Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

KEEFEKTIFAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE DALAM MENULIS EKSPOSISI DI PERGURUAN TINGGI Yeni Rahmawati; Danang Prasetyo
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Vol 12, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jvip.v12i2.39607

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara keterampilan menulis eksposisi mahasiswa Program Studi S-1 Pariwisata yang diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe Think-Talk-Write dan yang diajar tanpa menggunakan model kooperatif tipe Think-Talk-Write; (2) keefektifan model kooperatif tipe Think-Talk-Write dalam pembelajaran menulis eksposisi mahasiswa Program Studi S-1 Pariwisata. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan desain Randomized Control Group Pretest – Posttest Design. Populasi adalah seluruh mahasiswa Program Studi S-1 semester 2 Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020. Teknik pengambilan sampel adalah cluster random sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan metode nontes berupa penugasan menulis eksposisi. Kemudian, data dianalisis dengan menggunakan uji-T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada perbedaan pada hasil pembelajaran menulis eksposisi mahasiswa yang menggunakan model pembelajaran Think-Talk-Write dan mahasiswa tanpamenggunakan model pembelajaran Think-Talk-Write. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig (2-tailed) di kelas postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang dari 0,050. (2) Model pembelajaran Think-Talk-Write efektif untuk digunakan dalam pembelajaran menulis eksposisi.
Dampak Cyber Bullying Terhadap Kesehatan Mental Remaja Serta Implementasi Nilai-nilai Pancasila Sebagai Upaya Pencegahan Cyber Bullying Christina Denissa; Diah Ayu Pusparini; Sonia Mifta Mulyani; Danang Prasetyo
Empathy : Jurnal Fakultas Psikologi Vol 5, No 1 (2022): Volume 5 No. 1, Juni 2022
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/empathy.v5i1.22610

Abstract

The Impact of Cyber Bullying on Adolescent Mental Health and Implementation of Pancasila Values as an Effort to Prevent Cyber Bullying.The growing developments in information technology that follow the advances of the age certainly affect the lives, habits, and patterns of human behavior especially when surfing social networks are influenced by many factors. This rapid social media development has generated some negative effects, one of the more negative effects being bullying behaviors that are initiated from negative comments and occur continuously that are necessary for social media ethics. The study has been conducted to identify the cyber bullying and the implementation of pancasila values in daily life by using qualitative methods with the study of literature tools that study and discuss cyber bullying among the popular youth, and the completion that can be made against the control of pancasila values. The results of this study suggest that applying pancasila values in daily life is able to establish a more controlled pattern of human behavior by holding a grip on prevailing values and creating a better life according to the values and values in the pancasila article
Penguatan Nilai Karakter Pendidikan Antikorupsi Melalui Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Ricky Santoso Muharam; Sudaryatie Sudaryatie; Danang Prasetyo
Yustitiabelen Vol. 8 No. 1 (2022): Januari, 2022
Publisher : Universitas Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36563/yustitiabelen.v8i1.524

Abstract

Penelitian ini termasuk deskriptif kualitatif dengan menganalisis data dari 328 responden dari tiga perguruan tinggi (PT) di Yogyakarta. Dengan menggali data survey dalam survey/survey menggunakan mixed survey. Data dalam survei ini berasal dari data primer dan data sekunder. Hasil survei ini menjelaskan nilai pendidikan antikorupsi. Kepribadian: Dari 328 siswa yang disurvei yang menganggap nilai kejujuran itu penting, mereka sering melakukannya. Jumlah tanggapan 171 (52,1%), nilai tanggung jawab 162 responden (49,4%), nilai kasih sayang 114 (36,7%), nilai sederhana 98 responden (29,9%), nilai disiplin 75 responden (22,9%), nilai ketekunan 72 responden (22%), 68 responden dengan nilai independen (20,7%). ), Nilai wajar 66 responden (20,1%) dan nilai keberanian 64 responden (19,9%). Nilai-nilai kepribadian tersebut dapat dibagi menjadi tiga aspek: inti, etos kerja, dan sikap yang menghasilkan etika anti korupsi dalam profesionalisme berintegritas.
Penguatan Karakter Bela Negara di Era Revolusi Digital Melalui Pendidikan Kewarganegaraan Hani Subagio; Wahyu Wibowo Eko Yulianto; Danang Prasetyo; Ricky Santoso Muharam
Jurnal Moral Kemasyarakatan Vol 7 No 1 (2022): Volume 7, Nomor 1 - Juni 2022
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jmk.v7i1.6886

