Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

KORELASI BERAT BADAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP DAYA LEDAK SISWA PUTRA KELAS VII G DAN H SMP WISATA SANUR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Ardana, Wayan Nika; Adnyana, I Wayan; Artawan, Kadek Suryadi
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol 4 No 1 (2018): Januari 2018
Publisher : Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.324 KB)

Abstract

Kekuatan otot tungkai sangat berperan penting dalam menimbulkan daya ledak karena kekuatan otot merupakan daya penggerak dan Berat badan berperan penting dalam daya ledak karena dapat berperan sebagai penyeimbang tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya korelasi antara berat badan dan kekuatan otot tungkai terhadap daya ledak siswa putra kelas VII G dan H SMP Wisata Sanur tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan rancangan korelasional desaign. Populasi diambil dari siswa putra kelas VII G dan H SMP Wisata Sanur tahun pelajaran 2016/2017. Sampel berjumlah 38 orang diambil menggunakan populasi study dari semua jumlah populasi yang ada. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes dan pengukuran berat badan dengan alat ukur timbangan berat badan dalam satuan kilogram, tes dan pengukuran kekuatan otot tungkai dengan alat ukur leg dynamometer dalam satuan kilogram, dan tes dan pengukuran daya ledak dengan alat ukur jump MD dalam satuan sentimeter. Data berupa hasil tes dan pengukuran selama penelitian. Data yang diperoleh diuji menggunakan program komputer SPSS16. Data berdistribusi normal sehingga selanjutnya menguji hipotesis menggunakan korelasi product moment, menghitung KP dan melakukan uji . Taraf signifikansi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah taraf signifikan 5% dengan derajat pembilang(db=k) dan derajat penyebut(db=n-k-1). Hasil analisis data diperoleh hasil: (1) berat badan memiliki hubungan yang sangat lemah terhadap daya ledak, diperoleh nilai = -0,135. (2) kekuatan otot tungkai memiliki hubungan yang cukup terhadap daya ledak, diperoleh nilai = 0,596. (3) berat badan dan kekuatan otot tungkai memiliki hubungan yang kuat terhadap daya ledak, diperoleh hasil = 0,792. Koefisien penentu=62,7%, ini berarti variabel bebas berat badan dan kekuatan otot tungkai bersama-sama menentukan besarnya variabel terikat daya ledak sebesar 62,7%. =29,45, =3,27. Jadi > =signifikan. Simpulannya bahwa  adanya hubungan yang sangat lemah, hipotesis nol ditolak.  adanya hubungan yang cukup, hipotesis nol ditolak.  adanya hubungan yang kuat, hipotesis nol ditolak dan signifikan.
PENGARUH PEMBERIAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA Artawan, Kadek Suryadi
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol 1 No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.217 KB)

