Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

Model Dapur Masakan Tradisional Khas Kota Malang dengan Konsep Open Kitchen Mirzaldi Febrianto Putra; Rinawati P Handajani; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 3, No 4 (2015)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota Malang memiliki kekayaan kuliner yang hebat dan patut dikembangkan sebagai sentra wisata kuliner di Jawa Timur. Sektor kuliner yang semakin lama semakin berkembang menjadi salah satu wisata tersendiri ketika mengunjungi sebuah daerah. Fungsinya pun cukup penting dalam dunia pariwisata sebagai wajahkota/daerah itu sendiri. Konsep open kitchen mampu memberikan kesan ruangan yang lebih luas dan menyatu antara area makan (tunggu) dan dapur dengan tidak memberikan sekat ataupun menggunakan pembatas kaca, sehingga dapat membuat suasana ruang tunggu menjadi tidak membosankan. Selain bertujuan untuk menunjukkan kualitas dan kuantitas restoran secara tidak langsung juga untuk membangun kepercayaan bagi para pembeli karena adanya transparansi proses masakan yang akan diberikan kepada mereka. Masih sedikit aplikasi konsep tersebut pada dapur masakan tradisional, karena untuk sebagian masyarakat masih menganggap bahwa mempertontonkan dapur ialah hal yang tabu. Fokus permasalahan perancangan adalah bagaimana menerapkan konsep open kitchen pada dapur masakan tradisional khas Malang sebagai inovasi dalam menyajikan proses memasak supaya lebih menarik. Kata kunci: model dapur,masakan tradisional Malang,open kitchen
Penataan Lansekap Pada Program Kampung Agropreneur Di Tembalangan Malang Ema Yunita Titisari; Damayanti Asikin
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 13, No 2 (2015)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.034 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2015.013.02.2

Abstract

Salah satu cara memecahkan permasalahan ruang terbuka hijau di kampung-kampung kota adalah melalui program pertanian kota. Selain dapat memperbaiki kualitas ekologi dan aspek visual lingkungan, urban farming berpotensi menjadi kegiatan ekonomi. Pada Kampung Tembalangan yang cukup padat, diperlukan perencanaan pola penataan lansekap dari kegiatan pertanian kota yang dilakukan. Penataan lansekap pada Kampung Tembalangan ini meliputi beberapa tahap yaitu: evaluasi kondisi eksisting, analisis potensi, dan alternatif solusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik-teknik urban farming yang dipraktekkan dapat sekaligus menjadi elemen-elemen estetis arsitektural dan menciptakan ruang untuk beberapa fungsi sesuai dengan yang dibutuhkan.Kata kunci: penataan, lansekap, agropreneur, kampung
Identifikasi Konsep Arsitektur Hijau di Permukiman DAS Brantas Kelurahan Penanggungan Malang Damayanti Asikin; Rinawati P. Handajani; Sigmawan Tri Pamungkas; Haru A. Razziati
RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies) Vol 11, No 1 (2013)
Publisher : RUAS (Review of Urbanism and Architectural Studies)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1123.591 KB) | DOI: 10.21776/ub.ruas.2013.011.01.6

