Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

PENYEBAB KEMATIAN BENUR LOBSTER DAN MITIGASINYA PADA OPERASI PENANGKAPANNYA (STUDI KASUS DI KECAMATAN SIMPENAN KABUPATEN SUKABUMI) Muhammad Faishal Ashshiddiqi; Wazir Mawardi; Zulkarnain; Am Azbas Taurusman
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 6 No. 1 (2022): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.6.1.077-089

Abstract

Puerulus atau yang biasa dikenal dengan benur lobster merupakan fase transisi antara fase phyllosoma lobster dan fase juvenile lobster pada life cycle lobster. Penangkapan benur lobster biasanya menggunakan jaring pocong. Kurangnya pengetahuan nelayan di Kecamatan Simpenan terkait penanganan benur lobster dibuktikan dengan fakta bahwa benur hasil tangkapan pernah mengalami mortalitas. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unit penangkapan, operasional penangkapan, dan proses transportasi benur lobster dari daerah penangkapan ikan hingga pengepul; mengidentifikasi faktor penyebab kematian benur lobster pada operasi penangkapan serta strategi untuk menanganinya. Metode penelitian ini adalah observasi dan wawancara dengan menggunakan pendekatan teknik accidental sampling. Analisis yang digunakan ialah deskriptif dan fishbone analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap yang digunakan adalah jaring pocong dan alat bantu berupa lampu. Operasi penangkapan benur lobster biasa dilakukan pada malam hari. Transportasi ketika operasi penangkapan biasa menggunakan styrofoam box. Komposisi hasil tangkapan utama terdiri dari benur pasir dan benur. Strategi penanggulangan kematian benur terbagi menjadi 4; nelayan, metode, material, dan alat. Strategi tersebut diantaranya penggunaan air yang cocok sebagai media hidup benur membawa box cadangan, penyimpanan/pengondisian box menghindari perubahan parameter air, pemberian tali sumbu pada jaring. Kata kunci: benur lobster, fishbone analysis, Panulirus ornatus, Puerulus
MUSIM PENANGKAPAN DAN KELAYAKAN HASIL TANGKAPAN LAYUR (Trichiurus spp) YANG BERBASIS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU Zulkarnain; Wazir Mawardi; Ajeng Agia Pratiwi
ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut Vol. 5 No. 1 (2021): Albacore
Publisher : Departemen PSP IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/core.5.1.091-101

Abstract

Ikan layur (Trichiurus spp) merupakan ikan demersal ekonomis penting dan salah satu komoditas ekspor yang potensial di PPN Palabuhanratu, Sukabumi. Ikan layur di Teluk Palabuhanatu dominan ditangkap menggunakan alat tangkap pancing layur. Informasi mengenai musim penangkapan dianggap sebagai faktor penting agar kegiatan penangkapan ikan efektif dan efisien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola musim penangkapan ikan layur, CPUE, ukuran ikan yang layak tangkap, dan korelasi ukuran panjang mulut dan bukaan mulut layur. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan metode deskriptif. Analisis data menggunakan metode rata-rata bergerak, analisis CPUE. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola musim ikan layur terdapat pada bulan April, Juni, Agustus, September, Oktober, dan November berdasarkan nilai indeks musim penangkapan. CPUE tertinggi dari pancing layur tahun 2015-2019 terjadi pada tahun 2019 dan nilai CPUE bulanan tertinggi pada bulan Oktober. Ukuran rata-rata ikan layur lebih besar dari kali pertama matang gonad dan masuk ke dalam kategori layak tangkap. Korelasi antara panjang total dan panjang mulut serta lebar bukaan mulut dapat dijadikan acuan dalam menentukan panjang dan lebar mata pancing yang digunakan dalam alat tangkap pancing layur. Kata kunci: CPUE, layak tangkap, musim ikan, pancing layur
PENGARUH PERUBAHAN INTENSITAS CAHAYA LED-RGB TERHADAP KEBERADAAN IKAN PADA BAGAN TANCAP Sumardi Sadi; Sri Mulyati; Adi Susanto; Sugeng Hari Wisudo; Wazir Mawardi; Mulyono S Baskoro
Simposium Nasional Mulitidisiplin (SinaMu) Vol 2 (2020): Simposium Nasional Multidisiplin (SinaMu)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.148 KB) | DOI: 10.31000/sinamu.v2i0.3493