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kontribusi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi sebagai sarana penguatan karakter bela negara. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan data primer berasal dari wawancara, dokumentasi, observasi, serta data kuesioner, sedangkan data sekunder dari referensi ilmiah yang diambil dari web, buku, dan jurnal ilmiah. Upaya yang dilakukan dengan cara memanfaatkan media sosial sebagai sarana edukasi masyarakat terkait dengan pemahaman materi pendidikan kewarganegaraan dan memanfaatkan media sosial untuk menggunggah bukti aktualisasi nyata bela negara, sehingga memberikan inspirasi bagi warga negara lainnya. Selain itu mahasiswa mampu menganalisis berdasarkan kasus-kasus yang disajikan bahwa perilaku warganet di sosial media merupakan bagian dari upaya bela negara di era digital. Terbukti 207 responden menjawab bahwa yang dilakukan oleh warganet terhadap berbagai kasus merupakan bagian dari upaya bela negara. Selanjutnya 11 responden menjawab tidak dan 14 responden menjawab ragu-ragu. Hal yang dilakukan warganet di media social dengan memberikan komentar pembelaan apabila terdapat pemberitaan yang merugikan nama baik Indonesia dan dukungan moral.
Pendidikan (Politik) Pancasila di Indonesia: Tinjauan Kritis Fenomenologi Politik Pendidikan Hastangka Hastangka; Danang Prasetyo
Jurnal Civic Education: Media Kajian Pancasila dan Kewarganegaraan Vol 6, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36412/ce.v6i1.3383

Abstract

Fenomena pendidikan politik di Indonesia sejak paska reformasi menarik untuk diteliti. Pendidikan politik sebagai upaya untuk membangun kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara perlu ditinjau ulang dari aspek materi, penyelenggaraan, dan model Pendidikan politik yang diterapkan. Isu yang menjadi perhatian penting terkait Pendidikan politik di Indonesia menyangkut program Pendidikan politik yang diselenggarakan oleh MPR RI dengan nama 4 Pilar MPR RI sebagai program sosialisasi yang dilakukan oleh MPR RI terdiri atas Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Program ini menjadi polemik dan persoalan di masyarakat. Fenomena Pendidikan politik ini berpengaruh pada konsepsi, persepsi, dan cara pandang masyarakat dalam melihat realitas sosial dan politik yang berkembang. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisis dan mendeskripsikan fenomena Pendidikan politik Pancasila yang berkembang sejak paska reformasi terkait pemahaman dan konstruksi 4 Pilar MPR RI dalam wacana Pendidikan Pancasila. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari buku, jurnal ilmiah, opini pada artikel Koran, dan dokumen negara dalam bentuk peraturan perundang undangan. Metode analisis yang digunakan menggunakan analisis fenomenologi politik pendidikan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tipologi dan karakter arah dan orientasi Pendidikan politik Pancasila di Indonesia dalam mengkonstruksikan ide ide politik berbangsa dan bernegara belum sesuai dengan arah dan jalur yang tepat dan sesuai dengan pedoman umum dalam kehidupan bernegara, sehingga penyimpangan dalam penggunaan istilah terjadi sebagaimana kasus penggunaan istilah 4 Pilar MPR RI.
Student Involvement in Community Activities Related to Educational Programs Danang Prasetyo; Yoga Ardian Feriandi; Sukron Mazid
Indonesian Journal Of Educational Research and Review Vol. 4 No. 3: October 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.828 KB) | DOI: 10.23887/ijerr.v4i3.40580