Abstract

Dalam beberapa kajian ilmu pengetahuan, sepakbola sering dianggap sebagai olahraga yang unik karena seorang pemain bisa berlari hingga 10 kilometer dalam berbagai kondisi. Pemain bisa berlari ke depan, menyamping, dan ke belakang, bahkan terkadang ditambah melompat. Pemain sepakbola dapat berganti arah berlari hingga 1000 kali dalam 90 menit dengan kecepatan yang bervariasi pula. VO2max merupakan kemampuan olah daya aerobic terbesar yang dimiliki seseorang. Hal ini ditentukan oleh jumlah zat asam (O2) yang paling banyak dapat dipasok oleh jantung, pernapasan pada setiap menitnya. Dengan faktorfaktor yang mempengaruhi berupa usia, jenis kelamin, ras dan gen, keadaan latihan, tekanan darah dan denyut jantung. VO2max dapat diukur menggunakan bleep test. Program fisioterapis yang diberika pada pemain Sepak Bola dalam meningkatkan VO2max antara lain adalah Circuit Training. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max. Metode penelitian ini menggunakan quasi-experiment dengan desain penelitian pre and post test with control group design. Jumlah sampel yang digunakan adalah 30 orang. Uji statistik menggunakan wilcoxon test dengan hasil didapat ada pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max pada pemain Sepak Bola dengan nilai p = 0,01 (< 0,05). Sedangkan untuk uji beda pengaruh didapatkan nilai p = 0,02 (< 0,05). Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max.
PELATIHAN AGILITY LADDER METODE LATERAL RUN 4 REPETISI 3 SET TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA U15 SSB PUTRA TRESNA DENPASAR TAHUN 2014 Artawan, Kadek Suryadi
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol 1 No 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.244 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) mengetahui adanya peningkatan kelincahan pemain sepak bola U15 SSB Putra Tresna Denpasar Tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian jenis eksperimen dengan rancangan penelitiannya adalah rancangan experimental randomized pre-test and post-test groups design. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta SSB Putra Tresna kategori umur U15 28 orang dan semua populasi dijadikan sample penelitian. Tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes berlari dengan jarak 5 meter bolak-balik sebanyak 4 kali (shuttle run) dilaksanakan setelah pelaksanaan pelatihan selama 6 minggu, tepatnya satu hari setelah pelatihan yang dilaksanakan selama 6 minggu. Data yang diperoleh diuji menggunakan program komputer SPSS 16. Data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen sehingga selanjutnya diuji menggunakan uji t-paired untuk membandingkan nilai rata-rata sebelum dan sesudah pelatihan antara masing-masing kelompok, sedangkan uji t-test independent untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelompok. Hasil uji t-paired kelompok kontrol dan kelompok perlakuan terjadi peningkatan yang bermakna (p < 0,05). Hasil uji t-test independent didapat bahwa kedua kelompok sebelum pelatihan tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p > 0,05), sedangkan setelah pelatihan kedua kelompok kelincahan gerak tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p > 0,05). Simpulannya bahwa pelatihan agility ladder metode lateral run 6 repetisi 2 set dan pelatihan agility ladder metode lateral run 4 repetisi 3 set sama-sama meningkatkan kelincahan. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kedua kelompok, tetapi didapatkan hasil bahwa pelatihan pelatihan agility ladder metode lateral run 4 repetisi 3 set lebih baik peningkatanya dari rerata 14,00 detik setelah pelatihan menjadi rerata 12,10 detik, sedangkan pada pelatihan agility ladder metode lateral run 6 repetisi 2 set dari rerata 14,10 detik setelah pelatihan menjadi rerata 13,20 detik dengan selisih post test masing-masing kelompok adalah 1,1 detik dalam meningkatkan kelincahan pemain sepak bola U15 SSB Putra Tresna Denpasar Tahun 2014.
PENGARUH PELATIHAN BARRIER HOP 5 MENIT 4 SET SAMA BAIK DENGAN 10 MENIT 2 SET TERHADAP JARAK TENDANGAN BOLA LAMBUNG PEMAIN SEPAK BOLA UKM IKIP PGRI BALI Artawan, I Kadek Suryadi
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol 2 No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.097 KB)

