Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PENGARUH LATIHAN FISIK I DAN II TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL PERILAKU KEKERASAN PADA PASIEN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA MUTIARA SUKMA Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v5i2.147

Abstract

Violent behavior is a response of stressor faced by someone by sowing particular actual violent behaviour to either himself, other people or environment in either verbal or non verbal means to physically or psychologically injure others. The therapy may help such patients is physical exercise I and II. This research is aimed at determining the effect of physical exercise I and II on the ability to control violent behaviour. The research is using method of Pre-Experimental study designed with post-test study with one group pre-test and post-test. This research involved 30 respondents with violent behavior treated in Inpatient room of Mutiara Sukma Mental Hospital, selected through purposive sampling. The data were collected through observation and interview. The data then were statistically examined using Wilcoxon Signed Rank Test within α= 0.05. The research showed that before of relaxation therapy the ability to control violent behaviour, 20 respondents (67%) of them were categorized as poor (unable to control), 10 respondents (33%) were fair (simply able enough to control. This is percentage showed that they are categorized as unable to control the violent behaviour. After they were provided with phisical exercise I and II, 27 of the respondents (90%) were categorized as good or able to fully control violent bihaviour, this is due to the interest of the respondents to follow the physical exercise therapy I and II. It is inferred that physical exercise therapy I and II had significant effect in controlling the violent behaviour. It is suggested that nurses providing the therapy work in appropriate procedure within to reach the fulfilment of the available indicators.
Pengaruh Senam Ergonomis Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Lansia Dengan Osteoartritis Di Pstw “Puspakarma” Mataram Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v2i1.20

Abstract

Jumlah lansia Indonesia mencapai jumlah 28 juta jiwa pada tahun 2012 dan angka ini akan terus bertambah setiap tahunnya. Salah satu penyakit yang sering diderita oleh lansia adalah osteoarthritis dimana salah satu gejala utama pada penyakit osteoarthritis adalah adanya gangguan rasa nyeri. Lebih dari 85% lansia usia >65 tahun terkena osteoartritis. Di Panti Sosial Tresna Werdha “Puspakarma” Mataram terdapat 62 lansia atau 87.3% mengalami osteoartritis dari total keseluruhan lansia.            Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pra Eksperimen dengan rancangan penelitian “One Group Pre Test-Post Test with control group desaign”. Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang mengalami osteoartritis di Panti Sosial Tresna Werdha “Puspakarma” Mataram. Teknik sampling menggunakan teknik purposive sampling dengan Jumlah sampel 54 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dengan skala nyeri bourbanis. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisa dengan rumus T-test berpasangan untuk menentukan pengaruh perlakuan dengan taraf sigifikan 5%.            Pada penelitian ini didapatkan hasil nilai T hitung 5.0397 dan nilai T Tabel 2.006 jadi didapatkan T Hiting > T Tabel (5.0397 > 2.006). dengan interpretasi demikian maka ada pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoartritis di Panti Sosial Tresna Werdha “Puspakarma” Mataram.            Kesimpulan dari penelitian ini ada pengaruh signifikan dilakukanya senam ergonomis dengan penurunan skala nyeri pada lansia dengan osteoarthritis di Panti Sosial Tresna Werdha  “Puspakarma” Mataram. Jadi diharapkan agar lansia melakukan senam ergonomis untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pada penderita osteoartritis.
PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL LANSIA DENGAN MEKANISME KOPING YANG DIGUNAKAN LANSIA DI DESA POHGADING GUBUK TIMUQ KABUPATEN LOMBOK TIMUR Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 6, No 1 (2020)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v6i1.170

