Claim Missing Document
Check
Articles

SISTEM BUDAYA BAHARI KOMUNITAS NELAYAN LUNGKAK DESA TANJUNG LUAR, LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT Husain, Fadly
KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE Vol 3, No 1 (2011): Tema Edisi: Tempat sebagai Aspek Kebudayaan
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i1.4173

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana sistem pengetahuan komunitas nelayan Lungkak sebagai salah satu kearifan lokal dan modal sosial dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya laut. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Lokasi penelitian tersebut ditentukan secara purposive menurut pokok permasalahan penelitian yang dirumuskan. Data kualitatif akan dikumpulkan melalui wawancara mendalam (In-depth Interview) dan pengamatan terlibat (observation participation). Dalam penelitian ini pengolahan dan analisis data dilakukan secara bersamaan dalam sebuah proses yang dilakukan secara terus menerus sejak pengumpulan data dilakukan khususnya dalam proses pengorganisasian, pemilihan, dan kategorisasi antar data dalam bentuk uraian naratif atau thick description. Komunitas nelayan Lungkak mempunyai kearifan lokal berupa sistem pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya laut. Sistem pengetahuan ini berupa pengetahuan tentang biota laut bernilai ekonomi, pengetahuan tentang tempat penangkapan dan posisi rumah ikan, pengetahuan tentang musim (Pola musim dan waktu-waktu munculnya ikan), pengetahuan tanda-tanda di laut dan di angkasa, pengetahuan tentang lingkungan sosial budaya, sistem keyakinan/kepercayaan (upacara/ritual dan pantangan-pantangan).The purpose of this study was to determine how knowledge system of fishing community of Lungkak as one of the local knowledge and social capital in managing and utilizing their natural resources. The study was conducted with qualitative methods with the type of descriptive research. The study site is purposively determined according to basic research problems formulation. Qualitative data will be collected through in-depth interview and participation observation. In this study the processing and data analysis carried out simultaneously in a process that is conducted continuously since data collection is done especially in the organizing process, selection, and categorization between data in the form of thick description or narrative description. Fishing community of Lungkak has a system of local knowledge in management and utilization of marine resources. Knowledge system is a knowledge of the economic value of marine life, the knowledge of the location and the location of the house catching fish, the knowledge of the seasons (winter pattern and emergence times of fish), the knowledge of the signs at sea and in space, the knowledge of the socio-cultural environment, system of beliefs (rituals and taboos).
A Perilaku Kesehatan Ibu Hamil Dalam Pemilihan Makanan Di Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati Husain, Fadly; Arsi, Antari Ayuning
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 6 No 2 (2017): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku kesehatan adalah segala bentuk sosialisasi seseorang dengan lingkungannya, yang akan memengaruhi pengetahuan dan tindakan seseorang tentang kesehatan, salah satunya dilakukan oleh ibu hamil, khususnya dalam pemilihan makanan. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Kualitatif. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati. Penelitian ini menggunakan Konsep Pengetahuan dari Blum, Konsep Food and Culture dari Foster dan Anderson dan Konsep Perilaku Kesehatan WHO. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil mengenai makanan dipengaruhi oleh berbagai informasi yang diterima dari luar, yaitu orang tua, bidan dan internet. Perbedaan informasi yang diterima, membuat ibu hamil merasa bingung mengenai makanan sehat yang seharusnya dimakan. Pengetahuan ibu hamil di Pucakwangi tidak sesuai dengan perilaku yang dilakukannya. Ibu hamil di Pucakwangi melakukan pemilihan makanan, karena rasa ingin menghormati orang tua dan menghindari berbagai konflik yang akan timbul ketika ibu hamil tidak melakukan pemilihan makanan sesuai kepercayaan masyarakat setempat. Kepercayaan budaya mengenai makanan sudah mulai luntur, tetapi ibu hamil tetap melakukan pemilihan makanan sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tua. Health behaviour is any socialization form of individual with the environment, which will affect individual health knowledge and action by pregnant women, especially in food selection. This research method used Qualitative Research. The research location is in Pucakwangi District, Pati Regency. This study used the Knowledge Concepts of Blum, Food and Culture Concepts of Foster and Anderson and WHO Health Behaviour Concepts. The results of this study indicated that pregnant women’ knowledge about food is influenced by various information received from outside, like parents, midwives and internet. The difference information received from various perspectives made pregnant women confused, about healthy food that should be eaten. Pregnant women’ knowledge in Pucakwangi are not suitable with behaviour they did. Pregnant women in Pucakwangi do food selection, because they respect their parents and avoid the various conflicts will arise when pregnant women do not make food selection according to local beliefs. Although the cultural beliefs about food have been fade, but pregnant women still make food selection according to parents’ desires.  
SISTEM BUDAYA BAHARI KOMUNITAS NELAYAN LUNGKAK DESA TANJUNG LUAR, LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT Husain, Fadly
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 3, No 1 (2011): Tema Edisi: Tempat sebagai Aspek Kebudayaan
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i1.4173

