Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Kekuatan Nilai-nilai Pancasila dalam Membangun Kepribadian Masyarakat Indonesia Muhammad Mona Adha; Erwin Susanto
Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan Vol 15 No 01 (2020): Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan
Publisher : LP2M Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/adabiya.v15i01.319

Abstract

This study aims to explore the role of Pancasila values in building the personality of the Indonesian people. Building and awakening human resources with Pancasila personality is done together with more peace, mutual respect, respect, understanding one culture with another culture, loving others, creating kinship and kinship. This research is a literature review by gathering various sources of information and facts from several literatures and documents directly related to the discussion. The results of this study Pancasila has provided a strong bond of unity in the midst of changes in people's lives in the era of globalization, Pancasila provides the power to deliver the Indonesian people to the era of glory as a dignified nation in civilization. Pancasila is able as a pillar of life such as economic, social, political, cultural, and defense and security directed towards the Unitary State of the Republic of Indonesia which has a personal Pancasila that embodies an advanced and religious Indonesia. Keywords: Indonesia, National values, Pancasila values Penelitian ini bertujuan untuk menggali peran nilai-nilai Pancasila dalam membangun kepribadian masyarakat Indonesia. Membangun dan membangkitkan sumber daya manusia yang berkepribadian Pancasila dilakukan secara bersama dengan lebih damai, saling menghargai, menghormati, memahami satu budaya dengan budaya yang lain, menyayangi sesama, menciptakan kekerabatan dan kekeluargaan. Penelitian ini adalah review literature dengan mengumpulkan berbagai sumber informasi dan fakta dari beberapa literatur dan dokumen yang terkait langsung dengan pembahasan. Hasil penelitian iini Pancasila telah memberikan ikatan persatuan dan kesatuan yang kuat ditengah-tengah perubahan kehidupan masyarakat dalam era globalisasi, Pancasila memberikan kekuatan untuk mengantarkan bangsa Indonesia menuju era kejayaan sebagai bangsa yang bermartabat dalam peradaban. Pancasila mampu sebagai pilar kehidupan seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, dan pertahanan keamanan diarahkan untuk menuju Negara Kesatuan Republik Indonesia yang memiliki diri pribadi Pancasila yang mewujudkan Indonesia yang maju dan religius. Kata Kunci: Indonesia, kepribadian bangsa, nilai-nilai Pancasila
Nilai Pluralistik: Eksistensi Jatidiri Bangsa Indonesia Dilandasi Aktualisasi Penguatan Identitas Nasional Muhammad Mona Adha; Dayu Rika Perdana; Supriyono Supriyono
Jurnal Civic Hukum Vol. 6 No. 1 (2021): Mei 2021
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/jch.v6i1.14931

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi jatidiri bangsa indonesia  dalam menumbuhkan kebersamaan dan hegemonisasi yang solid. Artikel ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan dengan menggali data dan informasi dari berbagai sumber literatur untuk memperkuat konteks identitas nasional, pluralistik, dan jatidiri bangsa Indonesia. Pada hakikatnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang pluralistik dengan latar belakang masyarakatnya yang memiliki beragam dengan ditandai banyaknya etnis, suku, agama, bahasa, budaya dan adat istiadat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Penguatan identitas nasional bangsa Indonesia dilakukan agar nilai-nilai budaya dan pluralistik yang ada pada masyarakat tidak memudar ataupun hilang dari kehidupan masyarakat Indonesia. Mengikuti tren perkembangan zaman yang sedang mendunia, mulai dari sifat hedonisme, konsumerisme, sikap individualisme sampai materialisme pengaruh besar terhadap generasi muda Indonesia. Penguatan identitas nasional bagi generasi muda dan masyarakat Indonesia dihidupkan Kembali dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, mencintai budaya bangsa, bangga sebagai bangsa berdaulat yang mampu bekerja sama dengan bangsa lain dalam kawasan internasional. Melalui agama, sikap dan nilai toleransi, saling menghormati dan menyayangi adalah langkah mempersatukan antarumat beragama. Aktualisasi yang cukup penting adalah mempertemukan setiap individu atau masyarakat walaupun dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.
Lampung Krakatau Festival: Tourism Development and Active Citizens Participation to Strengthen Community Civic Virtue Muhammad Mona Adha; Budimansyah Dasim; Arief Nugroho; Mitchell Mollison
Indonesian Journal of Tourism and Leisure Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Lasigo Akademia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36256/ijtl.v2i2.130

Abstract

The tourism sector must be able to involve the community through space in order to gather, interact and communicate. Krakatau Festival as a medium that involves the participation of individuals and the community can support the development of tourism in Lampung Province. The community engagement in the festival is responsible as citizens of the community including the government, stakeholders, people, communities to take part actively and create strong social interrelation and cohesion. Tourism development through the community as part of sapta pesona is the main focus supported by a variety of cultural activities, destinations, and ultimately creates social cohesion as part of the civilization of citizenship. Qualitative research with ethnographic methods is implemented to get data and information comprehensively from various sources. The results of the study found that the context of the Krakatau Festival activities in real terms has the potential to increase tourism with historical values of Krakatau and can unite the community in a positive social interaction relationship and strengthen the active participation of local community virtue.
JEPANG, IDENTITAS BANGSA DAN AGAMA: MANIFESTASI NILAI TRADISI LOKAL DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT GLOBAL Muhammad Mona Adha; Yayuk Hidayah
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol 10, No 1 (2020): PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Publisher : Prodi PPKn ULM dan AP3KnI Kal-Sel

