Perkembangan pekerjaan konstruksi khususnya yang berskala besar pada saat ini cukup pesat. Disamping membutuhkan biaya yang besar, juga membutuhkan metode kerja yang baik agar dapat meningkatkan kualitas proyek. Para kontraktor sering kali dihadapkan dengan pekerjaan konstruksi yang terdiri dari beberapa unit yang sama seperti pada pekerjaan jalan raya, perumahan atau villa, dan pembangunan apartemen. Proyek pembangunan struktur Villa Cemongkak adalah proyek dengan jenis pekerjaan berulang. Proyek ini terdiri dari enam unit bangunan Villa yang sama. Lokasi proyek terletak di daerah Kuta Selatan tepatnya di jalan Pantai Cemongkak, Pecatu, Badung, Bali. Rencana metode penjadwalan proyek ini menggunakan metode barchart dalam bentuk kurva S. Proyek ini mengalami keterlambatan dalam penyelesaiannya karena dalam proses pengerjaan ada item pekerjaan yang tidak bisa dilaksanakan karena terkendala pekerjaan yang merupakan lintasan kritis dan villa yang lain masih dalam proses pekerjaan galian sehingga belum bisa dilanjutkan untuk pekerjaan item selanjutnya. Oleh karena itu, diperlukan metode penjadwalan lain untuk mengetahui efesiensi biaya dan waktu yang sesuai dibandingkan dengan kurva S. Proyek repetitif memiliki durasi item pekerjaan yang seragam dan jumlah pekerjaan yang relatif sedikit, sehingga penggunaan metode LoB dikenal lebih efektif. PDM merupakan metode jaringan kerja yang penyajiannya lebih sederhana jika diterapkan pada pekerjaan konstruksi yang repetitif. Hasil yang didapatkan dengan menggunakan metode LoB yaitu 151 hari dan metode PDM yang lebih efektif yaitu 73 hari, sehingga menghasilkan metode PDM lebih cepat pengerjaan 78 hari dibandingkan dengan metode LoB dengan biaya yang hampir mirip yaitu metode LoB membutuhkan biaya sebesar Rp. 158.951.026 dan untuk metode PDM membutuhkan biaya sebesar Rp. 155.618.055. Terdapat selisih perbandingan biaya sebesar Rp. 3.332.971.