Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENETAPAN KADAR FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) TERHADAP Staphylococcus aureus Sofihidayati, Trirakhma; Sulistiyono, Fitria Dewi; Sari, Bina Lohita
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8.2 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB)

Abstract

Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas sayuran penting di Indonesia dan banyak digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional.   Kulit bawang dianggap sebagai limbah, tetapi ternyata pada kulit bawang merah  terkdanung berbagai bahan alami dengan nilai fungsional tinggi. Bawang merah dan kulitnya  kaya akan senyawa seperti senyawa flavonoid dan organosulfur (allicin) yang bertindak sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid ekstrak etanol 70% kulit bawang merah dari hasil ekstraksi metode   Microwave Assisted Extraction (MAE) dan menentukan aktivitasnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Uji aktivitas ditentukan pada konsentrasi ekstrak 20, 40, 60, 80 dan100 % dengan mengukur lebar daerah hambat (LDH) menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak etanol kulit bawang merah mengdanung flavonoid sebesar 14,57 % dan uji aktivitas antibakteri menghasilkan lebar daerah hambat berturut-turut sebesar 18,00; 19,50; 19,50; 22,00 dan 21,50 mm.Kata kunci: Kulit bawang merah, flavonoid, metode MAE, Staphylococcus aureus 
EFEKTIVITAS EKSTRAK Padina australis SEBAGAI ANTIBAKTERI Escherichia coli PENYEBAB DIARE Saptari Haryani, Tri; Lohita Sari, Bina; Triastinurmiatiningsih, Triastinurmiatiningsih
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 2 (2014): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (172.405 KB)

Abstract

Organisme laut merupakan sumber senyawa obat yang berpotensi besar, tetapi sampaisaat ini masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Penelitian efektivitas ekstrak Padina 
TOKSISITAS, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI EKSTRAK AIR KULIT KAYU MASSOI (Cryptocarpa massoy (Lauraceae)) Lohita Sari, Bina; Rurianti, Wandesta; Simanjuntak, Partomuan
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4, No 1 (2014): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.548 KB)

Abstract

Massoi (Cryptocarya massoy) merupakan tanaman yang digunakan masyarakat Papua sebagai obat tradisional. Kulit batang tanaman ini memperlihatkan beberapa aktivitas biologis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan toksisitas, aktivitas antioksidan dan antibakteri ekstrak air kulit batang Massoi (EAKM). Uji toksisitas menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), aktivitas antioksidan diuji dengan metode Peredaman Radikal Bebas menggunakan DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl), dan uji antibakteri menggunakan metode cakram difus terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Penapisan fitokimia menunjukkan adanya steroid, flavonoid, saponin, tannin, kumarin dan minyak atsiri. Hasil LC50 sebesar 493,00 µg/mL menunjukkan bahwa EAKM adalah toksik. Nilai IC50 sebesar 14,06 µg/mL (vitamin C sebagai control positif 7,78 µg/mL) menunjukkan potensi EAKM sebagai antioksidan. Sementara EAKM tidak menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap S. aureusdan E. coli. Kromatografi kolom menggunakan silika gel dengan fasa gerak kloroform:metanol (1:1) dan kloroform:metanol:air (5:5:1) pada EAKM menghasilkan empat fraksi. Semua fraksi diidentifikasi dengan KCKT menggunakan fasa gerak metanol : air (1:1). Profil KCKT keempat fraksi menunjukkan profil kromatogram yang hampir sama, yaitu pada waktu menit ke 10,0. Kata kunci :Toksisitas, antioksidan, antibakteri, Cryptocarya massoy
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI Salmonella typhi Komala, Oom; Lohita Sari, Bina; Sakinah, Nina
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2, No 1 (2012): FITOFARMAKA
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.257 KB)

