Claim Missing Document
Check
Articles

Found 49 Documents
Search
Journal : Jurnal Matematika UNAND

PENERAPAN ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN BERBASIS WEB PADA UJI JONCKHEERE-TERPSTRA ALEX MARDIANA; NARWEN NARWEN; YUDIANTRI ASDI
Jurnal Matematika UNAND Vol 8, No 4 (2019)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.8.4.9-12.2019

Abstract

UNAND ON DATA adalah program kerja yang paling diutamakan dari Kementerian Riset dan Pengembangan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Andalas. Untuk membantu pelaksanaan program kerja tersebut akan dibuat aplikasi uji-uji statistik. Sebagai langkah awal untuk membuat aplikasi tersebut maka penulis akan membuat prototype-nya dengan membuat algoritma dan bahasa program berbasis WEB untuk uji statistik nonparametrik Jonckheere-Terpstra.Kata Kunci: Pemrograman WEB, Jonckheere, Terpstra
PELABELAN TOTAL (a; d)-SISI ANTIAJAIB PADA GRAF PETERSEN P(n; 2), UNTUK n GANJIL, n 3 Arif Rahman; Narwen M.Si; Dr. Ahmad Iqbal Baqi
Jurnal Matematika UNAND Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.1.1.1-4.2012

Abstract

Misalkan G = (V;E) adalah graf sederhana dengan himpunantitik V dan himpunan sisi E. Pelabelan total (a; d)-sisi antiajaib padagraf G adalah pemetaan injektif dari gabungan himpunan titik dan him-punan sisi ke himpunan bilangan asli berurutan yang dimulai dari 1.Pada pelabelan didenisikan jumlah label sisi dan label dua titik yangmenempel pada sisi disebut sebagai bobot sisi. Apabila bobot dari se-mua sisi membentuk barisan aritmatika dengan suku awal a dan beda d,maka pelabelan tersebut merupakan pelabelan total (a; d)-sisi antiajaib.Pada tugas akhir ini dikaji tentang pelabelan total (a; d)-sisi antiajaibpada graf Petersen P(n; 2) dengan n ganjil (n 3). Fokus pengkajiandiutamakan pada pembentukan pola pelabelan total (a; d)-sisi antiajaibpada Graf Petersen P(n; 2) dengan n ganjil (n 3).
PELABELAN TOTAL SISI AJAIB SUPER PADA GRAF TERHUBUNG 3-REGULER ADE NGESTU SULISTIO; LYRA YULIANTI; NARWEN NARWEN
Jurnal Matematika UNAND Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.10.1.38-45.2021

Abstract

. Suatu pelabelan total sisi ajaib pada graf G dengan p titik dan q sisi adalah suatu fungsi bijektif f : V (G) ∪ E(G) → {1, 2, 3, · · · , p + q} sedemikian sehingga f(u) + f(v) + f(uv) = k, untuk setiap uv ∈ E(G) dengan k konstanta bilangan bulat positif. Suatu pelabelan total dikatakan sebagai pelabelan super jika f : V (G) → {1, 2, 3, · · · , p}. Pada penulisan ini dikaji tentang pelabelan total sisi ajaib super pada graf terhubung 3-reguler.Kata Kunci: Pelabelan graf, graf reguler, pelabelan sisi ajaib super
DIMENSI METRIK PADA GRAF Rn(q; r)m Rendy Aditya Pratama; Narwen Narwen; Des Welyyanti
Jurnal Matematika UNAND Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.8.1.260-267.2019

Abstract

The metric dimension of a connected graph G is the cardinality of minimum resolving set in graph G. In this research, how to find the metric dimension of Rn(q; r)m graph. Rn(q; r)m graph is constructing by subdivision operation on Lobster graph Ln(q; r). We obtain the metric dimension of Rn(1; 1)m graph for n > 2 is 2, the metric dimension of Rn(q; 1)m for n ≥ 2, q ≥ 2 is n(q − 1) and the metric dimension Rn(q; r)m graph for n ≥ 2, q ≥ 1 and r ≥ 2 is nq(r − 1).Kata Kunci: graf Rn(q; r)m , dimensi metrik, himpunan pemisah
DIMENSI METRIK GRAF KINCIR POLA K1 + mK4 Rifqi Riyandho; Narwen Narwen; Efendi Efendi
Jurnal Matematika UNAND Vol 7, No 3 (2018)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.7.3.149-153.2018

