Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

Beguru: Menggali Prinsip-Prinsip Penyiapan Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Kearifan Lokal Sasak Lalu Sumardi; Dwi Wahyudiati
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol 7, No 6: JUNI 2022
Publisher : Graduate School of Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/jptpp.v7i6.15276

Abstract

Abstract: The purpose of this research is to explore the principles of beguru in preparing educational facilities and infrastructure. This study used a naturalistic approach with ethnograpi types. Data collection was done using ethnographic interview techniques. To maintain the validity of the data, triangulation of data sources and time is carried out. The collected data was analyzed using an interactive model which consists of three stages, namely; data condensation, data display, and conclusion. Based on the analysis technique found 3 principles of beguru in the preparation of educational facilities and infrastructure, namely; principles of comfort and tranquility, principles of availability and readiness, and principles of conformity to the needs.Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi prinsip-prinsip beguru dalam menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan naturalistic dengan jenis etnograpi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara etnografi. Uji validitas data dilakukan dengan triangulasi sumber data dan waktu. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan model interaktif yang terdiri dari tiga tahap, yaitu; kondensasi data, display data, dan penarikan simpulan. Berdasarkan teknik analisis tersebut ditemukan tiga prinsip beguru dalam penyiapan sarana dan prasarana, yaitu; prinsip kenyamanan dan ketenangan, prinsip ketersediaan dan kesiapan, dan prinsip kesesuaian dengan kebutuhan.
PERGESERAN NILAI GOTONG ROYONG PADA TRADISI PERKAWINAN MASYARAKAT DOMPU (Studi Kasus Di Dusun Fo'o Mpongi) Dian Anggraeni; Dahlan Dahlan; Lalu Sumardi
Jurnal Pendidikan Sosial Keberagaman Vol. 8 No. 2 (2021): JURNAL PENDIDIKAN SOSIAL KEBERAGAMAN
Publisher : Jurusan P. IPS, FKIP, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.336 KB) | DOI: 10.29303/juridiksiam.v8i2.250

Abstract

ABSTRAK Tradisi gotong royong telah menjadi salah satu unsur budaya bagi masyarakat Dompu salah satunya adalah tradisi perkawinan. Masyarakat Dompu mengenal perkawinan dengan istilah (NIKA RA NEKU) dimana di dalamnya terdapat 8 (delapan) tahapan seperti Panati, Ngge'e Nuru, Wa'a Co'i, Mbolo Weki, Teka Ra Ne'e, Kapanca, Akad Nikah, dan Boho Oi Ndeu. Pergeseran nilai gotong royong tersebut terjadi karena adanya perubahan sosial seperti berkembanganya teknologi industri dan informasi serta tingkat kesibukan masyarakat yang tinggi sehingga dalam proses gotong royong tidak lagi menggunakan tenaga (non-material), tetapi digantikan oleh uang yang bersifat (material). Penelitian ini bertujuan 1) Untuk mengetahui pola pergeseran nilai gotong royong pada tradisi perkawinan masyarakat Dompu di Dusun Fo’o Mpongi. 2) Untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran nilai gotong royong pada tradisi perkawinan masyarakat Dompu di Dusun Fo’o Mpongi. Metode penelitian yang digunakan yaitu diskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data antara lain: Observasi, Interview/Wawancara dan Dokumen. Lokasi penelitian di Dusun Fo'o Mpongi, Desa Bara, Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa 1.) Pola pergeseran nilai pada tradisi perkawinan di Dusun Fo’o Mpongi mengalami pergeseran baik secara perlahan maupun secara permanen. 2.) Faktor yang menyebabkan terjadinya pergeseran nilai gotong royong pada tradisi perkawinan masyarakat Dompu di Dusun Fo’o Mpongi yaitu: a. Modernisasi dan Globalisasi, b. Kelas Ekonomi. c. Sikap Individualisme. Perlu adanya kesadaran masyarakat (Dusun Fo’o Mpongi) serta peran aktif pemerintah dalam menjaga tradisi gotong royong pada tradisi perkawinan yang telah menjadi budaya turun temurun dari perkembangan zaman dan teknologi.
Penerapan Kebijakan Sistem Zonasi serta Dampaknya terhadap Kesetaraan Hak Memperoleh Pendidikan Ira Madiana; Bagdawansyah Alqadri; Lalu Sumardi; Mohamad Mustari
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 2c (2022): Juni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i2c.633

