Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

ANALISIS PERHITUNGAN LUAS TULANGAN GELAGAR JEMBATAN PENAMPANG PERSEGI DAN PENAMPANG T MENURUT METODE BMS 1992 Manangi, Sri Rachmila; Sendow, Theo K.; Rumayar, Audie L. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 7 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu jembatan direncanakan untuk mampu memikul beban baik beban hidup maupun beban mati. Gelagar adalah bagian struktur atas jembatan yang berfungsi mendukung semua beban yang bekerja pada lantai jembatan. Dua tipe penampang gelagar yaitu gelagar penampang persegi dan gelagar penampang T dianalisis untuk mengetahui besarnya perbedaan luas tulangan perlu dari kedua penampang ini, menggunakan metode Bridge Management System 1992 (BMS 1992), dengan bentang jembatan 8.00 m sampai 25.00 dan tinggi gelagar 0.60 m sampai 1.80 m terhadap perencanaan tulangan lentur gelagar yang menggunakan mutu beton (fc’) 30 MPa, mutu baja (fy) 300 MPa.Hasil analisis menunjukkan perhitungan luas tulangan dengan analisa penampang T akan sedtkit lebih ekonomis (paling kecil 85%), dibandingkan dengan perhitungan analisa penampang persegi, pada tinggi gelagar yang relatif rendah. Namun, pada tinggi gelagar yang semakin tinggi, hasil perhitungan luas tulangan kedua metode ini, akan mendekati sama (mendekati 100%). Sehingga perhitungan luas tulangan dengan analisa penampang persegi akan lebih dianjurkan dari pada analisa penampang T untuk tulangan tunggal.  Kata Kunci : Gelagar Persegi, Gelagar T, BMS 1992, Luas Tulangan
PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA KOTA TOMOHON (STUDI KASUS: PERSIMPANGAN JL. PESANGGRAHAN – PERSIMPANGAN JL. PASUWENGAN) Senduk, Theresia Kezia; Rumayar, Audie L. E.; Palenewen, Steve Ch. N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 7 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertambahan jumlah penduduk membuat kebutuhan masyarakat terhadap kepemilikan alat transportasi meningkat pula. Hal ini berbanding terbalik dengan kapasitas jalan yang semakin terbatas. Pada kondisi inilah kemacetan terjadi. Kinerja arus lalu lintas di daerah komersial berkurang, akibat berbagai faktor yang terjadi pada sisi jalan. Salah satu faktor yang teramati adalah aktifitas pada sisi jalan atau hambatan samping seperti kendaraan keluar masuk, kendaraan berhenti, kendaraan parkir dan penyeberang jalan.Jalan Raya Kota Tomohon khususnya sepanjang persimpangan Jl. Pesanggrahan – persimpangan Jl. Pasuwengan dipilih sebagai lokasi penelitian karena pada ruas jalan ini sering terjadi kemacetan yang diakibatkan oleh tingginya aktifitas sisi jalan berupa kendaraan yang masuk keluar sisi jalan, kedaraan yang sering berhenti dan parkir di badan jalan, serta penyeberang jalan yang akhirnya berpengaruh terhadap kinerja di ruas jalan ini. Penelitian bertujuan untuk mengetahui penyebab utama terjadinya kemacetan karena aktifitas di sisi jalan dengan menggunakan panduan dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997). Penelitian dilakukan selama 4 hari, yaitu pada hari Senin, Rabu, Jumat, dan Sabtu. Pengambilan data dilakukan secara langsung dilapangan untuk volume lalu lintas, kecepatan kendaraan dan hambatan samping yang dibagi per 15 menit. Selanjutnya dilakukan analisis data yang dibagi dalam dua bagian yaitu analisis volume lalu lintas, kecepatan, dan kapasitas jalan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Tahun 1997, sedangkan untuk pengaruh hambatan samping terhadap kecepatan dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan bantuan Microsoft Excel. Dari penelitian ini didapat kapasitas 2320,812 smp/jam, volume jam puncak berkisar antara 728 smp/jam - 1070,1 smp/jam, kecepatan terendah berkisar antara 8,125 km/jam – 11,412 km/jam dan tingkat pelayanan jalan C pada jam puncak dan kecepatan arus bebas 32,643 km/jam. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda besar kontribusi hambatan samping terhadap kecepatan adalah sebesar 85,39% untuk jalan arah Manado dengan persamaan Y = 41.7734682 + 0.006007911X1 – 0.216985814X2 – 0.0216503395X3 dan 47,55% untuk jalan arah Tomohon dengan persamaan Y = 30.78238787 - 0.03945072X1 + 0.01810109X2 – 0.08137297X3. Faktor utama yang mempengaruhi kecepatan adalah kendaraan parkir dan berhenti. Oleh karena itu perlu adanya pemasangan rambu dilarang parkir pada kedua sisi jalan serta pos penjagaan polisi untuk mengatur serta menjaga aturan-aturan rambu-rambu yang ada, ataupun perlu dibuatnya peraturan pemerintah terhadap kepemilikan lahan parkir pribadi untuk setiap bangunan yang berada di depan jalan raya. Kata kunci: kinerja lalu lintas, hambatan samping, kecepatan
Analisa Kapasitas Landasan Pacu Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo Rares, Jonalisa A. M.; Pandey, Sisca V.; Rumayar, Audie L. E.