Abstract

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas antibakteri dari beberapa konsentrasi ekstrak etanol buah pare terhadap bakteri Salmonella typhi telah dilakukan. Pengujian antibakteri ekstrak etanol buah pare dilakukan dengan mengukur Diameter Daerah Hambat (DDH) melalui metode difusi kertas cakram dan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) melalui metode dilusi agar padat. Pengujian DDH dilakukan terhadap konsentrasi ekstrak buah pare 12,5%, 25%, 50%, 75%, serta kloramfenikol 30 UI sebagai kontrol positif dan aquadest sebagai kontrol negatif. Sedangkan pengujian KHM dilakukan terhadap konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70% dan 80%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah pare kurang efektif sebagai antibakteri terhadap Salmonella typhi, karena pada pengujian DDH zona hambat yang terbentuk tidak absolut. KHM berada pada konsentrasi 60%, dimana tidak ada pertumbuhan bakteri. Kata kunci: Buah pare, Salmonella typhi, efektivitas antibakteri 
PENENTUAN KADAR FLAVONOID EKSTRAK ETANOL 70% KULITBAWANG MERAH (Allium cepa L.) DENGAN METODE MASERASI DAN MAE (Microwave Assisted Extraction) Setiani, Lusi Agus; Sari, Bina Lohita; Indriani, Lusi; Jupersio, Jupersio
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2017): Vol.7, No.2, Desember 2017
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.983 KB)

Abstract

ABSTRAKKulit bawang merah mengandung senyawa flavonoid, polifenol, saponin, terpenoid dan alkaloid. Golongan flavonoid yang terdapat pada kulit bawang merah adalah flavonol yang berkhasiat sebagai antioksidan kuat serta diketahui dapat mengurangi risiko tumor, kanker, penyakit jantung, stroke, bronchitis, asma dan anti peradangan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan membandingkan kadar flavonoid ekstrak etanol 70% kulit bawang merah  menggunakan metode maserasi dan MAE (Microwave Assited Extraction). Metode ekstraksi maserasi dilakukan pada suhu kamar dan MAE pada suhu 80ºC. Kadar flavonoid diukur menggunakan alat spektrofotometri UV-VIS  dengan  reagen  AlCl3.      Senyawa  standar  flavonoid  yang digunakan adalah kuersetin. Kadar flavonoid yang didapatkan dengan metode maserasi adalah sebesar 14,92% dan kadar flavonoid yang didapatkan dengan metode MAE adalah sebesar 17,18%.   Dari data ini dapat disimpulkan bahwa metode MAE  (Microwave Assited  Extraction)  lebih  efektif digunakan  untuk  mengekstrak  flavonoid  dari kulit bawang merah dibandingkan dengan metode maserasi. Kata Kunci: Kulit bawang merah, maserasi, MAE, flavonoid
FORMULASI DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PERMEN JELLY SARI BUAH PEPAYA CALIFORNIA (Carica papaya L.) Miranti, Mira; Lohitasari, Bina; Amalia, Desy Rizky
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 1 (2017): Vol 7 No 1 Juni 2017
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.738 KB)