Abstract

Dimensi metrik pada suatu graf G dapat dinotasikan dengan dim(G), dimana dimensi metrik adalah kardinalitas minimum dari semua kardinalitas dari semua himpunan pemisah pada G. Misalkan G = (V, E) adalah graf dengan himpunan titik V (G) dan himpunan sisi E(G). Jika subhimpunan terurut pada W ⊆ V (G) dengan W = {w1, w2, · · · , wk}, dan v ∈ V (G) sehingga diperoleh representasi dari titik v terhadap W yang didefinisikan sebagai pasangan-k terurut (d(v, w1), d(v, w2), · · · , d(v, wk)) dan dinotasikan dengan r(v|W). Jika untuk setiap dua titik yang berbeda u, v ∈ V (G) berlaku r(u|W) 6= r(v|W), maka W disebut himpunan pembeda dari V (G). Himpunan pembeda W dengan kardinalitas minimum disebut dengan himpunan pembeda minimum. Pada artikel ini penulis tertarik untuk membahas untuk menentukan dimensi metrik dari graf kincir dengan pola K1 + mK4.Kata Kunci: Representasi, Dimensi Metrik, Graf Kincir
INTEGRASI NUMERIK DENGAN METODE KUADRATUR GAUSS-LEGENDRE MENGGUNAKAN PENDEKATAN INTERPOLASI HERMITE DAN POLINOMIAL LEGENDRE Aulia Radesa; Narwen .; Bukti Ginting
Jurnal Matematika UNAND Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.5.1.148-153.2016

Abstract

Abstrak. Integrasi Numerik merupakan metode aproksimasi untuk memperoleh nilaiintegral suatu fungsi secara numerik. Metode ini digunakan pada fungsi-fungsi yangdiintegralkan secara analitik agak sulit. Salah satu metode aproksimasi integral menggunakanMetode Kuadratur Gauss-Legendre, karena metode ini memiliki error yang kecildan perumusan yang sederhana. Untuk mendapatkan perumusan tersebut diperlukanfungsi pembobot dengan pendekatan Interpolasi Hermite. Interpolasi Hermite membentukpolinomial yang berderajat 2n1 dan titik yang digunakan sebanyak n titik, dimanasetiap titik-titik tersebut merupakan pembuat nol pada polinomial Legendre (p(x) = 0)dan terletak pada interval [1; 1].
Solusi Persamaan Diferensial Linier Koefisien Konstan dengan Metode Pembagi Beda Helcy Yuhanna; Efendi Efendi; Narwen Narwen
Jurnal Matematika UNAND Vol 4, No 4 (2015)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.4.4.1-9.2015

Abstract

Persamaan diferensial linier merupakan salah satu bentuk model matematika. Untuk mencari solusi persamaan diferensial linier terdapat berbagai metode. Dalam tugas akhir ini, metode yang dibahas untuk mencari solusi persamaan diferensial linier koefisien konstan adalah metode fungsional pembagi beda.Kata Kunci: Persamaan diferensial linier, koefisien konstan, fungsional pembagi beda
RAINBOW CONNECTION NUMBER DAN STRONG RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA GRAF TANGGA SEGITIGA YANG DIPERUMUM Shelli Fitrianda; Lyra Yulianti; Narwen .
Jurnal Matematika UNAND Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.7.1.125-135.2018

