Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN “POHON SAYUR” DENGAN SISTEM PERTANIAN VERTIKAL UNTUK SAYUR ORGANIK Agus S Ginting; Moh F Pomalingo; Mustofa Mustofa; Devitta P Mohidin
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 3 No 1 (2018): Jurnal JTPG (April)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v3i1.164

Abstract

Sistim pertanian vertikal atau bisa disebut juga dengan Vertikultur merupakan sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat baik dilakukan di dalam ruangan (indoor) atau di luar ruangan (outdoor). Sistem pertanian ini merupakan cara untuk mensiasati keterbatasan lahan. Tanaman yang akan dibudidayakan pada penelitian ini adalah tanaman kangkung.Pada penelitian ini dilakukan rancang bangun dan pengujian pertanian vertikal dengan konstruksi seperti pohon dengan nama Pohon Sayur. Pertumbuhan kangkung pada sistem pohon sayur dibandingkan dengan pertumbuhan kangkung yang ditanam secara horizontal dengan luasan yang sama sebagai kontrol. Hasil penelitan menunjukkan struktur pohon sayur mampu berkerja dengan baik. Poros penyangga sebagai penahan beban yang terdiri dari 24 percabangan mampu menahan beban secara keseluruhan. Perbandingan pertumbuhan tanaman menunjukkan bahwa berat total kangkung pada pohon sayur menunjukkan hasil yang lebih besar. Pohon sayur menghasilkan berat 1885,3 gr dan kontrol 1741,2gr. Pada tinggi batang, terjadi hal sebaliknya dimana kontrol mempunyai tinggiyang dapat mencapai 27,1cm sedangkan pada pohon sayur tanaman tertinggi sebesar 22,6 cm. Perbedaan berat ini disebabkan diameter batang rata-rata pada pohon sayur yang lebih besar dibandingkan diamater batang pada kontrol dimana diameter rata-rata batang pada pohon sayur dapat mencapai 0,31cm sedangkan pada kontrol mencapai 0,25 cm.Kata kunci : Vertikultur, Pohon Sayur, Kangkung
RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN ALAT PENGADUK DODOL admin admin; Mustofa Mustofa; Sjahril Botutihe
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 4 No 1 (2019): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v4i1.340

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian yang didasarkan pada teknologi tepat guna yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam peningkatan kualitas dan kuantitas produk-produk makan ringan, khususnya dodol. Dalam penelitian ini dirancang sebuah alat/mesin pengaduk yang digerakkan dengan motor penggerak. Besarnya daya yang digunakan untuk menggerakkan pengaduk merupakan variabel tetap, termasuk juga putaran pengadukan. Sementara api yang digunakan untuk memasak dodol berasal dari gas LPG. Penelitian ini juga merupakan sebagai awal untuk penelitian selanjutnya tentang pengembangan alat pengaduk dodol. Fokus kajian dalam penelitian membandingkan produk dodol yang dihasilkan dari alat dalam penelitian ini dengan yang dihasilkan secara tradisional. Inidikator perbandingan yang menjadi kajian adalah waktu yang diperlukan selama pemasakan dodol dan kualitas dodol yang dihasilkan meliputi tekstur, rasa dan aroma. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pemebuatan dodol menggunakan mesin memerlukan waktu selama 101 menit, yakni 38 menit lebih cepat dibandingkan secara tradisional. Selain itu, kualitas dodol yang dihasilkan menggunakan mesin memiliki tekstur yang kenyal, lebih coklat dan memiliki aroma dan rasa yang tinggi.
PENENTUAN SIFAT FISIK KENTANG (Solanum tuberosum L.): SPHERICITY, LUAS PERMUKAAN VOLUME DAN DENSITAS Mustofa Mustofa
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 4 No 2 (2019): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v4i2.457