Abstract

Permainan sepakbola lebih banyak menggunakan daya ledak otot tungkai, maka perlu diberikan pelatihan terhadap otot tersebut. Barrier hop merupakan pelatihan untuk meningkatkan daya ledak. Pelatihan yang dilakukan dalam penelitian ini ialah Barrier Hop 5menit 4 set dan 10 menit 2 set. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan Barrier Hop 5 Menit 4 Set dan 10 Menit 2 Set untuk meningkatkan jarak tendangan bola lambung pemain sepak bola UKM IKIP PGRI Bali.Penelitian ini dilakukan pada 24 orang yang dipilih secara acak dari peserta UKM Sepak Bola IKIP PGRI Bali. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari 12 orang. Kelompok I diberikan latihan Barrier Hop 5 menit 4 set dan Kelompok II latihan Barrier Hop 10menit 2 set. Data sebelum dan sesudah perlakuan diuji dengan program SPSS. Dari hasil uji rerata jauhnya tendangan lambung pemain sepak bola sebelum pelatihan Kelompok I (36,11 ± 3,01) dan Kelompok II (35,45 ± 2,57) meter. Pada uji beda rerata jauhnya tendangan lambung pemain sesudah perlakuan antara Kelompok I sebesar 40,06 ± 2,85 dan Kelompok II sebesar 39,09 ± 2,02, Analisis kemaknaan dengan uji t-independent menunjukkan nilai p = 0,348, ini berarti antara Kelompok I dan Kelompok II setelah diberi perlakuan tidak berbeda (p > 0,05). Simpulan pelatihan Barrier Hop 5 menit 4 set dan 10 menit 2 set sudah terbukti meningkatan jarak tendangan bola lambung pemain sepakbola.
PELATIHAN AGILITY LADDER METODE LATERAL RUN 4 REPETISI 3 SET TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA U15 SSB PUTRA TRESNA DENPASAR TAHUN 2014 Kadek Suryadi Artawan
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 1 No. 1 (2015): Juni 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.244 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) mengetahui adanya peningkatan kelincahan pemain sepak bola U15 SSB Putra Tresna Denpasar Tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian jenis eksperimen dengan rancangan penelitiannya adalah rancangan experimental randomized pre-test and post-test groups design. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta SSB Putra Tresna kategori umur U15 28 orang dan semua populasi dijadikan sample penelitian. Tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes berlari dengan jarak 5 meter bolak-balik sebanyak 4 kali (shuttle run) dilaksanakan setelah pelaksanaan pelatihan selama 6 minggu, tepatnya satu hari setelah pelatihan yang dilaksanakan selama 6 minggu. Data yang diperoleh diuji menggunakan program komputer SPSS 16. Data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen sehingga selanjutnya diuji menggunakan uji t-paired untuk membandingkan nilai rata-rata sebelum dan sesudah pelatihan antara masing-masing kelompok, sedangkan uji t-test independent untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelompok. Hasil uji t-paired kelompok kontrol dan kelompok perlakuan terjadi peningkatan yang bermakna (p < 0,05). Hasil uji t-test independent didapat bahwa kedua kelompok sebelum pelatihan tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p > 0,05), sedangkan setelah pelatihan kedua kelompok kelincahan gerak tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p > 0,05). Simpulannya bahwa pelatihan agility ladder metode lateral run 6 repetisi 2 set dan pelatihan agility ladder metode lateral run 4 repetisi 3 set sama-sama meningkatkan kelincahan. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kedua kelompok, tetapi didapatkan hasil bahwa pelatihan pelatihan agility ladder metode lateral run 4 repetisi 3 set lebih baik peningkatanya dari rerata 14,00 detik setelah pelatihan menjadi rerata 12,10 detik, sedangkan pada pelatihan agility ladder metode lateral run 6 repetisi 2 set dari rerata 14,10 detik setelah pelatihan menjadi rerata 13,20 detik dengan selisih post test masing-masing kelompok adalah 1,1 detik dalam meningkatkan kelincahan pemain sepak bola U15 SSB Putra Tresna Denpasar Tahun 2014.
KORELASI BERAT BADAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP DAYA LEDAK SISWA PUTRA KELAS VII G DAN H SMP WISATA SANUR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Wayan Nika Ardana; I Wayan Adnyana; Kadek Suryadi Artawan
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 4 No. 1 (2018): Januari 2018
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.324 KB)

Abstract

Kekuatan otot tungkai sangat berperan penting dalam menimbulkan daya ledak karena kekuatan otot merupakan daya penggerak dan Berat badan berperan penting dalam daya ledak karena dapat berperan sebagai penyeimbang tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya korelasi antara berat badan dan kekuatan otot tungkai terhadap daya ledak siswa putra kelas VII G dan H SMP Wisata Sanur tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan rancangan korelasional desaign. Populasi diambil dari siswa putra kelas VII G dan H SMP Wisata Sanur tahun pelajaran 2016/2017. Sampel berjumlah 38 orang diambil menggunakan populasi study dari semua jumlah populasi yang ada. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes dan pengukuran berat badan dengan alat ukur timbangan berat badan dalam satuan kilogram, tes dan pengukuran kekuatan otot tungkai dengan alat ukur leg dynamometer dalam satuan kilogram, dan tes dan pengukuran daya ledak dengan alat ukur jump MD dalam satuan sentimeter. Data berupa hasil tes dan pengukuran selama penelitian. Data yang diperoleh diuji menggunakan program komputer SPSS16. Data berdistribusi normal sehingga selanjutnya menguji hipotesis menggunakan korelasi product moment, menghitung KP dan melakukan uji . Taraf signifikansi yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah taraf signifikan 5% dengan derajat pembilang(db=k) dan derajat penyebut(db=n-k-1). Hasil analisis data diperoleh hasil: (1) berat badan memiliki hubungan yang sangat lemah terhadap daya ledak, diperoleh nilai = -0,135. (2) kekuatan otot tungkai memiliki hubungan yang cukup terhadap daya ledak, diperoleh nilai = 0,596. (3) berat badan dan kekuatan otot tungkai memiliki hubungan yang kuat terhadap daya ledak, diperoleh hasil = 0,792. Koefisien penentu=62,7%, ini berarti variabel bebas berat badan dan kekuatan otot tungkai bersama-sama menentukan besarnya variabel terikat daya ledak sebesar 62,7%. =29,45, =3,27. Jadi > =signifikan. Simpulannya bahwa adanya hubungan yang sangat lemah, hipotesis nol ditolak. adanya hubungan yang cukup, hipotesis nol ditolak. adanya hubungan yang kuat, hipotesis nol ditolak dan signifikan.
PENGARUH PELATIHAN BARRIER HOP 5 MENIT 4 SET SAMA BAIK DENGAN 10 MENIT 2 SET TERHADAP JARAK TENDANGAN BOLA LAMBUNG PEMAIN SEPAK BOLA UKM IKIP PGRI BALI I Kadek Suryadi Artawan
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 2 No. 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.097 KB)

