Claim Missing Document
Check
Articles

OPTIMALISASI KUAT TEKAN BETON GEOPOLYMER DENGAN MENAMBAHKAN SEMEN ATAU KAPUR PADA PERAWATAN TEMPERATUR RUANGAN Luntungan, Renata Natanael; Sumajouw, Marthin D. J.; Pandaleke, Ronny E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 7 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton merupakan material yang paling sering digunakan dalam bidang konstruksi. Beton sendiri terdiri dari Semen Portland, agregat kasar, agregat halus, dan air. Dalam pembuatan beton, semen yang digunakan dapat menghasilkan gas karbondioksida yang sangat berbahaya, jika dilepaskan ke atmosfir dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Beton geopolymer merupakan salah satu alternatif dimana beton ini adalah beton yang ramah lingkungan karena tidak menggunakan semen tetapi diganti dengan bahan pozzolon yang memiliki sifat yang menyerupai dengan semen yaitu abu terbang (fly ash).Pada saat ini di Indonesia beton geopolymer sendiri belum dapat diterapkan langsung di lapangan karena memerlukan elevated temperatur yang cukup tinggi.Dalam penelitian ini peneliti mensubstitusikan semen atau kapur dengan variasi substitusi 12.5%, 15%, 17.5%, dan 20% dari berat abu terbang, dengan umur pengujian 7, 14, dan 28 hari, pada temperatur ruangan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada substitusi semen nilai kuat tekan beton geopolymer mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya variasi substitusinya. Pada variasi substitusi kapur hanya dilakukan substitusi sampai kadar 15% karena pada kadar yang lebih besar beton dengan cepat mengeras dan tidak dapat dikerjakan. Kata kunci: beton, geopolymer, fly ash, substitusi, kuat tekan, semen Portland, perawatan
STUDI PERBANDINGAN ANALISIS FLAT SLAB DAN FLAT PLATE Constantine, Fransisca Nikita; Sumajouw, Marthin D. J.; Pandaleke, Ronny E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 11 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Flat slab dan flat plate merupakan elemen struktur yang  tidak mempuyai balok, dimana seluruh beban yang ada disalurkan oleh pelat  menuju ke kolom. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam suatu analisis pelat adalah kekuatan pelat dan ketahanan untuk menahan gaya geser (punching shear) pada daerah sekitar kolom. Perhitungan momen  dapat menjadi acuan untuk merencanakan tulangan sehingga perlu adanya analisis dari kedua sistem pelat ini untuk mengetahui kekuatan dari sistem pelat. Elemen pelat yang akan dianalisis merupakan bangunan dengan 5 lantai dan hanya meninjau elemen pelat pada lantai 3 yang letak bangunannya berada di  Jalan Ring Road 2. Analisis dilakukan dengan menggunakan Metode Rangka Ekivalen dan Metode Desain Langsung dengan mengikuti persyaratan dari SNI 2847-2013 dan SNI 1727-2013 untuk pembebanan. Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, flat slab dan flat plate dinyatakan mampu untuk menahan momen lentur dan gaya geser yang terjadi. Momen lapangan yang terjadi pada flat plate lebih besar dari flat slab dikarenakan tidak adanya tambahan drop panel atau kepala kolom pada flat plate. Untuk perbandingan analisis dari flat plate dan flat slab terletak pada penambahan drop panel dan kepala kolom pada sistem flat slab yang mempengaruhi perhitungan tebal pelat, kekakuan pelat-balok, kekakuan kolom dan ketahanan geser. Kata kunci : flat slab, flat plate, punching shear, analisis
PERENCANAAN KONSTRUKSI BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG PARKIR Missi, Rollan Satrio Pratama Jonas; Handono, Banu Dwi; Sumajouw, Marthin D. J.