Claim Missing Document
Check
Articles

STUDI PENINGKATAN KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN RAYA (STUDI KASUS RUAS JALAN ARTERI KOTA BITUNG) Muslim, Viandany Zulfian; Timboeleng, James A.; Sendow, Theo K.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 2 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelanggaran lalulintas ialah perbuatan yang dilarang oleh undang-undang, seperti tidak memakai helm, tidak menggunakan sabuk pengaman ketika berkendara, dan sebagainya. Dampak pelanggaran lalulintas salah satunya dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalulintas. Kecelakaan lalulintas merupakan suatu peristiwa dimana terjadinya tubrukan/benturan kendaraan bergerak di jalan yang menyebabkan manusia atau hewan terluka bahkan bisa sampai meninggal dunia. Kota Bitung merupakan salah satu kota dengan ruas jalan arteri yang sering dilalui oleh macam-macam kendaraan bermotor baik kendaraan pribadi, angkutan umum maupun kendaraan berat yang dapat mengakibatkan tingkat kerusakan jalan, hal ini tentu saja dapat mengakibatkan terganggunya para pengguna transportasi, selain itu hal ini juga dapat menyebabkan kecelakaan lalulintas. Penyebab kecelakaan lalulintas bisa disebabkan oleh pemakai jalan atau bisa juga disebabkan oleh jalan itu sendiri, oleh karena itu perlu adanya analisa lebih lanjut mengenai analisa kecelakaan di ruas jalan arteri yang ada di kota Bitung.Tujuan penelitian ini untuk mendata kondisi pelanggaran dan kecelakaan lalulintas di ruas jalan arteri kota Bitung, mengidentifikasi penyebab pelanggaran yang paling banyak terjadi, mengidentifikasi kecelakaan lalulintas yang disebabkan oleh faktor manusia, kendaraaan dan lingkungan jalan, merumuskan peningkatan keselamatan jalan bertujuan untuk mencegah atau mengurangi kecelakaan yang terjadi dengan meningkatkan sarana-sarana pencegah kecelakaan.Berdasarkan hasil penelitian ini yang dilakukan pada tahun 2012, pelanggaran lalulintas terbanyak karena tidak memiliki surat-surat seperti SIM dan jumlah kecelakaan terbanyak terjadi karena pengemudi melewati batas kecepatan yang ada. Berdasarkan data Satlantas Polres Bitung serta pendapat masyarakat kota Bitung lokasi rawan kecelakaan terletak pada Jl. Wolter Monginsidi depan PT. SINAR MAS Bitung. Total jumlah korban kecelakaan lalulintas mencapai 811 jiwa dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 104 jiwa, luka berat 302 jiwa serta luka ringan 405 jiwa dengan total jumlah kerugian material sebesar Rp1.278.940.000,00- selama 4 tahun terakhir. Berdasarkan penelitian ini pengaruh terbesar terjadinya kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia yang melanggar batas kecepatan dan mabuk dalam berkendara.Kata Kunci: Pelanggaran, Kecelakaan, Kecepatan Rencana, Kecepatan Lapangan
KAJIAN PERBEDAAN KINERJA CAMPURAN BERASPAL PANAS ANTARA JENIS LAPIS TIPIS ASPAL BETON-LAPIS AUS (HRS-WC) BERGRADASI SENJANG DENGAN YANG BERGRADASI SEMI SENJANG Hermanus, Giavanny; Kaseke, Oscar H.; Jansen, Freddy
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 4 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HRS-Lapis Aus (HRS-WC) digolongkan atas 2 jenis gradasi yaitu yang bergradasi senjang dan semi senjang. Pada dasarnya kedua gradasi agregat dalam campuran HRS-WC ini hampir sama, namun menurut spesifikasi Bina Marga Tahun 2010, HRS bergradasi semi senjang dapat digunakan pada daerah dimana pasir halus yang diperlukan untuk membuat gradasi yang benar-benar senjang tidak tersedia. Untuk HRS-WC yang benar-benar senjang, dengan ketentuan paling sedikit 80% agregat lolos ayakan No.8 (2,36 mm) harus lolos ayakan No.30 (0,600 mm). Campuran HRS-WC gradasi senjang dan semi senjang akan diteliti berdasarkan kriteria Marshall. Akan dibuat jenis campuran bergradasi senjang dan semi senjang dari bahan dasar yang sama, yaitu batu pecah dari desa Lolan Bolaang Mongondow, aspal curah bersetifikat dan pasir halus