Setiawan Sabana
Bandung Institute of Technology, Bandung, Indonesia Jl. Ganesha No.10, Jawa Barat Indonesia

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : SUSURGALUR

Priangan dalam Kehidupan Franz Wilhelm Junghuhn Setiawan, H.W.; Sabana, Setiawan
SUSURGALUR Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : SUSURGALUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IKHTISAR: Orang Eropa, terutama orang Belanda, pada zaman kolonial menyebut dataran tinggi di belahan barat Pulau Jawa sebagai “Preanger” atau “Prijangan”. Istilah “Preanger” untuk wilayah-wilayah di dataran tinggi Jawa Barat memang berpaling dan merujuk ke masa kolonial. Esai ini membahas beberapa segi sejarah Priangan, dataran tinggi di Jawa Barat, pada abad ke-19 dalam kaitannya dengan sosok, perjalanan hidup, dan karya Franz Wilhelm Junghuhn (1809-1864). Figur tersebut adalah peneliti, penjelajah, dan pejabat kolonial Belanda kelahiran Jerman, yang selama 13 tahun tinggal dan bekerja di Hindia Belanda. Dari penyelidikan keilmuannya dihasilkan karya utamanya mengenai morfologi Pulau Jawa, yang mendapat pengakuan masyarakat ilmiah di tingkat internasional pada masanya. Karya itu bukan hanya berupa tulisan terperinci mengenai bentang alam Pulau Jawa, melainkan juga berupa citraan visual seperti sketsa, peta topografi, dan gambar elok. Priangan merupakan salah satu area penelitian Franz Wilhelm Junghuhn, bahkan menjadi tempat ia tinggal dan bekerja pada tahun-tahun terakhir menjelang ia wafat. Tulisan dan gambar karya Franz Wilhelm Junghuhn mengenai Priangan dapat memperkaya historiografi mengenai dataran tinggi tersebut pada abad ke-19.KATA KUNCI: Franz Wilhelm Junghuhn, Priangan abad ke-19, citraan visual, ilustrasi, historiografi, dan bentang alam pulau Jawa.ABSTRACT: “Priangan in the Life of Franz Wilhelm Junghuhn”. Europeans, particularly the Netherlands, in the colonial times call plateau in western Java as "Preanger" or "Prijangan". The term of "Preanger" to the areas in the highlands of West Java is to turn and refer to the colonial period. This essay discusses some aspects of the history of Priangan, a plateau in West Java, in 19th century in relation to the figure, life journey, and works of Franz Wilhelm Junghuhn (1809-1864). The figure was German-born Dutch researcher, explorer, and colonial official, who for 13 years had lived and worked in Dutch East Indies. Based on his scientific investigation, he had contributed his major work on morphological aspects of Java’s natural landscapes that had gained the recognition from international scientific communities at the time. His works didn’t only present detailed account of natural landscapes of Java, but also presented several visual images, such as sketches, topographical maps, and picturesque images. Priangan was one of Franz Wilhelm Junghuhn’s areas of research, even a place where he lived and worked during the last years before his death. Franz Wilhelm Junghuhn’s writings and drawings on Priangan can enrich the historiography of the plateau in 19th century.KEY WORD: Franz Wilhelm Junghuhn, 19th century Priangan, visual images, illustrations,  historiography, and natural landscapes of Java.  About the Authors: H.W. Setiawan adalah Mahasiswa Program Doktor di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB (Institut Teknologi Bandung) dan Dosen di UNPAS (Universitas Pasundan) Bandung, Jawa Barat, Indonesia; dan Prof. Dr. Setiawan Sabana adalah Guru Besar di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, Jalan Ganesha No.10 Tamansari, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Untuk kepentingan akademis, penulis bisa dihubungi dengan alamat emel: hawesetiawan@unpas.ac.id and setiawansabana@yahoo.com How to cite this article? Setiawan, H.W. & Setiawan Sabana. (2015). “Priangan dalam Kehidupan Franz Wilhelm Junghuhn” in SUSURGALUR: Jurnal Kajian Sejarah & Pendidikan Sejarah, Vol.3(1), Maret, pp.31-56. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press and UBD Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, ISSN 2302-5808. Chronicle of the article: Accepted (September 9, 2014); Revised (December 19, 2014); and Published (March 24, 2015).