Claim Missing Document
Check
Articles

MEMBANGUN KEPEMIMPINAN BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT MULTIKULTURAL Supriyono Supriyono; Muhammad Mona Adha
Jurnal Kultur Demokrasi Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Kultur Demokrasi
Publisher : FKIP Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena kepemimpinan nasional dewasa ini telah terjadi degradasi kualitas dan keberpihakan pemimpin. Hal tersebut terlihat dari maraknya tindakan radikal di masyarakat yang dilatarbelakangi karena agama maupun budaya, korupsi yang merajalela, pelanggaran hukum dan hak asasi manusia, kebijakan ekonomi yang tidak berpihak pada rakyat, dan beragam problematika lain yang mengemuka. Semuanya terjadi diakibatkan karena krisis kepemimpian dan tidak adanya teladan dari pemimpin yang menjiwai dan berbasis pada nilai-nilai Pancasila. Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi. Para pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya karena karakteristik pribadinya, reputasinya atau karismanya untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi. Kepemimpinan berbasis nilai-nilai Pancasila tidak akan dapat terlepas dari bangunan konseptual kelima sila yang ada di dalamnya. Bagaimana sila ketuhanan ditempatkan yang pertama sebagai dasar moralitas. Sebagai sila yang bersifat causa prima (sumber dari dari sila-sila yang lain) maka mau tidak mau pemimpin yang dimaksud disini adalah pemimpin yang ber-Tuhan, bermoral dan benar-benar menjalankan eksistensinya di dunia untuk mensejahterakan alam beserta manusia yang beragam di dalamnya.
PENGARUH UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK Eko Budi Santoso; Berchah Pitoewas; Muhammad Mona Adha
Jurnal Kultur Demokrasi Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Kultur Demokrasi
Publisher : FKIP Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research is to explain how the influence of UU No. 23 Tahun 2002 concerning  the protection of children against teachers patterns educate in SMPN 1 Padangratu Central Lampung 2013. Method used in this research is descriptive correlational method. The population in this study were all teachers who actively teach in SMPN1 Padangratu. Data analysis using Chi Square. Principal techniques of data collection using questionnaires. The research showed that : (1) UU No. 23 Tahun 2002 on Child Protection dominant in category obeyed with percentage 60.97%. (2) Teachers patterns educate tend to democratic category with the percentage of 56.09%. (3) There is a positive influence , significant, and high categories of closeness between the influence of UU No. 23 Tahun 2002 on the protection of children against teachers patterns educate, it means getting obeyed UU No. 23 Tahun 2002 on Child Protection increasingly democratic of teachers patterns educate.Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimanakah pengaruh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak terhadap pola didik guru di SMPN 1 Padangratu Kabupaten Lampung Tengah tahun 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang aktif mengajar di SMPN 1 Padangratu. Analisis data menggunakan Chi Kuadrat. Teknik pokok pengumpulan data menggunakan angket. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dominan pada kategori dipatuhi dengan presentase 60,97%  (2) pola didik guru cenderung pada kategori demokratis dengan persentase 56,09% (3) terdapat pengaruh yang positif, signifikan, dan kategori keeratan tinggi antara pengaruh UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak terhadap pola didik guru, artinya semakin dipatuhi UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak semakin demokratis pola didik guru. Kata kunci:  guru, pola didik guru, undang-undang perlindungan anak.
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA PEKON DALAM MENINGKATKAN KINERJA PERANGKAT PEKON DI WILAYAH KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU Vini Retnowati; Muhammad Mona Adha; Yunisca Nurmalisa
Jurnal Kultur Demokrasi Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Kultur Demokrasi
Publisher : FKIP Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan Peran Kepemimpinan Kepala Pekon Dalam Meningkatkan Kinerja Perangkat Pekon Di Wilayah Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, subjek penelitian ini adalah perangkat pekon yang ada di wilayah Kecamatan Gadingrejo yaitu perangkat pekon Wates Timur, perangkat pekon Wates Selatan, dan perangkat pekon Wates Induk yang secara keseluruhan berjumlah 26 orang. Teknik pengumpulan data yaitu menggunakan angket dengan analisis data menggunakan rumus korelasi product moment, rumus interval, persentase, dan Chi kuadrat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: terdapat peran kepemimpinan kepala pekon dalam meningkatkan kinerja perangkat pekon di wilayah Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu. Hal ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk tugas dari kepala pekon sebagai administrasi penyelenggara utama dalam aktivitas pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan maupun pembina ketentraman ataupun ketertiban di wilayah kekuasannya.
PENGARUH PENDIDIKAN NILAI DALAM KELUARGA TERHADAP SIKAP TANGGUNG JAWAB SISWA Dwi Wahyu Saputro; Berchah Pitoewas; Muhammad Mona Adha
Jurnal Kultur Demokrasi Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Kultur Demokrasi
Publisher : FKIP Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this study is to explain the educational value of the family responsibilities of the attitudes of students in class X SMA Negeri I Terbanggi Besar. Method in this study uses descriptive method , with the study population as much as 277 class X students. Study sample were 28 respondents. Techniques of data collection is using a questionnaire and analyzed by using Chi Square technique. The results showed that the respondents agreed in indicators religious values is 67.9%, 28.6% disagree and 3.6% disagreed. Then the value of social indicators 78.6% of respondents agree, 17.9% disagree and 3.6% disagreed. The next indicator ethical value 82.1% agree, 10.7% disagree and 7.1% disagreed. Based on the research, it concluded that the values education of the family have a high impact against the attitudes of responsibility of students in the schools. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan pendidikan nilai dalam keluarga terhadap sikap tanggung jawab siswa di kelas X SMA Negeri I Terbanggi Besar.  Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan populasi penelitian siswa kelas X sebanyak 277 siswa. Sampel penelitian sebanyak 28 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan analisis data menggunakan teknik Chi Kuadrat. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam indikator nilai agama responden setuju 67, 9%, kurang setuju 28,6% dan tidak setuju 3,6%. Kemudian indikator nilai sosial 78,6% responden setuju, kurang setuju 17,9% dan tidak setuju 3,6%. Selanjutnya indikator nilai etika 82,1% setuju, kurang setuju 10,7% dan tidak setuju 7,1%. Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa pendidikan nilai dalam keluarga mempunyai pengaruh yang tinggi dalam mempengaruhi sikap tanggung jawab siswa di sekolah. Kata kunci: pendidikan nilai, sikap, tanggung jawab
PERAN LEMBAGA SOSIAL TERHADAP PEMBINAAN MORAL REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Yunisca Nurmalisa; Muhammad Mona Adha
Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.683 KB) | DOI: 10.17977/jippk.v1i1.5941

