Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA Artini, N. P. J.; Muderawan, Wayan; karyasa, I Wayan
Jurnal Pendidikan IPA Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Pendidikan IPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap kecerdasan emosional siswa dalam pembelajaran sains. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan non equivalent pretest-posttest control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 6 Negara dengan jumlah sampel 124 siswa yang dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kecerdasan emosional adalah tes pilihan ganda free content. Data yang diperoleh berupa g-skor ternormalisasi. Analisis dilakukan dengan menggunakan ANAVA satu jalur. Berdasarkan hasil analisis, terjadi peningkatan nilai rerata dari setiap aspek kecerdasan emosional pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen cukup signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol. Berdasarkan analisis data, diperoleh F hitung adalah 1491,278. Angka F hitung lebih besar dari Ftabel (3,89) pada taraf signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan  bahwa, terdapat perbedaan kecerdasan emosional antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran konvensional.   Kata kunci: pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran konvensional, dan kecerdasan emosional   Abstract This study aimed to investigate the effect of project-based learning model for emotional intelligence of students in science learning. This research was a quasi-experimental design with pretest-posttest non-equivalent control group design. The research population was a student of class VII in SMP Negeri 6 Negara with a sample of 124 students were divided into experimental and control groups. The instrument used to determine the emotional intelligence is a multiple choice test free content. The data obtained in the form g-score normalized. Analyses were performed using ANOVA one-way. Based on the analysis, an increase in the average value of each aspect of emotional intelligence in the experimental class and the control class. Increase in the average value of the experimental class is quite significant compared to the control class. Based on the analysis of the data, obtained F calculated is 1491.278. Figures F calculated is greater than F table (3.89) at the 0.05 significance level so that it can be concluded that, there is a difference between the emotional intelligence of students learning with project-based learning model and conventional learning models.   Keywords: project-based learning, conventional learning, and emotional intelligence
ANALISIS STANDAR LABORATORIUM KIMIA DAN EFEKTIVITASNYA TERHADAP CAPAIAN KOMPETENSI ADAPTIF DI SMK NEGERI 2 NEGARA ., Luh Sami Asih; Muderawan, Wayan; karyasa, I Wayan
Jurnal Pendidikan IPA Vol 3, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Pendidikan IPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan menganalisis daya dukung fasilitas laboratorium, intensitas penggunaan laboratorium, use factor alat dan bahan serta efektivitas penjabaran standar laboratorium kimia terhadap capaian kompetensi adaptif di SMK Negeri 2 Negara.Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto.Daya dukung fasilitas laboratorium yang sesuai standar meliputi jenis ruang dan fasilitas umum 53% (kategori kurang),jumlah alat 45% (kategori kurang),dan jumlah bahan kimia 48% (kategori kurang).Intensitas penggunaan laboratorium pada tahun ajaran 2012/2013 pada kelas X adalah 33,3% (kategori sangat rendah), kelas XI adalah 100% (kategori sangat tinggi), dan kelas XII adalah 59,3% (kategori cukup). Use factor alat adalah 58% (kategori cukup) dan bahan 75,3% (kategori tinggi). Pengelolaan laboratorium kurang optimal.Hasil penjabaran standar laboratorium kimia di SMK Negeri 2 Negara efektif dalam mencapai kompetensi adaptif kimia. Jika alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum tersedia dan atau tergantikan, rerata nilai siswa sebesar 80,3 (melampaui KKM). Kata Kunci: Standar laboratorium, efektivitas, dan kompetensi adaptif   Abstract This research was aimed to analyze facilitycarrying capacity, intensity of using laboratory, use factor equipment and chemical, laboratory management, and effectiveness chemistry laboratory standard to adaptive competence achievement.in SMK Negeri 2 Negara. This research was ex-post facto. Laboratory carrying capacitythat appropriate laboratory standard include rooms and common facility is 53% (less category),equipmentsis 45% (less category), andchemical is48% (less category).Intencity using laboratoryin 2012/2013 study yearinclass X is 33.3% (less category), class XIis 100% (very high category), and class XIIis59.3% (enough category). Equipment use factor is 58% (enough category) andchemical is 75.3% (high category). Laboratory management less optimal.The result ofsubsections of laboratory standard in SMK Negeri 2 Negara is effective to adaptive competence achievement. If equipment and chemical needed are available and or substituted, the average of student test comprehension score is 80.3 (higher than KKM).   Keywords: laboratory standard, effectiveness, andadaptive competence
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA DAN SIKAP ILMIAH SISWA ., I DEWA GEDE ANOM; ., Dr. I Nyoman Tika,M.Si; ., Dr. rer.nat. I Wayan Karyasa,S.Pd,M.Sc
Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Pendidikan IPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif Group Investigation terhadap hasil belajar kimia dan sikap ilmiah siswa. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 112 siswa yang langsung dijadikan sampel penelitian. Rancangan penelitian ini adalah post test only kontrol group design. Data hasil belajar kimia siswa dikumpulkan dengan tes hasil objektif dan data sikap ilmiah siswa dikumpulkan dengan kuesioner. Data dianalisis menggunakan MANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) secara simultan, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif Group Investigation dengan pembelajaran konvensional, 2) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kimia antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif group investigation dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional, 3) terdapat perbedaan yang signifikan sikap ilmiah antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran kooperatif Group Investigation dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Kata Kunci : Group investigation, hasil belajar, sikap ilmiah This study aims to determine the effect of the cooperative group investigation learning model to the chemistry learning outcomes and scientific attitude of students. The population of this research were 112 students and directly into the research samples. This research is a post test only control group design. The data of chemistry learning outcomes collected by objective tests and while scientific attitude was collected by questionnaire. The data were analyzed using MANOVA. The results showed that: 1) simultaneously, the are a significant differences chemistry learning outcomes and scientific attitude of students between following the group investigation cooperative learning model with conventional model, 2) there are a significant differences chemistry learning outcomes betwen students’ following group investigation cooperative learning models with conventional model, 3) there are a significant differences scientific attitude of students betwen students’ following group investigation cooperative learning models with conventional model. keyword : group investigation, chemistry learning outcomes, scientific attitude
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Pemahaman Konsep Kimia ditinjau dari Motivasi Berprestasi ., I MADE KARTAMA; ., Dr. rer.nat. I Wayan Karyasa,S.Pd,M.Sc; ., Dr. I Wayan Muderawan,MS.
Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Pendidikan IPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) perbedaan pemahaman konsep kimia antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan model pembelajaran konvensional; (2) adanya interaksi antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi siswa terhadap pemahaman konsep kimia; (3) perbedaan pemahaman konsep kimia antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan model pembelajaran konvensional pada kelompok siswa dengan motivasi berprestasi tinggi; (4) perbedaan pemahaman konsep kimia antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan model pembelajaran konvensional pada kelompok siswa dengan motivasi berprestasi rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan pemahaman konsep kimia antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan model pembelajaran konvensional F=90,524;(p
KONTRIBUSI TES KEMAMPUAN AKADEMIK, INTELIGENSI, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA SMA NEGERI 1 BANGLI ., EKA SUJANA; ., Prof. Dr. I Made Candiasa,MI.Kom; ., Dr. rer.nat. I Wayan Karyasa,S.Pd,M.Sc
Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Pendidikan IPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi tes kemampuan akademik, inteligensi, dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar Kimia pada SMA Negeri 1 Bangli. Penelitian ini adalah penelitian ex-post facto, dengan sampel sebanyak 182 siswa. Sampel diambil dengan teknik random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan analisis jalur pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) kontribusi kemampuan akademik terhadap motivasi berprestasi sebesar 6,8 %, 2) kontribusi intelegensi terhadap motivasi berprestasi sebesar 27,6%, 3) kontribusi kemampuan akademik terhadap hasil belajar kimia sebesar 1,7%, 4) kontribusi intelegensi terhadap hasil belajar kimia sebesar 5,8%, 5) kontribusi motivasi berprestasi terhadap hasil belajar kimia sebesar 33,9%. Dari tiga variabel yang digunakan sebagai prediktor hasil belajar, diketahui variabel motivasi sebagai variabel terkuat yang mengkontribusi hasil belajar siswa dibanding dua variabel lain yaitu kemampuan akademik dan inteligensi. Motivasi Berprestasi siswa perlu mendapat perhatian yang serius. Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat mengakomodasikan motivasi berprestasi siswa sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.Kata Kunci : kemampuan akademik, intelegensi, motivasi, hasil belajar kimia. This study aims to determine the contribution of the academic ability, intelligence, achieve-ment motivation toward chemistry learning outcomes at SMAN 1 Bangli. This study is an ex-post facto, with 182 student samples. Samples were taken with a random sampling technique. Data were analyzed using path analysis at a significance level of 5 %. The results showed that: 1) the contribution academic ability toward achievement motivation of 6,8%, 2) the contribution intelligence toward achievement motivation of 27,6%, 3) the contribution academic ability toward chemistry learning outcomes of 1,7%, 4) the contribution intelligence toward chemistry learning outcomes of 5,8%, 5) the contribution achievement motivation toward chemistry learning outcomes of 33,9%. Of the three variables used as predictors of learning outcomes, motivation variable is known as the strongest variables that contribute to student learning outcomes than the two other variables, namely academic ability and intelligence. Achievement motivation students need serious attention. Teacher as facilitator should be able to accommodate students achievement motivation so as to achieve maximum learning results.keyword : academic ability, intelligence, motivation, chemistry learning outcomes.