Abstract

Permainan sepakbola lebih banyak menggunakan daya ledak otot tungkai, maka perlu diberikan pelatihan terhadap otot tersebut. Barrier hop merupakan pelatihan untuk meningkatkan daya ledak. Pelatihan yang dilakukan dalam penelitian ini ialah Barrier Hop 5menit 4 set dan 10 menit 2 set. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan Barrier Hop 5 Menit 4 Set dan 10 Menit 2 Set untuk meningkatkan jarak tendangan bola lambung pemain sepak bola UKM IKIP PGRI Bali.Penelitian ini dilakukan pada 24 orang yang dipilih secara acak dari peserta UKM Sepak Bola IKIP PGRI Bali. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yang terdiri dari 12 orang. Kelompok I diberikan latihan Barrier Hop 5 menit 4 set dan Kelompok II latihan Barrier Hop 10menit 2 set. Data sebelum dan sesudah perlakuan diuji dengan program SPSS. Dari hasil uji rerata jauhnya tendangan lambung pemain sepak bola sebelum pelatihan Kelompok I (36,11 ± 3,01) dan Kelompok II (35,45 ± 2,57) meter. Pada uji beda rerata jauhnya tendangan lambung pemain sesudah perlakuan antara Kelompok I sebesar 40,06 ± 2,85 dan Kelompok II sebesar 39,09 ± 2,02, Analisis kemaknaan dengan uji t-independent menunjukkan nilai p = 0,348, ini berarti antara Kelompok I dan Kelompok II setelah diberi perlakuan tidak berbeda (p > 0,05). Simpulan pelatihan Barrier Hop 5 menit 4 set dan 10 menit 2 set sudah terbukti meningkatan jarak tendangan bola lambung pemain sepakbola.
PENGARUH PEMBERIAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA Kadek Suryadi Artawan
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 1 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.217 KB)

Abstract

Dalam beberapa kajian ilmu pengetahuan, sepakbola sering dianggap sebagai olahraga yang unik karena seorang pemain bisa berlari hingga 10 kilometer dalam berbagai kondisi. Pemain bisa berlari ke depan, menyamping, dan ke belakang, bahkan terkadang ditambah melompat. Pemain sepakbola dapat berganti arah berlari hingga 1000 kali dalam 90 menit dengan kecepatan yang bervariasi pula. VO2max merupakan kemampuan olah daya aerobic terbesar yang dimiliki seseorang. Hal ini ditentukan oleh jumlah zat asam (O2) yang paling banyak dapat dipasok oleh jantung, pernapasan pada setiap menitnya. Dengan faktorfaktor yang mempengaruhi berupa usia, jenis kelamin, ras dan gen, keadaan latihan, tekanan darah dan denyut jantung. VO2max dapat diukur menggunakan bleep test. Program fisioterapis yang diberika pada pemain Sepak Bola dalam meningkatkan VO2max antara lain adalah Circuit Training. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max. Metode penelitian ini menggunakan quasi-experiment dengan desain penelitian pre and post test with control group design. Jumlah sampel yang digunakan adalah 30 orang. Uji statistik menggunakan wilcoxon test dengan hasil didapat ada pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max pada pemain Sepak Bola dengan nilai p = 0,01 (< 0,05). Sedangkan untuk uji beda pengaruh didapatkan nilai p = 0,02 (< 0,05). Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan ada pengaruh pemberian circuit training terhadap peningkatan VO2max.
PELATIHAN LOMPAT JINGKAT TIGA KANAN DAN KIRI SEJAUH 30 METER 10 REPETISI 3 SET TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA LOMPAT JANGKIT Dewi Ayu Agung Kurniayanti; Komang Ayu Tri Widhiyanti; Anak Agung Octa Perdana; I Wayan Citrawan; I Made Darmada; I Kadek Suryadi Artawan
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 6 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.045 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.3661598