yang berasal dari pasir pantai desa Ambang Bolaang Mongondow. Penelitian dimulai dengan pemeriksaan mutu agregat dan dilanjutkan sampai pada pengujian Marshall agar mendapatkan kriteria Marshall. Hasil penelitian menunjukkan pada campuran HRS-WC gradasi senjang kadar aspal terbaik 7,4% sedangkan campuran HRS-WC gradasi semi senjang, kadar aspal terbaik 7,2%. Pada masing-masing kadar aspal terbaik dari kedua campuran menunjukkan bahwa campuran HRS-WC gradasi senjang relatif lebih rendah terhadap campuran HRS-WC gradasi semi senjang ditinjau dari Stabilitas yang lebih kecil 1,86%  , Marshall Quotient yang lebih kecil 4,48%  dan VIM lebih kecil dengan selisih 0,10% (dari 5,20% ke 5,10%). Demikian juga campuran HRS-WC gradasi semi senjang relatif lebih rendah terhadap campuran HRS-WC gradasi senjang ditinjau dari Flow yang lebih kecil 2,52%, VMA lebih kecil dengan selisih 0,31%, dan VFB lebih kecil dengan selisih 0,96%. Jika ditinjau dari Stabilitas dan Marshall Quotient, campuran HRS-WC gradasi semi senjang relatif lebih sensitif terhadap perubahan kadar aspal (baik lebih tinggi atau lebih rendah dari kadar aspal terbaik yang diperoleh), dibandingkan dengan campuran HRS-WC gradasi senjang. Juga dapat disimpulkan bahwa antara kedua jenis campuran tersebut, perbedaan kriteria Marshall tidak signifikan (lebih kecil dari 10%). Apabila kemungkinan terjadi fluktuasi kadar aspal di lapangan, maka disarankan untuk memilih campuran HRS-WC gradasi senjang karena jika terjadi perubahan terhadap kadar aspal baik lebih tinggi atau lebih rendah dari kadar aspal terbaik, perubahan yang terjadi pada kriteria Marshall relatif tidak terlalu signifikan. Tetapi jika melihat dari segi kadar aspal terbaik yang diperoleh, maka disarankan memilih campuran HRS-WC gradasi semi senjang karena kadar aspal terbaik yang diperoleh lebih rendah dibandingkan dengan kadar aspal terbaik pada campuran HRS-WC gradasi senjang. Kata Kunci : HRS-WC, Gradasi Agregat, Kriteria Marshall
ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Adam, Octaviani Litwina; Timboeleng, James A.; Jansen, Freddy
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 3, No 2 (2013): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gelombang kejut didefinisikan sebagai gerakan atau perjalanan pada sebuah perubahan kerapatan dan arus lalu lintas. Pada keadaan arus bebas, kendaraan-kendaraan akan melaju dengan kecepatan tertentu. Apabila pada arus tersebut diberikan suatu hambatan, maka akan terjadi pengurangan arus yang dapat melewati lokasi hambatan tersebut. Pengurangan arus ini mengakibatkan kerapatan kendaraan pada daerah sebelum lokasi hambatan menjadi tinggi yang pada akhirnya kecepatan kendaraan turun atau bahkan terjadi antrian. Hambatan pada arus lalu lintas tersebut dapat berupa penutupan sebagian atau seluruh lajur jalan misalnya akibat terjadinya kecelakaan, perbaikan jalan, atau dapat juga terjadi karena adanya lampu lalu lintas.Penelitian dilakukan di Jalan Walanda Maramis Bitung (4 lajur 2 arah tidak terpisah lebih khusus untuk jalur arah Pusat Kota ke Wangurer), dengan menggunakan 3 metode yaitu: Greenshield, Greenberg, dan Underwood, kemudian dipilih model yang terbaik. Hasil analisa menunjukkan bahwa untuk arah Pusat Kota Bitung ke Wangurer didapatkan model Greenshield dengan R2 sebesar = 0,883. Arus maksimum yang didapat dari model greenshield adalah sebesar = 917.751 smp/jam. Dengan menggunakan skenario insiden yang terjadi ketika volume kendaraan sebesar 720 smp/jam mengakibatkan satu lajur dari 2 lajur jalan arah pusat kota ke Wangurer harus ditutup karena terjadi insiden. Dari hasil analisa gelombang kejut, didapatkan total waktu pembukaan jalur dengan waktu kendaraan terakhir memasuki antrian yaitu = 1,935 menit. Total waktu dari pembukaan jalur ke kondisi normal = 2,013 menit, dengan panjang antrian 1,11 km.Kata kunci: gelombang kejut, insiden skenario, metode Greenshield.