PENGARUH MODEL SELF REGULATED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA SMA ., NI NYOMAN WIDIYANINGSIH; ., Dr. rer.nat. I Wayan Karyasa,S.Pd,M.Sc; ., Drs. I Nyoman Suardana,M.Si
Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Pendidikan IPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan kecerdasan emosional antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model self regulated learning dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan rancangan posttest only control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri di Kecamatan Banjar yang berjumlah 159 siswa. Sampel penelitian berjumlah 130 siswa yang dibagi menjadi 2 kelas kelompok eksperimen dan 2 kelas kelompok kontrol yang diambil dengan teknik cluster sampling. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah dan kecerdasan emosional. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan MANOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah dan kecerdasan emosional antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model self regulated learning dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung, 2) terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model self regulated learning dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung, 3) terdapat perbedaan yang signifikan antara kecerdasan emosional antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model self regulated learning dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung.Kata Kunci : kecerdasan emosional, pemecahan masalah, model self regulated learning This research was aimed describe the differences of problem-solving ability and emotional intelligence between group of students who studied with self-regulated learning model and direct learning model. This quasi-experimental research used a post-test only control group design. The 11th grade science students SMA Negeri at Banjar district which 159 students were used as the research population. The samples consisted of 130 students were divided into two classes for experiment group and two classes for control group taken by cluster sampling. Two main variables in this research were problem-solving ability and emotional intelligence. The data were analyzed by using descriptive statistics and a one-way MANOVA at the significant level of 5 %. The results of this research showed that: 1) there are significant differences problem-solving ability and emotional intelligence between group of students who studied with self-regulated learning model and direct learning model, 2) there is significant differences problem-solving ability intelligence between group of students who studied with self-regulated learning model and direct learning model, 3) there is significant differences emotional intelligence between group of students who studied with self-regulated learning model and direct learning model.keyword : emotional intelligence, problem solving, self-regulated learning model,
PENGARUH MODEL SELF REGULATED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA SMA ., NI NYOMAN WIDIYANINGSIH; ., Dr. rer.nat. I Wayan Karyasa,S.Pd,M.Sc; ., Drs. I Nyoman Suardana,M.Si
Jurnal Pendidikan IPA Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Jurnal Pendidikan IPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan kecerdasan emosional antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model self regulated learning dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan rancangan posttest only control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri di Kecamatan Banjar yang berjumlah 159 siswa. Sampel penelitian berjumlah 130 siswa yang dibagi menjadi 2 kelas kelompok eksperimen dan 2 kelas kelompok kontrol yang diambil dengan teknik cluster sampling. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah dan kecerdasan emosional. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan MANOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah dan kecerdasan emosional antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model self regulated learning dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung, 2) terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model self regulated learning dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung, 3) terdapat perbedaan yang signifikan antara kecerdasan emosional antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model self regulated learning dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung.Kata Kunci : kecerdasan emosional, pemecahan masalah, model self regulated learning This research was aimed describe the differences of problem-solving ability and emotional intelligence between group