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/kewarganegaraan.v10i1.8227

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi kekuatan akar budaya Jepang baik dari sudut pandang agama dan identitas nasional bangsa Jepang di era globalisasi saat ini. Metode penelitian menggunakan pendekatan studi literatur (kepustakaan) dengan berpedoman pada sumber utama kemudian melakukan pengumpulan berbagai sumber dokumentasi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat konsep agama atau polytheistic yaitu Hinduisme, Budhisme, Confusianisme, dan Taoisme, dan dua agama monotheistic yaitu Islam dan Kristen merupakan bagian spiritual yang ada di komunitas masyarakat Jepang. Konsep agama di Jepang lebih mengarah kepada ritual yang disebut dengan kan-kon-so-sai, melaui ritual kan-kon-so-sai mereka dapat merasakan kehadiran arwah yang telah meninggal. Hal ini berbeda dengan negara-negara lain di Southeast Asia, bahwa apabila mereka telah menentukan agama yang dianut, maka secara permanen dan totalitas seseorang menjalankan agamanya. Nilai utama berikutnya bagi warga Jepang adalah konsep budaya yang memengaruhi cara berpikir orang Jepang khususnya pertanian. Orang Jepang adalah suatu kesatuan yang dilandasi oleh filosofi pertanian dan sistem kepercayaan ritual yang kuat dengan melihat bahwa ada “other world” dalam nilai ritual orang Jepang dan sangat berbeda dengan agama monotheistic. Implikasi penting dari penelitian ini bahwa Transformasi yang berkembang terkait dengan munculnya masyarakat modern namun terkadang mengganggu nilai-nilai kehidupan tradisional. Modernitas juga dipengaruhi secara seimbang oleh perubahan sosial dimana cara-cara tersebut menghasilkan interaksi yang relatif stabil untuk membentuk hubungan sosial.Kata kunci: Agama, Identitas Bangsa, Jepang, Nilai Tradisi Lokal, Globa
PENDIDIKAN KARAKTER: AKTIVITAS KETERLIBATAN SUKARELAWAN MUDA ERA MODERN BEKERJA SECARA DARING DAN LURING Muhammad Mona Adha; Eska Prawisudawati Ulpa
Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn Vol 7, No 2 (2020): Bhinneka Tunggal Ika: Kajian Teori & Praktik Pendidikan PKn
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jbti.v7i2.10146

Abstract

Abstract: Young people participation would be runs to the maximum by being given the opportunity and place to be creative carried out as volunteers. The experience and learning process of working both online and offline voluntarily can increase the knowledge, practical skills, and experience of every volunteer. Qualitative research with an ethnographic approach is implemented to find the context and social interactions that occur between volunteers and the environment in which they are active. Opportunities for self-development through acts of sincere and noble service become significant to continue to be developed in the midst of society and become a habituation as a form of strengthening character and character so that character education can continue to be turned on and become a servant for themselves and for people around them. 
Volunteer Beneran Indonesia:Keterlibatan dan Komitmen Warga Negara Muda di dalam Komunitas Berlatar Belakang Multikultural Muhammad Mona Adha; Eska Prawisudawati Ulpa; Dasim Budimansyah; Jack McGregor Johstone
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 4, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.661 KB) | DOI: 10.17977/um019v4i1p140-149

Abstract

This paper aims to find out the involvement of Beneran Indonesia volunteers in the civic education program. For strengthening social cohesion, participants who are from various religions, ethnicities, and cultural backgrounds have brought together and collaborated with volunteers through this program. Qualitative research with a case study method carried out by collecting data from 14 respondents. The result of the study shows that volunteering activities create solidarity, tolerance, communication, interaction, and good connections between volunteers. This research can be used as material for further research on volunteers and students (participants) in outdoor activities to create harmonious social cohesion.
Beyond Civilizational Dilague, Nipponshi: Ruang Lingkup Identitas Nasional Bangsa Indonesia Muhammad Mona Adha; Erwin Susanto
Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 5, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.611 KB) | DOI: 10.17977/um019v5i2p340-347

