B. Irwan Wipranata
Program Studi S1 PWK, Fakultas Teknik, Universitas Tarumanagara

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENATAAN KAWASAN WISATA DENGAN PENDEKATAN ADAPTASI BENCANA TSUNAMI STUDI KASUS KAWASAN PANTAI PAAL, KABUPATEN MINAHASA UTARA Judah Yosia Wanjoyo; Suryono Herlambang; B. Irwan Wipranata
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i2.22349

Abstract

The Paal Beach area is one of the tourist areas that has great natural potential seen from the coastal landscape with white sand, underwater beauty, and the surrounding hills which add to the increasingly diverse tourist experience. However, it does not yet have adequate infrastructure, facilities and infrastructure. In addition, the great potential for tourism development on a national scale also needs to pay attention to the risk factors for disasters which are quite large, especially on the Paal coast which reaches a wave height of up to 8 meters so that it has vulnerability to tsunamis. Therefore, the main objective in this study is to identify the existing conditions in the Paal Beach Tourism Area at the macro, mezzo, and micro scope in various aspects to be a reference in the analysis process and make a proposal for a planning master plan concept with a tsunami disaster adaptation approach in the Coastal Tourism Area. However, Paal is still able to integrate the main characters on the beach and hills through accessibility, space utilization, infrastructure, and supporting facilities for tourism activities. This research is a qualitative and quantitative research. Qualitative data was obtained by conducting field surveys to locations and conducting interviews with related parties, while quantitative data was obtained by distributing questionnaires to visitors. The results of this study are in the form of a planning master plan concept with a tsunami disaster adaptation approach in the Paal Beach Tourism Area by integrating the main characters on the beach and hills through accessibility, space utilization, infrastructure, and supporting facilities for tourism activities. Keywords: Tourism Spatial Planning; Paal Beach; Tsunami Disaster Adaptation Approach Abstrak Kawasan Pantai Paal menjadi salah satu area wisata yang memilki potensi alami yang besar dilihat dari lansekap pesisir pantai dengan pasir yang putih, keindahan bawah laut, dan bukit – bukit di sekitarnya yang menambah pengalaman wisatawan yang semakin beragam. Akan tetapi kawasan ini belum memiliki infrastruktur, sarana dan prasarana yang memadai. Selain itu, potensi besar terhadap pengembangan wisata skala nasional juga perlu memperhatikan faktor resiko bencana yang cukup besar terutama pada pada pesisir Pantai Paal yang mencapai ketinggian gelombang hingga 8 meter sehingga memilki kerawanan terhadap tsunami. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi eksisting pada Kawasan Wisata Pantai Paal pada lingkup makro, mezzo, dan mikro di berbagai aspek untuk menjadi acuan dalam proses analisis dan membuat usulan konsep masterplan perencanaan dengan pendekatan adaptasi bencana tsunami pada Kawasan Wisata Pantai Paal namun tetap dapat mengintegrasikan karakter utama pada pantai dan bukit melalui aksesbilitas, pemanfaatan ruang, infrastruktur, dan fasilitas pendukung untuk kegiatan wisata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Data diperoleh dengan melakukan survey lapangan ke lokasi dan melakukan wawancara dengan pihak terkait, sedangkan untuk data kuantitatif diperoleh dengan penyebaran kuesioner ke pengunjung. Hasil dari penelitian ini berupa konsep masterplan perencanaan dengan pendekatan adaptasi bencana tsunami pada Kawasan Wisata Pantai Paal dengan mengintegrasikan karakter utama pada pantai dan bukit melalui aksesbilitas, pemanfaatan ruang, infrastruktur, dan fasilitas pendukung untuk kegiatan wisata.
STUDI KEBERHASILAN PENGELOLAAN PADA DESA WISATA BERBASIS MASYARAKAT (OBJEK STUDI : DESA WISATA BATULAYANG, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BOGOR) Putri Adira; Suryono Herlambang; B. Irwan Wipranata
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i2.22368