Abstract

Kentang merupakan salah satu bahan produk pertanian yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dengan berbagai olahan. Kualitas kentang ditentukan berdasarkan karakteristik fisik, mekanik dan kimia yang berkaitan dengan komposisinya. Karakteristik fisik merupakan aspek penting dalam penanganan bahan pertanian seperti pemisahan, grading, pengangkutan, penyimpanan dan pengolahan. Penanganan dan pengolahan kentang bergantung pada sifat-sifatnya. Disamping itu, sifat fisik bahan pertanian juga merupakan faktor penting dalam perancangan suatu alat pengolahannya. Hal ini berkaitan dengan ukuran dan bentuk, volume, densitas, dan sifat-sifat fisik lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui beberapa sifat fisik kentang. Penentuan ukuran dan bentuk seperti sphericity yang dapat diukur menggunakan jangka sorong dan beberapa persamaan matematis. Sedangkan volume dan densitasnya diukur menggunakan gelas kimia dan penentuan massa dari suatu bahan serta menggunakan persamaan matematis umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kentang memiliki sphericity, luas permukaan, volume, dan densitas masing-masing adalah 0,86, 27,75 cm2, 118,40 cm3, dan 1,01 gr/mL. Perbedaan volume menghasilkan perbedaan densitasnya dimana densitas kentang untuk volume yang berbeda masing-masing adalah 1,01 g.cm-3 dan 1,08 g.cm-3. Oleh karena itu, perancangan suatu alat dalam penanganan dan pengolahan kentang harus didasarkan pada sifat dan karakteristik dari kentang tersebut
DESAIN KONSTRUKSI MEDIA PENGERING GABAH PADI ALTERNATIF SEMI-OTOMATIS Andika Kaharu; Burhan Liputo; Mustofa Mustofa
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 5 No 2 (2020): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v5i2.677

Abstract

Salah satu proses penting dalam pasca panen padi adalah pengeringan. Pengeringan ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air, mencegah fermentasi atau pertumbuhan jamur dan memperlambat perubahan kimia pada makanan. Selama pengeringan, dua proses terjadi secara simultan yaitu perpindahan panas ke produk dari sumber pemanas dan perpindahan massa uap air dari bagian dalam produk ke permukaan dan dari permukaan ke udara sekitar. Tujuan penelitian ini adalah membuat konsep rancangan konstruksi alat pengering gabah padi dan membuat desain ruang pengering gabah. Penelitian ini menganalisis suatu konstruksi alat berdasarkan sistem kerja alat, material yang digunakan dan dimensi alat pengering. Analisis ini dilakukan berdasarkan desain setiap komponen yang dibuat dalam alat pengering gabah padi. Komponen tersebut meliputi cover (penutup wadah), alas wadah, pengukur suhu, roda gigi, gear box, motor AC, dan panel switch. Berdasarkan hasil analisis disimpulkan bahwa untuk desain wadah penampung terbuat dari besi plat tipis dengan ketebalan 0,4 cm dengan luas 80x70 cm. Dimensi ukuran wadah penampung mampu menampung gabah sebanyak 5 kg. Berdasarkan analisis ini diharapkan menjadi dasar dalam pembuatan alat pengering gabah padi yang sesuai dengan kebutuhan.
PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF KOMPOR YANG RAMAH LINGKUNGAN Andi Kusnadi; Romi Djafar; Mustofa Mustofa
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 5 No 2 (2020): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v5i2.681

Abstract

Saat ini telah ada beberapa orang atau kelompok masyarakat yang telah memanfaatkan oli bekas sebagai bahan bakar. Namun pemanfaatan ini hanya untuk penggunaan pengerjaan tertentu bukan untuk kalangan umum, seperti untuk bahan bakar pembakaran Batu Gamping, dan Peleburan Aluminium. Minimnya pemanfaatan ini akan mengakibatkan jumlah oli bekas akan terus bertambah dan membuat oli bekas ini menjadi bahan yang rawan untuk mencemari lingkungan.Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan melakukan penelitian dengan metode studi pustaka, dengan judul “Pemanfaatan Limbah Oli sebagai Bahan Bakar Kompor Alternatif Ramah Lingkungan”. Karakteristik limbah oli yang paling bagus untuk dijadikan bahan bakar kompor alternatif adalah yang memiliki viskositas terendah (10,58 cts) sebagai hasil pemanasan hingga suhu 1000C dimana oli bekas relatif telah berubah menjadi agak cair sehingga nantinya oli bekas tersebut mudah untuk didorong menuju ke mulut bakar kompor alternatif menggunakan tekanan udara. Tinggi lidah api yang dihasilkan pada pembakaran oli bekas > 25 cm dengan suhu > 222,20C dengan nilai energi kalor terbesar 3,735 kal/detiknya. Nilai efisiensi oli bekas tertinggi yang tercapai adalah sebesar 4,94 %, yang apabila dibandingkan dengan efisiensi minyak tanah memang lebih kecil, namun apabila memasukkan variable keterdapatan oli bekas yang lebih melimpah dibandingkan dengan keterdapatan minyak tanah di masyarakat, penggunaan oli bekas menjadi sebuah bahan bakar kompor alternatif akan tetap lebih hemat biaya daripada menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakarnya.
Studi Kinerja Mesin Pemotong Bambu Mustofa M
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 6 No 1 (2021): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v6i1.742

