Claim Missing Document
Check
Articles

Found 49 Documents
Search
Journal : Jurnal Matematika UNAND

ALGORITMA RUTE FUZZY TERPENDEK UNTUK KONEKSI SALURAN TELEPON Nelsa Andriana; Narwen .; Budi Rudianto
Jurnal Matematika UNAND Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.3.1.93-97.2014

Abstract

Salah satu permasalahan dalam graf yang cukup populer yang akan dibahasadalah masalah pencarian lintasan terpendek ( Shortest Path Problem). Dalam mendefinisikan suatu masalah, terdapat cara untuk menemukan sirkuit terpendek yang dilihatdari setiap titik yang dilewati tepat satu kali yaitu dengan menggunakan beberapa algoritma. Namun pada penulisan ini akan dicari rute fuzzy terpendek dengan menggunakanAlgoritma Brute Force, Algoritma Sisi Terurut, Algoritma Tetangga Terdekat (Nearest Neighbor Algorithm), dan Algoritma Kruskal yang diperumum pada data salurantelepon sebuah Perguruan Tinggi untuk interkom darat.
MENENTUKAN BILANGAN KROMATIK LOKASI PADA GRAF BERLAPIS Cn,2n,2n Putri Wahyu Aisyah; Narwen Narwen; Zulakmal Zulakmal
Jurnal Matematika UNAND Vol 7, No 3 (2018)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.7.3.136-143.2018

Abstract

Bilangan kromatik lokasi adalah bilangan terkecil k sehingga G mempunyai pewarnaan-k lokasi. Kelas warna pada G dinotasikan dengan Ci, merupakan himpunan titik-titik yang berwarna i dan 1 ≤ i ≤ k. Misalkan Π = {C1, C2, · · · , Ck} merupakan partisi terurut dari V (G) berdasarkan suatu pewarnaan titik, maka representasi v terhadap Π disebut kode warna dari v dinotasikan dengan cΠ(v). Kode warna cΠ(v) dari suatu titik v ∈ V (G) didefinisikan sebagai vektor-k: cΠ(v) = (d(v, C1), d(v, C2), · · · , d(v, Sk)) dimana d(v, Ci) = min{d(v, x)|x ∈ Ci} untuk 1 ≤ i ≤ k. Jika setiap titik yang berbeda di G memiliki kode warna yang berbeda untuk suatu Π, maka c disebut pewarnaan lokasi dari G.Kata Kunci: Bilangan Kromatik Lokasi, Kode Warna, Graf Berlapis
MENENTUKAN MINIMUM SPANNING TREE DENGAN MENGGUNAKAN DETERMINAN Laksmi Charina Thasya; Narwen .
Jurnal Matematika UNAND Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.7.2.84-88.2018

Abstract

Abstrak. Terdapat beberapa metoda untuk mencari sebuah minimum spanning treedalam graf terhubung dengan pembobotan. Diantaranya dengan menggunakan determi-nan submatriks non singular dari matriks insidensi graf yang diberikan. Pada tulisan iniakan dibahas tentang bagaimana menentukan minimum spanning tree dengan menggu-nakan determinan.Kata Kunci: Spanning tree, Minimum spanning tree, Determinan dari matriks insidensibobot sisi
BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m , DENGAN n 3 DAN m 1 Mery Anggraini; Narwen .
Jurnal Matematika UNAND Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.4.1.40-46.2015

Abstract

Misalkan G merupakan graf terhubung dan c merupakan pewarnaan k yangsesuai dari G dengan warna 1; 2; ; k. Misalkan = fS1; S2; ; Sg merupakan partisidari V (G) ke dalam kelas-kelas warna yang saling bebas, dimana Skmerupakanhimpunan dari titik yang diberi warna i, dengan 1 i k. Kode warna c(v) dari titikV merupakan vektor dengan banyak unsur k yaitu(d(v; S1); d(v; S2); ; d(v; S));dimana d(v; Si) adalah jarak dari v ke Sik, dengan 1 i k. Jika untuk setiap dua titikyang berbeda u; v di G, c(u) 6 = c(v), maka c disebut sebagai pewarnaan kromatiklokasi dari G. Pewarnaan lokasi dengan banyak warna yang digunakan minimum disebutpewarnaan lokasi minimum, dan kardinalitas dari himpunan yang memuat pewarnaanlokasi minimum disebut bilangan kromatik lokasi dari G, dinotasikan dengan (G).Graf korona G H dari dua graf G dan H adalah graf yang diperolehdengan mengambil sebuah duplikat dari graf G dan sebanyak jV (G)j duplikatH1; H2; ; Hdari H, kemudian menghubungkan titik ke-i dari graf G ke setiaptitik di HjV (G)j, i = 1; 2; 3; ; jV (G)j. Pada tulisan ini, akan dikaji kembali makalah [2]tentang bilangan kromatik lokasi dari graf CiKata Kunci: Bilangan kromatik lokasi, Graf koronanKm, n 3 dan m 1.
MODEL PREMI TIDAK KONSTAN PADA ASURANSI DANA PENSIUN BERDASARKAN ASUMSI BESAR GAJI TERAKHIR Claudia Putri Zoelanda; Narwen .; Dodi Devianto
Jurnal Matematika UNAND Vol 6, No 4 (2017)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.6.4.22-28.2017