Abstract

Penerapan kebijakan sistem zonasi menimbulkan permasalahan pada masyarakat. Pada umumnya masyarakat menginginkan sekolah berkualitas bagi anak-anaknya. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan asas pemerataan pendidikan dan dapat memberikan hak untuk semua kalangan. Kebijakan sistem zonasi ini jangka waktu yang panjang maka tidak ada lagi yang namanya sekolah favorit dan non favotit, karena bagi masyarakat Faktor utama dalam memilih sekolah ialah tingkat kefavoritan. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penererapan sistem zonasi di SMA Negeri 1 P, SMA Negeri 2 P, SMA Negeri 1 K. Sistem Zonasi masih mengikuti aturan permendikbud Nomor 1 Tahun 2021 memprioritaskan jarak tempat tinggal terdekat ke sekolah, afirmasi, prestasi, dan perpindahan domisili orang tua, namun jika jarak tempat tinggal calon peserta didik dengan sekolah sama, maka seleksi pemenuhan kuota atau daya tampung terakhir menggunakan jalur afirmasi. Seharusnya kriteria kedua yang lebih relevan setelah jarak adalah prestasi siswa. Kriteria prestasi ini akan lebih bagus karena lebih menguntungkan sekolah. Dengan adanya sistem zonasi siswa lebih besar kemungkinannya untuk masuk SMA Negeri, kemudian dampak negatif dari sistem zonasi pembelajaran dikelas kurang efektif dan dampak postifnya yaitu zonasi tidak lagi memandang setatus sosial.
Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Minat Melanjutkan Studi Anak Pada Masyarakat Nelayan di Desa Seruni Mumbul Kabupaten Lombok Timur Asmiati Asmiati; Lalu Sumardi; M. Ismail; Bagdawansyah Alqadri
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 2c (2022): Juni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i2c.645

Abstract

Pendidikan merupakan hak fundamental setiap orang yang wajib dipenuhi sebagaimana amanat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alinea ke-empat bahwa tujuan Negara Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga dapat memberikan akses pendidikan yang sama bagi setiap warga negara agar terbentuknya sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi ilmu pengetahuan dan keterampilan. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja faktor penyebab rendahnya minat melanjutkan studi anak pada masyarakat nelayan di Desa Seruni Mumbul dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah desa untuk mengatasi rendahnya minat melanjutkan studi anak pada masyarakat nelayan di Desa Seruni Mumbul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara tidak struktur dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab rendahnya minat melanjutkan studi anak pada masyarakat nelayan di Desa Seruni mumbul yaitu: (1) Faktor internal yang meliputi: a. rendahnya motivasi dan minat anak untuk bersekolah, b. ketidakmampuan anak mengikuti pelajaran; (2) Faktor eksternal yang meliputi: a. Kondisi sosial ekonomi: tingkat pendidikan orangtua, pekerjaan dan pendapatan orangtua, dan keterlibatan anak dalam pekerjaan; b. Lingkungan sekolah; c. Kondisi sosial budaya: lingkungan tempat tinggal, pernikahan muda. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Desa Seruni Mumbul untuk mengatasi rendahnya minat melanjutkan studi anak pada masyarakat nelayan berupa upaya pencegahan anak putus sekolah dan upaya pengelolaan anak yang sudah putus sekolah, meski demikian belum memberikan hasil yang maksimal.
PENYIMPANGAN MORAL SISWA: STUDI KASUS DI SMPN 2 KEDIRI, LOMBOK BARAT Baik Halimatussakdiah; Lalu Sumardi; Muhammad Zubair
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 6 Nomor 1 Edisi Juni 2022
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v6i1.3413