TEKNO Vol 17, No 73 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Provinsi Gorontalo adalah Provinsi yang berkembang pesat pada sektor ekonomi. Salah satu perkembangan yang ada yakni pembangunan Bandar Udara Djalaluddin. untuk kelancaran transportasi udara di Provinsi Gorontalo maka Bandar Udara Djalaluddin perlu ditinjau pelayanannya. Evaluasi komponen lapangan terbang sangatlah diperlukan, maka untuk mencapai efektifnya suatu bandar udara sehingga kapasitas dapat di pakai sebagai salah satu penunjangnya. Kepadatan/kemacetan dapat terjadi bila permintaan mendekati kapasitas untuk suatu jangka waktu tertentu. Untuk itu perlu mengamati variabel seperti: Konfigurasi landas pacu, jenis pesawat, komposisi pesawat, exit taxiway, keadaan tersibuk, kondisi cuaca, dan frekuensi penerbangan. Data-data arus lalu lintas udara dianalisa dengan menggunakan metode forecasting (Ramalan), dengan menggunakan trend linier, trend logaritma, trend Exponensial. Sehingga untuk mendapatkan perkiraan lalu lintas dimasa yang akan mendatang, yang meliputi arus penumpang, bagasi dan barang serta merupakan variabel untuk mengetahui tahun puncak dan tahun pengembangan yang akan terjadi. Dan dari hasil perhitungan yang ada, diperoleh kapasitas puncak untuk kondisi VFR 67 operasi/jam dan untuk kondisi IFR 56 operasi/jam yang terjadi pada tahun 2029 (Kondisi IFR) atau tahun 2031 (Kondisi VFR). Sedangkan kapasitas praktis landas pacu 58 operasi/jam untuk kondisi VFR dan 38 operasi/jam untuk kondisi IFR, sehingga untuk mengantisipasi keadaan tersebut maka Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo akan dikembangkan pada tahun 2027 (kondisi IFR) atau 2030 (Kondisi VFR).
Perencanaan Pengembangan Bandar Udara Oesman Sadik Di Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara Simboh, Dave Raymond Christian; Rumayar, Audie L. E.; Pandey, Sisca V.