Abstract

Batulayang Tourism Village is a tourist village area whose management is community-based which involves the local or local community actively in making a decision. This village is located in Cisarua District, Bogor Regency. With good relations and cooperation between the community, village government and district government. Batulayang Tourism Village was certified by the Ministry of Tourism and Creative Economy (Kemenparekraf) as a sustainable tourism village in realizing sustainable and prosperous tourism. The management and development of Batu Layang Tourism Village is supported by the strength of community participation, as well as village and government institutions, academics and the community. In realizing the sustainability, sustainability and culture of the environment, this village has an Ecovillage community that can preserve the natural environment in Batu Layang Tourism Village. Thus, the authors are interested in conducting a study on the success of community-based Batulayang Tourism Village management. This study aims to determine the role of Community Groups in Cooperation and Communication to support the success of Batulayang Tourism Village Management, determine the factors that influence the success of tourism villages in realizing a sustainable tourism village, and assess success in terms of visitor perceptions and preferences. This research is a descriptive research that combines qualitative and quantitative approaches. The qualitative research approach was collected through a survey to the location of the Tourism Village study object by conducting in-depth interviews with related parties, while the quantitative research approach was carried out by filling out questionnaires by tourists. The results of this study will obtain the factors that influence the success in managing community-based Batulayang Tourism Village in realizing a Sustainable Tourism Village. Keywords:  Batulayang Tourism Village;  Community Based Tourism Management ;   Success; Stakeholders Partnership Abstrak Desa Wisata Batulayang merupakan kawasan desa wisata yang pengelolaannya berbasis masyarakat yang melibatkan masyarakat lokal atau setempat secara aktif dalam pengambilan sebuah keputusan.  Desa ini terletak di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Dengan adanya hubungan serta kerja sama yang baik antara masyarakat, pemerintah desa dan pemerintah kabupaten. Desa Wisata Batulayang mendapatkan sertifikasi oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai desa wisata berkelanjutan dalam mewujudkan pariwisata yang lestari dan sejahtera.  Pengelolaan serta pengembangan Desa Wisata Batu Layang selain didukung kekuatan partisipasi masyarakat adapun Lembaga desa & pemerintah, Akademisi serta komunitas. Dalam mewujudkan kelestarian, keberlanjutan serta berbudaya lingkungan Desa ini terdapat komunitas Ecovillage yang dapat menjaga kelestarian lingkungan alam di Desa Wisata Batu Layang. Dengan demikian, penulis tertarik guna  melakukan studi terhadap keberhasilan pengelolaan Desa Wisata Batulayang berbasis masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran serta kelompok masyarakat dalam Kerja sama dan Komunikasi untuk menunjang keberhasilan pengelolaan Desa Wisata Batulayang, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan desa wisata dalam mewujudkan desa wisata yang berkelanjutan, dan menilai keberhasilan dari sisi persepsi dan preferensi pengunjung. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan penelitian kualitatif dikumpulkan melalui survey ke lokasi objek studi Desa Wisata dengan melakukan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan pihak terkait, sedangkan untuk penedekatan penelitian kuantitatif dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh wisatawan. Hasil dari penelitian ini akan memperoleh faktor–faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pengelolaan Desa Wisata Batulayang berbasis masyarakat dalam mewujudkan Desa Wisata Berkelanjutan.
STUDI KEBERHASILAN PENGELOLAAN WISATA BERBASIS COMMUNITY BASED TOURISM (CBT) (STUDI KASUS: DESA WISATA PANDANSARI, KECAMATAN PAGUYANGAN, KABUPATEN BREBES, JAWA TENGAH) Dimas Rizky Aprianto; Suryadi Santoso; B. Irwan Wipranata
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i2.22369

