Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGARUH FASADE BANGUNAN TERHADAP PENCAHAYAAN ALAMI PADA LABORATORIUM POLITEKNIK NEGERI MALANG Adila Bebhi Sushanti; Jusuf Thojib; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1109.973 KB)

Abstract

Pemanasan global dan keterbatasan sumber energi merupakan permasalahan yangtelah dihadapi selama 20 tahun terakhir. Penghematan energi dapat dilakukan denganmemanfaatkan pencahayaan alami untuk mengurangi penggunaan energi. Desainfasade (dinding, jendela, dan atap), orientasi dan luas jendela dapat mempengaruhibesar cahaya yang masuk. Indonesia merupakan daerah beriklim tropis yang memilikiketersediaan cahaya yang melimpah, begitu pula di Kota Malang. Perguruan tinggimerupakan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi yang memiliki saranadan prasarana akademik khusus berupa laboratorium, laboratorium memilikikebutuhan cahaya yang berbeda-beda sesuai dengan aktivitasnya. Politeknik NegeriMalang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuankhusus yang mahasiswanya diarahkan untuk melakukan praktek di laboratorium danbengkel yang telah tersedia. Permasalahan pada laboratorium di Politeknik NegeriMalang yaitu pada beberapa laboratorium menggunakan pencahayaan buatan danalami, karena cahaya dalam ruangan kurang memenuhi standar dan tidak merata.Tingkat pencahayaan 500lux menurut Kepmenkes nomor 1405 tahun 2002 denganjenis kegiatan dalam ruang yaitu pekerjaan agak halus - pekerjaan dengan mesin.Dengan menggunakan 3(tiga) tahap untuk memperoleh hasil pengukuran didapatkanbahwa tingkat pencahayaan pada masing-masing ruangan kurang memenuhi standarminimal. Untuk memenuhi tingkat pencahayaan dalam ruangan laboratorium sesuaidengan standar, maka dapat diperhatikan lokasi, letak dan orientasi bangunan, bentuk,ukuran dan orientasi jendela.Kata kunci: fasade bangunan, pencahayaan alami, laboratorium
Tingkat Permeabilitas Pelingkup Terhadap Dampak Kesejahteraan Psikologis Di Ruang Publik (Studi Kasus Alun-Alun Sidoarjo) Aliffi Majiid; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Environmental stress disebabkan oleh tidak seimbangnya beban mental psikologis penduduk dan kebutuhan untuk mereduksinya yaitu kesesuaian kualitas dan kuantitas ruang tebuka publik. Kabupaten Sidoarjo memiliki rasio ruang terbuka hijau sebesar 21.6% yang masih jauh dari ketentuan minimum 30% dan kualitas yang buruk. Hal ini menyebabkan perubahan pola perilaku masyarakat dan berdampak pada terganggunya kesejahteraan psikologis. Kesesuaian desain pelingkup akan meningkatkan kualitas ruang terbuka publik, sehingga dapat mereduksi environmental stress di Kabupaten Sidoarjo. Metode penelitian yang digunakan adalah mix-methods (deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif) dengan metode analisis yang digunakan adalah mean score analysis dan dilanjut multivariate analysis of variance (MANOVA). Berdasarkan hasil studi, tingkat pelingkup pada ruang yang kuat (D/H<1) menunjukkan bahwa tingkat ketinggian dan kerapatan pelingkup memiliki pengaruh terhadap kesejahteraan psikologis yang baik. Ruang dengan tingkat pelingkup sedang (12) menunjukkan bahwa tingkat ketinggian dan kerapatan pelingkup cenderung kurang berpengaruh terhadap kesejahteraan psikologis.
Perancangan Bangunan SPA Di Malang dengan Pendekatan Relaksasi Indera Manusia Della Ayu Pitaloka; Rinawati P Handajani; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 4 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (993.494 KB)