Abstract

Abstrak. Asuransi dana pensiun adalah salah satu bentuk upaya seorang pegawai un-tuk menjamin kesejahteraan hidup pada saat memasuki usia pensiun. Pegawai yangmengikuti asuransi pensiun harus membayarkan sejumlah uang yang disebut denganpremi yang nantinya akan diterima oleh pegawai tersebut ketika telah memasuki usiapensiun. Besarnya premi yang dibayarkan harus sesuai dengan gaji yang diterima olehpegawai. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung besarnya premi yang akan di ba-yarkan peserta agar tidak terbebani dengan pembayarannya. Dalam penelitian ini pe-serta mengikuti asuransi pada umur x tahun dan pensiun di usia r tahun. Besarnyaiuran yang akan dibayarkan peserta dihitung dengan menggunakan formula premi tidakkonstan dengan kenaikan tiap tahun konstan sebesar dimana besar gaji tiap tahun se-lalu meningkat. Perhitungan dengan formula ini berdasarkan asumsi besar gaji terakhiryang diterima oleh peserta. Dengan menggunakan formula premi tidak konstan besarnyaiuran yang dibayarkan oleh peserta selalu meningkat tiap tahun, tapi dengan kenaikanyang konstan sebesar .Kata Kunci: Asuransi Dana Pensiun, manfaat pensiun, iuran normal, model (formula)premi tidak konstan
GRAF LEMBUT KABUR ANGGUN DELVIANA; NARWEN NARWEN
Jurnal Matematika UNAND Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.9.1.38-45.2020

Abstract

Pada penelitian ini dibahas beberapa jenis graf lembut kabur dan hubungan antara graf-graf lembut kabur tersebut, yang diantaranya yaitu graf lembut kabur, graf lembut kabur reguler, graf lembut kabur total reguler, dan graf lembut kabur parsial reguler.Kata Kunci: Graf lembut kabur, graf lemb
DIMENSI METRIK DARI GRAF SPINNER (C3 × P2) Kn UNTUK n = 1 Citra Mayora; Narwen Narwen; Des Welyyanti
Jurnal Matematika UNAND Vol 7, No 4 (2018)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.7.4.1-6.2018

Abstract

Misalkan u dan v adalah titik-titik dalam graf terhubung G. Jarak d(u, v) adalah panjang lintasan terpendek antara u dan v pada graf G. Bila diberikan himpunan terurut W = {w1, w2, w3, · · · , wk} dari titik-titik dalam graf terhubung G dan titik v ∈ V (G), representasi dari v terhadap W adalah k-vektor yang dapat ditulis dengan r(v|W) = (d(v, w1), d(v, w2), · · · , d(v, wk)). Jika r(v|W) untuk setiap titik v ∈ (G) berbeda, maka W disebut himpunan pembeda dari V (G). Himpunan pembeda dengan kardinalitas minimum disebut himpunan pembeda minimum dan kardinalitas dari basis metrik tersebut dinamakan dimensi metrik dari graf G dan dinotasikan dengan dim(G). Graf spinner adalah perkalian kartesius antara graf C3 dan graf P2 yang menghasilkan graf C3 × P2, kemudian graf C3 × P2 tersebut dikoronakan dengan graf komplemen Kn yaitu Kn, sehingga graf spinner tersebut dapat dinotasikan dengan (C3 ×P2)Kn. Pada paper ini akan dibahas dimensi metrik dari graf spinner (C3 × P2) Kn untuk n = 1.Kata Kunci: Dimensi metrik, Himpunan pembeda, Representasi, Hasilkali kartesius, Graf korona
PENERAPAN METODE ADAMS-BASHFORTH-MOULTON ORDE EMPAT UNTUK MENENTUKAN SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER HOMOGEN ORDE TIGA KOEFISIEN KONSTAN Delvitri Murni; Bukti Ginting; Narwen .
Jurnal Matematika UNAND Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.5.2.21-25.2016