Abstract

Menua merupakan proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti serta mempertahankan struktur dan fungsi secara normal. Perubahan tersebut menyebabkan terganggunya aktivitas yang akan menyebabkan kurang terpenuhinya kebutuhan dasar pada lansia salah satunya adalah kebutuhan seksual. Lansia sering mengalami stress yang diakibatkan oleh kematian pasangan hidup, isolasi social, pensiun dan seksualitas. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan mekanisme koping individu yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemenuhan kebutuhan seksual lansia dengan mekanisme koping yang digunakan lansia di Desa Gubuk Timuq Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan crossectional. Populasi berjumlah 48 lansia, dengan menggunakan tehnik sampling purposive sampling dan mendapatkan sampel sebanyak 32 orang lansia. Penelitian ini menggunakan instrument pedoman wawancara, dengan uji analisa data menggunakan chi square. Hasil penelitian didapatkan 16 (50%) lansia memiliki kebutuhan seksual tidak terpenuh, dimana 10 (62.5%) lansia memiliki mekanisme koping maladaptif, dan 6 (37.5%) lansia memiliki mekanisme koping adaptif. Sedangkan 16 (50%) lansia lainnya memiliki kebutuhan seksual terpenuhi, dimana 16 (100%) lansia tersebut memiliki mekanisme koping adaptif. Hasil uji analisa data mendapatkan nilai Asymp. Sig. 2-sided 0.000 dengan α 0.05. kesimpulannya bahwa ada hubungan yang bermakna antara pemenuhan kebutuhan seksual lansia dengan mekanisme koping yang digunakan lansia di Desa Pohgading Gubuk Timuq Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan tenaga kesehatan dapat memfasilitasi cara konstruktif kepada lansia melalui edukasi dalam pemenuhan kebutuhan seksual sehingga menghasilkan mekanisme koping yang adaptif.
Relaksasi Otot Progresif Kombinasi Terapi Musik Klasik Terhadap Perubahan Tingkat Depresi Lansia. Ni Made Sumartyawati; Erwin Made Septiana; Dina Fithriana
Jurnal PRIMA Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v7i1.215

Abstract

Pendahuluan: Depresi merupakan gangguan emosional dimana salah satu kelompok yang sering mengalami depresi adalah lansia. 6 dari 10 lanjut usia di BSLU Mandalika Mataram mengatakan bahwa sering merasakan kesepian, kurang dapat melaksanakan peran yang diinginkan.Tujuan: Penelitian ini untuk melihat pengaruh pemberian relaksasi otot progresif kombinasi terapi music klasik terhadap perubahan tingkat depresi.Metode: Merupakan penelitian Pre-eksperimental dengan pendekatan One Group Pretest-postest Design. Populasi penelitian adalah semua lansia yang tinggal di BSLU Mandalika Mataram sebanyak 82 lansia. Sampel ditentukan dengan purposive sampling berdasarkan kriteria yang ditetapkan dan mendapatkan sebanyak 27 sampel. Data depresi pada lansia dikumpulkan menggunakan Geriatric Depresion Scale-15, sedangkan untuk melihat pengaruh pemberian perlakuan digunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test.Hasil: Sebelum diberikan perlakuan depresi lansia berada pada kategori ringan sebanyak 18 lansia. (66,7%), depresi sedang 9 lansia (33,3%), dan normal 0 responden. Setelah diberikan perlakuan sebagian besar berada pada katerogi normal sebanyak 11 lansia (40,7%), depresi ringan 10 lansia (37,1%) dan depresi sedang 6 lansia (22,2%). Nilai sig (2-tailed) = 0.000 dan α = 0.05 maka nilai sig (2-tailed) < α sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh relaksasi otot progresif kombinasi terapi musik klasik terhadap perubahan tingkat depresi pada lanjut usia di BSLU Mandalika Mataram.
EFEKTIVITAS TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI DAN TERAPI RELIGIUS TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v5i1.134

Abstract

Gangguan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta invaliditas baik secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien. Salah satu gejala yang paling sering muncul pada gangguan jiwa adalah munculnya halusinasi pendengaran. Halusinasi yang tidak dikontrol akan mengarah pada kondisi yang lebih parah dimana klien dapat mengalami gangguan alam realita. Terapi yang biasa diberikan dalam penatalaksanaan mengatasi halusinasi pendengaran salah satunya adalah terapi aktivitas kelompok (TAK) yang sudah biasa dilakukan di RSJ Mutiara Sukma NTB. Pendekatan terapi religius dzikir dalam asuhan keperawatan jiwa di RSJ Mutiara Sukma NTB belum dilakukan secara khusus pada asuhan keperawatan pasien halusinasi pendengaran. Tujuan penelitian ini: untuk mengetahui perbedaan efektivitas terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi dan terapi religius dzikir terhadap frekuensi halusinasi pendengaran pada pasien halusinasi di ruang Dahlia RSJ Mutiara Sukma NTB. Penelitian ini merupakan Quasi eksperimen dengan pre-postes. Tehnik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan besar sampel yang diteliti 10 sampel pada setiap kelompok intervensi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Analisa data yang menggunakan uji t-test dua variable. Hasil penelitian didapatkan TAK stimulasi persepsi t hitung 3.250 > 1.73406 dan terapi religius dzikir t hitung 2.449 > 1.73406 pada kemaknaan 0,05 (5%) berarti ada perbedaan efektifitas terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi dan terapi religius dzikir. Saran dalam penelitian ini adalah diharapkan perawat dapat mengajarkan menggunakan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi dan terapi religius dzikir.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN REBUSAN DAUN SIRSAK (ANNONA MUCICATA L) DAN SENAM TERA TERHADAP PERUBAHAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA DENGAN GOUT ARTHRITIS DI BSLU MANDALIKA PROVINSI NTB Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v4i1.94