Abstract

Indonesia is famous for being a country rich in infinite natural beauty and has great potential to advance Indonesia's tourism sector. Currently, the tourism sector plays an important role in increasing the economic income of the country and regions. The development of the tourism sector, namely tourism villages in the regions, is expected to advance the economy of the surrounding community due to the participation of the surrounding community in managing their own tourism villages. Pandansari Tourism Village located in Brebes Regency is one of the tourist villages managed by the local community by adhering to the concept of Community Based Tourism (CBT) by forming a tourism awareness group or what is often called Pokdarwis. The concept of CBT is a community-based tourism management concept characterized by community participation in terms of planning, implementing, supervising and utilizing the results obtained. In the management of Pandansari Tourism Village, it is not yet known the suitability of the criteria used in the success of this village referring to the ASEAN CBT Performance Principles Standard. Therefore, the purpose of this study is firstly to assess the suitability of the award criteria obtained by Pandansari Tourism Village, secondly to find out whether there are criteria that can be increased in the management of Pandansari Tourism Village which refers to the ASEAN CBT Performance Standards, thirdly assess the success of pandansari tourism village management with visitor perceptions. This research is based on descriptive research through qualitative and quantitative approaches. Qualitative data collection was obtained by direct survey in Pandansari Tourism Village and conducting interviews with authorized parties, for qualitative data collection was carried out by filling out questionnaires by direct visitors, where the questionnaire compilation refers to the ASEAN CBT performance standards. The results of the study found that in terms of criteria, it was in accordance with applicable standards and confirmed by visitors' perceptions of the successful management of Pandansari Tourism Village. Keywords: Community Based Tourism (CBT); Pandansari Tourism Village Management; Pandansari Tourism Village; Success Abstrak Indonesia terkenal dengan negara yang kaya akan keindahan alam yang tak terhingga dan memiliki potensi besar untuk memajukan sektor pariwisata Indonesia. Saat ini, sektor pariwisata berperan penting dalam meningkatkan pendapatan ekonomi negara maupun daerah. Perkembangan sektor pariwisata yaitu desa wisata di daerah diharapkan dapat memajukan perekonomian masyarakat sekitar dikarenakan keikutsertaan masyarakat sekitar dalam mengelola desa wisata mereka sendiri. Desa Wisata Pandansari yang berlokasi di Kabupaten Brebes merupakan salah satu desa wisata yang dikelola oleh masyarakat setempat dengan menganut konsep Community Based Tourism (CBT) dengan membentuk kelompok sadar wisata atau yang kerap disebut Pokdarwis. Konsep CBT merupakan konsep pengelolaan wisata berbasis masyarakat yang ditandai dengan partisipasi masyarakat dalam hal perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemanfaatan hasil yang diperoleh. Dalam pengelolaan Desa Wisata Pandansari belum diketahui kesesuaian kriteria yang digunakan dalam keberhasilan desa ini mengacu pada Standard Prinsip Kinerja CBT ASEAN. Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini pertama adalah untuk menilai kesesuaian kriteria penghargaan yang didapat oleh Desa Wisata Pandansari, kedua untuk mengetahui apakah ada kriteria yang bisa ditigkatkan dalam pengelolaan Desa Wisata Pandansari yang mengacu pada Standard Kinerja CBT ASEAN, ketiga menilai keberhasilan pengelolaan Desa Wisata Pandansari dengan persepsi pengunjung. Penelitian ini berbasis penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data kualitatif didapatkan dengan cara survey langsung di Desa Wisata Pandansari dan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang berwenang, untuk pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan pengisian kuisioner oleh pengunjung langsung, dimana penyususnan Kuisioner mengacu pada Standard kinerja CBT ASEAN. Hasil penelitian didapatkan bahwa dari segi kriteria sudah sesuai dengan standard yang berlaku dan terkonfirmasi dengan persepsi pengunjung mengenai keberhasilan pengelolaan Desa Wisata Pandansari.
STUDI KEBERHASILAN PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS COMMUNITY BASED TOURISM (OBJEK STUDI: DESA WISATA CIBUNTU, KECAMATAN PASAWAHAN, KABUPATEN KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT) Alyaa Syabrina Nabiila; B. Irwan Wipranata; Suryadi Santoso
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i2.22436