Abstract

Abstrak. Misalkan G adalah graf terhubung tak trivial dengan pewarnaan c : E(G) !f1; 2; ; kg, k 2 N, untuk sisi dari G, dimana sisi yang bertetangga boleh diberi warnayang sama. Misal terdapat titik u dan v di G, sebuah lintasan P di G adalah rainbow pathjika tidak ada dua sisi dari titik u dan v di P memiliki warna yang sama. Graf G adalahrainbow connected dengan pewarnaan c jika G memiliki rainbow path untuk setiap duatitik u; v 2 V (G). Rainbow connection number dari graf terhubung dinotasikan denganrc(G), didenisikan sebagai banyaknya warna minimum yang diperlukan untuk membuatgraf G bersifat rainbow connected.Untuk dua titik u dan v dari G, sebuah rainbow geodesic (u; v) di G adalah rainbowpath (u; v) dengan panjang d(u; v) dimana d(u; v) adalah jarak diantara u dan v (panjangpath (u; v) terpendek di G). Graf G adalah strongly rainbow connected jika G memilikisebuah rainbow geodesic (u; v) untuk setiap dua titik u dan v di G. Minimum k yangterdapat pada pewarnaan c : E(G) ! f1; 2; ; kg dari sisi G sedemikian sehinggaG strongly rainbow connected dinamakan strong rainbow connection number, src(G).Pada tulisan ini akan dibahas rainbow connection number dan strong rainbow connectionnumber pada graf tangga segitiga yang diperumum Tr4.Kata Kunci: Rainbow connection number, Strong rainbow connection number, graftangga segitiga yang diperumum
GRAF GARIS (LINE GRAPH) DARI GRAF SIKLUS, GRAF LENGKAP DAN GRAF BINTANG Imelda Roza; Narwen .; Zulakmal .
Jurnal Matematika UNAND Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.3.2.1-4.2014

Abstract

Graf G adalah himpunan pasangan (V(G), E(G)) dengan V(G) adalah himpunan tidak kosong dan berhingga dari elemen-elemen yang disebut titik (vertex) danE(G) adalah himpunan (mungkin kosong) dari pasangan tak terurut dari titik-titik yangberbeda V(G) dan disebut sisi (edge). Graf garis (Line Graph) adalah graf denganV(L(G)) = E(G), dimana untuk setiap a, b ∈ E(G) maka a terhubung (adjacent) terhadap b di L(G) jika dan hanya jika a dan b adjacent di G. Pada penelitian ini akandibahas line graph dari graf siklus (Cn), graf lengkap (Kn) dan graf bintang (Sn), dengann ≥ 3.
Bilangan Kromatik Lokasi untuk Graf Pn ᴏ Km dengan n ≥ 1 dan m ≥ 1 Ivo Muthia; Narwen Narwen
Jurnal Matematika UNAND Vol 4, No 4 (2015)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.4.4.43-48.2015

Abstract

Misalkan G = (V, E) adalah graf terhubung dan c suatu pewarnaan dari G. Untuk 1 ≤ i ≤ k, definisikan Si sebagai himpunan titik dengan warna i. Kode warna cΠ(v) dari titik v merupakan vektor dengan banyak unsur k yaitu cΠ(v) = (d(v, S1), d(v, S2), · · · , d(v, Sk)), dimana d(v, Si) adalah jarak dari v ke Si. Jika setiap titik yang berbeda di G memiliki kode warna yang berbeda untuk suatu Π, maka c disebut pewarnaan lokasi dari G. Bilangan kromatik lokasi dari G, dinotasikan χL(G), adalah minimum dari banyaknya warna yang digunakan pada pewarnaan lokasi dari graf G. Graf korona G H dari dua graf G dan H adalah graf yang diperoleh dengan mengambil suatu duplikat dari graf G dan sebanyak |V (G)| duplikat dari H, namakan H1, H2, · · · , H|V (G)| , kemudian titik ke-i dari graf G dihubungkan ke setiap titik di Hi, untuk i = 1, 2, 3, · · · , |V (G)|. Pada tulisan ini, akan dikaji kembali makalah [3] tentang bilangan kromatik lokasi dari graf Pn Km, n ≥ 1 dan m ≥ 1. Kata Kunci: Pewarnaan Lokasi, Bilangan kromatik lokasi, Graf korona