Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Persepsi Masyarakat Sekaran Tentang Konservasi Lingkungan Wijaya, Atika; Luthfi, Asma
KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE Vol 3, No 1 (2011): Tema Edisi: Tempat sebagai Aspek Kebudayaan
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v3i1.2290

Abstract

Isu konservasi lingkungan menjadi sebuah studi yang menarik belakangan ini karena efek dari global warming sudah semakin dirasakan oleh manusia. Kebijakan nasional dan international dengan perspektif konservasi lingkungan semakin dikuatkan, begitu pula dengan Unnes dengan visi kampus konservasinya. Selain kebijakan tersebut, komunitas lokal sebenarnya memiliki persepsi sendiri tentang konservasi lngkungan dari sistem nilai dan pengetahuannya. Tujuan penelitian ini adalah melihat persepsi masyarakat tentang konservasi lingkungan dan penerapan persepsi dalam aktivitas masyarakat. Metode yang digunakan adalah kuliatatif untuk memperoleh data yang akurat dan valid. Hasil penelitian menunjukkan persepsi masyarakat tentang konservasi lingkungan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas masyarakat sebagai petani. Tingkat ketergantungan pada lingkungan membentuk persepsi akan konservasi melekat pada pola hidup keseharian mereka. Tapi persepsi tersebut berubah seiring dengan perubahan sosial di masyarakat. Interaksi antara msyarakat Sekaran dengan mahasiswa sebagai pendatang mendorong perubahan pandangan tentang alam dan mata pencaharian. Ketika sistem mata pencaharian mereka tidak lagi tergantung sepenuhnya pada manajemen sumber daya alam, begitu pula percepsi akan konservasi lingkungan turut berubah. Hal ini dibuktikan dengan pola aktivitas mereka yang tidak lagi berkomitmen sepenuhnya pada konservasi lingkungan. Ritual kolektif yang dahulu berfungsi untuk pemeliharaan lingkungan, kini digantikan oleh aktivitas personal dengan makna yang sempit.  The issue of environmental conservation is an interesting study nowadays because the effect of global warming has been felt by mankind. Many national and international policies that toward environmental conservation perspective is encouraged, so did Unnes with its vision of conservation. Besides these policies, local communities actually have a perception about environmental conservation from their values and knowledge systems. The aim of this research is to find out society perception about environment conservation and the appearance of perception on the daily activities of the society. The research method is qualitative to gain accountable and valid data. Perceptions of environmental conservation can not be separated from their activities as farmers. The level of dependency on environtment makes perception of conservation is embedded well within the pattern of their daily lives. But this perception has shifted in line with social changes that occur. The presence of Unnes in their territory is the main factor of social changes in society. Interaction between Sekaran society with students as immigrant helped change their views about the nature and the occupation system. When the occupation system no longer depend entirely on the management of natural resources, so the perception of environmental conservation also shifted. This can be seen on their activity patterns that no longer has a full commitment to environmental conservation. Communal ritual that used to function as a place of transformation values of environmental conservation has been replaced with the personal activities of environmental hygiene has a narrower meaning.
Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan Pemberdayaan melalui Program Kampung Tematik (Studi Kasus di Kampung Batik Kelurahan Rejomulyo Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang) Syarifa, Nisa Hafizhotus; Wijaya, Atika
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 8 No 1 (2019): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan mengenai partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan melalui program Kampung Tematik yang merupakan program pembangunan dari Pemerintah KotaSemarang.Program ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat perkotaan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan pariwisata di wilayah kampung kota. Salah satu kampung yang menjadi Kampung Tematik adalah Kampung Batik.Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) keberhasilan kegiatan pemberdayaan dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan dan evaluasi pada kegiatan pemberdayaan. (2) Setelah adanya Kampung Tematik, masyarakat menjadi lebih mandiri dan tingkat kesejahteraan meningkat. (3) Pelaksaan program Kampung Tematik di Kampung Batik belum optimal, karena adanya perkembangan yang belum merata di beberapa RT. Kurangnya aktor penggerak kegiatan pemberdayaan serta rendahnya motivasi masyarakat untuk mengembangkan wilayahnya secara swadaya di beberapa wilayah Kampung Batik, menjadi kendala pelaksanaan program Kampung Tematik. Masyarakat merespon hal tersebut dengan memberikan saran atau ide satu sama lain supaya seluruh wilayah di Kampung Batik dapat berkembang.