Abstract

The development of the object of study of citizenship education material is not fixed in classrooms carried out in formal schools, but can also be carried out in community activities known as socio-cultural citizenship. This is the purpose of this study by describing the application of civic education in the social sphere, namely the involvement of students from various universities who are members of the Atap Senja Community School. The method used is a case study on student involvement in community activities related to educational programs carried out in the community. The results of this study indicate that the concept of civic civic education can be carried out by involving community civic education that develops in the community, namely the Atap Senja Community School in Yogyakarta. This community consists of students from various universities in Yogyakarta. Activities carried out by providing learning assistance and attention to the development of morality for children who do not receive formal education at school. Funding for activities carried out by this community comes from membership fees or what has been called volunteers. The activities carried out by this community are proof of the participation of young citizens in changing the educational conditions of school dropouts, with various kinds of financial limitations. This can be interpreted as a form of civic engagement with the state, because indirectly these community activities will also affect and improve the conditions of education in Indonesia.
Filosofi Nuwun Sewu sebagai Pedoman Kehidupan dalam Mencegah Tindak Kekerasan Sukron Mazid; Achmad Busrotun Nufus; Danang Prasetyo
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 8 No 4 (2022): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (November)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v8i4.1030

Abstract

The purpose of this study is to explore the role of civilizing nuwun sewu in people's lives, especially the younger generation whose urgency is as an effort to prevent and handle cases of violence in the community. This type of research is descriptive qualitative based on the philosophy of postpositivism, the researcher is the key instrument. Data collection techniques were conducted by interview, documentation, focus group discussion, and observation. The research subjects were determined using a purposive method that was adapted to the research objectives, namely community leaders, humanists, and academics. The results of this study indicate that the culture of nuwun sewu can be carried out in the community, education, social activities, and work need to be practiced so that the nuwun sewu culture becomes a tradition and habit and of course it can be recommended as a formula to prevent acts of violence, this effort is a procedure for attitudes and behavior. small examples of behavior that will have a big impact in daily life, especially to prevent acts of violence. The culture of nuwun sewu needs to be used as a guide and guide, especially the Javanese people in respecting and respecting others.
SERTIFIKASI CHSE (CLEANLINESS, HEALTH, SAFETY, & ENVIRONMENT) TERHADAP OBJEK WISATA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK WISATAWAN Viona Amelia; Danang Prasetyo
Jurnal Manajemen Perhotelan dan Pariwisata Vol. 5 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jmpp.v5i2.49461

Abstract

Hak wisatawan merupakan sebuah nilai mutlak yang harus dipenuhi sebagai bentuk kewajiban pengelola wisata agar kepuasan wisatawan dapat dicapai. Sebagai strategi pemenuhan hak wisatawan tersebut, maka Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencanangkan program sertifikasi CHSE (cleanliness, health, safety, environment sustainability) sebagai bentuk jaminan kesehatan, keamanan, kebersihan serta keberlanjutan lingkungan. Program tersebut didesain agar setiap lini pariwisata memenuhi standar pelayanan yang sesuai dengan kondisi persiapan normalisasi pasca pandemi Covid-19. Maka penelitian studi literatur ini dilakukan untuk memberikan ulasan tentang penelitian-penelitian yang bertema tentang penerapan program sertifikasi CHSE khususnya pada sejumlah objek daya tarik wisata di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur yang bersumber dari artikel-artikel ilmiah yang diperoleh dari mesin pencarian google dan google scholar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada artikel-artikel terkait disebutkan penerapan program sertifikasi CHSE telah dilaksanakan sesuai dengan standar. Adapun pemenuhan aspek kesehatan, kebersihan dan keamanan lingkungan cukup mempengaruhi kepuasan wisatawan selama melakukan kegiatan wisata, namun penerapan program CHSE ini, bukanlah strategi pamungkas untuk mengembalikan kepercayaan dan meningkatkan kepuasan wisatawan. Perlu sinergi dari berbagai sisi, yakni standar protokol kesehatan, pelayanan yang prima, serta daya tarik dan fasilitas wisata yang memadai.
Penguatan karakter kebangsaan civitas akademika melalui filosofi nama perguruan tinggi Sukron Mazid; Dadang Sundawa; Danang Prasetyo
Jurnal Pendidikan Karakter Vol 14, No 1 (2023): April
Publisher : LPPM Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jpka.v14i1.53947

