Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Planning and Cost Analysis of Washing Porang Subber on Combination Machine for Washing and Cutting Porang Tuber Liza Rusdiyana; Nanda Ela Sasmita; Nur Husodo; Eddy Widiyono; Muhammad Lukman Hakim; Rizaldy Hakim
IPTEK The Journal of Engineering Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23378557.v7i2.a11273

Abstract

The cleaning process plays an important role in producing hygienic porang tubers, so that later chips and porang flour have good quality. Currently, the home industry for processing porang tubers still uses a simple method, namely using a manual washing machine so that it requires a lot of energy and a long time. One alternative to increase efficiency and productivity is to make a porang tuber washing machine.In planning this machine, it begins with field studies and literature. Planning in designing this machine includes planning for motor power, shaft, bearing, pulley-belt, sprocket-chain and budget design, after calculating and getting results it is necessary to conduct experiments to get conclusions from this machine.In planning the calculation of the machine, it requires a motor power of 2.2 HP with a motor rotation of 1400 rpm and a shaft rotation of 35 rpm, a force of 25.6 N, a torque of 1.920 N.mm, the selling price of the tool is Rp. 15,970,000 and the payback period is achieved in 228.4 days or 28.5 weeks or 7.1 months
SELF CLOSING FLOOD BARIER Muhammad Lukman Hakim; Mashuri Mashuri; Galih Sukma Adjie; Akbar Satrio; Fahreza Hafidz; Odhelia Ines J; Yuniar Aulia H
Jurnal Nasional Aplikasi Mekatronika, Otomasi dan Robot Industri (AMORI) Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j27213560.v2i2.11633

Abstract

Bencana alam yang sering terjadi akibat dari aliran air yaitu banjir yang kadarnya melebihi dari seharusnya merendamdaratan. Saat terjadi hujan pada beberapa wilayah perkotaan di Indonesia yang seringkali terjadi banjir walaupuncurah hujan tidak terlalu tinggi. Cara pencegahan terjadinya banjir yaitu dengan membiasakan hidup bersih denganmemperhatikan tempat pembuangan sampah ke tempat yang seharusnya dan saluran air harus dibersihkan yangbiasanya terdapat diperkotaan. Biasanya dalam kegiatan pembersihan tersebut melibatkan banyak pihak, baik daridinas maupun dari warga sekitar sehingga diperlukan tenaga yang banyak dalam mengatasi banjir, tetapi saat curahhujan tinggi bukan tidak mungkin air masih dapat meluap dan mengakibatkkan banjir maka itu diperlukan pencegahantambahan, prinsip kerja perangkat penelitian kami ini cukup sederhana, sensor hujan membaca curah hujan, kemudiansaat air mulai meluap maka gate akan terangkat karena dibawah gate terdapat pelampung dan ketinggian air terusdimonitoring dengan ultrasonic sensor. Target dari penelitian ini yaitu terciptanya SELF CLOSING FLOOD BARIER dalambentuk model scale dengan sistem cerdas berbasis IoT. Sistem ini merupakan modifikasi dari sistem yang sudah ada,dengan menambahkan kendali otomatis dan monitoring sistem melaui internet, dimonitoring dengan ultrasonicsensor. Peningkatan ketinggian air dan gelombang air dapat berakibat banyak kotoran seperti lumpur akan masuk kesistem. Jika peningkatan endapan lumpur semakin tinggi mengakibatkan tersumbatnya aliran air yang mendorongpelampung sehingga dibutuhkan sistem untuk membersihkan saluran air secara otomatis. Sistem pompa yang dipakaiharus bisa mengalirkan lumpur kebagian lain dari sistem saluran air. Saat endapan mulai menebal pompa untukmembuang lumpur menyala dan membuang lumpur, untuk jenis pompa yang digunakan sendiri yaitu screw pump.
Perancangan Sistem Model Scale Alat Pencegah Bercampurnya Air Hujan dengan Air Laut menggunakan Sistem Kontrol Otomatis Sensor Suhu guna menjaga Kestabilan Produksi Garam pada Musim Hujan Mashuri -; Hanifah Zaizafun Losu; Hendro Nurhadi; Muhammad Lukman Hakim; Bambang Sampurno
Jurnal Nasional Aplikasi Mekatronika, Otomasi dan Robot Industri (AMORI) Vol 2, No 1 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (999.67 KB) | DOI: 10.12962/j27213560.v2i1.9125

