Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Pengembangan E-Modul Kimia Berbasis STEM Dengan Pendekatan Etnosains Eris Nurhayati; Yayuk Andayani; Aliefman Hakim
Chemistry Education Practice Vol. 4 No. 2 (2021): Edisi Khusus Penelitian Pengembangan dalam rangka ulang tahun CEP yang ke 4
Publisher : FKIP University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/cep.v4i2.2768

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan e-modul kimia berbasis STEM dengan pendekatan etnosains yang valid dan praktis. Penelitian ini mengacu pada model 4D dari Thiagarajan, S. Semmel & Semmel yang dimodifikasi menjadi tiga tahap yaitu define, design, dan develop. Modul kimia dilakukan ujicoba kevalidan dan kepraktisan sebelum digunakan dalam pembelajaran kimia. Validasi dilakukan oleh tiga tim ahli dan disesuaikan dengan tabel penskoran, sedangkan uji kepraktisan menggunakan angket respon peserta didik dengan menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-modul kimia berbasis STEM dengan pendekatan etnosains dalam kategori layak dan praktis digunakan dalam pembelajaran dengan perolehan skor berturut-turut sebesar 87% dan 86,2%.
Ethnomedicinal Study of Jamu Pa’i piri by the Mbojo Tribe in Dompu District Annisa Nurrahman; Nisa Isneni Hanifa; Yayuk Andayani
Jurnal Biologi Tropis Vol. 22 No. 4 (2022): October - December
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v22i4.4244

Abstract

Pa’i piri herbs comes from the Mbojo tribe and is made from a bitter ingredient and is believed to have various benefits. This study aims to determine the use of ethnomedicine and the importance of a plant in the herbal medicine pa’i piri in the Dompu District. Sando lo’i and herbal medicine producers were informants obtained through snowball sampling and structured interviews were conducted. The data was collected in the form of components, composition, method of manufacture, method of use, dosage, frequency of use, duration of use, and the efficacy of herbal medicine pa’i piri. Information is analyzed qualitatively and quantitatively. Quantitative analysis uses Use Value (UV), Index of Cultural Significance (ICS), and Fidelity Level (FL). The results showed that there were 36 species used by 25 informants for the manufacture of herbal medicine pa’i piri. Pa’i piri herbal medicine can be efficacious for 23 indications obtained from research. The highest UV values ​​were Syzygium aromaticum, Zingiber officinale, and Curcuma longa Linn. with a value of 6.46 and the lowest is Allium ascalonicum L. with a value of 0.5. The highest ICS value was Allium sativum 'Solo garlic' with a value of 660 and the lowest ICS value was Spondias pinnata with a value of 4.5. FL values ​​range from 4 to 100%. Based on the results of the analysis, plants with high values ​​are plants that are often used in the manufacture of herbal medicine pa’i piri.
Penetapan kadar vitamin C pada daun kelor (Moringa oleifera L.) dan bayam hijau (Amaranthus gangeticus L.) dengan metode spektrofotometri UV-Vis Siti Maryam Indriyati; Yayuk Andayani; Anggit Listyacahyani Sunarwidhi
Sasambo Journal of Pharmacy Vol. 4 No. 1 (2023): April
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/sjp.v4i1.190

Abstract

Vitamin C is a compound that cannot be formed by the body itself. Vitamin C is needed to regulate metabolic processes and normal body functions. Lack of vitamin C can cause a decrease in the immune system. During a pandemic, vitamin C is needed to improve the immune system to prevent and fight disease infections. The pandemic has caused an increase in the need and price of vitamin C supplements in the market. Fulfilling the body’s vitamin C needs can use alternatives such as Moringa leaves and green spinach. This study aims to determine the levels of vitamin C in Moringa leaves and green spinach with variations in temperature and concentration. Analysis of vitamin C was carried out using UV-Vis spectrophotometry at a wavelength of 516 nm. The results of the determination of vitamin C levels in Moringa leaves and green spinach obtained the highest levels of 24,9948% and 19,0205%, and the lowest levels of 2,2456% and 1,8710%. The results of the ANOVA test showed that there was a significant difference in the levels of vitamin C obtained at the given temperature and concentration variations.
ISOLASI SENYAWA CAPSAICIN PADA BUAH CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L) DAN UJI ANTIBAKTERI PADA Salmonella thypi Sri Rahmawati; Yayuk Andayani; Aliefman Hakim; Hardani
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram Vol. 6 No. 2 (2020): JURNAL PENELITIAN DAN KAJIAN ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA MA
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.954 KB) | DOI: 10.33651/jpkik.v6i2.140

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa capcaisin pada buah cabai rawit serta untuk mengetahui aktifita antibakteri. Dari hasil penelitian telah berhasil dilakukan isolasi senyawa capcaisin dari buah cabai rawit (Capsicum fruktescens L) di diperoleh randemen sebesar 23,31%, dengan menggunakan pelarut aseton sebnayak 500 ml dengan menggunakan metode ektraksi secara maserasi. Analisis gugus fungsi dengan menggunakan FT-IR Dari hasil analisi spektrofotometer inframerah (IR) menunjukkan pita serapan pada daerah bilangan gelombang 3453,2 cm-1 memberikan putunjuk adanya Gugus –OH stretching dengan intensitas serapan menengah dan bentuk pita yang melebar. Kemudian Pita yang muncul pada daerah gelombang 2956,6 cm-1 merupakan gugus –NH streaching, dugaan ini didukung dengan adanya serapan yang muncul pada daerah 1467 cm-1 gelombang yang merupakan bangkokan NH bending (scissoring), munculnya pita serapan yang tajam pada daerah 1498,9 cm-1 dan 1467 cm-1 menunjukkan adanya gugus C=C aromatik dan menunjukkan bahwa Kristal hasil pemurnian tersebut merupakan suatu amida sekunder karena menyerap didaerah dekat 1500 cm-1. Pita serapan yang muncul pada daerah bilangan gelombang 2920,1 cm-1 dan 2850,1 cm-1merupakan gugus –CH stretching dari CH3 dan CH2. Sementara regangan C=O karbonil muncul pada daerah bilangan gelombang 1718,0 cm-1 sedangkan pita serapan yang muncul pada daerah bilangan gelombang 1250,2 cm-1 merupakan vibrasi regangan asimetrik C-O dari system C-O-C atau O-CH3. Berdasarkan hasil Infra red (IR) diduga bahwa isolate merupakan suatu senyawa capcaisin dengan adanya gugus –OH, -NH, -CH2, -CH3, C=C, C=O dan O-CH3. Senyawa capcaisin hasil isolasi efektif sebagai antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi pada kosentrasi 100% dengan rerata diameter zona hambat sebesar 11,6 %.