Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Studi Aksesibilitas Fasilitas Publik Halte Trans Sarbagita Terhadap Penyandang Disabilitas Yupardhi, Toddy Hendrawan; Jayadi Waisnawa, I Made
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 3 (2015): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.169 KB) | DOI: 10.31091/sw.v3i0.203

Abstract

Halte Trans Sarbagita di kota Denpasar merupakan salah satu fasilitas pubik yang mendapat sorotan karena rancangannya yang dianggap kurang memperhatikan kebutuhan akses bagi para penyandang disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab aksesibilitas halte Trans Sarbagita dianggap sulit bagi para penyandang disabilitas, serta mencari dan menemukan alternatif solusi berupa rancangan alternatif aksesibilitas bagi permasalahan tersebut. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan pemaparan secara deskriptif, batasan kajian adalah rancangan objek kasus berdasarkan pendekatan ilmu anthropometri. Melalui penelitian diketahui bahwa ketidaknyamanan aksesibilitas halte terjadi karena ketidaksesuaian antara kondisi yang ada di lapangan tentang kelandaian ramp, handrail, fasilitas guiding block, keluasan ruang halte, pencahayaan akses, serta ketinggian lantai halte, dengan apa yang menjadi kriteria ideal sebuah halte yang mudah diakses penyandang disabilitas. Maka rancangan awal aksesibilitas halte Trans Sarbagita perlu dievaluasi dan ditentukan alternatif solusi rancangan yang lain melalui pendekatan anthropometri dengan data pengguna yang diambil dari sample. Melalui analisis permasalahan serta pengolahan data anthropometri dengan persentil 95-th, maka dapat ditentukan dan divisualisasikan alternatif rancangan halte Trans Sarbagita yang lebih mudah diakses khususnya oleh penyandang disabilitas. Trans Sarbagita’s stops in Denpasar, is one of public facilities which are on highlight, because of the design considered less interest to the needs of access for persons with disabilities. This study aims to determine why the accessibility of Trans Sarbagita’s stops considered difficult for persons with disabilities, and to find an accesibility design alternatives for those problems. This research is a qualitative study which delivered descriptively through interpretative analysis using the anthropometry approach. The results of the research shown that the inconvenience of Trans Sarbagita’s stops accessibility, occurred by a mismatch between the existing conditions such as the flatness of the ramp, handrail, guiding block facilities, the vastness of space on the stops, access lighting, stop’s floor height, with the criteria for the ideal of a stop that accessible to persons with disabilities. The preliminary of the accessibility design of Trans Sarbagita’s stops should be evaluated and determined other alternative designs as a solutions, through anthropometric approach from data that is retrieved from the sample. Through the analysis of the problems and anthropometric data processing with 95-th percentile, it can be determined and visualized a more accessible Trans Sarbagita’s stop alternative designs esspecially for persons with disabilities.
Aplikasi Prinsip-Prinsip Desain Pada Tampak Depan Hotel Waisnawa, I Made Jayadi; Yupardhi, Toddy Hendrawan
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 3 (2015): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.336 KB) | DOI: 10.31091/sw.v3i0.199

