlalu sedikit untuk dihitung sedangkan pada hari ke 7 dan 14 tidak memenuhi SNI.
Efek Perendaman Terhadap Kandungan Serat Kasar, pH dan Skor Sensori Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Tamungku, Alfris Ekaputra Tuwokona; Mongi, Eunike L; Harikedua, Silvana D; Sanger, Grace; Lohoo, Helen J; Mentang, Feny; Dotulong, Verly
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.29578

Abstract

One type of seaweed that is widely used in Indonesia is Kappaphycus alvarezii . This type of seawed is also known as Eucheuma cottonii. The purpose of this study was to compare the value of crude fiber content, pH, and sensory score of Kappaphycus alvarezii after being soaked with 2 different types of water (well water and demineralized water). Soaking process is intended for making seaweed -ice by using dried seaweed as raw material. The parameters tested in this study were crude fiber, pH and sensory using Hedonic scale 1-9. The results indicated that Kappaphycus alvarezii soaked with demineralized water had higher crude fiber content (1.37%) compared to seaweed soaked in well water (1.24%). Likewise, the pH level of seaweed products that are soaked with demineralized water have a higher pH value (6.27) than seaweed products that are soaked in well water (6.19). Furthermore, organoleptic test results show that seaweed products that are soaked with water demineralization was more preferable by panelist in terms of appearance, odor, texture and taste.Salah satu jenis rumput laut yang banyak dimanfaatkan di Indonesia adalah rumput laut Kappaphycus alvarezii . Rumput laut ini juga dikenal dengan nama Eucheuma cottonii. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan nilai kadar serat kasar, pH, dan skor sensori rumput laut Kappaphycus alvarezii setelah direndam dengan 2 jenis air berbeda (air sumur dan air demineralisasi). Proses perendaman ditujukan untuk pembuatan es rumput laut dengan menggunakan rumput laut kering. Parameter yang diuji pada penelitian ini adalah serat kasar, pH dan uji sensori menggunakan uji Hedonik skala 1 – 9. Hasil analisa menunjukkan bahwa rumput laut Kappaphycus alvarezii yang direndam dengan air demineralisasi memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi (1.37%) dibandingkan dengan rumput laut yang direndam dengan air sumur (1.24%). Pada pengujian kadar pH, produk rumput laut yang direndam dengan air demineralisasi memiliki nilai pH yang lebih tinggi (6.27) dari pada produk rumput laut yang direndam dengan air sumur (6.19), Selanjutnya, hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa produk rumput laut yang direndam dengan air demineralisasi lebih disukai panelis dari segi kenampakan, bau, tekstur dan rasa.
Kualitas Sensori dan Mikrobiologi Surimi Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis L) yang Dipengaruhi oleh Waktu Pencucian dengan Air Dingin 4°C Simbolon, Sonia Epriana; Onibala, Hens; Pandey, Engel Victor; Taher, Nurmeilita; Mentang, Feny; Dotulong, Verly; Harikedua, Silvana Dinaintang
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.9.1.2021.29560

Abstract

This study aims to obtain the best surimi quality of skipjack that was washed with cold water of 4 ° C with different washing times (5 and 10 minutes). The parameters measured were yield, moisture content and pH (AOAC, 2005), total plate count (TPC) using the modified SNI 2332.3-2015 method, Salmonella detection with SSA Agar, and organoleptic tests according to SNI 2694: 2013. The results showed that the treatment of washing time 5 minutes is the best time in making fish paste and boiling temperature 90 ° C - 20 min is the best time in the formation of fish gel, because it has the highest folding test and bite test values of 6.6 and 8.2. Fish paste has a moisture content of 72.25 and a pH of 5.84. Microbiological test results showed that the TPC in the washing treatment of 5 min and 10 min were still in accordance with Indonesia National Standards for surimi and there was no presence of Salmonella sp. in both treatmentsTujuan penelitian ini untuk mendapatkan mutu surimi ikan cakalang terbaik yang dicuci dengan air dingin 4°C dengan waktu pencucian berbeda (5 dan 10 menit). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi peneliti dan pengolah ikan tentang waktu pencucian terbaik untuk mendapatkan mutu sensori dan mikrobiologi surimi ikan cakalang sesuai SNI 2694:2013 tentang Surimi. Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah rendemen, kadar air dan pH (AOAC, 2005), angka lempeng total (ALT) menggunakan metode SNI 2332.3-2015 yang dimodifikasi, deteksi Salmonella dengan SSA Agar, dan uji organoleptik sesuai SNI 2694:2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan lama pencucian 5 menit merupakan waktu terbaik dalam pembuatan pasta ikan dan suhu perebusan 90°C - 20 min adalah waktu terbaik dalam pembentukan gel ikan, karena memiliki nilai uji lipat dan uji gigit tertinggi yaitu 6.6 dan 8.2. Pasta ikan memiliki nilai kadar air 72.25 dan pH 5.84. Hasil uji mikrobiologi memperlihatkan bahwa total mikroorganisme pada perlakuan pencucian 5 min dan 10 min masih sesuai standar SNI untuk produk surimi dan tidak terdapat keberadaan Salmonella sp. pada kedua perlakuan. 
Proksimat pada Tepung Buah Mangrove Sonneratia alba Ardiansyah, Putri Rahayu; Wonggo, Djuhria; Dotulong, Verly; Damongilala, Lena Jeane; Harikedua, Silvana Dinaintang; Mentang, Feny; Sanger, Grace
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 8, No 3 (2020)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.8.3.2020.27526