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana sistem pengetahuan komunitas nelayan Lungkak sebagai salah satu kearifan lokal dan modal sosial dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya laut. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Lokasi penelitian tersebut ditentukan secara purposive menurut pokok permasalahan penelitian yang dirumuskan. Data kualitatif akan dikumpulkan melalui wawancara mendalam (In-depth Interview) dan pengamatan terlibat (observation participation). Dalam penelitian ini pengolahan dan analisis data dilakukan secara bersamaan dalam sebuah proses yang dilakukan secara terus menerus sejak pengumpulan data dilakukan khususnya dalam proses pengorganisasian, pemilihan, dan kategorisasi antar data dalam bentuk uraian naratif atau thick description. Komunitas nelayan Lungkak mempunyai kearifan lokal berupa sistem pengetahuan tentang pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya laut. Sistem pengetahuan ini berupa pengetahuan tentang biota laut bernilai ekonomi, pengetahuan tentang tempat penangkapan dan posisi rumah ikan, pengetahuan tentang musim (Pola musim dan waktu-waktu munculnya ikan), pengetahuan tanda-tanda di laut dan di angkasa, pengetahuan tentang lingkungan sosial budaya, sistem keyakinan/kepercayaan (upacara/ritual dan pantangan-pantangan).The purpose of this study was to determine how knowledge system of fishing community of Lungkak as one of the local knowledge and social capital in managing and utilizing their natural resources. The study was conducted with qualitative methods with the type of descriptive research. The study site is purposively determined according to basic research problems formulation. Qualitative data will be collected through in-depth interview and participation observation. In this study the processing and data analysis carried out simultaneously in a process that is conducted continuously since data collection is done especially in the organizing process, selection, and categorization between data in the form of thick description or narrative description. Fishing community of Lungkak has a system of local knowledge in management and utilization of marine resources. Knowledge system is a knowledge of the economic value of marine life, the knowledge of the location and the location of the house catching fish, the knowledge of the seasons (winter pattern and emergence times of fish), the knowledge of the signs at sea and in space, the knowledge of the socio-cultural environment, system of beliefs (rituals and taboos).
Dari Tari Nasionalisme Menjadi Komoditas, Komodifikasi Tari Dayakan Di Desa Wisata Panusupan Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga Afianti, Afiat; Gunawan, Gunawan; Husain, Fadly
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 7 No 1 (2018): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tari Dayakan merupakan salah satu pertunjukan tari tradisional masyarakat Desa Panusupan yang mengalami komodifikasi sebagai salah satu tontonan pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pementasan Tari Dayakan dan perubahannya setelah menjadi tontonan wisata di Desa Panusupan, mengetahui proses komodifikasi pada Tari Dayakan, serta mengetahui hubungan sosial masyarakat Desa Panusupan pasca komodifikasi pada Tari Dayakan. Hasil penelitian ini yaitu, (1) Pementasan Tari Dayakan mengalami perubahan setelah menjadi salah satu tontonan wisata baik dalam audiens, waktu, durasi, kompleksitas, dan lokasi pementasan setelah dimodifikasi (2) Proses komodifikasi dilakukan langusung oleh anggota Grup Tari Dayakan dengan cara: membuat merk komoditas, pembagian posisi dalam grup, penambahan alat musik, menciptakan lagu-lagu baru, membuat pola-pola gerakan penari, apropriasi budaya massa dalam pertunjukan, serta massalisasi pertunjukan Tari Dayakan. Proses komodifikasi merubah Tari Dayakan yang awalnya benilai historis menjadi bernilai komersial (3) Proses komodifikasi yang terjadi membentuk identitas baik itu pada anggota grup Tari Dayakan, masyarakat Kali Lutung, serta masyarakat Desa Panusupan pada umunya. Identitas komunitas yang tertanam digunakan sebagai sumber daya yang dimanipulasi untuk tujuan sosial dalam hubungan sosial di masyarakat. Dayakan dance is one of the traditional dance performances of Panusupan Village who experienced commodification as one of the tourism spectacle. The purpose of this research is to know the Dayakan dance performance and its change after being a tourist spectacle in Panusupan Village, to know the process of