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 3 (2020): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam merencanakan suatu struktur bertingkat di wilayah rawan gempa, diwajibkan untuk menggunakan sistem struktur yang tepat agar struktur tersebut mampu menahan beban – beban yang bekerja terhadapnya dan beban gempa. Sistem struktur yang digunakan dalam merencanakan struktur tahan gempa adalah Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Oleh sebab itu, dalam merencanakan suatu gedung parkir perlu menggunakan SRPMK dimana struktur akan dirancang agar bersifat daktail atau fleksibel sehingga bisa merespon beban yang diakibatkan oleh gempa.Struktur gedung yang direncanakan memiliki 4 lantai, dengan ukuran bangunan 62.01 x 32.26 x 12.8 m dan direncanakan dibangun dikota Manado. Komponen struktur yang direncanakan adalah komponen struktur atas yang terdiri dari balok, kolom dan pelat serta komponen struktur bawah yang merupakan pondasi. Peraturan perencanaan mengacu pada SNI 1726:2012 (Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung), SNI 1727:2013 (Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain) dan SNI 2847:2013 (Persyaratan beton structural untuk bangunan gedung). Struktur dianalisis menggunakan program ETABS 2016, hasil analisis kemudian dihitung untuk memenuhi syarat SRPMK.        Berdasarkan hasil analisis dan desain terhadap struktur gedung parkir tersebut, komponen struktur yang telah didesain penulanganannya telah memenuhi syarat SRPMK. Untuk variasi ukuran balok 600 mm x 300 mm, 500 mm x 250 mm dan 400 mm x 250 mm. Untuk variasi ukuran kolom dipakai 600 mm x 600 mm untuk struktur gedung parkir utama dan kolom bulat dengan diameter 600 mm untuk penopang struktur ramp. Untuk variasi pelat dipakai tebal 150 mm untuk struktur gedung parkir utama, sedangkan tangga, bordes dan pelat ramp menggunakan pelat dengan tebal 120 mm. Untuk struktur bawah, dipakai pondasi bored pile dengan diameter 600 mm dengan Pile Cap ukuran 1600 mm x 1600 mm x 1000 mm. Elemen struktur yang didesain mampu menahan gaya lentur dan gaya geser yang bekerja pada struktur sehingga menghasilkan struktur yang daktail. Kata Kunci: Perencanaan Gedung, Gedung Parkir, SRPMK, Daktail
EVALUASI KAPASITAS KOLOM BETON BERTULANG YANG DIPERKUAT DENGAN METODE CONCRETE JACKETING Kaontole, Jenefer Teofany; Sumajouw, Marthin D. J.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 3 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komponen beton bertulang dapat mengalami kegagalan fungsi dimana struktur tersebut tidak mampu lagi menahan beban yang bekerja disebabkan karena adanya kerusakan pada beton sehingga diperlukan adanya sistem perkuatan pada beton tersebut. Concrete Jacketing adalah salah satu sistem perkuatan atau perbaikan beton dengan cara menyelimuti beton yang telah ada dengan beton tambahan. Pengujian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan seberapa besar Kapasitas Kolom Beton Bertulang yang diperkuat dengan metode Concrete Jacketing. Pada penelitian ini perawatan dilakukan selama 28 hari dengan menggunakan 2 benda uji berupa Kolom Bulat dengan ukuran 10/35 cm dengan jumlah benda uji sebanyak 16 buah dan 10/50 cm dengan jumlah benda uji sebanyak 4 buah. Tulangan longitudinal yang digunakan berdiameter 10 mm dan diameter tulangan sengkang 6 mm. Hasil Pengujian menyatakan bahwa metode Concrete Jacketing berpengaruh terhadap Kapasitas Kolom beton bertulang dalam menerima beban. Hal ini dapat dilihat dari Hasil Pengujian untuk Benda Uji Kolom dengan dimensi berbeda sebelum dan setelah menggunakan concrete jacketing mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kata Kunci : Perkuatan beton bertulang, Concrete Jacketing, Kapasitas Kolom
PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG Manangin, Irmawati Indahriani; Sumajouw, Marthin D. J.; Mondoringin, Mielke
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 9 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balok beton bertulang sebagai elemen struktur yang cukup besar perannya dalam memikul beban, terutama untuk memikul beban lentur. Dimensi penampang balok beton bertulang akan mempengaruhi balok tersebut dalam peranannya memikul beban lentur. Untuk pengujian kuat lentur, dimensi benda uji balok beton bertulang yang digunakan berukuran (100 100 800) mm, (140 140 800) mm, dan (170 170 800) mm dengan diameter tulangan yang digunakan adalah Ø6. Untuk pengujian kuat tekan menggunakan benda uji kubus berukuran (150 150 150) mm dengan kuat tekan rencana 25 MPa. Dari hasil penelitian diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 25,32 MPa. Kuat lentur rata-rata sebesar 17,494 MPa, 9,460 MPa, dan 4,784 MPa. Dari hasil hubungan antara kuat lentur dengan variasi dimensi benda uji menunjukan bahwa semakin besar dimensi benda uji, maka kuat lentur yang dihasilkan akan semakin kecil.   Kata kunci : Balok Beton Bertulang, Dimensi Benda Uji, Kuat Lentur
KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA Polii, Reza Adeputra; Sumajouw, Marthin D. J.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 3 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Provinsi Sulawesi utara memiliki kekayaan alam yang melimpah. Salah satunya adalah bahan atau material yang dapat dijadikan sebagai bahan yang menjadi agregat bahan pengisi campuran beton. Bisa menjadi alternative sebagai material yang bisa dijangkau oleh masyarakat di daerah tersebut. Hal ini yang menjadi dasar pemikiran untuk memanfaatkan agregat-agregat yang diambil dari beberapa tempat yang berbeda untuk dijadikan sebagai bahan pembentuk beton. Agregat kasar yang digunakan pada penelitian ini adalah kerikil sungai dan kerikil pecah. Sedangkan agregat halus, pasir ranoyapo, pasir Girian, pasir Sawangan dan pasir Klabat. Benda uji uang dibuat adalah silinder yang berukuran 100 / 200 mm. Perencanaan komposisi campuran memakai metode SNI 03-2834-2000 dan pengujian kuat tekan beton dilakukan pada umur beton 3, 7, 14 dan 28 hari. Berdasarkan hasil penelitian ini ternyata beton yang menggunakan kerikil pecah dan pasir klabatlah yang mendapatkan nilai kuat tekan tertinggi dari semua kombinasi agregat pada umur 28 hari yaitu sebesar 30,74 MPa. Hasil penelitian juga menunjukan terjadi penurunan kuat tekan sebesar 3,33 MPa sampai 6,47 MPa akibat penggunaan kerikil sungai sebagai agregat kasar pada beton.   Kata Kunci : Agregat Kasar, Agregat Halus, Beton Normal, Asal Material
KAJIAN SIFAT MEKANIK BETON TAILING PADA PENGERJAAN BETON DALAM AIR LAUT (UNDERWATER–CAST CONCRETE) Simanjuntak, Jefri J. H.; Kumaat, Ellen J.; Sumajouw, Marthin D. J.; Dapas, Servie O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 10 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tailing merupakan sisa dari pengolahan tambang yang tidak diperhatikan pengelolaannya oleh para penambang tanpa izin (PETI). Sehingga limbah tersebut hanya ditampung atau dialirkan ke sungai dekat lokasi penambangan yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Untuk meminimalisasi dampak lingkungan dari tailing, maka dipilih tailing sebagai substitusi semen. Kandungan sifat kimia tailing berupa unsur silika yang cukup besar dapat digunakan sebagai substitusi parsial semen pada campuran beton. Untuk pengecoran dalam air masalah utama adalah terjadinya segregasi sehingga perlu perlakuan khusus antara lain dengan menambahkan zat additive Sikacrete-W yang mampu meningkatkan kohesi/daya ikat antar material penyusun beton.Dalam penelitian ini diselidiki pengaruh Sikacrete-W terhadap sifat mekanik beton tailing yaitu kuat tekan, kuat tarik belah dan kelecakan beton tailing yang dicor di dalam air, dengan kadar tailing 15%, Sikacrete-W 0%, 8%, 10%, 12%, 14%, 16%, 18% dan 20% dari berat semen dan dibandingkan dengan nilai kuat tekan dan kuat tarik belah beton tailing pada kondisi normal. Komposisi campuran beton menggunakan metode ACI 211.1.91. Pengujian yang dilakukan adalah uji kuat tekan dan kuat tarik belah dengan menggunakan benda uji berbentuk silinder berukuran 10/20 cm yang dilakukan pada umur perawatan beton 7, 14 dan 28 hari, dan pengujian kuat tarik belah pada umur 28 hari. Perawatan benda uji yang dilakukan adalah perawatan basah dengan direndam dalam air.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kadar Sikacrete-W yang dipakai dalam pengecoran dalam air relatif menaikkan kuat tekan dan kuat tarik belah beton tailing, namun tidak melebihi konsentrasi optimum Sikacrete-W yaitu 16% dari berat semen. Kuat tekan beton tailing tertinggi yang dicapai pada kondisi underfreshwater-cast concrete dengan menggunakan konsentrasi Sikacrete-W optimum BTKS-16% hanya sebesar 54,96% dari kuat tekan beton tailing pada kondisi normal (non underfreshwater-cast concrete).Kata kunci: Pengecoran dalam air, beton tailing, Sikacrete-W, kuat tekan, kuat tarik belah.