Abstract

The review was conducted to identify the concept of green architecture in the area of settlement on Watershed (DAS) Brantas Malang as informal settlements. Using the Theory of Ekistics - Doxiadis, acquisition search results of initial study settlements forming elements such as: a) Nature: rivers, topography, green open space, building orientation, and building density; b) Shells: housing / residential and public facilities; and c) Networks: drainage system, toilets, utility networks. Parameters used green architecture concept based on the concept of green architecture for residential and Greenship Rating Tools For Building Built Version 1.0.O. The natural environment have 2 parameters with a maximum value of 4; the protection element have 2 parameters with a maximum value of 2, and the network element have 4 parameters with a maximum value of 10. Assessment parameters on the protection element reaches a maximum value of 1.5 from 2 or 75% due to the utilization of the potential of the river as a public facility - Recreational fishing is also using the building with natural materials and shaped shelter is open. While actual network elements is the dominant element in this region does not reach the maximum value has not been used optimally due to the natural potential, especially rivers, to improve environmental quality. While elements of the natural environment to obtain the smallest value due to the relatively high density of buildings and the neighborhood was developed without planning.Keywords: concept of green architecture, Brantas Watershed Settlement, Malang
Kualitas Walkability Pada Jalur Pedestrian Di Sekitar Stasiun Sudirman Kota Jakarta Berdasarkan Persepsi Masyarakat Rafi Dewangga; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ibukota Jakarta telah mengalami peningkatan populasi dan salah satu permasalahan yang timbul adalah maraknya penggunaan kendaraan pribadi yang menimbulkan kemacetan. Untuk itu diperlukan peningkatan dalam sarana transportasi umum dan penunjangnya. Salah satu elemen pembentuk yang penting dalam kawasan tersebut adalah fasilitas pejalan kaki yang dapat dinilai dengan menggunakan konsep walkability. Salah satu kawasan berorientasi transit yang terdapat di Jakarta adalah kawasan TOD Dukuh Atas yang didalamnya terdapat lima moda transportasi umum yang berpusat pada Stasiun Sudirman. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kualitas walkability pada jalur pejalan kaki di area sekitar Stasiun Sudirman. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap: observasi lapangan dan evaluasi persepsi masyarakat melalui kuesioner yang diberikan kepada 100 responden. Hasil penelitian menyatakan bahwa kualitas walkability pada jalur pejalan kaki di sekitar Stasiun Sudirman sudah cukup memenuhi kebutuhan pengguna. Namun, masih ditemukan beberapa variabel yang dirasa belum memenuhi standar yang ada, sehingga perlu dilakukan perbaikan dimulai dari variabel yang mendapatkan respon negatif agar dapat mewujudkan lingkungan berjalan yang ideal di area sekitar Stasiun Sudirman.
Pola Aktivitas Pemanfaatan Ruang pada Taman Blambangan Banyuwangi Donie Marta Setyawan; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol. 10 No. 4 (2022): Jurnal Mahasiswa Arsitektur
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan masyarakat terhadap ruang terbuka publik semakin meningkat dari tahun ke tahun. Taman Blambangan Banyuwangi merupakan salah satu ruang terbuka publik yang memiliki berbagai fasilitas ruang yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Fasilitas yang ada berupa jalur pedestrian, lapangan, tempat duduk, area parkir, area pedagang kaki lima dan sarana olahraga. Berbagai aktivitas dapat dilakukan pada Taman Blambangan tersebut, namun dalam pemanfaatanya masih sering kali ditemukan aktivitas pada ruang-ruang tertentu yang tidak sesuai dengan fungsinya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pola aktivitas pemanfaatan ruang pada Taman Blambangan Banyuwangi dengan mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengamatan dilakukan pada Taman Blambangan berdasarkan waktu pemanfaatan masyarakat. Metode place-centered mapping digunakan untuk mengolah hasil pengamatan menjadi bentuk sketsa diagramatik yang dapat memberikan gambaran aktivitas dan intensitas pengguna pada ruang yang ada pada Taman Blambangan. Hasil dari poses analisis dan sintesis menunjukan pola aktivitas pemanfaatan ruang berupa aktivitas olahraga, duduk, bermain, parkir, jual-beli dan makan. Jenis pelaku, jenis aktivitas dan kondisi eksisting pada Taman Blambangan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan pola aktivitas pemanfaatan ruang.
Karakteristik Spasial - Fungsional Ruang Terbuka Hijau Taman Olahraga-Rekreasi dan Taman Bermain Anak Pada Taman Trunojoyo Kota Malang Muhammad Satya Adhitama; Lisa Dwi Wulandari; Damayanti Asikin; Sigmawan Tri Pamungkas
RUAS Vol. 21 No. 1 (2023): Volume 21 no 1 June-December 2023
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.ruas.2023.021.01.8