Pengembangan Kampung Jawi sebagai Destinasi Wisata di Kota Semarang Ridhwan, Hasna Farras Elian; Wijaya, Atika
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 8 No 2 (2019): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kampung Jawi sebagai sebuah kampung wisata memerlukan keterlibatan masyarakat dalam mengembangkan wilayahnya sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Semarang. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui 1) bentuk partisipasi masyarakat dalam mengembangkan Kampung Jawi, 2) kendala yang dihadapi dalam mengembangkan Kampung Jawi serta solusi yang dilakukan, 3) rintisan program pengembangan Kampung Jawi. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) partisipasi yang dilakukan masyarakat dalam mengembangkan Kampung Jawi dapat dilihat melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil, dan evaluasi. Bentuk partisipasi yang dilakukan berupa pemberian ide, tenaga, harta benda, serta keterampilan yang dimiliki, (2) kendala yang dihadapi dalam mengembangkan Kampung Jawi berupa adanya kecemburuan sosial, dan keterbatasan dana. Solusi yang dilakukan berupa mengadakan kegiatan yang melibatkan seluruh masyarakat serta meminta warga untuk melakukan iuran, (3) rintisan program pengembangan Kampung Jawi sebagai destinasi wisata di Kota Semarang meliputi pengembangan dalam hal ekonomi, fasilitas, dan sumber daya manusia.       
PEMBANGUNAN PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DI PEDESAAN Wijaya, Atika
Forum Ilmu Sosial Vol 36, No 2 (2009): December 2009
Publisher : Faculty of Social Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/fis.v36i2.1356

Abstract

Agriculture becomes major revenues of rural economic in Indonesia. However, more than 50 percent poor people in Indonesia are farmer. In order to increasing rural economic especially to farmer, Indonesian government need to made some stategic plans of agriculture development. Agriculture and rural economic are two things that effects each other. If agriculture production decreasing then rural economic was decreasing too indirectly. In this article, enclose some recommendation to agriculture development in Indonesia. There are agriculture diversifcation, empowerment of farmer itself, developing agriculture technology,  and  new model  of  agriculture  that  is  organic  farming. Main  focus  is  in  deversifcation agriculture so the farmer could get extra incomes from their farming. The most important is the governments should give opportunity and access widely to agriculture sector and farmers.Keywords: Agriculture development, rural economic, farmer’s income
Dampak Pengembangan Objek Wisata Goa Kreo Bagi Kesejahteraan Masyarakat di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang Marsela, Aprilyana Selin; Wijaya, Atika
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 9 No 1 (2020): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengembangan objek wisata Goa Kreo dan menganalisis kesejahteraan masyarakat pelaku usaha yang terkena dampak akibat pengembangan objek wisata Goa Kreo di Dusun Talun Kacang, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif Deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu 1) Pengembangan objek wisata Goa Kreo mengakibatkan perubahan. Perubahan tersebut merupakan dampak dari pengembangan fisik maupun non fisik di kawasan objek wisata Goa Kreo. 2) Pengembangan objek wisata Goa Kreo berdampak pada kesejahteraan masyarakat pelaku usaha di Dusun Talun Kacang, Kelurahan Kandri. Dibidang ekonomi, adanya peralihan mata pencaharian masyarakat sekitar. Akibat dari adanya peralihan mata pencaharian tersebut pendapatan yang diterima masyarakat mengalami kenaikan dibandingkan dengan sebelumya. Dibidang non ekonomi seperti dibidang sosial dan budaya, adanya lokasi wisata membuat masyarakat sekitar untuk berinteraksi dengan wisatawan, hal ini berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat yaitu pola pikir masyarakat berubah menjadi lebih terbuka. Objek wisata Goa Kreo juga mengakibatkan perubahan pada perilaku dan gaya bahasa masyarakat sekitar menjadi berubah dan kecenderungan masyarakat yang berorientasi pada uang.