Abstract

Fenomena desain tampak depan hotel yang memiliki berbagai macam bentuk terkesan memberikan dampak negative terhadap budaya lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mempertimbangkan tampak depan(fasade) hotel sebagai media pelestarian budaya lokal melalui aplikasi prinsip-prinsip desain serta hubungannya dalam mencapai estetika. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kulaitatif dengan purposive sample. Kriteria dari sample adalah hotel berbintang empat yang memiliki susunan elemen desain. Beberapa tahapan dalam penelitian ini seperti menentukan rumusan permasalahan, dilanjutkan dengan mengumpulkan data yang akan dipergunakan dalam memecahkan permasalahan, kemudian menentukan alat dalam pengumpulan data yaitu servey, observasi, landasan teori dan dokumentasi dan menentukan teknik pendekatan dalam desain untuk menganalisis data. Dari 10 hotel yang dijadikan sample, hanya 1 hotel yang mengaplikasikan budaya lokal. 10 hotel lainnya hanya berorientasi pada susunan elemen desain. Beberapa bidang pada tampak depan hotel seharusnya berorientasi pada pengaplikasian budaya lokal. Aplikasi prinsip desain yang banyak dipergunakan adalah ritme visual, keseimbangan dan harmoni. Prinsip ritme banyak teraplikasi melalui bentuk persegi pada elemen pembentuk ruang.Prinsip harmoni diciptakan melalui aplikasi warna, material dan elemen/ unsur desain.The phenomenon of design facade hotel that has impressed provide various forms of negative impact on the local culture. This study aims to consider the visible front (facade) hotel as a media preservation of local culture through the application of the principles of design and its relationship to achieve a esthetic. The method used in this research is descriptive qualitative with purposive sample. The criteria of sample is a four-star hotel that has a composition design elements. Several stages in this study such as determining the formulation of the problem, followed by collecting data to be used in solving the problem, then determine the data collection tool that is surveyed, observation, documentation and determine teoridan foundation engineering design approach to analyze the data. From 11 hotels sampled, only one hotel which is applying local culture. 10 more hotels only oriented to the arrangement of design elements. Some areas of the facade of the hotel should be oriented towards the application of the local culture. Application design principles are widely used visual rhythm, balance and harmony. The principle of rhythm much applied through a square shape on the forming element ruang.Principle harmony created trough the application of colour, material and elements of the design.
Pengaruh Pola Ruang Terbuka Hijau Terhadap Sirkulasi Udara Pada Rumah Tinggal Jayadi Waisnawa, I Made; Bayu Pramana, I Made
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Seni Indonesia Denpasar Vol 7 No 1 (2019): Maret
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1135.906 KB) | DOI: 10.31091/sw.v7i1.675

Abstract

Kini, penataan lingkungan dan interior rumah tinggal kurang mempertimbangkan ekologi. Ruang pada rumah tinggal, hanya difungsikan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas. Penelitian ini berorientasi pada pengaruh pola ruang terbuka hijau, terhadap interior rumah tinggal dengan lahan terbatas. Tujuan dari penelitian ini, adalah untuk mendapatkan bentuk pola ruang terbuka yang mampu memberikan kenyamanan termal terhadap interior rumah tinggal. Penelitian ini menggunakan metoda purposive sampling dengan kriteria utama yaitu keluasan lahan rumah tinggal. Data dikumpulkan menggunakan teknik observasi lapangan, wawancara, dokumentasi, kuesioner dan data pustaka. Populasi penelitian ini, difokuskan pada lingkungan perumahan Taman Tirta dan Tegal Luwih. Pemilihan objek penelitian, didasari oleh hasil observasi yang menunjukkan bahwa perumahan Taman Tirta dan Tegal Luwih memiliki kesesuaian dengan peraturan Ruang Terbuka Hijau dan Koefisien Dasar Bangunan. Hasil penelitian ini berupa data kenyamanan termal, berdasarkan kondisi fisik dan non fisik elemen pelengkap pembentuk ruang pada rumah tinggal yang dijelaskan melalui tabulasi jawaban kuesioner.
Aplikasi Prinsip-Prinsip Desain Pada Tampak Depan Hotel I Made Jayadi Waisnawa; Toddy Hendrawan Yupardhi
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 (2015): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.336 KB) | DOI: 10.31091/sw.v3i0.199