Abstract

Seiring dengan perkembangan jaman hiruk pikuk perkotaan dapat memicu tingkat stress seseorang, untuk mengurangi stress seseorang memerlukan relaksasi. Relaksasi dapat dilakukan melalui beberapa cara salah satunya adalah relaksasi melalui fasilitas spa. Dalam fasilitas spa pengunjung akan mendapatkan terapi atau perawatan untuk merelaksasi tubuh serta pikiran. Tubuh manusia menerima rangsang melalui indera, rangsang yang diterima indera manusia dapat mempengaruhi tubuh. Indera manusia memiliki batas-batas tertentu agar tubuh terasa nyaman. Rangsang yang masuk melalui indera dapat diarahkan sedemikian rupa agar tubuh mencapai keadaan relaks. Beberapa penelitian membuktikan bahwa alam luar atau alam bebas mempunyai peran positif dalam tubuh manusia. Alam luar dapat membantu manusia merelaksasi tubuh. Adapun dalam studi ini adalah merancang fasilitas spa dengan pendekatan relaksasi melalui indera manusia. Rangsangan pada indera manusia di dapat melalui pemanfaatan unsur alam. Unsur alam yang dimaksud dalam studi adalah melalui elemen landscape seperti tanaman, air dan batuan, dll.Kata Kunci: spa, relaksasi, indera manusia
DOMINASI PENCAHAYAAN ALAMI SEBAGAI DASAR RANCANGAN GALERI KERAJINAN KALIMANTAN TIMUR DI SAMARINDA Nirmala Ashita; Jusuf Thojib; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.904 KB)

Abstract

Kalimantan Timur memiliki beragam kerajinan yang terbuat dari bahan-bahan alam seperti kayu, rotan, dedaunan, manik-manik, bebatuan, dan tanah liat. Beragam kerajinan tersebut dapat dijadikan potensi bagi Kalimantan Timur, khususnya Kota Samarinda yang merupakan ibukota dari Provinsi Kalimantan Timur untuk menjadi daya tarik bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung serta mengenal kebudayaan Kalimantan Timur. Oleh sebab itu dibutuhkanlah suatu wadah untuk memamerkan benda-benda kerajinan tersebut, yaitu galeri kerajinan. Salah satu faktor penting pada sebuah galeri adalah faktor pencahayaan, karena aktivitas utama dari sebuah galeri adalah melihat benda kerajinan, maka diperlukanlah suatu pencahayaan alami yang dapat memenuhi aktivitas utama tersebut. Fungsi pencahayaan task lighting merupakan fungsi pencahayaan yang dapat memenuhi aktivitas melihat pada galeri karena fugsi pencahayaan tersebut adalah untuk menerangi objek pamer (benda kerajinan) sehingga pengunjung dapat melihat benda kerajinan yang dipamerkan dengan baik. Kota Samarinda terletak di titik koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT memiliki iklim tropis dengan energi panas bumi yang besar yang dapat dimanfaatkan sehingga pemakaian energi listrik yang pada akhirnya menyumbangkan CO2 dan menyebabkan efek rumah kaca dapat berkurang. Oleh sebab itu pencahayaan pada galeri kerajinan, khususnya ruang pameran, menggunakan pencahayaan alami sebagai sumber penerangannya.Kata kunci: galeri kerajinan, kerajinan Kalimantan Timur, pencahayaan alami
Taman Sensori pada Ruang Luar Autism Center di Kota Batu Mitya Haliimah; Damayanti Asikin; Haru Razziati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1047.939 KB)

