Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Media Medika Muda

PERBEDAAN EFEKTIVITAS HATHA YOGA DAN TAI CHI TERHADAP KEBUGARAN KARDIORESPIRASI DAN KONDISI INFLAMASI PADA PENDERITA PPOK Meita Hendrianingtyas; Erna Setiawati; Dwi Retnoningrum
Media Medika Muda Vol 2, No 3 (2017)
Publisher : Faculty of Medicine Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Gangguan kebugaran kardiorespirasi penderita PPOK dan meningkatnya keadaan inflamasi pada penderita PPOK akan menyebabkan penurunan kualitas hidup bagi penderita PPOK. Latihan pernafasan berupa Hatha Yoga dan Tai Chi merupakan bentuk latihan pernafasan yang terbukti manfaatnya pada penderita gangguan fungsi paru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan efektivitas Hatha Yoga dan Tai Chi terhadap kebugaran kardiorespirasi dan kondisi inflamasi pada penderita PPOK.Metode: Penelitian berdesain randomized controlled pre and post experimental, dilakukan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Semarang, dengan subyek 11 penderita PPOK di BKPM Semarang yang memenuhi kriteria inklusi. Subyek dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok I berjumlah 5 orang diberi intervensi latihan Hatha Yoga 3 kali/ minggu selama 6 minggu, kelompok II berjumlah 6 orang diberi intervensi latihan Tai Chi 3 kali/ minggu selama 6 minggu. Kedua kelompok dilakukan pemeriksaan uji jalan 6 menit/ 6 MWT (6 minute walk test) dan pemeriksaan jumlah leukosit dan neutrofil sebelum dan setelah 6 minggu perlakuan.Hasil: Rerata VO2 max kelompok I dan II adalah 8,22± 1,24 dan 9,12 ± 1,62. Tidak didapatkan perbedaan VO2 max sebelum dan setelah latihan pada kelompok I dan II dengan p=0,33 dan p=0,78. Rerata jumlah leukosit dan neutrofil pada kelompok I dan II adalah 7.700 ± 2.137, 8.400 ± 2.520, 4.561 ± 2.069 dan 6.079 ± 1.823/ mm3. Tidak didapatkan perbedaan jumlah leukosit dan neutrofil sebelum dan setelah latihan pada kelompok I dan II dengan p=0,63 dan p=0,097.Simpulan: Tidak didapatkan perbedaan efektivitas Hatha Yoga dan Tai Chi terhadap kebugaran kardiorespirasi dan kondisi inflamasi pada pasien PPOK. Kata kunci: Hatha Yoga, Leukosit, Neutrofil, PPOK, Tai Chi, Uji jalan 6 menit
HUBUNGAN KADAR THYROID STIMULATING HORMONE DENGAN PARAMETER ERITROSIT Emi Setianingsih; Meita Hendrianingtyas; Dwi Retnoningrum
Media Medika Muda Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.706 KB)

Abstract

Latar belakang: Anemia merupakan manifestasi klinis yang sering dijumpai pada pasien Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dengan hemodialisis. Penyebab utama anemia pada PGK adalah defisiensi dari eritropoetin (EPO) yang diproduksi di ginjal. Penurunan kadar EPO menyebabkan gangguan eritropoiesis, sehingga produksi eritrosit menurun. Kondisi kronis pada PGK sering dihubungkan dengan penyakit komorbid pada beberapa organ, diantaranya disfungsi tiroid. Disfungsi hormon tiroid juga dapat mempengaruhi parameter eritrosit yang meliputi MCV, MCH, MCHC, dan RDW. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan TSH dan parameter eritrosit pada penyakit ginjal kronik dengan hemodialisis.Metode: Penelitian belah lintang pada 30 pasien PGK dengan hemodialisis di RSUP Dr. Kariadi Semarang selama Agustus – September 2017. Pemeriksaan Parameter eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC dan RDW) dengan hematology analyzer. TSH diperiksa dengan metoda ELISA. Uji analisis dengan Korelasi Spearman.Hasil: Terdapat peningkatan kadar TSH pada 6 (20%) pasien PGK dengan hemodialisis. Tidak terdapat hubungan antara TSH dengan MCV (p=0,927), MCH (p=0,958), MCHC (p=0,990) dan RDW (p=0,645). Variasi pada penelitian ini mungkin disebabkan oleh terapi, diet pasien sebelum pemeriksaan.Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara TSH dengan parameter Eritrosit dan RDW pada penelitian ini. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan mempertimbangkan diet dan terapi pasien.
HUBUNGAN FERITIN DAN JUMLAH LEUKOSIT DENGAN KADAR TSH PADA PASIEN TALASEMIA DENGAN TRANSFUSI Veronica Prawira; Meita Hendrianingtyas
Media Medika Muda Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Faculty of Medicine Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.027 KB)

Abstract

Latar belakang: Talasemia merupakan penyakit genetik dimana terjadi kelainan pembentukan rantai globin. Penderita talasemia dapat terjadi gangguan sistem endokrin, salah satunya disfungsi tiroid. Prevalensi dan derajat keparahan pada disfungsi tiroid ini belum banyak diteliti. Kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH) menggambarkan keadaan hipotalamus–hipofisis–tiroid dan digunakan untuk menentukan fungsi tiroid. Pasien talasemia dengan transfusi terjadi inflamasi. Feritin, salah satu parameter cadangan besi juga merupakan protein fase akut yang meningkat pada keadaan inflamasi. Kadar feritin pada penderita talasemia menunjukkan inflamasi dan jumlah cadangan besi pada penderita tersebut. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan feritin dan jumlah leukosit sebagai petanda inflamasi dengan kadar TSH pada pasien talasemia dengan transfusi.Metode: Penelitian belah lintang terhadap 40 pasien talasemia dengan transfusi rutin di PMI Kota Semarang selama periode Juni–Juli2016. Uji normalitas data menggunakan Shapiro–Wilk dan analisa hubungan menggunakan uji Spearman. Pemeriksaan leukosit dengan menggunakan metode flow cytometri pada alat hematologi analyzer, sedangkan untuk pemeriksaan kadar TSH dan kadar Feritin menggunakan metode Enzyme–linked immunosorbent assay (ELISA).Hasil: Analisis korelasi terdapat hubungan positif lemah bermakna antara jumlah leukosit dengan kadar TSH (r=0,326; p=0,004) dan tidak terdapat hubungan bermakna antara kadar feritin dengan kadar TSH (r=0,084; p=0,605)Simpulan: Terdapat hubungan bermakna antara jumlah leukosit dengan kadar TSH dan tidak terdapat hubungan bermakna antara kadar feritin dengan kadar TSH. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh pada disfungsi tiroid dan diperlukan pemeriksaan tambahan untuk fungsi tiroid lain, yaitu free thyroxine (FT4). Pemeriksaan ulang fungsi tiroid dalam jangka waktu tertentu diperlukan pada nilai TSH dengan batas atas tinggi dari nilai normal.