Abstract

Fenomena desain tampak depan hotel yang memiliki berbagai macam bentuk terkesan memberikan dampak negative terhadap budaya lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mempertimbangkan tampak depan(fasade) hotel sebagai media pelestarian budaya lokal melalui aplikasi prinsip-prinsip desain serta hubungannya dalam mencapai estetika. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kulaitatif dengan purposive sample. Kriteria dari sample adalah hotel berbintang empat yang memiliki susunan elemen desain. Beberapa tahapan dalam penelitian ini seperti menentukan rumusan permasalahan, dilanjutkan dengan mengumpulkan data yang akan dipergunakan dalam memecahkan permasalahan, kemudian menentukan alat dalam pengumpulan data yaitu servey, observasi, landasan teori dan dokumentasi dan menentukan teknik pendekatan dalam desain untuk menganalisis data. Dari 10 hotel yang dijadikan sample, hanya 1 hotel yang mengaplikasikan budaya lokal. 10 hotel lainnya hanya berorientasi pada susunan elemen desain. Beberapa bidang pada tampak depan hotel seharusnya berorientasi pada pengaplikasian budaya lokal. Aplikasi prinsip desain yang banyak dipergunakan adalah ritme visual, keseimbangan dan harmoni. Prinsip ritme banyak teraplikasi melalui bentuk persegi pada elemen pembentuk ruang.Prinsip harmoni diciptakan melalui aplikasi warna, material dan elemen/ unsur desain.The phenomenon of design facade hotel that has impressed provide various forms of negative impact on the local culture. This study aims to consider the visible front (facade) hotel as a media preservation of local culture through the application of the principles of design and its relationship to achieve a esthetic. The method used in this research is descriptive qualitative with purposive sample. The criteria of sample is a four-star hotel that has a composition design elements. Several stages in this study such as determining the formulation of the problem, followed by collecting data to be used in solving the problem, then determine the data collection tool that is surveyed, observation, documentation and determine teoridan foundation engineering design approach to analyze the data. From 11 hotels sampled, only one hotel which is applying local culture. 10 more hotels only oriented to the arrangement of design elements. Some areas of the facade of the hotel should be oriented towards the application of the local culture. Application design principles are widely used visual rhythm, balance and harmony. The principle of rhythm much applied through a square shape on the forming element ruang.Principle harmony created trough the application of colour, material and elements of the design.
Studi Aksesibilitas Fasilitas Publik Halte Trans Sarbagita Terhadap Penyandang Disabilitas Toddy Hendrawan Yupardhi; I Made Jayadi Waisnawa
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 (2015): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.169 KB) | DOI: 10.31091/sw.v3i0.203

Abstract

Halte Trans Sarbagita di kota Denpasar merupakan salah satu fasilitas pubik yang mendapat sorotan karena rancangannya yang dianggap kurang memperhatikan kebutuhan akses bagi para penyandang disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab aksesibilitas halte Trans Sarbagita dianggap sulit bagi para penyandang disabilitas, serta mencari dan menemukan alternatif solusi berupa rancangan alternatif aksesibilitas bagi permasalahan tersebut. Penelitian ini berjenis kualitatif dengan pemaparan secara deskriptif, batasan kajian adalah rancangan objek kasus berdasarkan pendekatan ilmu anthropometri. Melalui penelitian diketahui bahwa ketidaknyamanan aksesibilitas halte terjadi karena ketidaksesuaian antara kondisi yang ada di lapangan tentang kelandaian ramp, handrail, fasilitas guiding block, keluasan ruang halte, pencahayaan akses, serta ketinggian lantai halte, dengan apa yang menjadi kriteria ideal sebuah halte yang mudah diakses penyandang disabilitas. Maka rancangan awal aksesibilitas halte Trans Sarbagita perlu dievaluasi dan ditentukan alternatif solusi rancangan yang lain melalui pendekatan anthropometri dengan data pengguna yang diambil dari sample. Melalui analisis permasalahan serta pengolahan data anthropometri dengan persentil 95-th, maka dapat ditentukan dan divisualisasikan alternatif rancangan halte Trans Sarbagita yang lebih mudah diakses khususnya oleh penyandang disabilitas. Trans Sarbagita’s stops in Denpasar, is one of public facilities which are on highlight, because of the design considered less interest to the needs of access for persons with disabilities. This study aims to determine why the accessibility of Trans Sarbagita’s stops considered difficult for persons with disabilities, and to find an accesibility design alternatives for those problems. This research is a qualitative study which delivered descriptively through interpretative analysis using the anthropometry approach. The results of the research shown that the inconvenience of Trans Sarbagita’s stops accessibility, occurred by a mismatch between the existing conditions such as the flatness of the ramp, handrail, guiding block facilities, the vastness of space on the stops, access lighting, stop’s floor height, with the criteria for the ideal of a stop that accessible to persons with disabilities. The preliminary of the accessibility design of Trans Sarbagita’s stops should be evaluated and determined other alternative designs as a solutions, through anthropometric approach from data that is retrieved from the sample. Through the analysis of the problems and anthropometric data processing with 95-th percentile, it can be determined and visualized a more accessible Trans Sarbagita’s stop alternative designs esspecially for persons with disabilities.
Pengaruh Pola Ruang Terbuka Hijau Terhadap Sirkulasi Udara Pada Rumah Tinggal I Made Jayadi Waisnawa; I Made Bayu Pramana
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2019): Maret
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1135.906 KB) | DOI: 10.31091/sw.v7i1.675