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengungkap filosofi makna nama Tidar sebagai nama perguruan tinggi. Kandungan makna ini dijadikan pedoman dalam membentuk karakter civitas akademika di kampus. Pendekatan penelitian ini deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di Universitas Tidar Magelang dari bulan April sampai Oktober 2022. Subjek penelitian ditentukan dengan cara purposive, yakni sesepuh masyarakat sekitar, mantan Rektor Universitas Tidar, rektor yang menjabat saat penelitian ini dilaksanakan, dan akademisi yang mengetahui tentang filosofi dan makna kata Tidar. Nama ini bukan hanya merujuk pada nama daerah maupun bukit ikonik yang ada di tempat tersesbut, namun ada makna filosofi yang dapat dijadikan rujuakan penguatan karakter kebangsaan. Hasil penelitian ini menemukan adanya makna filosofis dari nama Tidar yang dijadikan sebagai pedoman nilai untuk membentuk karakter civitas akademika di Universitas Tidar. Makna filosofis tersebut adalah: (1) Tangguh, yang mempunyai filosofi makna sulit dikalahkan, kuat, handal, dan tekad; (2) Integratif, yakni jujur, objektif, berani, konsisten dan konsekuen, dan iktikad baik; (3) Dedikatif, yakni pengabdian, dedikasi, daya dukung, dan pengabdian kepada bangsa negara; (4) Aktif yang berarti giat, dinamis, bertenaga, akal yang selalu dikedepankan bukan kekuatan fisik yang mengarah emosional; dan (5) Responsif, yakni sifat cepat merespon, menanggapi, tergugah hati berempati, berusaha mengolah rasa dalam bertindak.This study seeks to reveal the philosophy of the meaning of the name Tidar as the name of a university. The content of this meaning is used as a guide in shaping the character of the academic community on campus. This research approach is descriptive qualitative which was carried out at Tidar University, Magelang from April to October 2022. The research subjects were determined in a purposive manner, namely the elders of the surrounding community, the former Chancellor of Tidar University, the chancellor who served when this research was carried out, and academics who knew about philosophy. and the meaning of the word Tidar, not only referring to the name of the area or the iconic hill in that place. The results of this study found the philosophical meaning of the name Tidar which was used as a value guide to shape the character of the academic community at Tidar University. The philosophical meanings are: (1) Tough, which has a philosophy meaning hard to beat, strong, reliable, and determined; (2) Integrative, namely honest, objective, courageous, consistent and consistent, and in good faith; (3) Dedicative, namely devotion, dedication, power, dedication to the nation and state; (4) Active, which means active, dynamic, powerful, always put forward the mind, not physical strength that leads to emotional; and (5) Responsiveness, namely the nature of being quick to respond, responding, being moved to empathize, trying to cultivate feelings in acting.
Analisis Pedagogi Kritis Dan Asas Kepastian Hukum Atas Surat Edaran Gubernur DIY Nomor 29/SE/V/2021 Tentang Memperdengarkan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya Hani Subagio; Hastangka Hastangka; Danang Prasetyo
Ganaya : Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 6 No 2 (2023)
Publisher : Jayapangus Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37329/ganaya.v6i2.2367

Abstract

This research analyzes the principle of legal certainty on the Circular Letter of Yogyakarta Special Region (DIY) Governor Number 29/SE/V/2021 about playing the Indonesia Raya national anthem. Since the issuance of the letter, there have been polemics about the content of the Circular Letter of DIY Governor which are considered to have the potential to be materially and immaterially detrimental if it is going to be implemented. Other polemics arise about the urgency and the content material substance in the Circular Letter of DIY Governor which are potentially contradicting other laws. Even though the Circular Letter is a product of policy, not a product of law, it is juridically impacting institutions under the policymaker. The method used of this research is the normative law research approach. The primary data are the Circular Letter of DIY Governor Number 29/SE/V/2021, Law Number 24/2009 about the national flag, language, symbol, and anthem. Meanwhile, the secondary data are books and research result that are relevant to the topic. The data analysis is conducted by using positive law content and structural analysis. The result of the research shows that the Circular Letter of DIY governor has content material that has the potential to be inconsistent with the content material of article 59 UU Number 24/2009. In addition, the format of the letter does not meet the prevailing terms. In general, the content material of the Circular Letter of DIY Governor may occur of legal uncertainty in the implementation. In addition, in the perspective of critical pedagogy, forcing a national education together with community activities will lead to resistance and apathy.