Abstract

Usia lanjut ditandai dengan adanya kemunduran biologis, kemampuan fisik serta munculnya beberapa penyakit, salah satunya Gout Artritis. Gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak, berulang dan disertai dengan artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan monosodium urat atau asam urat yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat tingginya kadar asam urat di dalam darah/hiperurisemia. Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental dengan rancangan two group pretest and post-test design. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sample sebanyak 42 responden. Analisa data menggunakan uji paired sample t test dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan bantuan SPSS, pada kelompok A didapatkan p value 0,037 < α 0,05; dan pada kelompok B didapatkan p value 0,015 < α 0,05. Hasil uji statistik menunjukkan rebusan daun sirsak dan senam tera efektif dalam menurunkan kadar asam urat. Senam tera menunjukkan nilai yang lebih signifikan dari pemberian rebusan daun sirsak. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa senam tera yang dilakukan lebih efektif dari pemberian rebusan daun sirsak dalam memberikan perubahan yaitu penurunan kadar asam urat lansia dengan gout artritis. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi lansia dan BSLU Mandalika untuk tetap melaksanakan program senam lansia khususnya senam tera dan memotivasi lansia mengkonsumsi rebusan daun sirsak guna kestabilan kadar asam urat.
KEJADIAN DIARE PADA BALITA BERDASARKAN KONDISI JAMBAN DI DUSUN BONJERUK WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS BONJERUK LOMBOK TENGAH Ni Made Sumartyawati
Jurnal PRIMA Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v6i2.186

Abstract

Latar Belakang: Peningkatan tertinggi diare di wilayah UPTD Puskesmas Bonjeruk terjadi pada Dusun Bonjeruk dengan sebagian besar penderitanya adalah balita.Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel didapatkan sebanyak 52 orang ibu yang mempunyai balita dan tinggal di dusun Bonjeruk yang ditentukan dengan total sampling. Penilaian kondisi jamban menggunakan lembar observasi, sedangkan kejadian diare didapatkan berdasarkan wawancara kepada responden langsung. Mengukur korelasi menggunakan uji analisis Chi-Square dengan derajat kepercayaan 0,05.Hasil: dari penelitian didapatkan 31 (59,6%) balita mengalami diare dengan kondisi jamban sehat sebanyak 46 (88,5%). Nilai sig 2-tailled dari uji Chi-Square sebesar 0,001, sehingga sig. 2-tailled lebih kecil dari alpha.Kesimpulan: Penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kondisi jamban dengan kejadian diare pada balita. Peningkatan pemeliharaan jamban sehat tetap dilakukan oleh masyarakat melalui perhatian puskesmas.
Length of Stay (LOS) Dengan Tingkat Depresi Pasien Lanjut Usia Yang Dirawat Di Rumah Sakit Biomedika Mataram Febriati Astuti; Ni Made Sumartyawati; I Wayan Jelih Suharnata
Jurnal PRIMA Vol 7, No 1 (2021)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v7i1.218