Abstract

Kini, penataan lingkungan dan interior rumah tinggal kurang mempertimbangkan ekologi. Ruang pada rumah tinggal, hanya difungsikan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas. Penelitian ini berorientasi pada pengaruh pola ruang terbuka hijau, terhadap interior rumah tinggal dengan lahan terbatas. Tujuan dari penelitian ini, adalah untuk mendapatkan bentuk pola ruang terbuka yang mampu memberikan kenyamanan termal terhadap interior rumah tinggal. Penelitian ini menggunakan metoda purposive sampling dengan kriteria utama yaitu keluasan lahan rumah tinggal. Data dikumpulkan menggunakan teknik observasi lapangan, wawancara, dokumentasi, kuesioner dan data pustaka. Populasi penelitian ini, difokuskan pada lingkungan perumahan Taman Tirta dan Tegal Luwih. Pemilihan objek penelitian, didasari oleh hasil observasi yang menunjukkan bahwa perumahan Taman Tirta dan Tegal Luwih memiliki kesesuaian dengan peraturan Ruang Terbuka Hijau dan Koefisien Dasar Bangunan. Hasil penelitian ini berupa data kenyamanan termal, berdasarkan kondisi fisik dan non fisik elemen pelengkap pembentuk ruang pada rumah tinggal yang dijelaskan melalui tabulasi jawaban kuesioner.
ORNAMEN BALI DALAM DESAIN INTERIOR HOTEL ARI PUTRI I Made Jayadi Waisnawa
Imaji Vol 11, No 2 (2013): IMAJI AGUSTUS
Publisher : FBS UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.116 KB) | DOI: 10.21831/imaji.v11i2.3843