Abstract

ABSTRAKPermen Jelly merupakan permen yang terbuat dari campuran sari buah-buahan,bahan  pembentuk  gel  dengan  penambahan  essens  untuk  menghasilkan  berbagai macam  rasa,  dengan  bentuk  fisik  jernih  transparan  serta  mempunyai  tekstur  yang kenyal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan  kadar  vitamin  C  sari  buah  dan permen jelly sari buah pepaya California   (Carica papaya L.), menentukan nilai IC50 sari buah dan permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.),   serta menentukan stabilitas permen jelly sari buah pepaya California (Carica papaya L.). Pada penelitian ini, dibuat permen jelly dibuat 4 formula yaitu formula 0, 1; 2, dan 3 dengan variasi konsentrasi sari pepaya yaitu 0%, 20%, 25%, dan 30%.Hasil uji kadar vitamin C pada sari buah pepaya California yaitu 0,0467%. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil) sari buah  pepaya California memiliki IC50 sebesar 33,537 ppm dan pada permen jelly formula 1, 2, dan 3  yaitu sebesar 75,296 ppm, 73,901 ppm, dan 70,698 ppm. Uji stabilitas  dilakukan  selama  4  minggu  penyimpanan  pada  suhu  ruangan.  Hasil pengujian aktivitas antioksidan pada minggu ke 1 sampai ke  4  didapat  nilai  IC50 berturut-turut  yaitu  formula 1  sebesar 81,171  ppm,  89,573  ppm,  97,178 ppm, dan102.126 ppm, formula 2 sebesar 79,175 ppm, 88,158 ppm, 96,441 ppm, dan 100,378 ppm, sedangkan pada formula 3 sebesar 77,255 ppm, 85,482 ppm, 93,680 ppm,dan100,267 ppm. Secara organoleptik permen  jelly  memiliki rasa,  warna,  aroma serta kekenyalan mengalami perubahan yang signifikan. Kata Kunci : Permen jelly, Buah Pepaya California (Carica papaya L), Antioksidan
FORMULASI SUPLEMEN KESEHATAN GRANUL INSTAN BERBAHAN BAKU TERONG BELANDA Miranti, Mira; Andini, Septia; Lohitasari, Bina
FITOFARMAKA | Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 6, No 2 (2016): Vol.6, No.2, Desember 2016
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.599 KB)

Abstract

ABSTRAKTerong belanda merupakan bahan alam yang dapat digunakan sebagai suplemen kesehatan karena mengandung zat besi (Fe), β-karoten, vitamin C, senyawa antosianin dan serat pangan yang dapat mencegah kerusakan sel-sel  jaringan tubuh, melancarkan penyumbatan pembuluh darah, menormalkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan daya tahan tubuh. Penelitian ini bertujuan membuat formulasi suplemen kesehatan granul instan berbahan baku terong belanda dan mempelajari karakteristik fisik dan kimianya.     Granul instant diformulasi dari ekstrak terong belanda dan sukralosa dengan tiga konsentrasi berbeda (0,15 g sakralosa/25 g granul, 0,27g sakralosa/25 g granul dan 0,39 g sakralosa/25 g granul) menggunakan  metode granulasi basah. Parameter yang diuji meliputi karakteristik fitokimia ekstrak kering terong belanda dan uji mutu granul instan terong belanda. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak terong belanda mengandung flavonoid, tanin, saponin  dan steroid. Hasil uji mutu granul instan menunjukkan bahwa  granul instant dengan penambahan 0,27 g sukralosa/25 g granul lebih disukai panelis dibandingkan penambahan sukralosa dengan konsentrasi lainnya. Granul instan yang dihasilkan bersifat kohesif dengan waktu terdispersi 1 menit 34 detik,  memiliki kadar air 3,78%, kadar serat kasar 3,84%, kadar serat pangan 12,58%, kadar vitamin C 296,57 ppm, kadar antosianin 125,99 mg/L, kadar  β karoten 15,28 mg/100g dan kadar Fe 0,694 ppm. Berdasarkan hasil uji tersebut maka granul instan terong belanda memenuhi standar kualifikasi granul dan berpotensi sebagai suplemen kesehatan alternatif.Kata kunci: Terong belanda, suplemen kesehatan , granul instan
FORMULASI GRANUL INSTAN EKSTRAK HERBA PEGAGAN (Centella asiatica) DAN ANALISIS ASIATIKOSIDA Prasetyorini, -; Lohitasari, Bina; Amirudin, Ahmad
-
Publisher : Fakultas Matematika dan ilmu pengetahuan Alam. Universitas Pakuan.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.664 KB)