KAJIAN PENGARUH AIR TERHADAP KEKUATAN GESER TACK COAT PADA PERKERASAN LENTUR Mentang, Sudenroy; Sompie, Bonny F.; Jansen, Freddy
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 4, No 4 (2014): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini membahas setting time pada variasi komposisi campuran tack coat akibat pengaruh air yang memberikan nilai kuat geser yang maksimum serta bagaimana hubungan antara setting time pengaruh air terhadap kuat geser tack coat pada masing-masing variasi campuran tack coat dan besaran sebaran yang memberikan kekuatan geser maksimum. Material yang digunakan adalah aspal dengan penetrasi 60/70 dan minyak tanah produksi Pertamina. Material campuran aspal AC- WC (Asphalt Cement - Wearing Course) diambil dari base camp PT. Multi Struktur di desa Kema kabupaten Minahasa Utara. Spesifikasi bahan campuran perkerasan lentur menggunakan Job Mix Design PT. Sinar Terang Lestari dengan kadar aspal optimum 6,0%. Pengujian dilakukan di laboratorium uji bahan Politeknik Negeri Manado. Benda uji perkerasan lentur dicetak dalam bentuk briket berukuran diameter 4 inci dengan jenis perkerasan AC - WC (Asphalt Cement - Wearing Course). Benda uji dibuat sebayak 480 buah dibagi dalam dua macam yaitu: benda uji melalui proses aging sebagai lapisan perkerasan lama, dibuat sebanyak 240 buah benda uji. Benda uji melalui proses overlay sebagai lapisan perkerasan baru, dibuat sebanyak 240 buah benda uji. Pengujian menggunakan alat uji geser langsung yang dimodifikasi pada penggerak geser manual menjadi penggerak geser electromotor. Pengujian yang dilakukan berupa pengukuran kuat geser tack coat yang didasarkan pada variasi setting time (15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 135, 150 menit), variasi campuran tack coat (25, 30, 35, 45 pph) serta besaran takaran sebaran tack coat ( 0,25 ; 0,30 ; 0,35 ;  0,45 ltr/m²). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampai dengan batas waktu curing time tertentu, kekuatan geser yang dihasilkan oleh tack coat terhadap lapis beraspal akan meningkat sejalan dengan lamanya curing time, setelah itu kekuatan geser tack coat akan menurun. Pengaruh air hujan pada lapisan tack coat dari bahan pengencer medium curing cutback penetrasi 60/70 didapat setting time terjadi pada 135 menit dimana kekuatan geser yang terjadi akibat pengaruh air hujan masih lebih besar dari tahanan geser minimum (250kg) lapisan tack coat tanpa pengaruh air. Curing time  terhadap kekuatan geser tack coat terbesar terjadi pada variasi tack coat 30 pph dengan kekuatan geser sebesar 375,567kg. Besar sebaran takaran tack coat akibat pengaruh air hujan yang memberikan nilai kekuatan geser terbesar untuk perkerasan lentur dicapai pada variasi tack coat 30 pph pada takaran 0,35 ltr/m2 dengan berat 2,8 gram. Metode pengujian kekuatan geser tack coat dengan alat uji geser langsung pada penelitian ini dapat digunakan untuk pengukuran kekuatan geser tack coat pada perkerasan lentur. Kata kunci: setting time, tack coat, kekuatan geser, aspal AC-WC, bricket, proses aging, overlay, perkerasan curing time, electromotor
ANALISA DAMPAK LALU LINTAS (ANDALALIN) KAWASAN LIPPO PLAZA KAIRAGI MANADO Rantung, Tonaas; Sompie, Bonny F.; Jansen, Freddy