Abstract

The purpose of The Role of Social Institutions Toward Moral Guidance Teeangers at SMA Se-Kabupaten Pesisir Barat research is to understand how the role of social institutions at SMA Se- Kabupaten Pesisir Barat in moral guidance teenagers. The method that is used in this research is qualitative descriptive with the subject of research are social institutions such as institute of family, institute of education, institute of religion, and institute of law. The data collecting technique was using interview guidance, observation, and documentation whereas the data analysis was using credibility experiment and triangulation. The result of this reasearch is showed that social institutions is comprehended and understood their duty as social institutions which is has assignment to make moral teenagers to be good. Based on the result, it can be concluded that social institutions such as institute of family, institute of education, institute of religion, and institute of law has a role but not yet maximal toward moral guidance teenagers
JEPANG, IDENTITAS BANGSA DAN AGAMA: MANIFESTASI NILAI TRADISI LOKAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT GLOBAL Muhammad Mona Adha; Yayuk Hidayah
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol 10, No 1 (2020): PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Publisher : Prodi PPKn ULM dan AP3KnI Kal-Sel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/kewarganegaraan.v10i1.8227

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi kekuatan akar budaya Jepang baik dari sudut pandang agama dan identitas nasional bangsa Jepang di era globalisasi saat ini. Metode penelitian menggunakan pendekatan studi literatur (kepustakaan) dengan berpedoman pada sumber utama kemudian melakukan pengumpulan berbagai sumber dokumentasi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat konsep agama atau polytheistic yaitu Hinduisme, Budhisme, Confusianisme, dan Taoisme, dan dua agama monotheistic yaitu Islam dan Kristen merupakan bagian spiritual yang ada di komunitas masyarakat Jepang. Konsep agama di Jepang lebih mengarah kepada ritual yang disebut dengan kan-kon-so-sai, melaui ritual kan-kon-so-sai mereka dapat merasakan kehadiran arwah yang telah meninggal. Hal ini berbeda dengan negara-negara lain di Southeast Asia, bahwa apabila mereka telah menentukan agama yang dianut, maka secara permanen dan totalitas seseorang menjalankan agamanya. Nilai utama berikutnya bagi warga Jepang adalah konsep budaya yang memengaruhi cara berpikir orang Jepang khususnya pertanian. Orang Jepang adalah suatu kesatuan yang dilandasi oleh filosofi pertanian dan sistem kepercayaan ritual yang kuat dengan melihat bahwa ada “other world” dalam nilai ritual orang Jepang dan sangat berbeda dengan agama monotheistic. Implikasi penting dari penelitian ini bahwa Transformasi yang berkembang terkait dengan munculnya masyarakat modern namun terkadang mengganggu nilai-nilai kehidupan tradisional. Modernitas juga dipengaruhi secara seimbang oleh perubahan sosial dimana cara-cara tersebut menghasilkan interaksi yang relatif stabil untuk membentuk hubungan sosial.Kata kunci: Agama, Identitas Bangsa, Jepang, Nilai Tradisi Lokal, Globa
MODEL DAN STRATEGI PENANAMAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI DI SEKOLAH DASAR Dayu Rika Perdana; Muhammad Mona Adha; Nur Ardiansyah
Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn Vol 8, No 1 (2021): Bhinneka Tunggal Ika: Kajian Teori & Praktik Pendidikan PKn
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jbti.v8i1.13529