Abstract

The existence of public space is an indication of good urban spatial planning. Activities in green open spaces are a simple way to improve mental and physical health. In post-pandemic conditions, people's preference for choosing public spaces, especially green open spaces as places for activities, socializing, or cheap recreation in the city center, has decreased. Therefore, a study was conducted to see the quality and characteristics of green open spaces which are the preferences of the people of Malang City in carrying out activities in these spaces. The research focuses on two types of green open spaces, namely sports recreation parks and children's playgrounds located in Trunojoyo Park, Malang City. This research uses a rationalistic study approach, with primary data from observations and interviews and secondary data through an assessment of 10 success criteria for public spaces according to Carmona (2019), namely evolving, diverse, free, delineated, engaging, meaningful, social, balanced, comfortable, robust. The study result shows that people's preferences in choosing green open spaces are the completeness and condition of the facilities in them
Semantic Architecture at Masjid Jami Adji Amir Hasanoeddin in Kutai Kartanegara Regency Ema Dwi Arsita*; Ema Yunita Titisari; Damayanti Asikin
Riwayat: Educational Journal of History and Humanities Vol 6, No 4 (2023): Educational, Historical Studies and Humanities
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jr.v6i4.35803

Abstract

The existence of the Jami Adji Amir Hasanoeddin mosque is a symbol of the progress of the Islamic religion in Kutai Kartanegara. The mosque is also a landmark of urban area identity and has ideology, concepts, history, culture, forms and acculturation that describe the identity of a society. An architecture with an identity needs to have a sense and concept that truly represents the built space in accordance with the culture and ideology of the community, so there is a need for research on the architectural semantics of the Jami Adji Amir Hasanoeddin mosque. The research method uses qualitative research with a descriptive approach using observations and interviews related to architectural semantics in mosques. The results of the research include position, shape, size, ornamental patterns and construction, it was found that Javanese, Middle Eastern, Kutai and Malay styles as well as connotative meanings related to the beliefs of the Kutai people
Karakter Spasial Bangunan Masjid Jami Adji Amir Hasanoeddin Di Kabupaten Kutai Kartanegara Ema Dwi Arsita; Ema Yunita Titisari; Damayanti Asikin
Action Research Literate Vol. 8 No. 3 (2024): Action Research Literate
Publisher : Ridwan Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/arl.v8i3.271

Abstract

Bangunan masjid Jami Adji Amir Hasanoeddin merupakan simbol masuknya agama Islam di Kerajaan Kutai Kartanegara yang sebelumnya merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Masuknya Islam di Kerajaan Kutai tentu membawa pengaruh seperti dibangunnya tempat ibadah. Besarnya antusias masyarakat Kutai untuk memperdalam Ilmu Agama Islam menyebabkan bertambahnya kebutuhan ruang yang awalnya hanya musholla kecil di tepi Sungai Mahakam, hingga dibangunnya Masjid Jami Adji Amir Hasanoeddin. Kini Masjid Jami Adji Amir Hasanoeddin telah ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya, sehingga penting untuk diteliti bagaimana karakter spasial masjid setelah mengalami pembangunan besar-besaran. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan observasi dan wawancara terkait keadaan asli bangunan, yang dilandasi dengan teori yang berkaitan dengan karakter spasial. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pembentuk karakter spasial dalam arsitektur Masjid Timur Tengah menjadi penentu dan katalis bagi proses pembangunan peradaban Islam yang terletak pada fungsi dengan semua dimensinya. Di Nusantara sendiri Islam masuk dan berkembang secara perlahan hingga masuk ke Kalimantan
The Architecture Identity of Jami Adji Amir Hasanoeddin Mosque in Kutai Kartanegara Ema Dwi Arsita; Ema Yunita Titisari; Damayanti Asikin
Journal of Social Research Vol. 3 No. 1 (2023): Journal of Social Research
Publisher : International Journal Labs

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55324/josr.v3i1.1668

Abstract

Jami Adji Amir Hasanoeddin mosque is a symbol of the cultural and historical development of the city, especially regarding the entry of Islam into Kutai Kartanegara. The arrival of Islam in the Kutai kingdom certainly brought great cultural influence and acculturation, including the mosque style. In the context of the development of an increasingly globalized city and as a symbol that supports the image of the city, the architectural identity of the Jami Adji Amir Hasanoeddin Mosque needs to be identified as a guide in facing possible changes. This study used a qualitative method with a descriptive approach. The data were collected through interviews and field observations. The units of observation are determined based on the research framework compiled from the theory of architectural identity. The unit of observation for architectural identity includes spatial organization, time, semantics, design principles, building form, building materials, and context with the environment. From the results of the study, it was found that there was acculturation of Kutai, Javanese, Malay, Middle Eastern, and Dutch Indis architecture from each unit of observation of Architectural Identity.