Abstract

Japanese culture is highly respected and maintained by its citizens. This study aimed to discuss the existence of Japan between 1944 and 1985 and the national identity of the Japanese people. The study used a non-interactive qualitative approach. This study used a non-interactive qualitative research approach, identified and researched concepts, then analyzed data and information about the history and existence of the Japanese nation including its development globally in the midst of international life. Japan, between 1944 and 1985, had entered a new era after the human tragedy, namely the bombing of Hiroshima and Nagasaki. Since the tragedy, Japan had undergone significant changes, namely better infrastructure. Besides, the Japanese were increasingly realizing that they were actually part of Asia. On this basis, the Japanese were called the Neoppons or the New Japanese. Japan’s unique national identity was reflected in the wa-ism philosophy, which was a concept of harmony between individuals and members of society.
PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER ANAK/PESERTA DIDIK DI ERA MODERN Muhammad Mona Adha; Eska Prawisudawati Ulpa
Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan Vol 10 No 2 (2021): Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Prodi PPkn Universitas Slamet Riyadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.497 KB) | DOI: 10.33061/jgz.v10i2.5325

Abstract

Pendidikan merupakan suatu hal yang paling penting untuk membentuk kepribadian seseorang. Penanaman dan penguatan karakter peserta didik era modern saat ini memiliki tantangan tersendiri khususnya bagi para guru di Indonesia. Tantangan juga dihadapi oleh diri siswa itu sendiri ditengah perkembangan teknologi dan informasi yang super cepat dan dapat dijangkau dengan mudah. Guru harus menyesuaikan keadaan perubahan situasi modern saat ini dengan perkembangan diri siswa, agar nilai positif menjadi transformasi diri untuk memiliki karakter yang baik selaras dengan budaya atau adat istiadat yang melekat kuat di Indonesia. Sebagai bangsa yang kuat di era modern ini haruslah mempunyai prinsip-prinsip dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Implementasi pendidikan karakter di sekolah diperlukan kompetensi guru yang mampu turut berkompetisi di era modernisasi ini. Di era modern saat ini penanaman dan pengembangan nilai-nilai karakter menemui hambatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan berpuluh-puluh tahun yang lalu, hal tersebut turut dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi di sekitar siswa maka dari itu kreativitas dan inovasi antara orang tua dan pendidik harus terus dikembangkan. Intensitas komunikasi antara siswa, orang tua, dan guru dilakukan dua arah dan memposisikan diri sebagai pendengar yang baik bagi siswa saat berada di rumah dan di sekolah.
USING VIRTUAL REALITY (VR) TECHNOLOGY AS AN EFFORTS TO ESCALATE INTEREST IN ONLINE LEARNING DURING PANDEMIC Soni Ariatama; Muhammad Mona Adha; Rohman Rohman; Ahman Tosy Hartino; Eska Prawisudawati Ulpa
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Vokasional Vol 3, No 1 (2021): Edisi Juni
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Achieving this goal, humans continue to innovate in making assistive devices to carry out teaching and learning activities, where one of them is making a learning medium. The pandemic period that occurred in 2020 made learning carried out online so that online learning platforms or media became very important to mastered and implemented by both teachers and students. Learning media using virtual reality (VR) is an alternative solution to offer new and fun learning practices for students. VR brings interesting videos/images with adjustable time duration. This article uses a literature study approach, by collecting various materials and information, then the analysis made based on the documentation and reflections that have been compiled. The use of VR encourages learning media innovations that are different from before to increase participation and students' critical thinking perspectives and to bring students closer to VR technology. The characteristics of technology that are suitable for use such as Virtual Reality (VR) media can be implemented in the teaching and learning process in the midst of the current pandemic which aims to attract students' interest and feel a classroom-like atmosphere when offline learning takes place.Keywords: online learning, pandemic, technology, virtual reality 
MEMBANGUN KEPEMIMPINAN BERBASIS NILAI-NILAI PANCASILA DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT MULTIKULTURAL Supriyono Supriyono; Muhammad Mona Adha
Jurnal Kultur Demokrasi Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Kultur Demokrasi
Publisher : FKIP Unila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena kepemimpinan nasional dewasa ini telah terjadi degradasi kualitas dan keberpihakan pemimpin. Hal tersebut terlihat dari maraknya tindakan radikal di masyarakat yang dilatarbelakangi karena agama maupun budaya, korupsi yang merajalela, pelanggaran hukum dan hak asasi manusia, kebijakan ekonomi yang tidak berpihak pada rakyat, dan beragam problematika lain yang mengemuka. Semuanya terjadi diakibatkan karena krisis kepemimpian dan tidak adanya teladan dari pemimpin yang menjiwai dan berbasis pada nilai-nilai Pancasila. Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi. Para pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya karena karakteristik pribadinya, reputasinya atau karismanya untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi. Kepemimpinan berbasis nilai-nilai Pancasila tidak akan dapat terlepas dari bangunan konseptual kelima sila yang ada di dalamnya. Bagaimana sila ketuhanan ditempatkan yang pertama sebagai dasar moralitas. Sebagai sila yang bersifat causa prima (sumber dari dari sila-sila yang lain) maka mau tidak mau pemimpin yang dimaksud disini adalah pemimpin yang ber-Tuhan, bermoral dan benar-benar menjalankan eksistensinya di dunia untuk mensejahterakan alam beserta manusia yang beragam di dalamnya.