commodification on Dayakan Dance, and to know the social relation of Panusupan Village community after commodification in Dayakan Dance. The result of this research are (1) Dayakan dance performance changed after becoming one of the tourist spectacle in audience, time, duration, complexity, and location of staging after modification (2) commodification process done by member of Dayakan Dayak Group by: making commodity brand, group positioning, adding musical instruments, creating new songs, creating dancers movement patterns, appropriating mass culture in performances, and massising the Dayakan Dance show. The commodification process transformed the Dayakan Dance which was originally historically valuable to commercial value (3) The process of commodification that occurred formed the good identity of the members of the Dayakan Dance group, the Kali Lutung community, and the people of Panusupan Village in general. The embedded community identity is used as a manipulated resource for social purposes in social relationships in society.
Kesehatan Rumah Tangga di Lingkungan Pesisir (Kajian Antropologi Kesehatan Lingkungan di Tambak Rejo Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang Hapsari, Frieda Nur; Husain, Fadly; Iswari, Rini
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 7 No 1 (2018): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kondisi lingkungan Tambak Rejo yang kumuh sehingga perlu adanya kajian tentang PHBS di Lingkungan Tambak Rejo sebagai salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan (1) PHBS dalam rumah tangga di Lingkungan Tambak Rejo belum terlaksana sepenuhnya, karena masih banyak terdapat anggapan masyarakat bahwa lingkungan yang kumuh membuat manusia kebal terhadap berbagai penyakit sehingga PHBS dalam Rumah Tangga di Lingkungan Tambak Rejo kurang diperhatikan (2) Tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat sehubungan dengan kesehatan dan kebersihan lingkungan di Lingkungan Tambak Rejo masih kurang karena budaya masyarakat yang menggunakan tumpukan sampah untuk bahan meninggikan rumah. The background of this research is done for the need of PHBS study at Tambak Rejo as an healthy increasement in that area conducted by the dirty enviromental conditions of Tambak Rejo. Qualitative method is used in this research. data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. The results are showing (1) PHBS of enviromental health at Tambak Rejo has not been fully applied because people still considered that dirty enviromental will make them immune to any disease, so it makes PHBS at Tambak Rejo less attention (2) the level of awareness of behaviour related to the enviromental health of household in Tambak Rejo is lacking because of the culture of the community who use the garbage for the material to make higher the house.
Kajian Etnomedisin Dan Pemanfaatan Tumbuhan Obat Oleh Penyembuh Lokal Pada Masyarakat Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus Oknarida, Sri; Husain, Fadly; Wicaksono, Harto
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 7 No 2 (2019): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mendiskripsikan pengetahuan pengobatan tradisional yang ada di Desa Colo. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus terdapat  seorang penyembuh lokal yang dikenal dengan sebutan Mbah Yai yang menjadi rujukan masyarakat di desa untuk menyembuhkan penyakit. Penyakit yang diobati oleh Mbah Yai adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan dalam pengobatan keluarga. Proses pengobatan yang dilakukan Mbah Yai dengan cara melakukan petungan, penerawangan, pemberian resep tumbuhan obat, wirid dan rajah.  This article aims describe knowledge of traditional medicine in Colo Village. The method in this research is qualitative. Technique of collecting data in this research yautu with observation, interview and documentation. Data analysis is using qualitative data analysis method consisting of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. The results of this study indicate that to 1) Mbah Yai as a practinioner of traditional medicine in Colo village which aims to cure a patient’s illnes. The treatment process carried out by Mbah Yai by doing petungan, laughing, prescribing medicinal plants, wirid and rajah.
Jaringan dan Sistem Sosial dalam Distribusi Komoditas Pertanian Lahan Kering Husain, Fadly; Gunawan, Gunawan; Arsal, Thriwaty; Luthfi, Asma; Rini, Hartati Sulistyo
JSW (Jurnal Sosiologi Walisongo) Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jsw.2018.2.2.2893