Abstract

Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas dibatangnya yang setiap tahunnya banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Gorontalo. Pemanfaatan bambu tentunya tidak terlepas dari proses pengolahan, terutama pemotongan. Proses ini menuntut adanya peralatan atau mesin yang dapat digunakan untuk keperluan pemotongan dalam skala yang besar. Hal ini karena proses pemotongan bambu di Gorontalo secara umum dilakukan dengan cara manual. Penelitian ini merupakan studi literatur untuk menentukan indikator-indikator yang dapat diterapkan dalam pembuatan mesin pemotong bambu. Dengan demikian akan dihasilkan mesin/alat pemotong bambu yang efisien. Studi litertur pada penelitian ini menggunakan beberapa sumber dari artikel atau jurnal sebagai dasar kajian. Hasil penilitian menunjukkan bahwa penggunaan mesin pemotong bambu dapat meningkatkan produktivitas. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dari efisiensi waktu yang digunakan lebih sedikit dibandingkan dengan pemotongan bambu secara manual. Penggunaan mesin pemotong bambu dapat mereduksi waktu kerja sekitar 82-84%. Untuk memaksimalkan penggunaan mesin pemotong bambu maka perlu adanya modifikasi alat/mesin yang mempertimbangkan beberapa aspek seperti sistem kerja otomatis melalui bantuan software dan sensor, perancangan alat/mesin disesuaikan dengan postur tubuh para pekerja, dan penggunaan penutup mata pisau atau gurinda.
Destilasi Bioetanol dari Nira Aren dengan Variasi Waktu Pengadukan pada Proses Fermentasi Andika Latara; Mustofa Mustofa; Sjahril Botutihe
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 6 No 2 (2021): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v6i2.809

Abstract

Bioetanol merupakan salah satu jenis energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor menggantikan bensin dan pertalite. Bioetanol umumnya diperoleh dari produk-produk pertanian, baik yang berupa padatan seperti dari ubi-ubian atau produk cair seperti nira nipah atau nira aren. Produksi bioetanol umumnya dilakukan dengan metode destilasi dengan memanfaatkan perbedaan titik didih antara zat yang akan dipisahkan, dalam hal ini etanol dan air. Sebelum proses destilasi, bahan sumber bioetanol dilakukan proses fermentasi dengan bantuan ragi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kadar alkohol dari bioetanol yang dihasilkan dengan perbedaan waktu pengadukan selama fermentasi. Produksi bioetanol pada penelitian ini dilakukan melalui serangkaian tahapan kegiatan meliputi pasteurisasi, fermentasi, dan destilasi. Proses fermentasi bioetanol berlangsung selama 3 hari setelah proses pasteurisasi. Selama fermentasi, air nira diaduk dengan dua variasi waktu pengadukan yang berbeda, yaitu 3 menit dan 6 menit setiap 6 jam sekali. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat destilasi, kompor gas, pH meter, termometer, alkohol meter, pompa air, air pendingin, nira aren, ragi dan gas LPG. Berdasarkan hasil pengujian diketahui bahwa semakin lama waktu pengadukan saat fermentasi dapat meningkatkan kadar alkohol dari bioetanol yang dihasilkan. Proses pengadukan selama 3 menit menghasilkan bioetanol dengan kadar alkohol 49%, sedangkan peningkatan waktu pengadukan menjadi 6 menit berkontribusi pada peningkatan kadar alkohol menjadi 55%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa waktu pengadukan saat fermentasi bioetanol memiliki peran dalam peningkatan kualitas etanol yang dihasilkan.
Desain Turbin Spiral pada Perancangan Sistem PLTMH Skala Mikro Rizqi Adi Pangestu; Romi Djafar; Mustofa Mustofa
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 7 No 1 (2022): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v7i1.874

Abstract

Energi listrik dari bahan bakar fosil dapat memenuhi kebutuhan manusia. Namun, di sisi lain cadangan bahan bakar fosil makin hari makin berkurang sehingga perlu dilakuakan upaya penghematan energi. Upaya ini dapat ditempuh dengan cara menggunakan energi alternatif yang merupakan bagian dari energi baru dan terbarukan. Salah satunya adalah pemanfaatan potensi air sebagai sumber energi. Hal ini umumnya diterapkan pada daerah-daerah yang sumber listriknya sulit tetapi memiliki potensi aliran air yang baik. Potensi ini dapat digunakan untuk membuat pembangkit listrik mikro hidro, baik untuk keperluan penerangan sawah, irigasi dan lahan pertanian lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang turbin tipe spiral pada skala mikro hidro dan untuk mengetahu daya turbin yang dihasilkan. Metode penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu desain dan perancangan, pembuatan turbin, pengujian, dan tahap analisa hasil pengujian. Karakteristik sistem pembangkit yang dirancang memiliki turbin berbentuk spiral dengan panjang 0,60 m dan diameter 0,18 m, diameter poros turbin 0,0254 m, pitch turbin 0,216 m dengan jumlah ulir turbin 12 buah. Turbin yang dirancang memiliki sudut kemiringan 11° dan debit aliran 0.017 m³/s menghasilkan kecepatan putaran turbin 127 rpm. Berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan diperoleh daya turbin dan efisiensi matematis masing-masing sebesar 1446,3 watt dan 87,3 %.
Rancang Bangun Pompa Hidram sebagai Solusi Sistem Pengairan di Daerah Perbukitan Didik Firmana; Iqrima Staddal; Mustofa Mustofa
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 7 No 2 (2022): Jurnal JTPG (November)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v7i2.946