of students who studied with self-regulated learning model and direct learning model. This quasi-experimental research used a post-test only control group design. The 11th grade science students SMA Negeri at Banjar district which 159 students were used as the research population. The samples consisted of 130 students were divided into two classes for experiment group and two classes for control group taken by cluster sampling. Two main variables in this research were problem-solving ability and emotional intelligence. The data were analyzed by using descriptive statistics and a one-way MANOVA at the significant level of 5 %. The results of this research showed that: 1) there are significant differences problem-solving ability and emotional intelligence between group of students who studied with self-regulated learning model and direct learning model, 2) there is significant differences problem-solving ability intelligence between group of students who studied with self-regulated learning model and direct learning model, 3) there is significant differences emotional intelligence between group of students who studied with self-regulated learning model and direct learning model.keyword : emotional intelligence, problem solving, self-regulated learning model,
KOMPARASI PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN KINERJA ILMIAH SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING ., NI KADEK SRI MULYANI; ., DR. RER. NAT I WAYAN KARYASA, S.Pd.,M.Sc; ., DRS. I NYOMAN SUARDANA, M.Si.
Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 1 (2015):
Publisher : Jurnal Pendidikan IPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan: (1) peningkatan keterampilan berpikir kritis dan kinerja ilmiah antara siswa yang dibelajarkan dengan model project based learning (PjBL) dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, (2) peningkatan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang dibelajarkan dengan model PjBL dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, (3) peningkatan kinerja ilmiah antara siswa yang dibelajarkan dengan model PjBL dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Populasi penelitian eksperimen semu berdesain pretest-posttest non-equivalent control group design ini adalah siswa kelas X SMAN 2 Bangli tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 148 orang dan terbagi menjadi lima rombongan belajar. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik simple random sampling terhadap kelas yang sudah disetarakan. Sampel yang terpilih adalah siswa kelas XA dan XD sebagai kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan model PjBL dan siswa kelas XB dan XC sebagai kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Data dikumpulkan dengan tes keterampilan berpikir kritis dan tes kinerja ilmiah. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial menggunakan multivariate analysis of variance (MANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) keterampilan berpikir kritis dan kinerja ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model PjBL lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing; (2) keterampilan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan model PjBL lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing; (3) kinerja ilmiah siswa yang dibelajarkan dengan model PjBL lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing.Kata Kunci : Project based learning, inkuiri terbimbing, keterampilan berpikir kritis, kinerja ilmiah This research was aimed to describe and analyze the differences of: (1) improvement of critical thinking skill and scientific performance between students taught by project based learning (PjBL) model and those taught by using guided inquiry one, (2) improvement of critical thinking skill between students taught by PjBL model and those taught by using guided inquiry one, (3) improvement of scientific performance between students taught by PjBL model and those taught by using guided inquiry one. The population in this experimental quasi research with this pretest-posttest non-equivalent control group design is the tenth grade students in SMAN 2 Bangli in academic year 2014/2015. There are 148 students which divided into five classes. The sample was determined by simple random sampling, then the XA and XD classes became experimental group which were treated by PjBL model and XB and XC classes become the control group which were treated by guided inquiry one. The data was collected by critical thinking skill and scientific performance tests, which then analyzed by inferential and descriptive statistics using multivariate analysis of variance (MANOVA). The research discovers: (1) students’ critical thinking skill and scientific performance taught by PjBL model is higher than those taught by using guided inquiry one; (2) students’ critical thinking skill taught by PjBL model is higher than those taught by using guided inquiry one; (3) students’ scientific performance taught by PjBL model is higher than those taught by using guided inquiry one. keyword : project based learning, guided inquiry, critical thinking skill, scientific performance
KOMPARASI PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KIMIA DAN KETERAMPILAN BERFIKIR KRITIS SISWA ANTARA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING ., NI NYOMAN RUSMINIATI; ., DR. RER. NAT I WAYAN KARYASA, S.Pd.,M.Sc; ., DRS. I NYOMAN SUARDANA, M.Si.
Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 1 (2015):
Publisher : Jurnal Pendidikan IPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) perbedaan peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran PjBL dan DL, 2) perbedaan peningkatan pemahaman konsep kimia antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan PjBL dan DL, 3) perbedaan peningkatan keterampilan berfikir kritis siswa antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan PjBL dan DL. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Susut tahun pelajaran 2014/2015. Rancangan penelitian ini menggunakan pretest-postest non equivalent control group design dengan populasi siswa kelas X yang berjumlah 144 yang terdistribusi dalam 4 kelas. Pemilihan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Dari 4 kelas yang sudah setara akan dirandom untuk menentukan 2 kelas sebagai sampel penelitian, yakni 1 kelas akan memeproleh pembelajaran Model PjBL dan 1 kelas lagi akan memperoleh pembelajaran Model DL. Data dikumpulkan dengan tes pemahaman konsep kimia dan tes keterampilan berfikir kritis. Data dianalisis dengan statistic deskriptif dan inferensial menggunakan multivariate analysis of variance (MANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep dan berfikir kritis siswa yang signifikan antara yang dibelajarkan dengan model pembelajaran PjBL dan DL (Fhitung= 8.991), 2) terdapat perbedaan peningkatan pemahaman konsep kimia yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan PjBL dan DL (Fhitung= 7.262 ), 3) terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berfikir kritis siswa yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan PjBL dan DL (Fhitung=16.603). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman konsep dan berfikir ktitis siswa dengan model PjBL relative lebih tinggi dibandingkan dengan model DLKata Kunci : Project based learning (PjBL), discovery learning(DL), pemahaman konsep kimia, keterampilan berpikir kritis This research aims at analyzing: (1) the difference in improvement of concept understanding and critical thinking skill between students which were taught by PjBL and those taught by using DL, (2) the difference in improvement of chemical concept understanding between students which were taught by PjBL and those taught by using DL, (3) the difference in improvement of critical thinking skill between students which were taught by PjBL and those taught by using DL. This study was conducted in SMA Negeri 1 Susut in academic year 2014/2015. The research design is pretest-postest non equivalent control group design and the population is 144 tenth grade students which distributed into 4 classes by using simple random sampling technique, then 2 classes would be randomly selected as sample of this research; 1 class were treated by PjBL learning model and 1 other class were treated by DL learning model. Data were collected by chemical concept understanding and critical thinking skill tests, which then analyzed by inferential and descriptive statistics using multivariate analysis of variance (MANOVA). The research discovers: 1) there is significant differences in improvement of concept understanding and critical thinking skill between students who were taught by PjBL and DL (Fcount = 8.991), 2) there is significant differences in improvement of chemical concept understanding between students who were taught by PjBL and DL (Fcount = 7.262), 3) there is significant differences in improvement of critical thinking skill between students who were taught by PjBL and DL (Fcount = 16.603). The result of this study shows that the improvement of concept understanding and critical thinking skill treated by using PjBL is higher than DL modelkeyword : project based learning (PjBL), discovery learning (DL), chemical concept understanding, critical thinking skill
KOMPARASI LITERASI SAINS ANTARA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY) DINTINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SMP ., I NYOMAN BAGIARTA; ., DR. RER. NAT I WAYAN KARYASA, S.Pd.,M.Sc; ., DRS. I NYOMAN SUARDANA, M.Si.