Abstract

Pendahuluan: Kondisi multipatologi dengan berbagai penyakit kronik dan polifarmasi dapat meningkatkan kejadian depresi dan lamanya perawatan pada usia lanjut. Lama hari rawat di Rumah Sakit yang berkepanjangan tidak hanya berdampak pada peningkatan biaya perawatan tetapi juga berkaitan dengan terjadinya depresi.Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui length of stay (LOS) dengan tingkat depresi pada pasien lansia di Rumah Sakit BiomedikaMetode: Penelitian ini adalah penelitian Observational analitik yang besifat Cross sectional yang dilakukan pada November 2018-Januari 2019. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dan mendapatkan 41 responden yang dirawat di RS Biomedika Mataram. Data lama hari rawat diperoleh melalui metode observasi Rekam Medis pasien dengan menggunakan lembar kuisioner dan data tingkat depresi pada pasien lansia menggunakan kuisioner GDS-15 (Geriatri Depression Scale 15-item).Teknik analisa data menggunakan uji korelasi rank spearman.Hasil: Hasil penelitian ini menujukkan sebagian besar responden yang dirawat dengan kategori lama hari rawat sedang sebanyak 21 orang (51,2%)dan mengalami depresi terbanyak pada kategori depresi ringan sebanyak 31 orang (75,6%). Hasil uji korelasi antara variabel length of stay (LOS) dan tingkat depresi pada pasien lansia dengan nilai p=0,000.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara length of stay (LOS) dan tingkat depresi pada pasien lansia di Rumah Sakit Biomedika.
Hubungan Persepsi Keluarga Dalam Merawat Lansia Dengan Kemampuan Aktifitas Lansia Di Desa Gemel Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah I Made Eka Santosa; Desi Laelawati; Ni Made Sumartyawati; Idayati Nirwana
Jurnal PRIMA Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v7i2.239

Abstract

Pendahuluan : Pada usia lanjut terjadi penurunan kondisi fisik/ biologis, kondisi psikologis, serta perubahan kondisi sosial. Hal ini membutuhkan perhatian dari keluarga lansia untuk perawatan dan pemenuhan kebutuhan terutama kemampuan aktifitas lansia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan persepsi keluarga dalam merawat lansia dengan kemampuan aktifitas lansia di Desa Gemel Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Metode: Metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan waktu yang digunakan adalah Cross Sectional. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan 45 sampel. Analisis data menggunakan uji spearmanrank dengan tingkat signifikansi 5% dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Berdasarkan hasil uji Spearman rank diperoleh nilai r 0,4342 dengan nilai p hitung sebesar 0,021 lebih kecil dari nilai p yang telah ditetapkan yaitu 0,05 (5%) yang berarti bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Kesimpulan: ada hubungan persepsi keluarga dalam merawat lansia dengan kemampuan aktifitas pada lansia di Desa Gemel Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.
Religiusitas Dan Interaksi Sosial Dengan Depresi Lansia Di Panti Werdha Kota Mataram Ni Made Sumartyawati; Yeni Marliani; Ageng Abdi Putra; I Made Eka Santosa; Sukardin Sukardin
Jurnal PRIMA Vol 8, No 1 (2022)
Publisher : STIKES Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47506/jpri.v8i1.268

Abstract

Pendahuluan: Berkurangnya interaksi sosial pada lansia menyebabkan perasaan terisolir sehingga lansia menyendiri dan rentan terhadap depresi. Terdapat 5 dari 10 lansia di Balai Sosial Lanjut Usia (BSLU) Mandalika menyatakan sulit berkonsenterasi, merasa malas, mudah tersinggung dan kurang bersemangat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan melihat religiusitas dan interaksi sosial dengan depresi pada lansia. Metode: Penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah lansia beragama Islam yang tinggal di BSLU Mandalika sebanyak 83 orang. Sampel sebanyak 83 orang menggunakan total sampling. Mengetahui hubungan antar dua variabel digunakan uji statistik spearman rank. Hasil: Religiusitas lansia kategori baik sebanyak 75 (95.2%) orang, dan kategpri cukup sebanyak 4 (4.8%) orang. Interaksi sosial lansia kategori cukup sebanyak 44 (53%) orang dan kategori kurang sebanyak 39 (47%) orang. Depresi lansia pada kategori tidak depresi sebanyak 59 (71.1%) orang dan kategori ringan 24 (28.9%) orang. Hasil P value pada uji spearman rank religiusitas dengan depresi sebesar 0.196 dengan α 0.05, sehingga P > α dan artinya tidak ada hubungan religiusitas dengan depresi. P value sebesar 0.541 > α 0.05, artinya tidak ada hubungan interaksi sosial dengan depresi. Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan religiusitas dan interaksi sosial dengan depresi lansia di BSLU Mandalika mataram.