Abstract

Perkembangan zaman yang semakin modern, membawa pengaruh positif sekaligus negatif terhadap generasi muda Indonesia. Hal yang menjadi pusat perhatian saat ini, tentu mengarah kepada dampak negatif perkembangan zaman. Dampak yang dapat dilihat secara nyata di lapangan, seperti pergaulan bebas remaja, narkoba, dan tawuran antar pesertta didik. Sehingga, untuk meminimalisir dampak yang lebih besar lagi, upaya yang paling tepat terletak pada pendidikan. Dunia pendidikan, menjadi salah satu pondasi yang kuat untuk memfilter hal-hal yang diluar dari norma kehidupan yang ada di masyarakat Indonesia. Karena dengan pendidikan, peserta didik diajarkan mengenai nilai-nilai yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan di kehidupan. Artikel ini bertujuan untuk mengukuhkan bagaimana model dan strategi penanaman nilai-nilai anti dapat dilaksanakan di sekolah dasar. Metode yang digunakan dalam penulisan ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Hasil dari artikel ini membahas mengenai pengertian korupsi, ciri-ciri korupsi, jenis-jenis korupsi, motif korupsi, pendidikan anti korupsi di tingkat sekolah, model penanaman nilai-nilai anti korupsi disekolah, dan strategi atau metode penanaman nilai-nilai anti korupsi di sekolah. Sementara, rekomendasi artikel ini dapat menyasar kepada pendidik dan peserta didik itu sendiri, pendidik sebagai fasilitator dan motivator sedangkan peserta didik sebagai penerima fasilitas dan motivasi.
PENDIDIKAN KARAKTER: AKTIVITAS KETERLIBATAN SUKARELAWAN MUDA ERA MODERN BEKERJA SECARA DARING DAN LURING Muhammad Mona Adha; Eska Prawisudawati Ulpa
Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn Vol 7, No 2 (2020): Bhinneka Tunggal Ika: Kajian Teori & Praktik Pendidikan PKn
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jbti.v7i2.10146

Abstract

Abstract: Young people participation would be runs to the maximum by being given the opportunity and place to be creative carried out as volunteers. The experience and learning process of working both online and offline voluntarily can increase the knowledge, practical skills, and experience of every volunteer. Qualitative research with an ethnographic approach is implemented to find the context and social interactions that occur between volunteers and the environment in which they are active. Opportunities for self-development through acts of sincere and noble service become significant to continue to be developed in the midst of society and become a habituation as a form of strengthening character and character so that character education can continue to be turned on and become a servant for themselves and for people around them. 
Volunteer Beneran Indonesia:Keterlibatan dan Komitmen Warga Negara Muda di dalam Komunitas Berlatar Belakang Multikultural Muhammad Mona Adha; Eska Prawisudawati Ulpa; Dasim Budimansyah; Jack McGregor Johstone
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.661 KB) | DOI: 10.17977/um019v4i1p140-149

Abstract

This paper aims to find out the involvement of Beneran Indonesia volunteers in the civic education program. For strengthening social cohesion, participants who are from various religions, ethnicities, and cultural backgrounds have brought together and collaborated with volunteers through this program. Qualitative research with a case study method carried out by collecting data from 14 respondents. The result of the study shows that volunteering activities create solidarity, tolerance, communication, interaction, and good connections between volunteers. This research can be used as material for further research on volunteers and students (participants) in outdoor activities to create harmonious social cohesion.
PERAN LEMBAGA SOSIAL TERHADAP PEMBINAAN MORAL REMAJA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS Yunisca Nurmalisa; Muhammad Mona Adha
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 1, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.683 KB)

Abstract

The purpose of The Role of Social Institutions Toward Moral Guidance Teeangers at SMA district  west wesisir research is to understand how the role of social institutions at SMA district  west pesisir in moral guidance teenagers. The method that is used in this research is qualitative descriptive with the subject of research are social institutions such as institute of family, institute of education, institute of religion, and institute of law. The data collecting technique was using interview guidance, observation, and documentation whereas the data analysis was using credibility experiment and triangulation. The result of this reasearch is showed that social institutions is comprehended and understood their duty as social institutions which is has assignment to make moral teenagers to be good. Based on the result, it can be concluded that social institutions such as institute of family, institute of education, institute of religion, and institute of law has a role but not yet maximal toward moral guidance teenagers. http://dx.doi.org/10.17977/um017v21i22016p064