Abstract

Abstrak. Persamaan diferensial linier homogen orde tiga koesien konstan direduksimenjadi persamaan diferensial biasa orde-1, yaitu y0= f(x; y) dengan syarat awaly(x0) = y. Persamaan diferensial biasa orde-1 diselesaikan menggunakan metodeRunge-Kutta orde empat untuk menentukan nilai pendekatan y01; y2; dan y. Selanjutnya,digunakan metode Adams-Bashforth orde empat untuk menentukan nilai pendekatany; ; dst sebagai prediktor. Nilai yang ditampilkan oleh metode Adams-Bashforthorde empat digunakan pada metode Adams-Moulton orde empat sebagai korektor. Prosesmetode Adams-Bashforth orde empat dan metode Adams-Moulton orde empat dikatakansebagai metode Adams-Bashforth-Moulton orde empat atau metode prediktor-korektor.
GRAF RAMSEY (3K2, 2P4) - MINIMAL Nadia Nadia; Lyra Yulianti; Narwen Narwen
Jurnal Matematika UNAND Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.8.1.219-223.2019

Abstract

Diberikan graf G dan H. Notasi F → (G, H) berarti bahwa pada sebarang pewarnaan merah-biru terhadap sisi-sisi graf F, terdapat subgraf G yang memuat semua sisinya merah, atau subgraf H yang memuat semua sisinya biru. Kemudian notasi F ∗ 9 (G, H) berarti bahwa terdapat pewarnaan merah-biru terhadap sisi-sisi graf F ∗, sedemikian sehingga tidak terdapat subgraf G yang semua sisinya merah dan subgraf H yang semua sisinya biru. Graf F dikatakan sebagai graf Ramsey (G, H) − minimal jika, (1) F → (G, H), (2) F ∗ 9 (G, H) dimana F ∗ := F − {e}, untuk setiap e ∈ E(F). Pewarnaan merah-biru yang tidak memuat subgraf merah G dan subgraf biru H didefinisikan sebagai pewarnaan − (G, H). Kelas yang memuat semua graf Ramsey (G, H)-minimal ditulis dengan R(G, H). Pada makalah ini akan diberikan syarat perlu untuk suatu graf yang menjadi anggota R(3K2, 2H) dengan H graf terhubung sebarang, dan mentukan graf yang menjadi anggota dari graf Ramsey (3K2, 2P4)−minimal.Diterima: Direvisi: Dipublikasikan :Kata Kunci: Graf Ramsey Minimal, Pewarnaan, 3K2
PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER PADA GRAF KUBIK Cn,2n,2n,2n,n DEBI ZULKARNAIN; LYRA YULIANTI; NARWEN NARWEN
Jurnal Matematika UNAND Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jmu.8.3.25-30.2019

Abstract

Suatu pelabelan total (a, d)-sisi anti ajaib pada graf G dengan p merupakan banyak titik pada graf G dan q merupakan banyak sisi pada graf G adalah suatu fungsi bijektif f : V (G) ∪ E(G) → {1, 2, · · · , p + q} dikatakan pelabelan total (a, d)-sisi anti ajaib pada graf G jika himpunan bobot sisi untuk semua sisi di G, yang dinotasikan dengan W = {w(xy)|w(xy) = f(x) + f(y) + f(xy), ∀xy ∈ E(G)}. f dikatakan sebuah pelabelan total (a, d)-sisi anti ajaib super dari graf G jika f(V ) = {1, 2, · · · , p} dan f(E) = {p + 1, p + 2, · · · , p + q}. Graf kubik Cn,2n,2n,2n,n merupakan suatu graf kubik yang terdiri dari lima buah graf lingkaran yaitu graf C1 n, C2 2n , C3 2n , C4 2n , dan C5 n dengan n ≥ 3. Graf kubik Cn,2n,2n,2n,n tidak memiliki pelabelan total (a, d)-sisi anti ajaib super untuk a dan d sebarang.Kata Kunci: Pelabelan total sisi anti ajaib super, Fungsi bijektif, Graf kubik Cn,2n,2n,2n,n