TEKNO Vol 17, No 73 (2019): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Halmahera Selatan adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Maluku Utara, Indonesia. Ibukota Kabupaten ini terletak di Labuha.Kabupaten Halmahera Selatan merupakan daerah kepulauan yang sangat kaya akan sumber daya alam dan pariwisata sehingga dapat memajukan perekonomian dan pembangunan sektor di daerah tersebut. Pada saat ini Kabupaten Halmahera Selatan memiliki bandar udara Oesman Sadik yang terletak di kecamatan Bacan dan saat ini tergolong bandara kelas III dengan jenis pesawat yang beroperasi ATR 72-500/600 sehingga dianggap perlu untuk ditingkatkan kemampuan pelayanannya agar dapat memenuhi permintaan masyarakat serta dapat ikut menunjang perkembangan di daerah Kabupaten Halmahera Selatan. Dalam merencanakan pengembangan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus lalu lintas dimasa yang akan datang. Untuk itu penelitian dilakukan dengan pengambilan data-data dipihak terkait. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah penumpang, pesawat dan bagasi menggunakan analisa regresi dapat diramalkan arus lalu lintas dimasa yang akan datang sehingga pengembangan bandar udara dianggap perlu dilakukan atau tidak. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari bandara yaitu data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, keadaan topografi dan data eksisting bandara digunakan sebagai acuan untuk merencanakan pengembangan bandar udara. Untuk pengembangan bandar udara Oesman Sadik yang akan direncanakan adalah runway, taxiway, apron, terminal penumpang, gudang dan area parkir kendaraan. Berdasarkan hasil analisa peramalan dari data lima tahun pesawat, penumpang dan bagasi dapat diketahui bahwa perlu dilakukan perencanaan pengembangan untuk bandar udara Oesman Sadik. Dan hasil perhitungan yang mengacu pada standar Internasional Civil Aviation Organization(ICAO) dengan pesawat rencana Boeing 737-800 NG maka dibutuhkan Panjang landasan 2.660 meter, lebar total landasan 60 meter dan jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 175 meter, lebar total taxiway 25 meter dengan tebal perkerasan lentur 81 cm, luas apron 128 × 93 m = 11.904 m2, tebal perkerasan rigid pada apron metode Federal Aviation Administration (FAA) = 35 cm sedangkan dengan metode Portland Cemen Asosiation (PCA) = 32 cm, luas terminal penumpang 41.500 m2, luas gudang 280 m2 dan luas pelataran parkir 22.200 m2.
ANALISA KINERJA PERKERASAN JALAN DITINJAU DARI BESARNYA VOLUME KUMULATIF LALU LINTAS DAN FAKTOR LINGKUNGAN Studi Kasus: Ruas Jalan Worang Bypass – Minahasa Utara Sasuwuk, Gianina K. G.; Waani, Joice E.; Rumayar, Audie L. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 1 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam RAPBN 2018 pembangunan infrastruktur jalan membutuhkan anggaran sebesar Rp161,2. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mendapatkan jumlah anggaran paling besar yakni Rp104,2 triliun naik 2,6% dari anggaran APBNP 2017. Keseluruhan panjang jalan di Indonesia sepanjang 537.892 km, dan kondis jalan rusak ringan sampai rusak berat mencapai 300,3 km. Dari data-data tersebut dapat dilihat betapa mahalnya preservasi dan pembangunan jalan baru di Indonesia.Ruas jalan Worang Bypass Minahasa Utara merupakan penghubung antara dua kota besar di Sulawei Utara yaitu Manado dan Bitung sehingga ruas jalan ini sering dilintasi oleh kendaraan besar bermuatan berat, hal tersebut memberikan pengaruh terhadap kinerja perkerasan pada ruas jalan Worang Bypass. Kinerja perkerasan yang dimaksudkan adalah fungsi dari kemampuan relative dari perkerasan untuk melayani lalu lintas dalam suatu periode tertentu yang ditentukan berdasarkan kondisi fungsional yang menyangkut pada kerataan, kekesatan permukaan perkerasan (Indeks Permukaan (IP) dan Road Condition Index (RCI)) dan kondisi struktural yang menyangkut pada kekuatan dan daya dukung perkerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh beban lalu lintas serta keaadanan lingkungan terhadap tingkat pelayanan jalan.Untuk menghitung kumulatif beban sumbu standar