Perubahan Nilai Kesenian Calung pada Kelompok Pengamen Calung Nada Tanjung Kota Tegal Istiqomah, Itsna Rizqi; Wijaya, Atika
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 9 No 2 (2020): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesenian tradisional kini banyak digunakan sebagai media untuk mencari pendapatan, seperti keberadaan pengamen calung yang kini ada di Kota Tegal. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui (1) alasan dipakainya kesenian calung untuk kegiatan mengamen di Kota Tegal, (2) perubahan nilai ekonomi pada kesenian calung yang digunakan untuk mengamen di Kota Tegal, (3) dampak keberadaan pengamen calung bagi masyarakat Kota Tegal. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) terdapat beberapa alasan dipakainya kesenian calung untuk kegiatan mengamen di Kota Tegal yaitu imitasi pengamen di Yogyakarta, calung sebagai jalan mendapatkan undangan pentas, suara calung mudah dikenali dan calung mudah dipindahkan, 2) adanya kemudahan dalam mengakses informasi menyebabkan adanya perubahan nilai yang ada pada kesenian calung, yaitu adanya perubahan dari kegiatan non-komersial ke kegiatan komersial dan adanya sikap terbuka pengamen calung terhadap perubahan, 3) dampak keberadaan pengamen calung bagi masyarakat Kota Tegal antara lain melanggar Perda No. 9 Tahun 2018 dan mengganggu mayarakat.
Perubahan Minat Pemuda Dalam Usaha Ukiran Di Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara Zulfa, Ichda Zakiyatuz; Wijaya, Atika
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 10 No 1 (2021): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai perubahan minat pemuda dalam usaha ukiran, baik dalam belajar maupun bekerja sebagai pengukir. Pemuda kurang berperan dalam mengembangkan usaha ukiran karena minatnya berubah. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: 1) Mengetahui perubahan minat pemuda dalam usaha ukiran, 2) Mengetahui penyebab terjadinya perubahan minat pemuda dalam usaha ukiran, dan 3) Mengetahui dampak dari perubahan minat terhadap kelangsungan usaha ukiran. Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adala teori pilihan rasional James S Coleman. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa: 1) Bentuk perubahan minat pemuda ialah belajar keterampilan lain, menjalankan usaha sendiri, dan bekerja di luar usaha ukiran. Bentuk perubahan minat ini dilihat dari pekerjaan yang dipilih oleh pemuda. 2) Penyebab terjadinya perubahan minat pemuda disebabkan oleh tiga hal yaitu rendahnya pendapatan pengukir, image pengukir sebagai pekerjaan rendahan, dan tingkat pendidikan pemuda saat ini. 3) Dampak yang diakibatkan dari perubahan minat pemuda terhadap kelangsungan usaha ukiran adalah berkurangnya generasi penerus terhadap usaha ukiran dan usaha ukiran menjadi sepi pesanan. Kurangnya peran pemuda dalam usaha ini juga mengakibatkan usaha ukiran tidak berkembang.
TRADISI BARITAN: Sebuah Upaya Harmonisasi Dengan Alam Pada Masyarakat Dieng Hidayati1, Widi; Sulistiyani2, Novi; Sutrisno3, Wahyu; Wijaya, Atika
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 10 No 1 (2021): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tradisi Baritan merupakan tradisi perayaan Bulan Muharam atau Bulan Sura bagi masyarakat Dieng, khususnya di Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Tradisi ini dilaksanakan setiap tahunnya pada Jumat terakhir (puputan) pad bulan Sura, dengan persyaratan tumbal berupa kambing. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan Tradisi Baritan dan makna yang diberikan oleh masyarakat Dieng Kulon pada tradisi tersebut dalam relasinya dengan alam. Penelitian ini menggunakan metode etnografi yang menggunakan sudut pandang emik yang berusaha memahami pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. Teknik pengumpulan data digunakan dalam penulisan ini adalah wawancara dengan para informan yaitu tokoh masyarakat Dieng, observasi lapangan, dan studi literatur. Hasil penelitian menujukkan bahwa masyarakat melihat Tradisi Baritan sebagai upaya untuk berdamai dengan alam. Tradisi Baritan yang mereka lakukan tidak hanya dimaknai untuk menjaga keamanan lingkungan, tetapi juga untuk menolak bencana. Masyarakat Dieng juga merasa bertanggung jawab tidak hanya untuk lingkungan sekitar, tapi dalam cakupan lebih luas yaitu menjaga nuswantoro atau nusantara (Indonesia).