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 5, No 1 (2015): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap perubahan tata guna lahan akan mengakibatkan perubahan dalam suatu sistem transportasi, karena lalu adalah merupakan tarikan / bangkitan akibat stimulasi bangunan yang baru atau akibat perubahan tata guna lahan. Perubahan tata guna lahan yang tidak disertai dengan kajian dampak lalulintas dapat menimbulkan pengaruh terhadap kapasitas jaringan jalan, dimana efek yang dapat terjadi selanjutnya adalah kemacetan. Dengan andalalin maka dapat diperhitungkan berapa besar bangkitan perjalanan baru yang memerlukan rekayasa lalu lintas dan manajemen lalu lintas untuk mengatasi dampaknya. Lippo grub melakukan  pembangunan gedung baru di  bagian kawasan kairagi seperti pembangunan hypermart , pembangunan hotel arya duta , apartemen, sekolah dan lainnya dan kawasan ini disebut Lippo Plaza. Pembangunan ini diperkirakan akan berpengaruh terhadap volume dan sistem pergerakan lalu lintas di beberapa jaringan jalan sekitar Lippo Plaza diantaranya adalah ruas jalan A.A Maramis dan ruas jalan Politeknik. Pembangunan kawasan Lippo Plaza  dilakukan bertahap yaitu tahap pertama pada tahun 2014 dan tahap kedua 2016 .Melatar belakangi potensi tarikan yang terjadi akibat pembangunan maka dilakukan  analisa dampak lalu lintas akibat pembangunan kawasan Lippo Plaza Kairagi.     Kata kunci:  tataguna lahan, tarikan, ANDALALIN
OPTIMASI KAPASITAS LANDAS PACU BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO Jansen, Freddy
TEKNO Vol 8, No 53 (2010): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bandar Udara Sam Ratulangi merupakan salah satu pintu gerbang Sulawesi Utara yang terletak pada 07.32 LU / 124.55 BT dengan elevasi landasan 264 ft atau ± 80,5 m dari permukaan laut, kemiringan/slope 0.15% dan berjarak 10 km dari kota Manado. Pada saat ini Bandar udara Sam Ratulangi masih menggunakan landas pacu tunggal yang merupakan konfigurasi paling sederhana dengan kapasitas 50-100 gerakan perjam pada kondisi VFR sedangkan dalam kondisi IFR kapasitasnya berkisar 50-70 gerakan perjam. Mengingat beberapa waktu ke depan, Sulawesi Utara akan menjadi tuan rumah kegiatan-kegiatan bertaraf internasional sehingga akan meningkat pula jasa penerbangan komersial yang masuk ke daerah kita pada masa yang akan datang. Salah satu penunjang keefektifan suatu Bandar Udara adalah kapasitas landas pacu karena kemacetan dapat terjadi bila permintaan mendekatikapasitas dalam suatu jangka waktu tertentu. Untuk itu kapasitas landas pacu di Bandar Udara Sam Ratulangi perlu dievaluasi, yang meliputi konfigurasi landas pacu, jenis pesawat, komposisi pesawat, exit taxiway, keadaan tersibuk dan frekuensi penerbangan. Pada umumnya metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Untuk datadata arus lalu lintas udara dianalisis menggunakan metode forecasting (ramalan) guna mendapatkan perkiraan lalu lintas udara di masa mendatang yang meliputi arus penumpang, bagasi, barang dan pos paket. Sedangkan untuk perhitungan kapasitas digunakan teori kapasitas FAA yang akan menjadi tolak ukur dalam memprediksikan tahun puncak dan tahun pengembangan.Dari hasil perhitungan, diperoleh kapasitas puncak landas pacu Bandar Udara Sam Ratulangi 122 operasi/jam pada kondisi VFR yang akan terjadi pada tahun 2018 sedangkan Kapasitas praktis landas pacu Bandar Udara Sam Ratulangi didapat 52 operasi/jam pada kondisi IFR, sehingga untuk mengantisipasi keadaan tersebut makaBandar Udara Sam Ratulangi Manado secara khusus Landas Pacu harus dikembangkan pada tahun 2013 dengan melihat beberapa alternatif yaitu diantaranya membuat exit taxiway high speed atau memperpanjang landas pacu yang ada.Kata Kunci: Bandar Udara, Kapasitas Landas Pacu, Optimasi