Abstract

This study aims to determine the proximate value of Sonneratia alba mangrove flour. The flour was made from young (d ≤ 3 cm) and old S. alba fruit. S. alba fruit were collected from Desa Wori, Kec.Wori, Kab. Minahasa Selatan, North Sulawesi. The measured parameters were moisture content by the oven method, the ash content by the dry ashing method, the protein content by the Kjeldahl method; fat content by the Soxhlet method and carbohydrate content were calculated by difference. The results showed that the proximate content of young S. alba fruit flour was 10.53% of moisture, 5.18% ash, 8.735 protein, 1.44% fat and 74.12% carbohydrate. The proximate content of old S. alba mangrove flour was moisture content 9.63%, ash 5.39%, protein 8.34%, fat 1.54% and carbohydrate 75.1%. Moiture and protein content of young S. alba mangrove flour is slightly higher compared to old S. alba mangrove flour. Meanwhile, ash, fat and carbohydrate content of old S. alba mangrove flour is slightly higher compared to young S. alba mangrove flour. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar proksimat pada tepung buah mangrove Sonneratia alba muda (d ≤ 3 cm) dan proksimat tepung buah mangrove S. alba tua (d ≥ 3cm) yang diambil di Desa Wori Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Sulawesi Utara. Parameter yang dianalisa adalah kadar air dengan metode oven, kadar abu dengan metode pengabuan kering, kadar protein dengan metode kjeldahl meliputi tiga tahap yaitu destruksi, destilasi dan titrasi; kadar lemak dengan metode soxhlet dan kadar karbohidrat dihitung berdasarkan metode (by difference). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan proksimat pada tepung buah mangrove S. alba muda adalah kadar air 10,53%, abu 5,18%, protein 8,735, lemak 1,44% dan karbohidrat 74,12%. Kandungan proksimat pada tepung buah mangrove S. alba tua adalah kadar air 9,63%, abu 5,39%, protein 8,34%, lemak 1,54% dan karbohidrat 75,1%. Perbandingan kandungan proksimat tepung buah mangrove S. alba muda dan tua adalah sebagai berikut: kadar air dan protein pada tepung buah mangrove S. alba muda sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tepung buah mangrove S. alba tua. sedangkan kadar abu, lemak dan karbohidrat kandungan tepung buah mangrove S. alba tua sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tepung buah mangrove S. alba muda.
Aktivitas Antikanker Serviks Rumput Laut Gracilaria sp. Luringunusa, Ekklesia; Sanger, Grace; Harikedua, Silvana Dinaintang; Mentang, Feny
Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 9, No 3 (2021)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/mthp.9.3.2021.31692

Abstract

Kanker serviks merupakan penyakit kanker urutan ketiga terbesar didunia. Beberapa dekade terakhir, metode pengobatan kanker yang sudah digunakan dalam dunia pengobatan yakni tindakan operasi, radiasi, dan kemoterapi. Sebanyak sepertiga penderita kanker diperkirakan dapat disembuhkan dengan tindakan bedah dan radiasi, namunnya bagi dua pertiga lainnya terutama pada penyakit kanker yang telah menyerang ke organ lain, diperlukan modalitas terapi yang bersifat sistemik yaitu kemoterapi. Tujuan penulisan artikel ilmiah ini untuk menemukan senyawa antikanker baru, yang sangat penting untuk pengobatan kanker dari rumput laut, karena rumput laut adalah salah satu produk laut sumber terbesar metabolit kimia aktif.  Penelusuran literature menggunakan kata kunci, Gracilaria sp, kanker serviks, HPV, obat antikanker serviks. Metode pengumpulan literature mengunakan elelectronic data base: PubMed, Web of Science, Science Direct, and Google Scholar. Hasil yang diperoleh: Dapat disimpulkan bahwa Gracilaria sp. yang mempunyai aktifitas sitotoksik melawan sel Hela sebesar IC50 13,8 – 71,4% (µg/ml), sehingga dapat dijadikan sumber obat antikanker serviks. Rumput laut Gracilaria sp. yang tumbuh melimpah di Indonesia dapat digunakan didalam pengobatan untuk menurunkan tingkat kasus dan kematian akibat kanker.Â