Jurnal Pendidikan IPA Vol 5, No 1 (2015):
Publisher : Jurnal Pendidikan IPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan komparasi literasi sains antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) ditinjau dari motivasi berprestasi siswa SMP. Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Banjarangkan semester 2 tahun pelajaran 2014/2015, dengan rancangan The Posttest-Only Control Group Design dan faktorial 2x2 sebagai desain penelitiannya. Kelas yang digunakan sebagai sampel ditentukan dengan tehnik Cluster Sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe GI (group investigation) yang dikenakan pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing yang dikenakan pada kelompok kontrol. Motivasi berprestasi berperan sebagai moderator, yang dipilah menjadi dua tingkatan, yaitu motivasi berprestasi tinggi dan rendah. Sebagai variabel terikat adalah literasi sains siswa. Data motivasi berprestasi siswa dikumpulkan dengan kuisioner motivasi berprestasi dan data literasi sains siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes literasi sains. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan analisis Varians (ANAVA) dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: (1) terdapat perbedaan signifikan literasi sains antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe GI dan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing, (2) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap literasi sains, (3) tidak terdapat perbedaan yang signifikan literasi sains antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe GI dan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing pada siswa yang memilliki motivasi berprestasi tinggi, (4) terdapat perbedaan yang signifikan literasi sains antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe GI dan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri terbimbing pada siswa yang memilliki motivasi berprestasi rendah. Berdasarkan temuan hasil penelitian, disimpulkan bahwa model pembelajaran dan motivasi berprestasi mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap literasi sains. Selanjutnya disarankan kepada guru IPA sebelum merancang model pembelajaran agar motivasi berprestasi tinggi menggunakan model pembelajaran tipe GI atau Inkuiri Terbimbing sedangkan siswa yang mempunyai motivasi berprestasi rendah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GIKata Kunci : Model Pembelajaran, Motivasi Berprestasi, dan Literasi Sains This study aims to determine the comparative advantages of scientific literacy among students that learned by cooperative learning model GI (Group Investigation) and Guided Inquiry learning model (Guided Inquiry) in terms of achievement motivation junior high school students. This experimental study was conducted in SMP Negeri 2 Banjarangkan second semester of the academic year 2014/2015, using The Posttest-Only Control Group Design and as a 2x2 factorial design study. Classes are used as the sample is determined by cluster sampling technique. The independent variable in this study is a cooperative learning model GI (Group Investigation) imposed in the experimental group and Guided Inquiry learning model imposed in the control group. Achievement motivation role as moderator, which divided into two levels: high and low achievement motivation. As the dependent variable is the science literacy of students. Data collected by student achievement motivation achievement motivation questionnaire and data collected by the scientific literacy of students using science literacy test. The data collected were analyzed by analysis of variance (ANOVA) and two lanes. The results showed as follows: (1) there is a significant difference in scientific literacy among groups of students who take the GI cooperative learning model and a group of students who take the guided inquiry learning model, (2) there is an interaction between the model of learning and achievement motivation toward science literacy, ( 3) there is no significant difference in scientific literacy among the group of students who follow the GI cooperative learning model and the group of students who take the guided inquiry learning model student who has a high achievement motivation, (4) there is a significant difference in scientific literacy among the group of students who take GI cooperative learning model and a group of students who take the guided inquiry learning model student who has a low achievement motivation. Based on the research findings, it was concluded that the model of learning and achievement motivation have considerable influence on science literacy. Furthermore, it is suggested to science teacher before designing a learning model that uses high achievement motivation learning model GI type or Guided Inquiry whereas students with low achievement motivation using cooperative learning model type GIkeyword : Model of Learning, Achievement Motivation, and Science Literacy