Abstract

Farming systems in the highlands have special typologies, as the development of dryland farming systems in the form of “tegalan” or gardens. This farming system also exists in several regions in Central Java. The aim of the study is to understand the distribution network system of local commodities (coffee, cocoa, and sugar palm at the local level). This study used qualitative research methods. The subjects in this study were the community (farmers) in Medono Village, Boja District, Kendal Regency. The results showed that the coffee and palm sugar distribution network system is carried out by collectors who come from local people and vendors or entrepreneurs from outside the village.
Mahasiswa, Obat-obatan, dan Prilaku Kesehatan (Studi Perilaku Pengobatan Mandiri Mahasiswa Universitas Negeri Semarang dalam Mengonsumsi Obat) Ariyanti, Farika Tri; Husain, Fadly; Luthfi, Asma
SOSIO EDUKASI Jurnal Studi Masyarakat dan Pendidikan Vol 2, No 1 (2018): Sosio Edukasi
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.174 KB) | DOI: 10.29408/se.v2i1.990

Abstract

The indication of risky health behavior in students can lead into a disease. Self-medication is the most common form of therapy chosen by someone who relies on medication distribution as pharmacy does. As for choosing the medicines, it requires adequate knowledge to adjust between the types of disease and the types of medicines. Qualitative method is used in this research using observation, interview, and documentation as the collected data. The results are: (1) the diseases suffered by Unnes students according to their risky health behavior are maag, diarhea, headache, scabies, and influenza. (2) Unnes student’s risky health behavior are the irregular eating pattern, unbalanced nutrition, less rest time, and less exercises. (3) Unnes students prefer to take self-medication in overcoming the suffered disease using pharmacy, store, or stall medicines until the reuse of prescription. Keywords:  Illness behavior, risky health behavior, self medication.
ORGANISASI DAN HUBUNGAN KERJA NELAYAN TANJUNG LUAR LOMBOK TIMUR Husain, Fadly
Educatio Vol 4, No 1 (2009)
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.028 KB) | DOI: 10.29408/edc.v4i1.37

Abstract

Penelitian Organisasi dan Hubungan Kerja Nelayan Tanjung Luar Lombok Timur (Suatu Kajian Antropologi). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui organisasi dan hubungan kerja nelayan, mengetahui system perekrutan anggota atau anak buah nelayan, mengetahui bentuk dan sifat hubungan kerja nelayan yang ada serta untuk mengetahui system pengupahan nelayan. Pendekatan penelitian yang digunakan ialah kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Lokasi penelitian tersebut ditentukan secara purposive menurut pokok permasalahan penelitian yang dirumuskan. Data kualitatif akan dikumpulkan melalui wawancara mendalam (In-depth Interview) dan pengamatan terlibat (Observation participation). Dalam penelitian ini pengolahan dan analisis data dilakukan secara bersamaan dalam sebuah proses yang dilakukan secara terus menerus sejak pengumpulan data dilakukan khususnya dalam proses pengorganisasian, pemilihan dan kategorisasi antara data dalam bentuk uraian naratif atau thick description. Komunitas nelayan Lungkak merupakan komunitas nelayan yang  bertipe penagkap dan pemburu ikan. Mereka menggunakan strategi ini untuk mendapatkan hasil ikan yang lebih banyak. Tipe ini merupakan tipe konvensional dari masyarakat nelayan pada umumnya. Nelayan Lungkak menggunakan berbagai system teknologi dalam menangkap dan berburu ikan. Seperti menggunakan berbagai jenis dan tipe perahu dan alat  tangkap. Dengan tipe nelayan penangkap dan pemburu ikan ini komunitas nelayan Lungkak  menciptakan organisasi dan hubungan kerja nelayan yang tangguh untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan laut. Organisasi sosial tradisional yang terdapat pada nelayan Lungkak hamper sama dengan komunitas nelayan yang ada di Indonesia yaitu mengenal konsep patrin client. Pada komunitas nelayan  Lungkak dikenal Ponggawe (bos) dan Sabi (anak buah/tenaga kerja). Selain itu terdapat pula pembagian tugas antara juragan/bos dan anak buah. Pembagian tugas ini mulai dari sebelum melaut atau masa persiapan, pelaksanaan aktivitas penangkapan ikan serta aktivitas setalah pulang dari laut. Pada komunitas nelayan Lungkak seorang punggawe biasanya merekrut seorang sabi karena faktor keluarga. Seorang punggawe merekrut sanak keluarganya sendiri sebagai sabi. Sistem bagi hasil pada masyarakat nelayan Lungkak Tanjung Luar biasa juga disebut dengan sadoh. Sadoh merupakan merupakan aturan penghitungan bagi hasil setiap nelayan sehabis melaut. Kata Kunci: Organisasi Sosial, Hubungan Kerja, Patron-Client
Kelompok Kicau Mania, Kontes Burung dan Kesadaran Konservasi Burung Kicau Di Kabupaten Blora Mafaja, Khoirul; Husain, Fadly
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 8 No 1 (2019): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Memelihara burung merupakan bagian dari kebudayaan Jawa. Dahulu jenis burung Perkutut merupakan hewan populer yang dipelihara orang-orang Jawa. Pada saat ini jenis burung yang dipelihara berubah menjadi jenis burung kicau sehingga memunculkan istilah kelompok kicau mania sebagai kelompok penggemar burung kicau. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui 1) profil kelompok kicau mania, 2) aktivitas kontes kicau, 3) kesadaran konservasi memelihara burung kicau. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yautu dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Kicau mania merupakan penggemar burung kicau yang memiliki berbagai pengetahuan tentang burung kicau serta pernah mengikuti kegiatan kontes kicau, 2) Aktivitas kicau mania adalah mengikuti kontes kicau, 3) Sudah ada kesadaran mengenai konservasi burung kicau yaitu tidak menangkap burung kicau dewasa di alam dan telah ada upaya pengembangbiakan untuk jenis burung Love Bird. Kelompok penggemar burung atau biasa disebut kicau mania semakin populer saat ini. Semakin maraknya aktivitas kontes kicau menandakan semakin banyaknya minat terhadap burung kicau. Memelihara burung kicau juga memunculkan kesadaran konservasi bagi penggemar burung kicau.