Abstract

Perubahan iklim yang cukup ekstrem menyebabkan intensitas curah hujan menjadi tinggi di Indonesiaakibatnya produksi garam rakyat turun drastis. Catatan data Kementerian Kelautan dan Perikanan menerangkan bahwaproduksi garam rakyat pada 2016 hanya 188 ribu ton menurun dari tahun sebelumnya 2,9 juta ton. Desa Pengarenganialah salah satu penyumbang garam tertinggi di Indonesia. Petambak garam di Desa Pengarengan, Kabupaten Sampangumumnya menggunakan teknologi evaporasi bertingkat sehingga butuh waktu 10-12 hari untuk menjadi garam. Olehkarena itu dibuat perancangan sistem model scale alat pencegah bercampurnya air hujan dengan air laut denganmenggunakan sistem kontrol otomatis sensor suhu guna menjaga produksi garam pada musim hujan. Dalamperancangan alat, terdapat beberapa komponen utama, diantaranya arduino, sensor suhu, LCD, motor servo, dan SDcard module. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa atap pada model scale alat dibuat miring agar airhujan yang mengenai atap turun ke bawah tanah dan ketahanan atap agar berlangsung lama. Hasil perbandingan garamyang dihasilkan menggunakan sistem model scale alat yang dirancang lebih baik dari metode konvesional. Parameter ujikualitas garam berdasarkan standar SNI 01-3556-2000. Garam yang diproses menggunakan model scale alat diperolehkadar NaCl 94,086% dan kadar air 4,73%. Sedangkan garam dengan metode konvensional diperoleh kadar NaCl 88,644%dan kadar air 8,909%. Garam yang dihasilkan oleh model scale alat adalah 170g. Sedangkan garam yang dihasilkan tanpaalat hanya diperoleh 150g. Untuk tingkat putih garam, garam dengan penguapan menggunakan alat mempunyai tingkatputih 86% lebih baik daripada garam tanpa menggunakan alat yaitu 80%.
Solusi Meningkatkan Kesejahteraan Petani Kopi dengan Menggunakan Pengering Dingin untuk Mengeringkan Cascara Muhammad Lukman Hakim; Andino Septian; Liza Rusdiyana; Rizaldy Hakim Ash Shiddieqy; Atria Pradityana; Heru Mirmanto; Eddy Widiyono
Sewagati Vol 6 No 5 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (997.334 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v6i5.162

Abstract

Kulit dari buah kopi (cascara) dapat dimanfaatkan menjadi minuman sehat (teh cascara) karena mengandung anti-oksidan alami dan tinggi akan kafein. Beberapa Petani kopi di Indonesia tidak banyak yang mengolah bagian ini menjadi teh cascara karena proses pengeringan dengan matahari membutuhkan waktu yang lama (2-3 minggu) dan bergantung pada cuaca. Metode pengeringan Oven cabinet menggunakan suhu tinggi sudah pernah digunakan tetapi menurunkan kualitas dari cascara itu sendiri (ada aroma gosong). Oleh karena itu, untuk mendapatkan produk cascara yang baik, digunakan mesin pengering dengan kombinasi metode HPD dan SFB, dengan menggunakan suhu rendah. Dengan menggunakan proses pendinginan terlebih dahulu dengan melewatkan ke evaporator, maka kadar air di dalam udara dapat diserap terlebih dahulu (dehumidifikasi) yang menyebabkan udara menjadi kering lalu dipanaskan melewati kondensor heating mencapai suhu optimal. Oleh karena itu tidak memerlukan udara yang panas dalam proses pengeringan karena udara pengeringnya mempunyai kadar air yang rendah. Selain itu, ruang pengering yang digunakan berbentuk SFB sehingga proses pengeringan menjadi lebih efektif. Dari hasil pengujian pengeringan yang dilakukan, waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan 4 kg kulit kopi basah adalah sebesar 180 menit. Menurut narasumber yang expert dibidang kopi, aroma dari cascara yang dihasilkan lebih bersih dibandingkan dengan metode pengeringan dengan matahari dan pengeringan dengan oven pada temperature tinggi (diatas 50 0C). selain itu, warna dari produk cascara yang dihasilkan juga kemerahan dan rasanya lebih bersih (tidak lengur) yang menandakan lebih segar karena tidak mengalami pemanasan berlebihan.
Penerapan Teknologi Provent Mesin Pemotong Tempe, Guna Meningkatkan Produktivitas dan Kehigienisan Produk Kripik Tempe untuk UMKM di Kelurahan Manyar, Surabaya Muhammad Lukman Hakim; Giri Nugroho; Mashuri; Atar Fuady Babgei; Denny M. E. Soedjono; Hari Subiyanto
Sewagati Vol 6 No 5 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (856.591 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v6i5.171