atau Cummulative Equivalent Standar Axle Load (CESA) dihitung berdasarkan Manual Desain Perkerasan (MDP) 2017, pengujian lendutan dilakukan menggunakan alat Benkelman Beam (BB) dan pengerjaan serta pengolahan data dilakukan berdasarkan metode Pd T-05-2005-B. Penentuan Indeks Permukaan dilakukan dengan menggunakan grafik hubungan International Roughness Index (IRI) dan IP yang bersumber dari National Cooperative Highway Research Program 2001(NCHRP).Dari hasil perhitungan CESA menunjukkan terjadinya peningkatan volume lalu lintas pada ruas jalan Worang Bypass selama umur rencana 10 tahun, dan berdasarkan data curah hujan 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa pada lokasi penelitian memiliki intensitas curah hujan yang cukup tinggi 200 mm- 330 mm per tahunnya, selain itu ruas jalan Worang Bypass tidak memiliki sistem drainase yang baik. Kontak yang terjadi antara air dan aspal secara terus menurus serta disertai dengan beban lalu lintas yang terus bertambah mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi pelayanan jalan yang ditandai dengan turunnya nilai IP setahun setelah jalan dioverlay. Rata-rata nilai IRI pada ruas jalan Worang Bypass adalah 3,2 m/km dengan IP 2,2 yang menyatakan fungsi pelayanan jalan berada pada status cukup. Hal tersebut menyatakan bahwa beban lalu lintas yang terus bertambah serta disertai dengan kondisi lingkungan yang kurang baik akan mempengaruhi tingkan pelayanan suatu jalan. Kata Kunci: Indeks Permukaan (IP), International Roughness Index (IRI), Cummulative Equivalent Standar Axle Load (CESA)
ANALISA KINERJA RUAS JALAN MENGGUNAKAN METODE MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA (MKJI) 1997 Ranto, Wirani; Rumayar, Audie L. E.; Timboeleng, James A.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 1 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruas jalan Walanda Maramis merupakan salah satu ruas jalan yang cukup padat di kota Manado. Hal ini dikarenakan ruas jalan tersebut berada di kawasan perkotaan yang terdapat beberapa pertokoan, rumah makan dan tempat-tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat yang mengakibatkan banyaknya aktivitas di badan jalan seperti pejalan kaki, kendaraan berhenti, parkir, kendaraan lambat dan kendaraan keluar masuk dari sisi jalan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kinerja jalan pada ruas jalan satu arah pada ruas jalan Walanda Maramis. Ruas jalan hanya di tinjau sepanjang 195 m, dengan lebar jalur 9,6 m di titik 1 dan 10 m di titik 2, namun di lapangan lebar jalur jalan ini berkurang akibat adanya kendaraan parkir di badan jalan. Analisa kinerja ruas jalan ini menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Data primer yang dibutuhkan yaitu volume lalu lintas, hambatan samping, waktu tempuh, dan geometric jalan. Data sekunder berupa peta lokasi penelitian dan jumlah penduduk di kota Manado. Hasil  pengelolahan data didapat volume puncak kendaraan yang terjadi di titik 1 pada hari Jumat, 6 september 2019 pukul 17.00-18.00 sebesar 1908,3 smp/jam, dan volume puncak kendaraan di titik 2 pada hari Rabu, 4 september 2019 pukul 14.00-15.00 sebesar 2321,1 smp/jam, dengan kapasitas 3015,144 smp/jam. Dimana kecepatan arus bebas sebesar 55,6 km/jam, dan derajat kejenuhan sebesar 0,70 dengan memiliki tingkat pelayanan jalan atau Level of Service (LOS) berada pada tingkat C (0,45 -0,74) dengan keterangan “arus stabil, pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan” dimana nilai ini membuktikan kinerja ruas jalan Walanda Maramis masih tergolong cukup baik. Kata Kunci: Ruas jalan Walanda Maramis, kinerja jalan, volume lalu lintas, hambatan samping,geometric jalan