Abstract

The research was conducted in the month from February until April 2011 in the laboratory of Pharmacy Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University Pakuan. The research objective is to make a health drink formulation of herbs gotu kola extract and determine the form of instant granules asiatikosida content. Herb gotu kola is used in this study is the collection BALITRO. In this study of instant granules prepared by wet granulation method and made three formulas are: FI (formula without essence), F II (formula with caramel essence, and F III (formula with mango essence.) Asiatikosida analysis performed on dry ekstrakt by TLC method the scanner. the results showed all formulas have the instant granule flow rate and good Sagat compressibility, organoleptic tests (smell and color), which are the F III, asiotikosida content showed a decrease during processing. Gynecology asiatikosida ekstrakt dry is 1.75% (4.375 mg asiatikosida) , instant granules FI of 0.46% (0.052 mg asiatikosida), F II by 0.68% (0.072 mg asiatikosida), and F III amounting to 0.48% (0.056 mg asiatikosida). Rf value on testing asiatikosida in extracts obtained 0.81 with a standard 0.80. Rf value on testing for FI 0.28 instant granules; FII 0.28, and F III 0.29, the standard used for Rf value of 0.28 Kata kunci :   ekstrak herba pegagan, granul instan, asiatikosida
Activity of Antioxidant and Inhibitor α-Glucosidase Instant Granul Ethanol Tea Leaf Extract (Camellia sinensis) and Tea Benalu (Scurulla atropurpureea BL Dans) Setiani, Lusi Agus; Sari, Bina Lohita
Journal of Science Innovare Vol 1, No 01 (2018): Journal of Science Innovare
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.824 KB) | DOI: 10.33751/jsi.v1i01.676

Abstract

Tea leaves are plants that are widely spread especially in the area of West Java, while parasites are parasitic plants in tea trees that empirically have various properties such as antioxidants and anti diabetic. The α-glucosidase inhibitor is one of the therapeutic drugs for diabetic that works by inhibiting carbohydrate metabolism. Instant granule preparation is one form of dosage used by dissolving in water. This study aims to determine the antioxidant activity and inhibitors of instant granular α-glucosidase ethanolic extract of Tea and Tea Tea leaves. The extract was obtained from extraction with 60% ethanol solvent-assisted extraction (MAE) method. Research was done by making 3 formula (Formula 1, 2 and 3) with comparison of tea leaf extract, parasite, Polivinil pyrrolidone (PVP) and cyclodextrin ie 26,88%, 1,8%, 2%, 0% (Formula 1) 26.88%, 0%, 3%, 12% and 0% (Formula 2), 1.8%, 4%, 15% (Formula 3). Formula 2 is active as an antioxidant and α-glucosidase enzyme inhibitor with IC50 values of 68.21 and 56.76 ppm. Keywords: Tea Leaves, Benalu Tea, Antioxidants, α-glucosidase Inhibitors, Instant Granules
PENETAPAN KADAR FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) TERHADAP Staphylococcus aureus Sofihidayati, Trirakhma; Sulistiyono, Fitria Dewi; Sari, Bina Lohita
FITOFARMAKA: Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 8, No 2 (2018): Fitofarmaka Volume 8 No. 2 Tahun 2018
Publisher : Universitas Pakuan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (38.814 KB) | DOI: 10.33751/jf.v8i2.1069

Abstract

Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas sayuran penting di Indonesia dan banyak digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional.   Kulit bawang dianggap sebagai limbah, tetapi ternyata pada kulit bawang merah  terkandung berbagai bahan alami dengan nilai fungsional tinggi. Bawang merah dan kulitnya  kaya akan senyawa seperti senyawa flavonoid dan organosulfur (allicin) yang bertindak sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid ekstrak etanol 70% kulit bawang merah dari hasil ekstraksi metode   Microwave Assisted Extraction (MAE) dan menentukan aktivitasnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Uji aktivitas ditentukan pada konsentrasi ekstrak 20, 40, 60, 80 dan100 % dengan mengukur lebar daerah hambat (LDH) menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak etanol kulit bawang merah mengandung flavonoid sebesar 14,57 % dan uji aktivitas antibakteri menghasilkan lebar daerah hambat berturut-turut sebesar 18,00; 19,50; 19,50; 22,00 dan 21,50 mm.