Abstract

Tourism has the potential for both national and regional income sources, because it causes economic growth rates by creating demand for consumption or investment. Therefore, it needs to be developed better in order to have optimal results for the government and society. One of the management of community-based tourism or Community Based Tourism (CBT). CBT is a tourism activity in which the community has a role in managing at the community level which aims for welfare. One of the villages that implements CBT is the Cibuntu Tourism Village, which is located in Pasawahan District, Kuningan Regency, West Java Province. Cibuntu Tourism Village in its management involves BUMDes and Pokdarwis. Cibuntu Tourism Village has received several awards both at the national and international levels. Therefore, the main objective in this study is to identify the suitability of the award criteria obtained by referring to the standard ASEAN CBT performance criteria, secondly to know the criteria that can be improved on the management that is owned by referring to the ASEAN CBT performance criteria standards and thirdly to assess the success of tourism village management through visitor perceptions and preferences. This research uses qualitative and quantitative methods. The qualitative method was obtained by conducting a survey to the location and conducting interviews with related parties, while the quantitative method was obtained by distributing questionnaires to visitors to the Cibuntu Tourism Village. The results of this study are expected to obtain conformity of the award criteria with the ASEAN CBT performance criteria standards, knowing the criteria from the ASEAN CBT performance criteria standards that can be improved on their management, the existence of a questionnaire design that refers to the ASEAN CBT performance criteria standards used to determine perceptions and preferences visitors to the successful management of Cibuntu Tourism Village. Keywords: Tourism Village Management; Cibuntu Tourism Village; Community Based Tourism; Success Abstrak Pariwisata memiliki potensi baik bagi sumber pendapatan nasional maupun daerah, karena menyebabkan timbulnya laju pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan permintaan baik itu dikonsumsi atau investasi. Oleh karenanya, perlu dikembangkan lebih baik agar memiliki hasil yang optimal untuk pemerintah maupun masyarakat. Salah satu pengelolaan wisata berbasis masyarakat atau Community Based Tourism (CBT). CBT merupakan aktivitas pariwisata yang mana masyarakat memiliki peran dalam mengelola pada tingkat komunitas yang bertujuan untuk kesejahteraan. Salah satu desa yang mengimplementasikan CBT adalah Desa Wisata Cibuntu yang berlokasi di Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat. Desa Wisata Cibuntu dalam pengelolaannya melibatkan BUMDes dan Pokdarwis. Desa Wisata Cibuntu telah mendapat beberapa penghargaan baik itu ditingkat nasional maupun internasional. Maka dari itu, tujuan utama dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi kesesuaian kriteria penghargaan yang didapatkan dengan mengacu kepada standard kriteria kinerja CBT ASEAN, kedua mengetahui kriteria yang dapat ditingkatkan terhadap pengelolaan yang dimiliki mengacu pada standard kriteria kinerja CBT ASEAN dan ketiga menilai keberhasilan pengelolaan desa wisata melalui persepsi dan preferensi pengunjung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif diperoleh dengan melakukan survey ke lokasi dan melakukan wawancara dengan pihak terkait, sedangkan metode kuantitatif diperoleh dengan penyebaran kuesioner ke pengunjung Desa Wisata Cibuntu. Hasil dari penelitian ini diharapkan mendapatkan kesesuaian kriteria penghargaan yang dengan standard kriteria kinerja CBT ASEAN, mengetahui kriteria dari standard kriteria kinerja CBT ASEAN yang dapat ditingkatkan terhadap pengelolaan yang dimiliki, adanya desain kuesioner yang mengacu kepada standard kriteria kinerja CBT ASEAN digunakan untuk mengetahui persepsi dan preferensi pengunjung terhadap keberhasilan pengelolaan Desa Wisata Cibuntu.
STUDI KEBERHASILAN PENGELOLAAN DESA WISATA BERBASIS COMMUNITY BASED TOURISM (OBJEK STUDI: DESA WISATA TINALAH, KECAMATAN SAMIGALUH, KABUPATEN KULON PROGO, PROVINSI D.I YOGYAKARTA) Cahyo Satrio Pinilih Bagus Prabowo; B. Irwan Wipranata; Suryadi Santoso
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 4 No. 2 (2022): OKTOBER
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v4i2.22439