PERENCANAAN PENGEMBANGAN BANDAR UDARA KASIGUNCU KABUPATEN POSO PROVINSI SULAWESI TENGAH Taula, Aprilian Dora; Jansen, Freddy; Rumayar, Audie L. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 5 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Poso merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Tengah.Posisi Kabupaten Poso terletak di tengah-tengah pulau Sulawesi yang merupakan jalur strategis yang menghubungkan antar Provinsi di pulau Sulawesi dan saat ini sedang giat-giatnya meningkatkan sarana infrastruktur yang ada.Bandar udara Kasiguncu terletak di ibukota Kabupaten dan saat ini tergolong sebagai bandara klas II dengan jenis pesawat yang beroperasi saat ini masih tergolong pesawat kecil yaitu ATR 72-600 sehingga dianggap perlu untuk ditingkatkan pelayanannya agar dapat memenuhi permintaan Masyarakat serta ikut menunjang pertumbuhan dan perkembangan Daerah. Dalam merencanakan pengembangan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus lalu lintas di masa yang akan datang. Dengan menganalisa data lima tahun jumlah penumpang, bagasi dan cargo menggunakan analisa regresi dapat diramalkan arus lalu lintas dimasa yang akan datang sehingga pengembangan bandar udara diaggap perlu dilakukan atau tidak. Berdasarkan data-data primer yang diperoleh dari bandara seperti data klimatologi, data karakteristik pesawat, data tanah, keadaan Topografi dan data existing bandara digunakan sebagai acuan dalam merencanakan pengembangan bandar udara.Untuk pengembangan bandar udara Kasiguncu-Poso yang akan direncanakan adalah Runway, Taxiway, Apron, Terminal penumpang, Gudang dan Parkir kendaraan.Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar Internasional Civil Aviation organization (ICAO) dengan pesawat terbang rencana Boing 737-800 maka dibutuhkan panjang landasan 2.612 meter lebar 51 meter dan jarak antara sumbu landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 170 meter lebar total taxiway 25 meter dengan tebal perkerasan lentur 70 Cm, luas apron 143 × 93 = 13.299 m2, tebal perkerasan rigid pada apron Metode Federal Aviation Administration (FAA) = 35 Cm sedangkan dengan metode Portland Cemen Asosiation (PCA) = 41 Cm, luas terminal penumpang 4.200 m2, luas gudang 32 m2 dan luas pelataran parkir 750 m2.  Kata kunci: Kabupaten Poso, Pengembangan Bandar Udara, Runway, Taxiway, Apron
ANALISA BIAYA KEMACETAN KENDARAAN PRIBADI DI TITIK ZERO POINT MANADO Sanda, Santhy Aprilyani; Timboeleng, James A.; Rumayar, Audie L. E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 10 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemacetan dapat diakibatkan ketika volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan, yang juga menyebabkan tundaan, dan mengakibatkan kenaikan biaya transportasi. Ruas jalan pada empat lengan Zero Point Manado merupakan salah satu titik  terjadinya kemacetan karena banyak kendaraan yang melewati jalan tersebut. Dengan terjadinya kemacetan mengakibatkan adanya tambahan waktu perjalanan dan juga bertambahnya biaya transportasi akibat kemacetan lalu lintas. Kemacetan dapat juga disebabkan karena adanya aktifitas gangguan samping pada jalan seperti pedagang kaki lima, para sopir angkutan umum yang menaikkan dan menurunkan penumpang pada sembarang tempat dan para pejalan kaki yang menyeberang jalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kemacetan, menghitung biaya transportasi akibat kemacetan yang terjadi dan biaya operasi pada ruas jalan Jl. Jendral Sudirman, Jl. Sam Ratulangi, Jl. Jendral Sudirman dan Jl. Suprapto Kota Manado. Dalam penelitian ini untuk menghitung biaya operasional kendaraan menggunakan metode HDM-VOC III. Biaya kemacetan dihitung berdasarkan biaya operasional kendaraan (BOK), arus lalu lintas, kecepatan kendaraan, nilai waktu yang dihitung sesuai dengan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kota Manado dan nilai waktu antrian. Dari penelitian ini didapatkan bahwa kemacetan yang terjadi menyebabkan kerugian bagi pengguna kendaraan. pada Jl. Jendral Sudirman (Samping Bank Sulut) diperoleh biaya operasi kendaraan Rp. 138.885,00 dan biaya kemacetan sebesar Rp. 9.548,808 pada Jl. Jendral Sam Ratulangi (depan Multimart) diperoleh biaya operasi kendaraan Rp. 136.244,00 dan biaya kemacetan sebesar Rp.3.492,796 pada Jl. Jendral Sudirman (samping Gedung Juang 45) diperoleh biaya operasi kendaraan  Rp.  124.442,00 dan biaya kemacetan sebesar Rp. 296,048 pada Jl. Suprapto (Arah Pasar 45) diperoleh biaya operasi kendaraan Rp. 129.533,00 dan biaya kemacetan sebesar Rp. 1.579,386.Kata Kunci: Biaya Operasi Kendaraan (BOK), HDM VOC, Biaya Kemacetan