Abstract

The purpose of this study was to identify the factors that cause students' moral deviations and to know the role of schools and parents in overcoming students' moral deviations. The research uses a naturalistic approach with a case study type. The informants of this study were parents, teachers, chief of school, and students of SMPN 2 Kediri. Data was collected using observation, interview, and documentation techniques. Data analysis was carried out using the interactive model proposed by Miles, Huberman, and Saldana with three steps, namely: data reduction, data presentation, and drawing conclusions. This study found three factors that cause students' moral deviation, namely: 1) family factors; consisting of parents' education and family economic conditions; 2) social environmental factors; consists of the community environment where they live and playmates. Regarding the role of schools and families in overcoming students' moral deviations, it was found that schools have a major role in preventing and overcoming students' moral deviations. Meanwhile, the family is the opposite.
Civic Culture dalam Budaya Beguru pada Masyarakat Sasak Igha Fattiyani Rodiatun; Lalu Sumardi; Sawaludin Sawaludin; Muh. Zubair
MANAZHIM Vol 4 No 2 (2022): AGUSTUS
Publisher : Manajemen Pendidikan Islam STIT Palapa Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36088/manazhim.v4i2.1891

Abstract

The Sasak tribe has various cultures, one of which is the Beguru culture. Beguru culture is an education system based on local wisdom that practices the way of learning for the Sasak people. This study aims to determine the Beguru process, the values contained in the Beguru culture as Civic Culture and the community's efforts to maintain the existence of Beguru culture. This study uses a qualitative approach with the type of ethnographic research. Data collection techniques using interview and observation techniques. The results of this study indicate that there are five stages in the Beguru culture including: 1) The Giving Seserahan (andang-andang) stage, 2) The Ijab Kabul Stage, 3) the ascetic and bathing stage, 4) the Report and Practice Exam Stage, and the last 5) Gratitude Stage (Roah Rasul). There are three values contained in the Beguru culture as a civic culture, namely: 1) Religious Values, 2) Courtesy Values and 3) Educational Values. And there are two efforts made by the community in maintaining the existence of Beguru culture, namely: 1) Introducing Beguru culture to their children and grandchildren and 2) Implementing Beguru culture continuously.
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN DARING MATA PELAJARAN PPKN KELAS XI DI SMA NEGERI 1 GERUNG Khopipah Khopipah; Bagdawansyah Alqadri; Lalu Sumardi; Muhammad Mustari
JURNAL PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Volume 6 Nomor 2 Edisi Desember 2022
Publisher : IKIP PGRI PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31571/pkn.v6i2.4413

Abstract

Akibat penyebaran virus covid-19 semua sekolah dari tingkat sekolah dasar hingga menengah atas harus melaksanakan pembelajaran dari rumah secara daring. Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatp muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan enigma pembelajaran daring mata pelajaran PPKn. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian ex-post facto. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif dari Miles Huberman. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat problematika pembelajaran daring mata pelajaran PPKn antaranya: 1) kurangnya interaksi guru dengan siswa, 2) kurangnya fasilitas yang mendukung, 3) keterbatasan kuota internet, 3) Sinyal yang kurang stabil.
IMPLEMENTASI PROGRAM KERJA ZERO WASTE TERHADAP SIKAP CINTA LINGKUNGAN MAHASISWA Imam Tanthowi; Lalu Sumardi; Sawaludin Sawaludin; Muh. Zubair
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 2 No. 1: September 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jcijurnalcakrawalailmiah.v2i1.3515