OPTIMASI JARAK ANTAR DUA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT YANG BERSEBELAHAN DENGAN MEMPERHITUNGKAN PENGARUH GEMPA The, Femmy; Sumajouw, Marthin D. J.; Wallah, Steenie E.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 1 (2012): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Benturan  dapat  terjadi  pada  dua  bangunan  gedung  bertingkat  yang  bersebelahan  apabila jarak antar dua bangunan tersebut lebih kecil dari simpangan maksimum yang terjadi akibat beban  gempa.    Benturan  menimbulkan  gaya-gaya  dalam  tambahan  pada  elemen  struktur yang  terakumulasi  dengan  gaya-gaya  dalam  akibat  beban  dinamik  itu  sendiri  sehingga mengakibatkan kerusakan pada struktur. Untuk  itu diperlukan optimasi  jarak pemisah antar dua bangunan gedung bertingkat yang bersebelahan, agar benturan dapat dihindari.  Analisa dilakukan pada model bangunan penahan geser bertingkat 2  (dua)  sampai dengan bertingkat  10  (sepuluh)  dengan  material  beton  bertulang.  Simpangan  horisontal  struktur diperoleh  menggunakan  analisa  respon  spektrum  untuk  tanah  keras  di  wilayah  gempa  VI (enam)  Indonesia. Hasil analisa menunjukkan bahwa  syarat batas ultimit untuk  jarak antar dua  bangunan  yang  bersebelahan  0,008  kali  tinggi  bangunan  agar  tidak  terjadi  benturan (efek Pounding) pada dua bangunan tersebut. Kata  kunci  :  benturan  antar  gedung,  gempa,  jarak  antar  bangunan,  optimasi  jarak    pemisah, respons spectrum, simpangan horisontal
PEMANFAATAN TAILING SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL PADA SEMEN DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK LENTUR ( Studi Kasus : Tailing dari Ratatotok, Minahasa Tenggara ) Sondakh, Ivonne Jeanette Rosalina; Sumajouw, Marthin D. J.; Pandaleke, Ronny; Dapas, Servie O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 4 (2015): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton adalah materi bangunan yang paling banyak digunakan saat ini, seperti pembuatan bangunan bertingkat, pembuatan saluran, pondasi, serta bendungan. Beton merupakan suatu bahan komposit yang dibentuk dari agregat halus, agregat kasar, semen dan air. Tailing merupakan limbah pengolahan tambang emas yang selalu menjadi masalah yang sangat kompleks yaitu mengenai lokasi pembuangan limbah tersebut dan dampak bagi lingkungan sekitar. Untuk mengatasi masalah tersebut maka diambil tailing sebagai tambahan sebagai pada semen. Dalam penelitian ini diselidiki  pengaruh penambahan tailing pada semen terhadap sifat mekanik beton yaitu kuat tekan dan kuat tarik lentur. Kadar tailing yang digunakan adalah 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25% dari berat semen. Pengujian kuat tekan dilakukan menggunakan benda uji silinder 10/20 yang dilakukan pada umur 3, 7, 14, 28 hari dan pengujian kuat tarik lentur dilakukan menggunakan benda uji balok 10/10/50 yang dilakukan pada umur 28 hari. Perawatan yang dilakukan yaitu perendaman dalam air. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin besar prosentase tailing yang ditambahkan pada semen maka kuat tekan dan kuat tarik belah semakin rendah. Kuat tekan paling tinggi yang dicapai pada kondisi tailing 0% atau beton normal yaitu 26, 51 MPa dan kuat tarik belah paling tinggi dicapai pada kondisi beton normal 6, 49 MPa. Kata kunci:      Beton, beton tailing, tailing, kuat tekan, kuat tarik belah
PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI Sumajouw, Marthin D. J.; Dapas, Servie O.; Windah, Reky S.
JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING Vol 4, No 4 (2014): JURNAL ILMIAH MEDIA ENGINEERING
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sulawesi Utara dikenal memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah. Kekayaan  alam yang banyak ditemukan adalah pasir, kerikil dan teras, dimana ketiga bahan ini apabila dipadukan dengan semen yang berfungsi sebagai perekat akan menjadi bahan dasar alami yang cocok digunakan sebagai campuran beton mutu tinggi. Bahan bahan ini dapat ditemukan dalam jumlah yang banyak dan relatif murah dan dapat langsung digunakan sebagai bahan dasar pembentuk beton mutu tinggi. Beton mutu tinggi sebagai material pembentuk elemen struktur sudah merupakan sebuah keharusan dan tidak dapat dihindari terutama untuk daerah-daerah yang memiliki tingkat resiko kegempaan tinggi seperti Sulawesi Utara. Salah satu keunggulan beton mutu tinggi dibandingkan dengan beton normal adalah dimensi elemen strukturnya menjadi lebih ramping. Hal ini akan mereduksi berat struktur yang merupakan fungsi dari gaya gempa yang pada akhirnya mengurangi resiko bahaya gempa terhadap sebuah struktur. Penelitian dilaksanakan untuk mendapatkan sifat karakteristik dari material pembentuk beton mutu tinggi yang nantinya merupakan dasar untuk mendisain komposisi (mix-design) beton mutu tinggi. Setelah komposisi campuran beton mutu tinggi diperoleh, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap nilai kuat tekan beton mutu tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan menghasilkan grafik hubungan antara variasi umur beton terhadap nilai kuat tekan beton. tren menunjukkan bahwa semakin lama umur beton mutu tinggi terjadi peningkatan kuat tekan beton, dimana kuat tekan maksimum terjadi pada umur beton 28 hari. Kuat tekan beton umur 28 hari sebesar 62.64 MPa. Kuat tekan pada umur 3 hari mencapai 58%, 7 hari mencapai 78%,  umur 14 hari mencapai 88% dan umur 21 hari mencapai 93% dibandingkan dengan kuat teklan pada umur 28 hari. Kata Kunci : Mutu Tinggi, Kuat Tekan Beton
Co-Authors Adrian Philip Marthinus, Adrian Philip Alfian Hendri Umboh Anggie Adityo Aer Arif Lokobal Banu Dwi Handono, Banu Dwi Bonny F. Sompie Carolus Sanapang Christy Merril Rantung Constantine, Fransisca Nikita Ellen J. Kumaat Estrelita V. Y. Waney Femmy Nurul Akbar Fergita Tomigolung Gerry F. Waworuntu Gregoria Megastia Langitan Hanna Yashinta Kuhu Hieryco Manalip Huibert Tarore Irmawati Indahriani Manangin, Irmawati Indahriani Ivonne Jeanette Rosalina Sondakh, Ivonne Jeanette Rosalina Jefri J. H. Simanjuntak Jefri Tumelap Jenefer Teofany Kaontole, Jenefer Teofany Jeremia Polopadang Laily, Rivaldo Lerry M. N. Gerung Lestari, Indun Eka Wahyu Lilik Fauziah Luntungan, Renata Natanael Mamarimbing, Ezra Arnoldus Melinda, Sintia Mielke Mondoringin, Mielke Mielke R. I. A. J. Mondoringin, Mielke R. I. A. J. Missi, Rollan Satrio Pratama Jonas Muaja, Frianto F. Muhammad Igbal Norman Werias Alexander Supit Palallo, Febriani Pangloly, Dewira Rante Porajow, Regina Deisi Grasye Rajak, Febriany Safitri Abd. Rantung, Dranita Dewi Recky Pasila, Recky Reky S. Windah Renaldo Glantino Regar Reyner R. Rumimper, Reyner R. Reza Adeputra Polii, Reza Adeputra Riger Manuahe Rondonuwu, Steeva G. Ronny E. Pandaleke Ronny Pandaleke Roring, Youfrie Rowland Badenpowell Edny Turang Rumajar, Rendy James Sakul, Verrent E. Servie O. Dapas Sesty E. J. Imbar Siahaan, Nathalia Samaria Marisi Sidara, Sthefani Christina Xenalevina Steenie E. Wallah Stevie Andrean, Stevie Tambingon, Fiki Riki Winny J. Tamboto Yohanes Trian Dady, Yohanes Trian