THE CORRELATIONAL STUDY BETWEEN ORGANIZATION CULTURE, INTERPERSONAL COMMUNICATION, WORK MOTIVATION, AND JOB SATISFACTION OF EMPLOYEE OF FACULTY OF ENGINEERING SAM RATULANGI UNIVERSITY MANADO Jansen, Freddy
TEKNO Vol 8, No 52 (2010): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study investigated the relationship between organization culture, interpersonal communication, workmotivation and job satisfaction of employee. The data was gathered from faculty of engineering Sam RatulangiUniversity with n = 40 selected randomly.Result indicated that there were positive correlation between: (1) Organization Culture and Job Satisfaction,(2) Interpersonal Communication and Job Satisfaction, (3) Work Motivation and Job Satisfaction, (4) OrganizationCulture, Interpersonal Communication, and Work Motivation with job satisfaction of employee.Based on the result of the study, the job satisfaction can be improved through organization culture,interpersonal communication, and work motivation.Keyword: Organization Culture, Interpersonal Communication, Work Motivation, Job Satisfaction of Employee
PENGARUH SUBSTITUSI POZOLAN ALAM TERHADAP SIFAT FISIK DAN KINERJA DALAM CAMPURAN CTB Waleleng, Jermia M. B.; Waani, Joice E.; Jansen, Freddy
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 10, No 2 (2020): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cement Treated Base (CTB) merupakan lapis fondasi perkerasan jalan yang distabilisasi dengan semen. Pada saat ini perkembangan (CTB) di Indonesia semakin pesat dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mengatasi pengaruh daya dukung lapis perkerasan jalan. Dengan semakin banyaknya aplikasi CTB dalam pelaksaan lapis fondasi pekerjaan jalan, membuat penggunaan Semen semakin besar, hal ini berdampak pada bertambahnya biaya dan permintaan akan semen meningkat. Bertambahnya produksi semen dapat berpengaruh pada peningkatan polusi, karena untuk memproduksi satu ton semen dibutuhkan proses pemanasan lebih dari 8000 C, sehingga polusi yang tercipta cukup besar. Pozolan alam yang banyak tersedia dapat menjadi solusi untuk mengurangi penggunaan semen pada pekerjaan lapis pondasi perkerasan jalan, sekaligus diharapkan memperbaiki kinerja CTB. Proses subsitusi Pozolan dilakukan bertahap mulai dari 0%, 10%, 20% dan 30% dari berat semen. Dilanjutkan dengan pembuatan benda uji kemudian dilakukan pengujian dan pengamatan dari masing masing komposisi campuran. Pozolan yang digunakan diambil secara acak di Desa Koka, sedangkan material LPA diambil dari tambang batu Kakaskasen dan untuk semen menggunakan merek Tiga Roda. Perlakuan material, benda uji dan peralatan penelitian mengacuh pada Standar Nasional Indonesia.Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar nilai subsitusi pozolan terhadap semen akan berbanding lurus dengan pengurangan nilai kuat tekan dan nilai kuat tarik, nilai subsitusi paling besar yang bisa di aplikasikan adalah 20% berdasarkan SNI-8141-2015, yakni 45-55 kg/cm2. Nilai kuat tekan pada masing masing komposisi subsitusi akan meningkat seiring bertambahnya durasi perawatan, sedangkan penambahan nilai kuat tekan paling besar terjadi pada periode 14 sampai 21 hari dengan rata–rata peningkatan 19,54%. Peningkatan kuat tekan terlihat lebih signifikan pada komposisi campuran dengan subsitusi pozolan 10% sampai 30% berkisar antara 11,96% sampai 27,17%, sedangkan untuk campuran tanpa subsitusi Pozolan hanya berkisar 2,71% sampai 12,98%.Dapat disimpulkan bahwa Pozolan tidak sepenuhnya dapat menggantikan fungsi semen, jumlah maksimum subsitusi pozolan terhadap semen maksimum 20 % dari jumlah penggunaan semen. Masih harus dilakukan penelitian lanjutan guna mendapatkan material lain yang dicampurkan pada pozolan agar jumlah subsitusi pozolan dalam campuran CTB bisa lebih besar, sehingga mengurangi jumlah penggunaan semen. Pengurangan jumlah penggunaan semen secara langsung dapat mengurangi polusi, yang diakibatkan oleh proses produksi semen. Kata kunci: substitusi, Pozolan Alam, sifat fisik, campuran, CTB, semen, polusi 
PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA WASIOR DI KABUPATEN TELUK WONDAMA PROPINSI PAPUA BARAT Pongsipulung, Irwanto L.; Jansen, Freddy; Rumayar, Audie L. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 12 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Teluk Wondama merupakan Kabupaten yang dahulunya di mekarkan dari Kabupaten Manokwari dan saat ini sedang giat-giatnya membenahi dan meningkatkan sarana infrastruktur yang ada terutama di ibukota Wasior. Bandar udara Wasior saat ini tergolong sebagai bandara perintis dengan jenis pesawat yang beroperasi Cessna Caravan 208A sehingga dianggap perlu untuk ditingkatkan kemampuan pelayanannya agar dapat memenuhi permintaan masyarakat serta ikut menunjang pertumbuhan dan perkembangan daerah. Dalam merencanakan pengembangan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus lalu lintas di masa yang akan datang. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah penumpang, bagasi dan cargo menggunakan analisa regresi dapat diramalkan arus lalu lintas dimasa yang akan datang sehingga pengembangan bandar udara diaggap perlu dilakukan atau tidak. Berdasarkan data-data primer yang diperoleh dari bandara seperti data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, keadaan Topografi dan data existing bandara digunakan sebagai acuan dalam merencanakan pengembangan bandar udara. Untuk pengembangan bandar udara Wasior yang akan direncanakan adalah Runway, Taxiway, Apron, Terminal penumpang, Gudang dan Parkir kendaraan. Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar Internasional Civil Aviation organization (ICAO) dengan pesawat rencana ATR 42-200 maka dibutuhkan panjang landasan 1.735 meter lebar 45 meter dan jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 175 meter lebar total taxiway 25 meter dengan tebal perkerasan lentur 60 Cm, luas apron 177 × 59 = 6.903 m2, tebal perkerasan rigid pada apron Metode Federal Aviation Administration (FAA) = 19 Cm sedangkan dengan metode Portland Cemen Asosiation (PCA) = 18 Cm, luas terminal penumpang 2504 m2, luas gudang 41 m2 dan luas pelataran parkir 425 m2. Kata kunci: Kabupaten Teluk Wondama, Pengembangan Bandar Udara, Runway, Taxiway, Apron.