Abstract

Setiap tahun jumlah kelahiran anak autis tercatat semakin bertambah pesat, termasuk di Kota Batu. Salah satu gangguan yang ada pada individu autis adalah gangguan sistem sensoris yang menyebabkan anak gagal respon dan tidak adaptif terhadap lingkungannya. Beberapa terapi dapat membantu sistem sensoris anak autis, namun terapi-terapi tersebut dilakukan di dalam ruangan dan belum banyak memanfaatkan ruang luar. Padahal, menurut beberapa peneliti, ruang luar berpengaruh positif bagi perkembangan anak, termasuk anak berkebutuhan khusus, serta menurunkan tingkat stress seseorang. Salah satu ruang luar yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan terapi adalah taman sensori. Kota Batu, selain memiliki tingkat kelahiran anak autis yang cukup tinggi, memiliki potensi alam yang masih segar dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan, sehingga berpotensi untuk dirancangnya sebuah taman. Proses analisis menggunakan metode programatik, sedangkan konsep perancangan dihasilkan melalui metode pragmatik. Hasil kajian menunjukkan, adanya perbedaan karakter antara kedua tipe anak (hipersensitif dan hiposensitif) mempengaruhi pemilihan material baik hardscape dan softscape, bentuk fisik, unsur-unsur, dan fitur taman. Selain perbedaan zonasi, secara visual bentuk taman sensori di antara keduanya juga terpengaruh, yaitu area hipersensitif cenderung terbentuk dari unsur-unsur melingkar/lengkung, sedangkan area hiposensitif terbentuk dari unsur-unsur tegas.Kata kunci: taman sensori, ruang luar, autism center
Ruang Perawatan Spa dengan Pemanfaatan Tanaman Aromatik pada Fasilitas Relaksasi di Malang Melisha Astrini; Rinawati Handajani; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 3 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (988.716 KB)

Abstract

Salah satu bentuk inovasi perancangan ruang perawatan spa, yaitumengoptimalkan ruang perawatan tersebut sebagai sarana terapi kesehatan denganmenggunakan konsep tanaman aromatik pada desain ruang perawatannya. Karenapada kenyataannya banyak fasilitas relaksasi yang dijumpai kurang memaksimalkanpengolahan ruang dalam dengan memanfaatkan tanaman aromatik sebagai saranaterapi aroma alami pada ruang perawatannya. Inovasi baru pada ruang perawatanspa tersebut mengabungkan dua fasilitas pelayanan yang dapat dilakukan secarabersamaan, yaitu pelayanan spa dan terapi alternatif berupa terapi aroma. Desainruang perawatan tersebut diharap mampu memberikan kontribusi kepadamasyarakat dengan jalan memberikan fasilitas relaksasi spa yang menerapkankonsep terapi aroma sebagai terapi alternatif yang mampu merangsangpengembalian kesehatan tubuh secara fisik, psikis, emosional, serta pikiran.Kata kunci: fasilitas relaksasi, ruang perawatan spa, tanaman aromatik
INTERIOR RUANG KELAS DAN BENGKEL KERJA DENGAN PEMANFAATAN BARANG BEKAS OTOMOTIF DI SMK KOTA MALANG Baskoro Azis; Damayanti Asikin; Triandi Laksmiwati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.866 KB)