Abstract

Bagan tancap adalah salah satu alat untuk menangkap ikan, dengan alat utama adalah cahaya lampu. Permasalahan yang ada pada saat ini adalah dalam mematikan dan menyalakan lampu dengan cara manual, sehingga menyebabkan ikan keluar dari catablearea, dan kurang efektif. Salah satu pendekatan dan solusi  adalah menyalakan dan mematikan lampu dengan otomatis dan bergantian secara halus, sehingga ikan tidak terkejut, tidak keluar dari catablearea, sehingga efektif dan efisien yaitu menggunakan LED-RGB sistem modulasi lebar pulsa atau Pulse Width Modulation (PWM). Hasil penelitian menunjukkan tingkah laku ikan dipengaruhi oleh perubahan intensitas cahaya dari warna biru ke hijau (B-H) ataupun dari warna hijau ke merah (H-M). Perubahan tingkah laku ikan dapat mendekat, berkumpul dan terkonsentrasi membentuk kawanan ikan. Selama terjadi perubahan warna B-H dan H-M keberadaan ikan tetap berada pada zona pencahayaan LED-RGB (catchablearea). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemakaian LED RGB berpengaruh untuk mempertahankan keberadaan ikan tetap berada di catablearea dan terjadi penurunan sekitar 4%. Kata Kunci: LED-RGB, Remote-control, Intensitas-cahaya, PWM, Attraktor-Ikan AbstractThe step-on chart is one of the tools to catch fish, with the main tool being the light. The problem that exists at this time is in turning off and turning on the lights manually, causing the fish to come out of the catable area, and less effective. One approach and solution is to turn the lights on and off automatically and alternately smoothly, so that the fish are not surprised, do not come out of the catable area, so that it is effective and efficient, namely using the LED-RGB pulse width modulation system or Pulse Width Modulation (PWM). The results showed that fish behavior was influenced by changes in light intensity from blue to green (B-G) or from green to red (H-M). Changes in fish behavior can approach, gather and be concentrated to form a school of fish. During the B-H and H-M color changes, the fish remains in the LED-RGB (catchablearea) lighting zone. The results showed that the use of RGB LEDs had an effect on maintaining the presence of fish in the catable area and decreased by about 4%. Keywords: RGB-LED, Control-remote, Light-intensity, PWM, Fish-attractor
THE EFFECT OF RED LED LIGHTS ON POT CATCHES IN PENAAH WATERS, LINGGA RIAU ISLAND: Pengaruh Penggunaan Lampu LED Merah Terhadap Hasil Tangkapan Bubu di Perairan Penaah, Lingga Kepulauan Riau Riki Saputra; Wazir Mawardi; Mochammad Riyanto
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 14 No. 1 (2023): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jmf.v14i1.43542

Abstract

Pot fisheries are one of the dominant activities of capture fisheries in the Penaah waters of Lingga, Riau Archipelago. This study aims to determine the effect of red LED lamp attractors on the fish catches of pots and identify the fish species. This study was conducted in the waters of Pena'ah Village, Senayang District, Lingga Regency, Riau Islands, using an experimental method. Data were collected from 18 pots for 18 days. There were three treatments, namely pot without using bait as a control, pot with red LEDs light, and pot with red LEDs light and bait, in which a total of six units of pots on each treatment. The pots caught 18 groupers during the study, of which nine individuals were captured by the pot with a red LED and bait, five individuals by the pot with a red LED pot, and four individuals without bait. The effectiveness analysis showed that the pot with red LED and bait was the highest (50%), the pot with red LED had a value of 28%, and the lowest was trapped without bait with an effectiveness value of 22%. The total catches of the pot based on the economic fish showed that adding a red LED attractor gave more types of catch than control. The red LED attractor is expected to be a solution to increase the effectiveness of the pot.