Abstract

Keripik tempe merupakan makanan ringan khas Indonesia yang berasal dari irisan tempe yang dibumbui dan dicampur dengan berbagai bahan seperti tepung tapioka, garam, telur, dan berbagai bumbu lainya. Sebagai jajanan khas Indonesia, keripik tempe tidak hanya diminati di dalam negeri tetapi juga diminat dimanca negara seperti, Amerika, Korea, dan Jepang. UKM Syafrida Snack merupakan UKM yang memproduksi jajanan keripik tempe. Selain dijual didalam negeri, keripik tempe yang diproduksi juga keluar negeri, terutama Korea dan Jepang. Akan tetapi UKM ini memperoleh kendala dimana kualitas produk keripik tempe yang dihasilkan tidak bisa sama. Hal ini dikarena dalam proses produksinya (proses pemotongan) masih dilakukan secara manual. Sehingga mengakibatkan ketebalan keripik tempe yang dihasilkan tidak sama dan waktunya lama. Selain itu proses pomotongan manual mengakibatkan kehigienisan produk keripik tempe menjadi berkurang. Dari observasi permasalahan yang ada pada mitra dan diskusi dengan praktisi terkait mesin pemotong tempe, tim Pengabidan masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember menawarkan solusi yakni penerapan teknologi provent mesin pemotong tempe otomatis. Dengan dengan diimplementasikannya mesin ini akan meningkatkan kapasitas, kualitas, dan waktu produksi secara signifikan, serta UKM Syafrida Snack dapat meningkatkan kapasitas produksinya untuk memenuhi kebutuhan permintaan keripik tempe dalam negeri dan mancanegara. Dengan meningkatnya kapasitas produksi, perekonomian UKM Syafrida Snack dan masyarakat sekitar akan meningkat.
Penggunaan Adsorben dalam Pengolahan Limbah Pewarna dari Kerajinan Tenun Ikat di Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan Sebagai Upaya Mengurangi Pencemaran Pewarna di Sungai Bengawan Solo Adi Setyo Purnomo; Hendro Nurhadi; Refdinal Nawfa; Herdayanto Sulistyo Putro; Hamdan Dwi Rizqi; Muhammad Lukman Hakim; Asranudin; Taufiq Rinda Alkas; Alya Awinatul Rohmah; Eka Pratiwi Yuniarti; Badzlin Nabila
Sewagati Vol 6 No 1 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (900.084 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v6i1.188

Abstract

Industri tekstil merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di Indonesia saat ini. Selain, menghasilkan produk tekstil, industri juga menghasilkan limbah warna. Desa Parengan yang terletak di Kabupaten Lamongan merupakan Desa yang telah dikenal sejak lama sebagai Desa industri penghasil kain tenun ikat. Pembuangan limbah pewarna di Desa tersebut masih dilakukan secara langsung ke badan Sungai Bengawan Solo. Hal tersebut sangat berdampak negatif terhadap biota Sungai, sehingga sangat diperlukan solusi untuk penanganan pengolahan limbah. Tim pengabdian Institut Teknologi Sepuluh Nopember telah membuat teknologi dekolorator berbasis kolom matriks yang mengandung adsorben super adsorpsi, yang merupakan hasil riset laboratorium kimia. Reaktor terhubung dengan kolom matriks yang berisi adsorben arang aktif-silika-zeolit. Sistem ini dapat menghilangkan limbah pewarna menjadi larutan yang aman dibuang di lingkungan. Tim abdimas ITS telah menyerahkan 1 unit reaktor kepada UMKM tenun ikat di Desa Parengan dimana diharapkan akan memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan limbah pewarna di Sungai Bengawan Solo. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat mengubah pola pikir warga desa untuk tetap selalu menjaga ekosistem lingkungan dan menggalakkan terciptanya Desa cerdas lingkungan.
Pengolahan Limbah Pewarna Batik di Desa Klampar Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan dengan Penerapan Adsorben Superadsorpsi Adi Setyo Purnomo; Didik Prasetyoko; Hendro Nurhadi; Muhammad Lukman Hakim; Asranudin; Taufiq Rinda Alkas; Eka Pratiwi Yuniarti; Alya Awinatul Rohmah; Badzlin Nabilah
Sewagati Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1010.095 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v6i2.189