Abstract

Kota Malang merupakan kota pendidikan dengan kapasitas 50:50 antara SMK dan SMAsehingga diknas pada tahun 2007 berminat menambah jumlah SMK menjadi 70:30karena permintaan masyarakat agar setelah lulus dari SMK dapat langsung bekerja.Seiring meningkatnya perkembangan masyarakat semakin tinggi pula kebutuhan akankendaraan bermotor. Dari kendaraan bermotor tersebut terdapat pula barang yang tidakterpakai lagi atau sudah menjadi barang bekas. Barang bekas otomotif merupakanbarang bekas yang berperan cukup besar jumlahnya di lingkungan masyarakat. Untukmengurangi pencemaran barang bekas otomotif dapat dilakukan 3R (reduce, reuse,recycle) untuk mengatasinya. Penerapan 3R untuk interior ruangan merupakan salahsatu alternatif mengurangi pencemaran lingkungan. Penerapan barang bekas otomotifpada sekolah otomotif diterapkan pada ruang kelas dan bengkel kerja setelah melaluianalisis barang bekas otomotif sesuai dengan kebutuhan masing-masing ruang. Darihasil analisis pemanfaatan tersebut barang bekas pada interior ruang kelas dan bengkelkerja menggunakan barang bekas otomotif berupa kaca dan ban bekas.Kata kunci: interior ruang kelas, interior bengkel, barang bekas otomotif
Penilaian Persepsi Pengunjung Mahasiswa Terhadap Gaya Interior Restoran di Jalan Soekarno-Hatta Malang Nindhi Kurnia Astiti; Herry Santosa; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan jumlah mahasiswa di Kota Malang berdampak pada pertumbuhan kawasan komersil, khususnya koridor pengembangan baru Jalan Soekarno-Hatta. Peningkatan jumlah mahasiswa dan keberadaan perguruan tinggi di jalan ini berdampak pada perkembangan dunia industri kuliner, termasuk restoran pada wilayah ini. Mahasiswa masa kini cenderung senang berkumpul, bertatap muka, berbincang, dan bersantai di restoran. Restoran harus memiliki daya tarik yang berbeda untuk menarik perhatian pengunjung. Hal ini dapat diperoleh dengan mengolah gaya interior restoran. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui persepsi pengunjung mahasiswa terhadap gaya interior restoran di Jalan Soekarno-Hatta. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan bantuan kuesioner untuk mengetahui persepsi pengunjung mahasiswa. Pada pengukuran data kuesioner menggunakan skala Thurstone dan skala semantik general evaluative dan aesthetic evaluative. Hasil penelitian menunjukkan gaya yang paling disukai berdasarkan persepsi pengunjung mahasiswa adalah gaya interior vintage modern dan country modern. Hasil penelitian berupa kriteria desain yang spesifik diperoleh dari persepsi pengunjung mahasiswa pada restoran di Jalan Soekarno-Hatta Malang.Kata kunci: Persepsi, gaya interior, restoran, kriteria desain
Bangunan Industri Pengalengan Asparagus dengan Konsep Industri Berwawasan Lingkungan Di Kota Batu Alam Labda Pratangga; Subhan Ramdlani; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan industri pengalengan asparagus di Kota Batu adalah bangunan industri yang masih belum sesuai dengan undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang perindustrian, maka dari itu perlu perancangan kembali agar bangunan tersebut dapat sesuai dengan peraturan pemerintah. Tujuan dari perancangan kembali bangunan industri pengalengan asparagus dengan konsep industri berwawasan lingkungan ini untuk menghasilkan rancangan bangunan industri yang dapat mengurangi dampak lingkungan bangunan industri. Perancangan kembali menggunakan metode deskriptif evaluatif dan metode programatik. Bangunan industri berwawasan lingkungan adalah bangunan industri yang dapat memenuhi 5 aspek. Pada konsep industri berwawasan lingkungan terdapat 3 aspek yang dapat diselesaikan secara arsitektural, yaitu aspek pencemaran industri, tata guna lahan dan lingkungan. Aspek pencemaran industri membahas tentang sistem pengolahan limbah pada bangunan industri. Aspek tata guna lahan membahas kesesuaian lokasi bangunan industri tersebut didirikan dengan peraturan pemerintah. Dan yang terakhir aspek lingkungan adalah kemampuan bangunan industri untuk merespon lingkungan di sekitarnya.Kata kunci: bangunan industri, berwawasan lingkungan
Interior Ruang Kelas Unit Pelayanan Anak di GPIB Margo Mulyo Batu dengan Konsep Holistic Child Development Serra Vin Cornelia; Damayanti Asikin; Triandi Laksmiwati
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (835.926 KB)

Abstract

Ruang kelas Sekolah Minggu sebagai ruang ibadah anak seharusnya dapat mendukung aktivitas ibadah secara menyeluruh sesuai dengan karakter anak, yaitu perkembangan fisik, sosio-emosional, kognitif, dan spiritual. Keempat aspek perkembangan tersebut bersifat menyeluruh dan saling terkait, yang dapat dipahami sebagai Holistic Child Development (HCD). Untuk menjawab kebutuhan perancangan, maka konsep HCD inilah yang akan diterapkan ke dalam 3 ruang kelas anak. Metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan pengumpulan data primer melalui observasi dan wawancara serta pengumpulan data sekunder berupa pustaka dan studi komparasi objek sejenis. Dari hasil perancangan dapat diketahui penerapan aspek perkembangan anak dalam ruang kelas, tema interior, dan karakter ruang kelas yang berbeda sesuai dengan tahapan usia anak pada masing-masing kelas. Selain itu, sebagai wadah untuk aktivitas ibadah bagi anak maka nilai-nilai Kristiani juga dapat dimunculkan dalam desain.Kata kunci: interior, anak, sekolah minggu, perkembangan anak holistik