Abstract

Tourism Village is a form of integration of accommodation, attractions, and other supporting facilities that are in an order of social life that blends with existing traditions and procedures. According to the 2016 ASEAN Community Based Tourism Standard, Community Based Tourism means a tourism activity that is managed directly by the community. One of the tourism management systems is the Community Based Tourism (CBT) system, which is located in the Tinalah Tourism Village in Purwoharjo Village (Village), Samigaluh District, Kulon Progo Regency, Yogyakarta D.I Province. There is a good synergy between the managers of the Tourism Village, Pokdarwis and the local government, making the Tinalah Tourism Village receive several awards. The main objective of this research is the first to identify the suitability of the award criteria obtained by referring to the ASEAN CBT performance criteria standards, then the second to determine the criteria that can be improved on the management of the Tinalah Tourism Village which refers to the ASEAN CBT performance criteria standards and the third is to assessing the success of tourism village management through visitor perceptions and preferences. This research uses qualitative and quantitative methods. Qualitative data was obtained from conducting field surveys to locations and conducting interviews with related parties, while quantitative data was obtained from the results of distributing questionnaires to visitors. The results of this study are expected to determine the suitability of the award criteria obtained with the ASEAN CBT performance criteria standards, to find out the criteria that can be improved on the management owned by the Tinalah Tourism Village referring to the ASEAN CBT performance criteria standards, and to know the perceptions and preferences of visitors to the success of the management. Tinalah Tourism Village through a questionnaire design that refers to the standard performance criteria of ASEAN CBT. Keywords: Community-Based Tourism; Management Tourism Village; Success; Tinalah Tourism Village Abstrak Desa Wisata merupakan bentuk integrasi dari akomodasi, atraksi, serta fasilitas pendukung lainnya yang berada dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat yang menyatu dengan tradisi dan tata cara yang ada. Menurut Buku ASEAN Community Based Tourism Standard tahun 2016, Community Based Tourism berarti suatu kegiatan pariwisata yang dikelola langsung oleh masyarakat. Salah satu pengelolaan wisata dengan sistem Commnunity Based Tourism (CBT), yaitu terdapat pada Desa Wisata Tinalah di Kalurahan (Desa) Purwoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi D.I Yogyakarta. Adanya sinergi yang baik antara pengelola Desa Wisata, Pokdarwis dan pemerintah setempat, menjadikan Desa Wisata Tinalah mendapatkan beberapa penghargaan. Tujuan utama dalam penelitian ini yang pertama adalah untuk mengidentifikasi kesesuaian kriteria penghargaan yang didapatkan dengan mengacu kepada standard kriteria kinerja CBT ASEAN, lalu yang kedua untuk mengetahui kriteria yang dapat ditingkatkan terhadap pengelolaan Desa Wisata Tinalah yang mengacu pada standard kriteria kinerja CBT ASEAN serta yang ketiga untuk menilai keberhasilan pengelolaan desa wisata melalui persepsi dan preferensi pengunjung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif didapat dari melakukan survei lapangan ke lokasi serta melakukan wawancara dengan pihak terkait, sedangkan data kuantitatif didapat dari hasil penyebaran kuesioner ke pengunjung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui kesesuaian kriteria penghargaan yang didapatkan dengan standard kriteria kinerja CBT ASEAN, dapat mengetahui kriteria yang dapat ditingkatkan terhadap pengelolaan yang dimiliki oleh Desa Wisata Tinalah mengacu pada standard kriteria kinerja CBT ASEAN, serta dapat mengetahui persepsi dan preferensi pengunjung terhadap keberhasilan pengelolaan Desa Wisata Tinalah melalui adanya desain kuisioner yang mengacu kepada standard kriteria kinerja CBT ASEAN.