Abstract

Penelitian ini menggunakan rancangan experimental randomized pre-test and post-test groups design. Populasi diambil dari siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Denpasar tahun pelajaran 2017/2018. Sampel berjumlah 36 orang di dapat dengan rumus poccok. Jumlah sampel di bagi menjadi dua kelompok yang masing–masing kelompok terdiri dari 18 orang. Pelatihan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pelatihan lompat jingkat tiga kanan dan kiri sejauh 30 meter 10 repetisi 3 set pada kelompok perlakuan dan pelatihan lompat jingkat tiga kanan dan kiri sejauh 30 meter 6 repetisi 5 set pada kelompok kontrol. Hasil uji t-paired kelompok kontrol dan kelompok perlakuan terjadi peningkatan yang bermakna (p<0,05). Hasil uji t-test independent di dapat bahwa kedua kelompok sebelum pelatihan tidak berbeda bermakna (p>0,05), sedangkan setelah pelatihan kedua kelompok sampel (perlakuan dan kontrol) menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05). Akan tetapi kelompok perlakuan lebih memiliki rerata lebih besar dari pada kelompok kontrol. Simpulannya bahwa pelatihan lompat jingkat tiga kanan dan kiri sejauh 30 meter 10 repetisi 3 set dan pelatihan lompat jingkat tiga kanan dan kiri sejauh 30 meter 6 repetisi 5 set sama–sama meningkatkan daya ledak otot tungkai dan menyatakan hipotesis alternatif diterima. Untuk hasil post test kedua kelompok ada perbedaan yang signifikan dan alternatif hipotesis diterima. Dari hasil rerata dan persentase pelatihan 30 meter 10 kanan dan kiri 30 meter 10 repetisi 3 set lebih baik dari pada pelatihan lompat 300 meter 6 repetisi 5 set dalam meningkatkan daya ledak otot tungkai.
Pengaruh Pelatihan Circuit Training Terhadap Kelincahan Atlet Sepakbola I Ketut Sumerta; I Gusti Putu Ngurah Adi Santika; Agustinus Dei; I Gst Ngr Agung Cahya Prananta; I Kadek Suryadi Artawan; I Gusti Ngurah Sudiarta
Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Vol. 7 No. 1 (2021): Januari 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas PGRI Mahadewa Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Prodi Olahraga Perguruan Tinggi PGRI (APOPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (731.672 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.4460071

Abstract

Kelincahan merupakan salah satu elemen penting komponen bimotorik tubuh yang berperan dalam olahraga. Berdasarkan pengamatan di lapangan, bahwa peserta ekstrakurikuler sepakbola di SMK PGRI 6 Denpasar memiliki kemampuan kelincahan yang berada pada level kurang. Hal ini wajib untuk mendapatkan perhatian khusus agar prestasi SMK PGRI 6 Denpasar dapat meningkat dalam pentas olahraga yang diikutinya. Tujuan dari dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan oleh pelatihan circuit training terhadap kelincahan tubuh atlet sepakbola. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan design penelitian Eksperimen Randomize Pre And Post Test Group Design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 orang yang terbagi atas dua kelompok yaitu 10 orang pada kelompok perlakuan (pelatihan Circuit Training) dan 10 orang pada kelompok kontrol (Pelatihan Zig-Zag Run). Berdasarkan hasil dan pembahasan diperoleh bahwa pelatihan Circuit Training dapat meningkatkan kelincahan tubuh dengan rerata peningkatan 4,60 detik atau naik 27,21%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelatihan Circuit Training meningkatkan kelincahan tubuh atlet sepakbola.