Abstract

Industri batik di Indonesia didominasi oleh kelompok UMKM yang tersebar di seluruh Nusantara. Hampir setiap daerah terdapat industri batik yang mencirikan budaya daerah. Salah satu UMKM batik yang sedang digalakkan oleh pemerintah adalah UMKM batik Madura di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan. Wilayah Klampar telah ditetapkan sebagai kampung batik melalui surat keputusan Bupati Pamekasan. UMKM batik di Desa Klampar hampir sama seperti di daerah lain, namun produk batik dengan motif Madura yang kuat telah menjadi ciri khas produk kain atau pakaian batik jadi. UMKM batik di Desa Klampar menggunakan pewarna sintetik yaitu Remazol dan Naftol dalam pewarnaannya. Sekitar 15 tahun terakhir mereka menggunakan Remazol dan Naftol secara masif bahkan bahan kimia lainnya seperti HCl dan Hipoklorit sebagai pemudar. Pengetahuan bahan berbahaya dan beracun oleh UMKM Desa Klampar sangat rendah yang ditandai dengan pembuangan limbah sisa pencucian atau perendaman batik secara langsung. Berdasarkan kasus penanganan limbah yang buruk, maka tim abdimas ITS telah mendiseminasikan paket teknologi dekolorator basis kolom matriks adsorben super adsorpsi dari hasil riset laboratorium kimia. Reaktor terhubung dengan tabung dekolorator yang berisi adsorben arang aktif-silika-zeolit. Sistem ini dapat menghilangkan limbah pewarna menjadi larutan yang aman dibuang di lingkungan. Tim abdimas telah menyerahkan 1 unit reaktor kepada UMKM batik Mawar di Desa Klampar dengan harapan akan memberikan dampak signifikan terhadap kontaminasi lingkungan pertanian dan perairan di sekitar mitra UMKM Batik Mawar di Desa Klampar.
Degradasi Limbah Zat Pewarna Sintetik Kerajinan Tenun Ikat di Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan Menggunakan Reaktor Fotokatalitik TiO2 dengan Penambahan Panel Surya Adi Setyo Purnomo; Hendro Nurhadi; Muhammad Lukman Hakim; Refdinal Nawfa; Hamdan Dwi Rizqi; Surya Rosa Putra; Lea Kristina Anggraeni; Sri Fatmawati; Asranudin; Taufiq Rinda Alkas; Alya Awinatul Rohmah; Nourma Sulistyowati; Citra ‘Aaqilatul Fa’aidah; Laudy Nasya Yanuar; Diah Trisna Rahayu Lestari; Lavida Aisya Salvanora
Sewagati Vol 7 No 4 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v7i4.538

Abstract

Industri tekstil merupakan salah satu sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia. Tingginya hasil produksi tekstil ternyata belum diiringi dengan kemampuan pengolahan limbah pewarna yang tepat sehingga dapat memicu kerusakan lingkungan. Desa Parengan di Kab.Lamongan dikenal sebagai desa industri penghasil kain tenun ikat. Pembuangan limbah pewarna di desa tersebut masih dilakukan secara langsung ke badan Sungai Bengawan Solo. Hal tersebut berdampak negatif terhadap kelangsungan hidup biota sungai sehingga diperlukan solusi untuk penanganan dan pengolahan limbah. Tim Abmas Institut Teknologi Sepuluh Nopember telah membuat reaktor dekolorisasi berbasis panel surya yang terintegrasi dengan prinsip fotokatalitik dan adsorben superadsorpsi. Reaktor tersebut berisi adsorben arang aktif-silika-batuan mangan untuk menyerap produk degradasi fotokatalitik dan logam berat yang terikat pada limbah pewarna. Sistem tersebut menghilangkan dan menyerap limbah pewarna sehingga aman dibuang di lingkungan. Tim Abmas ITS telah menambahkan panel surya dan lampu UV pada reaktor diseminasi kepada UMKM tenun ikat di Desa Parengan, sehingga dapat memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan limbah pewarna di Sungai Bengawan Solo. Selain itu, kegiatan ini dapat mengubah pola pikir warga desa untuk menjaga keamanan ekosistem lingkungan serta menggalakkan terciptanya desa peduli lingkungan.
Aplikasi Adsorpsi Fotokatalitik TiO2 dan Panel Surya dalam Degradasi Limbah Pewarna Sintetik UMKM Batik Pelangi Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan Adi Setyo Purnomo; Hendro Nurhadi; Muhammad Lukman Hakim; Taufiq Rinda Alkas; Asranudin Asranudin; Alya Awinatul Rohmah; Djohana Tri Lois Moyo; Karina Harley Aulia Rizky; Novia Nurul Hidayah; Yunita Alfiyati Firdausa; Zahra Salsabila
Sewagati Vol 7 No 6 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v7i6.651