ANALISA KAPASITAS BERDASARKAN PEMODELAN GREENSHIELD, GREENBERG DAN UNDERWOOD DAN ANALISA KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SAM RATULANGI MANADO Rumayar, Audie L. E.; Timpal, Greyti S. J.; Sendow, Theo K.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 8 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap tahun pertambahan penduduk dan jumlah kendaraan di kota Manado terus meningkat, sehingga menimbulkan persoalan terhadap pergerakan lalu lintas. Selain itu, pola-pola pergerakan dari lalu lintas yang ada juga dapat terjadi akibat aktifitas yang ada di pinggir jalan yang menyebabkan menurunnya kecepatan arus lalulintas dan kinerja jalan. Hal ini akan menimbulkan dampak negatif terhadap pergerakan lalulintas. Demikian pula yang terjadi di ruas jalan Sam Ratulangi, Tanjung Batu sebagai daerah studi. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diperlukan manajemen lalulintas yang terencana dan terarah dengan terlebih dahulu mengetahui karakteristik lalulintas seperti volume dan kecepatan, dengan melakukan penelitian pada ruas jalan tersebut.Studi dalam penelitian ini dilakukan di Ruas Jalan Sam Ratulangi, Tanjung Batu selama 7 hari dimulai dari jam 06.00-21.00 WITA dengan interval waktu 5 menit, yang bertujuan untuk mengetahui kapasitas yang ada diruas jalan tersebut, dengan model yang digunakan adalah model Greenshield, Greenberg dan Underwood dan untuk mengetahui kinerja ruas jalan tersebut. Dari hasil pemodelan, didapat untuk model Greenshield koefisien determinasi tertinggi adalah hari Sabtu dengan R2 = 0,7718 dengan persamaan matematis S = 38,1162217 - 0,188718014.D dan Kapasitas (VM) = 1924,62 skr/jam. Untuk model Greenberg koefisien determinasi tertinggi adalah hari Sabtu dengan R2 = 0,7226 dengan persamaan matematis S = 51,51820934 - 5,85036347Ln D dan Kapasitas (VM) = 14364,11 skr/jam. Untuk model Underwood koefisien determinasi tertinggi adalah hari Sabtu dengan R2 = 0,7582 dengan persamaan matematis S = 38.97195607 e(-0.006264442 D) dan Kapasitas (VM) = 2288,62 skr/jam. Untuk perhitungan dengan menggunakan PKJI didapat kapasitas (VM) = 2648 skr/jam dengan dengan nilai LOS D (DS = 0,75 ? 0,84) yang artinya bahwa volume lalulintas pada ruas Jalan Sam Ratulangi Tanjung Batu mendekati arus tidak stabil tetapi kecepatan masih dapat ditolerir. Kata kunci: Kapasitas, Greenshield, Greenberg, Underwood, Kinerja Ruas Jalan
ANALISA KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN DI KOTA MANADO (Studi Kasus : Trayek Paal Dua – Lapangan) Hillary, Lindsay; Rumayar, Audie L. E.; Longdong, Jefferson
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 5 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisa kebutuhan angkutan umum di Kota Manado dilakukan pada trayek Paal Dua – Lapangan. Kebutuhan jumlah armada optimal dapat dihitung berdasarkan metode Break Even Point (BEP), dengan meninjau prinsip keseimbangan antara pendapatan operator dan Biaya Operasi Kendaraan (BOK) dengan metode DLLAJ. Pendapatan operator itu sendiri berdasarkan tarif dengan menghitung Load Factor. Komponen yang akan dihitung untuk mengetahui biaya operasi kendaraan dengan metode DLLAJ adalah biaya langsung dan biaya tak langsung. Hasil analisa menunjukkan bahwa rata–rata jumlah penumpang/hari sebanyak 130 penumpang dengan nilai Load Factor sebesar 27,20%. Pendapatan rata–rata yang diperoleh per tahun adalah Rp. 186.112.739,- dan biaya operasi kendaraan rata–rata adalah Rp. 204.724.013,-. Dengan demikian pengalokasian 135 unit kendaraan belum memenuhi kondisi keseimbangan bagi usaha operator, dikarenakan selisih antara pendapatan/kend/thn dengan biaya operasi kendaraan bernilai negatif sebesar Rp. - 17.926.013. Kebutuhan jumlah armada pada trayek Paal Dua – Lapangan berdasarkan tarif yang ditentukan oleh pemerintah adalah sebanyak 112 unit kendaraan, sedangkan kebutuhan jumlah armada berdasarkan tarif yang berlaku dilapangan sebanyak 123 unit kendaraan. Kata Kunci : Load Factor, Biaya Operasi Kendaraan (BOK), Break Even Point (BEP), Armada Optimal, Pendapatan Operator