Abstract

Water is one of the natural resources needed by all living things. Not only for human and animal consumption but water is also needed by plants for the process of growth and development. In areas where the position is low (below sea level), water is very easy and often found. However, in contrast to hilly and mountainous areas. Generally, farmers rely on rainwater to meet crop water needs. Therefore, hydram pump technology is a solution for irrigation systems in hilly and mountainous areas. This study aims to design a hydram pump system with a two-valve system. This research was conducted through several stages, namely design, provision of tools and materials, functional design and structural design, and testing. The main material for making hydram pumps comes from PVC pipes with different diameters, namely ¾, 2, and 3 inches. The design of the hydram pump consists of several main components, namely the input pipe, output pipe, delivery valve, waste valve, and air tube. Based on the results of the type 2 valve hydram pump test, the resulting discharge data is 8 liters/minute. The flow velocity in the input pipe and the output pipe are 0.052 m/s and 0.42 m/s respectively. One of these differences is influenced by the diameter of the pipe, where the flow velocity is inversely proportional to the diameter of the pipe. The flow rates generated in the input pipe and output pipes are 1.33 x 10‑4 m3/s and 1.32 x 10‑4 m3/s respectively.
Rancang Bangun Mesin Pembuat Pakan Ternak Mustofa Mustofa; Wahyudin Sudai; Siradjuddin Haluti
Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo (JTPG) Vol 8 No 1 (2023): Jurnal JTPG (Mei)
Publisher : PROGRAM STUDI MESIN DAN PERALATAN PERTANIAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30869/jtpg.v8i1.1165

Abstract

Pakan merupakan hal yang sangat penting dalam usaha peternakan, bahkan dapat dikatakan keberhasilan suatu usaha peternakan tergantung pada manajemen pakan. Sebagian peternak, pemberian pakan masih mengandalkan pakan siap saji yang banyak di pasaran. Kondisi ini tentu akan menyulitkan para peternak dari sisi biaya. Oleh karena itu, para peternak harus memanfaatkan sumber daya yang ada dengan bantuan teknologi. Beberapa peternak dijumpai melakukan metode pencampuran konsentrat dan hijauan sebagai pakan, dimana proses tersebut masih dilakukan secara tradisional/manual. Untuk memudahkan peternak, diperlukan suatu mesin yang dapat membantu dalam proses pembuatan pakan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang mesin pembuat pakan dan menguji kinerjanya. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu desain rancang bangun, perancangan mesin, pengujian, dan pengambilan data. Mesin pembuat pakan ini memiliki dua komponen utama yaitu pencacah dan pengaduk. Bagian pencacah memiliki volume 18,840 cm3 yang dilengkapi dengan dua jenis mata pisau. Mata pisau pertama berjumlah satu buah yang berfungsi sebagai dengan ukuran 36,4 cm x 4,1 cm dan ketebalan 3 mm. Adapun mata pisau kedua berjumlah empat buah mata yang berfungsi sebagai pencacah dengan ukuran 36,4 cm x 1,5 cm dan ketebalan 3 mm. Bagian pengaduk memiliki ukuran 98,5 cm x 48 cm yang dilengkapi dengan pengaduk tipe spiral dengan lebar 5,5 cm. Motor penggerak yang digunakan pada mesin ini adalah motor bakar dengan daya 5,5 HP. Pengujian mesin ini diaplikasikan pada dua jenis hijauan, yaitu kangkung dan rumput gajah. Mesin pembuat pakan ini memiliki kapasitas kerja yang bergantung pada jenis hijauan sebagai bahan baku pakan. Berdasarkan hasil pengujian, kapasitas kerja total mesin pembuat pakan dengan bahan baku kangkung dan rumput gajah masing-masing adalah 123,3 kg/jam dan 170 kg/jam.