Abstract

Cinta lingkungan merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki oleh mahasiswa karena masalah lingkungan hidup belakangan ini menghadapi masalah yang cukup kompleks dan dilematis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program kerja zero waste pada Kementrian Lingkungan Hidup BEM Unram, untuk mengetahui dampak dari implementasi program kerja zero waste terhadap sikap cinta lingkungan mahasiswa pada Kementrian Lingkungan Hidup BEM Unram, serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat dari implementasi program kerja zero waste pada Kementrian Lingkungan Hidup BEM Unram. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus. Teknik penelitian yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data menurut Milles dan Huberman yang dimana terdiri dari tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Implementasi dari program kerja zero waste memiliki dampak positif terhadap sikap cinta lingkungan mahasiswa Universitas Mataram seperti menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan bebas dari sampah, selain itu mahasiswa Universitas Mataram sudah mulai terbiasa dalam penggunaan tumbler untuk membawa minum sendiri dan tidak membeli kemasan plastik. Faktor pendukung terlaksananya program kerja zero waste adalah ketepatan sasaran dari program kerja ini, sedangkan faktor penghambat terlaksananya program kerja zero waste ini adalah kurangnya penyebaran informasi kegiatan yang dilakukan oleh internal BEM Universitas mataram.
Intaegrasi Nilai-nilai Antikorupsi dalam Pelaksanaan pembelajaran PPKn di SMP Negeri 8 Mataram Lalu Habib; Rispawati Rispawati; Bagdawansyah Alqadri; Lalu Sumardi
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3b (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3b.836

Abstract

Mengintegrasi nilai-nilai antikorupsi dalam pembelajaran PPKn guna menumbuhkan karakter kejujuran dan tanggung jawab kepada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) untuk mengetahui model pengintegrasian nilai-nilai antikorupsi dalam pembelajaran PPKn di SMPN 8 Mataran; 2) untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan integrasi nilai-nilai antikorupsi dalam pembelajaran PPKn di SMPN 8 Mataram. Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Subjek dalam penelitian ini yaitu guru yang mengajar mata pelajaran PPKn kelas VII. Informan dalam penelitian ini yaitu wakil kepala sekolah bagian kurikulum dan siswa kelas VII karena siswa yang merasakan pembelajaran dari guru tersebut. Teknik pengumpulan data yang dikenakan yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian mempelihatkan bahwa: 1) model integrasi nilai-nilai antikorupsi dalam pembelajaran PPKn di SMPN 8 Mataram sudah berjalan dengan baik mengenakan model pembelajaran saintifik berupa Discovery Learning, PBL dan PJBL. Hal ini dapat dibuktikan dari segi tahapan pembelajaran yakni perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran sudah mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi; 2) pelaksanaan integrasi nilai-nilai antikorupsi dalam pembelajaran PPKn di SMPN 8 Mataram ini masih kurang berjalan maksimal karena masih belum dilakukan pada semua tahapan pembelajaran, melainkan hanya dilakukan pada bagian kegiatan pendahuluan dan kegiatan penutup pembelajaran saja. Dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan untuk mengintegrasikan nilai-nilai antikorupsi ini yaitu Model Discovery Learning, PBL, dan PJBL yang kemudian pelaksanaannya hanya pada kegiatan pendahuluan dan kegiatan penutup pembelajaran saja.
Dampak Gerakan Literasi Sekolah Terhadap Karakter Mandiri Siswa: Studi di SMPN 15 Mataram Andriyazmi Urfaupratiwi; Dahlan Dahlan; Lalu Sumardi; M. Zubair
Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan Vol. 7 No. 3c (2022): September
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jipp.v7i3c.897

Abstract

Literasi merupakan salah satu program sekolah yang dijadikan sebagai pembiasaan kepada peserta didik dan seluruh warga sekolah. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dampak implementasi program gerakan literasi sekolah dalam membentuk karakter mandiri siswa di SMPN 15 Mataram, Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa gerakan literasi sekolah dilaksanakan dalam dua kategori, yaitu literasi baca tulis dan literasi digital. Selain itu terdapat kegiatan untuk mengembangkan karakter mandiri siswa dalam gerakan literasi sekolah seperti; memahami buku bacaan secara mandiri, penguatan karakter mandiri, melakukan tugas mandiri, memahami informasi secara mandiri, keterampilan menulis karya ilmiah secara mandiri. Dari temuan peneliti dapat disimpulkan bahwa gerakan literasi sekolah baik untuk mengembangkan karakter mandiri siswa.