Abstract

Industri batik di Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan tengah mendapat perhatian dari pemerintah setempat sejak ditetapkannya Desa Klampar sebagai Kampung Batik pada tahun 2009 melalui surat keputusan Bupati Pamekasan karena telah menjadi desa dengan pengrajin batik terbanyak sejak belasan tahun yang lalu. Untuk mendapatkan warna dan motif dengan ciri Madura yang khas, para pengrajin batik di Desa Klampar umumnya menggunakan pewarna sintetik jenis Remazol dan Naptol. Kurang lebih selama 15 tahun, kedua zat pewarna tersebut digunakan secara massif, namun limbah zat sisanya belum pernah diolah dengan baik. Oleh karena itu, tim pengabdian ITS menghibahkan reaktor degradasi pewarna sintetik yang berbasis adsorpsi fotokatalitik yang merupakan hasil riset laboratorium kimia. Setelah dilakukan beberapa kali evaluasi dan pengembangan, reaktor fotokatalitik ini terdiri atas tandon dengan penambahan lampu UV yang dihubungkan dengan 3 kolom yang masing-masing berisi silika, manganese, dan karbon aktif. Proses penjernihan air ini dioptimalisasi dengan penambahan klorin dan fotokatali-sator TiO2. Sistem ini dapat menjernihkan limbah hingga ke tingkat yang aman untuk dibuang ke lingkungan. Tim pengabdian masyarakat ITS telah menyerahkan 1 unit reaktor kepada UMKM Batik Pelangi di Desa Klampar dengan penambahan solar cell sebagai sumber energinya.
Diseminasi Media Tanam Jamur Tiram dan Alat Sterilisasi (Autoklaf) Baglog pada Kelompok Tani “Jempolan” Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya Sri Fatmawati; Adi Setyo Purnomo; Muhammad Lukman Hakim; Taufiq Rinda Alkas; Asranudin Asranudin; Alya Awinatul Rohmah; Silvia Abdi Pratama; Nabilah Farah Azzahra; Irma Citra Mayangsari; Ferdy Muhammad; Zakiyyah Yasmin Salsabila; Muhammad Rasyid Abdullah
Sewagati Vol 7 No 5 (2023)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v7i5.659

Abstract

Jamur tiram (Pleorotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur primadona dimana konsumsi dan permintaannya saat ini sedang meningkat. Jenis jamur ini mudah tumbuh di daerah sejuk, umumnya habitatnya di pohon-pohon yang telah lapuk, dan dibudidayakan di baglog yang berisi serbuk kayu. Kelompok Tani “Jempolan” yang berada di Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya sudah sejak lama memproduksi jamur tiram. Alat sterilisasi yang digunakan masih sederhana dengan menggunakan drum, kompor dan LPG. Hal tersebut sangat berdampak pada pemasukan yang diperoleh dan kualitas dari media tanam yang diperoleh karena suhu yang digunakan hanya berkisar 90oC sehingga masih terdapat bakteri yang hidup. Tim Abmas Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah membuat alat sterilisasi media tanam jamur tiram atau yang biasa disebut autoklaf. Alat sterilisasi tersebut menggunakan prinsip yang hampir sama dengan presto sehingga waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi lebih cepat. Tim Abmas ITS telah menyerahkan 1 unit autoklaf kepada Kelompok Tani “Jempolan” dimana diharapkan akan memberikan dampak signifikan terhadap kualitas media tanam jamur tiram yang diperoleh, sehingga meningkatkan kualitas jamur tiram yang dihasilkan. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memaksimalkan sterilisasi media tanam jamur tiram karena waktu yang dibutuhkan relatif singkat.