Abstract

Masyarakat tradisional Bali dikenal sangat menghargai alam dalam setiap aktivitas  kehidupan. Adanya  penghormatan  ini  memberikan  inspirasi  bagi perkembangan pengetahuan masyarakat Bali. Kreatifitas menghadirkan beberapa motif ornamen khas budaya Bali  seperti kekarangan dan pepatran. Motif-motif ornamen banyak mengambil inspirasi dari alam khususnya tanaman yang memiliki karakteristik merambat. Selain inspirasi dari alam, motif-motif ornamen juga mengambil inspirasi dari beberapa cerita mitologi masyarakat Bali.Sebagai warisan budaya, motif ornamen ini seharusnya mampu untuk dikembangkan lebih lanjut dalam rangka melestarikan warisan leluhur. Pengembangan motif ornamen ini dapat dilakukan dengan mendeformasi bentuk asli namun  tetap dilandaskan oleh makna aslinya. Sebagai desainer  interior, pengembangan motif ornamen khas Bali dihadirkan pada elemen dinding ruang, kain pelapis (furnishing) sofa dan beberapa hiasan pada furniture. Pengembangan pada interior ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi generasi muda akan kemampuan warisan budaya dalam beradaptasi dengan perkembangan zaman.
DESAIN INTERIOR OBJEK WISATA EDUTOURISM MINUMAN FERMENTASI DAN DESTILASI KHAS BALI Ketut Indira Suasti Prayojani; Anak Agung Gde Rai Remawa; I Made Jayadi Waisnawa
Jurnal Vastukara Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Vastukara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minuman fermentasi dan destilasi khas Bali telah berpotensi untuk menjadi daya tarik pariwisata (food tourism) berkat adanya Peraturan Gubernur Bali No.1 Tahun 2020 mengenai Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali. Timbulnya peraturan pemerintah ini memberikan harapan bagi perekonomian masyarakat khususnya para perajin lokal untuk mengembangkan produknya hingga ke pangsa pasar internasional. Sehingga dibutuhkan sebuah objek yang dapat mewadahi kegiatan pemasaran produk minuman fermentasi dan destilasi khas Bali. Objek wisata edukasi minuman fermentasi dan destilasi khas Bali dirasa mampu mewadahi kegiatan rekreasi sekaligus edukasi untuk mengenalkan dan memasarkan produk minuman fermentasi dan destilasi khas Bali yang diproduksi dengan cara tradisional. Penciptaan objek wisata edukasi minuman fermentasi dan destilasi khas Bali ini menggunakan pendekatan desain interior sebagai pemecahan masalahnya. Tujuan dari desain interior ini adalah untuk mengembangkan sektor pariwisata, memajukan perajin lokal, memasarkan produk dan memberikan edukasi mengenai produk khas daerah. Metode desain yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah metode analitis (analitycal method) yang mengacu pada ‘berpikir sebelum menggambar’ (Jones, 1971) dan metode analisis data deskriptif kualitatif. Melalui metode yang digunakan akan menghasilkan konsep sebagai pemecah masalah desain. Konsep yang digunakan dalam desain interior ini adalah Saraka Mukti yang dapat diartikan sebagai kebangkitan bagi kegiatan pemasaran dan budaya konsumsi minuman keras. Konsep tersebut kemudian berfungsi sebagai pedoman untuk memvisualisasikan ide dan gagasan menjadi gambar konsepsual, gambar pengembangan dan gambar detail.
Covid-19 Pandemic and the Green Open Space Concept of Balinese Traditional Community I Made Jayadi Waisnawa
Bali Membangun Bali: Jurnal Bappeda Litbang Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bali Membangun Bali, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2021
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Purpose: The purpose of this research was to determine the relationship between the concept of Green Open Space (Ruang Terbuka Hijau/RTH) of traditional Balinese society and the Covid-19 disease. Methodology: The method used in this research is a literature study which will be presented qualitatively. Results and duscussion: The meaning of the Green Open Space in the concept of hulu-teben, tri mandala, karang embang, sanga mandala, natah, karang tuang, kahyangan tiga and setra is an effort to minimize interactions that threaten the harmony of nature. Implication: The dominant spread of the virus in closed spaces can also be minimized through the concept of structuring the Green Open Space, both on a residential and public scale.
ADAPTASI BENTUK DAN WUJUD PENATAAN RUANG BALI MADYA DALAM MEMPERTAHANKAN RUANG TERBUKA HIJAU I Made Jayadi Waisnawa
Jurnal PATRA Vol 4 No 1 (2022): Jurnal Patra Mei 2022
Publisher : LPPM Institut Desain dan Bisnis Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35886/patra.v4i1.332

Abstract

The natural damage is getting worse, especially in urban areas. The damage was caused by the decreasing number of green open spaces. Modern society thinking is not in line with traditional society, especially in spatial planning. Modern society tends to eliminate Green Open Space for commercial purposes while traditional society provides a large space for the provision of Green Open Space. This condition can be observed from the spatial arrangement of the Bali Madya traditional society. This study aims to determine how to adapt the spatial planning of Bali Madya, especially in densely populated urban areas. This study uses a qualitative method which will be presented descriptively. Data collection was carried out using a purposive sample method with the criteria for residential houses using Bali Madya arrangement and having a Green Open Space. The location of the research object is in the city of Denpasar, Gianyar and Badung regencies which are directly adjacent to the city of Denpasar. The increasing population in urban areas makes it difficult to get enough land for residential houses for Green Open Space. The steps that can be taken are adapting the traditional way of managing the yard of the living house. The adaptation of the Bali Madya spatial arrangement does not eliminate open space but only changes shape and form. This is due to adjustments to the availability of land, the dimensions of the building. The form of Green Open Space is adjusted through the selection of plant types and pavement materials.