Peran Bengokcraft dalam Memberdayakan Masyarakat melalui Pemanfaatan Eceng Gondok di Desa Kesongo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Ilmaknun, Ana Luluk; Wijaya, Atika
Solidarity: Journal of Education, Society and Culture Vol 10 No 2 (2021): SOLIDARITY
Publisher : Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas mengenai peran Bengokcraft dalam memberdayakan masyarakat yang dilakukan melalui pemanfaatan eceng gondok di Desa Kesongo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Eceng gondok merupakan potensi yang sangat besar di Desa Kesongo akan tetapi potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui proses pemberdayaan yang dilakukan oleh Bengokcraft pada masyarakat Desa Kesongo dan untuk mengetahui kendala yang dihadapi Bengokcraft dalam memberdayakan masyarakat Desa Kesongo serta cara mengatasinya. Selain itu, untuk mengetahui dampak sosial, ekonomi, dan budaya yang dialami oleh masyarakat Desa Kesongo setelah mengikuti pemberdayaan yang dilakukan oleh Bengokcraft. Penelitian ini menggunakan konsep pemberdayaan dan teori peran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi, wawancara, dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pemberdayaan yang dilakukan Bengokcraft terdiri dari tiga tahap yang meliputi tahap penyadaran dan pembentukan perilaku, tahap transformasi, dan tahap peningkatan intelektual, sedangkan kendala yang dihadapi oleh Bengokcraft dalam memberdayakan masyarakat Desa Kesongo diantaranya adalah partisipasi masyarakat yang menurun, alat yang kurang memadai, serta adanya covid-19.Pemberdayaan yang dilakukan oleh Bengokcraft membawa dampak dalam kehidupan masyarakat Desa Kesongo diantaranya yaitu dampak sosial yang berupa memiliki nilai sosial tinggi, meningkatkan interaksi dan memperluas relasi. Kemudian dampak ekonomi yang berupa mengurangi pengangguran dan menambah penghasilan, serta dampak budaya yang berupa adanya budaya baru yang berkaitan dengan kegiatan perekonomian masyarakat.
BERBAGI PENGETAHUAN TENTANG HERBARIUM: KOLABORASI DOSEN, GURU DAN SISWA DI MA AL-ASROR PATEMON GUNUNGPATI Husain, Fadly; Wicaksono, Harto; Lutfi, Asma; Wijaya, Atika; Prasetyo, Kuncoro Bayu; Wahidah, Baiq Farhatul
Jurnal Puruhita Vol 1 No 1 (2019): February 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/puruhita.v1i1.28652

Abstract

. Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki hutan terluas di dunia menyimpan potensi sumber daya alam hayati sebagai sumber pangan dan obat obatan yang sangat besar. Puluhan ribu jenis tanaman tumbuh di Indonesia. Dari sekian banyak tanaman tersebut hanya sedikit yang dapat dimanfaatkan sebagai obat atau diketuhui memiliki nilai manfaat. Fenomena ini bisa terjadi karena faktor ketidaktahuan masyarakat tentang potensi tumbuhan obat yang ada di sekitarnya. Apalagi ragam tumbuhan obat ini ternyata bukan hanya tumbuhan yang sengaja ditanam sebagai tumbuhan obat, tetapi juga bisa berasal dari tumbuhan rempah-rempah atau bumbu dapur, tumbuhan pagar, tumbuhan buah, tumbuhan sayur dan sebagainya yang dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Ada banyak cara untuk mengenalkan tumbuhan obat serta khasiatnya kepada masyarakat. Cara yang paling sederhana yaitu pembuatan taman obat sebagai media pengenalan manfaat tumbuhan obat. Selain itu adalah diadakannya kegiatan-kegiatan pelatihan dalam pembuatan bahan awetan herbarium di laboratorium sekolah. Meskipun demikian masih banyak juga sekolah yang belum memiliki fasilitas laboratorium yang memadai. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di MA Al Asror Patemon sebagai bagian untuk pengenalan cara pembuatan herbarium sederhana. Pengabdian ini juga sebagai wahana untuk pengenalan kembali tumbuhan obat yang banyak dimanfaatkan masyarakat dalam sistem pengobatan tradisional mereka.