ANALISA PERSIMPANGAN TIDAK BERSINYAL MENGGUNAKAN PROGRAM aaSIDRA (STUDI KASUS PERSIMPANGAN JALAN 14 FEBRUARI – JALAN TOLOLIU SUPIT – JALAN BABE PALAR, KOTA MANADO) Badar, Praycilia Inri; Sendow, Theo K.; Jansen, Freddy; Manoppo, Mecky R. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 7 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persimpangan Jl.14 Februari – Jl.Tololiu Supit – Jl.Babe Palar Kota Manado adalah persimpangan tidak bersinyal yang merupakan jalur lalu lintas sibuk. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya kendaraan yang melintasi persimpangan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menganalisa kinerja simpang dengan menggunakan program aaSIDRA dan membandingkannya dengan metode MKJI 1997. Dari hasil analisis dengan menggunakan program aaSIDRA menunjukan nilai derajat kejenuhan DS = 0,652-1,326; kapasitas total = 1738 kend/jam-3104 kend/jam; panjang antrian = 11 m-360 m; kontrol tundaan =14 detik- 101,9 detik; dan LOS B - LOS F. Dari hasil analisis menggunakan program aaSIDRA juga menunjukkan terjadinya penurunan nilai derajat kejenuhan dan nilai kontrol tundaan yang mempengaruhi tingkat pelayanan menjadi semakin baik. Sedangkan pada MKJI 1997 nilai derajat kejenuhan sudah melewati nilai yang disarankan MKJI 1997 untuk simpang tidak bersinyal yaitu DS = 0,85 dan untuk MKJI 1997 tanpa adanya sepeda motor arus lalu lintas tidak melewati jenuh. Kata kunci: Persimpangan tidak bersinyal, aaSIDRA, derajat kejenuhan, kontrol tundaan, tingkat pelayanan
Co-Authors Adelina A. R. Runtuwene, Adelina A. R. Ahmad Yani Abas Apriana, Feriska Audie L. E. Rumajar Audie L. E. Rumayar Badi, Chamelia Bonny F. Sompie Brigitha Raco, Brigitha Bryan Barsel Tulungen, Bryan Barsel Elisabeth Lintong Eman, Peter A. F. C. Woran, F. C. Fabian J. Manoppo Giavanny Hermanus, Giavanny Glendy Lansart, Glendy Irwanto L. Pongsipulung, Irwanto L. Irwinsyah Marsudi Gorahe, Irwinsyah Marsudi James A Timboeleng James A Timboeleng, James A James A. Timboeleng Jefferson Londong Jefferson Londong, Jefferson Jimmy Regel Joice E. Waani Julia Astuti Djumati Kafiar, Rima Pauline Karangan, Beltsazar Eloansen Kawengian, Erlangga Lalamentik, Lucia G. J. Lambertus J. Undap Lendy Arthur Kolinug Lesawengan, Vicky F. Lewi Anatasia Sinaga Lexie F. Kereh Lintong Elisabeth Lintong, Elisabeth M. Lintong, Elisabeth Mieke M. J. Paransa Manoppo, Mecky Mantouw, Evelin Sintia Maria Estela Laoli Mecky R. E. Manoppo Muhammad Chaiddir Hajia Nasaruddin, Nurrizka Natalia Diane Kasenda Octaviani Litwina Adam Oktovian B. A. Sompie Oleng, Adechrystie P. Oscar H. Kaseke Pangalila, Wiranda Maria Pingkan Petracia Politon, Ronald R. M. W. Pomantow, Schwarz Y. Praycilia Inri Badar Priskila Gedoa Tamila Recky Pasila, Recky Ririn Gamran, Ririn Rizky Mamangkey Robert J. M. Mandagi Roi Y. A. Sumangkut Ronald Agus Jembise Royke Limpong, Royke Rumpesak, Norio H Rusdianto Horman Lalenoh, Rusdianto Horman Sandri Linna Sengkey Semuel Y. R. Rompis, Semuel Y. R. Servie O. Dapas Soraya Hais Abdillah Steenie E. Wallah Steve Ch. N. Palenewen Sudenroy Mentang Suryanto Bawataa, Suryanto Tambajong, Brenda E. Tambengi, Angelica L. D. Taula, Aprilian Dora Theo K Sendow Theo K Sendow, Theo K Theo K. Sendow Tompodung, Gabriella Trifianny Tonaas Rantung, Tonaas Tumbelaka, Hanna Viandany Zulfian Muslim Waleleng, Jermia M. B. Wuwung, Victorie Harly Yauri, Ricky