Setiawati Setiawati
Dosen Keperawatan Universitas Malahayati

Published : 48 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search
Journal : Holistik Jurnal Kesehatan

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN POST OPERASI HERNIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MENGGALA TAHUN 2013 Resnawati Purba; Yulina Yulina; Setiawati Setiawati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 8, No 2 (2014)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.161 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v8i2.669

Abstract

Proses penyembuhan luka mencakup reaksi kimia dan seluler dan berhubungan dengan penyatuan jaringanjaringan setelah adanya jejas. Hasil data rekam medis RSUD Menggala Tahun 2012 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 1008 kasus operasi bedah. Hasil presurvey yang dilakukan pada bulan Agustus 2013 diketahui bahwa dari 7 pasien post operasi hernia, sebanyak 2 orang yang mengalami perpanjangan masa perawatan dikarenakan luka post operasi masih dalam fase inflamasi yang ditandai dengan adanya cairan eksudat dan abses. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penyembuhan luka pada pasien Post Operasi Hernia di Rumah Sakit Umum Daerah Menggala Tahun 2013.Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pasien dewasa-lansia Post Operasi Hernia di Rumah Sakit Umum Daerah Menggala pada bulan Oktober sampai November tahun 2013 sejumlah 53 pasien, sampel adalah total populasi. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan usia dengan proses penyembuhan luka (p value 0,355). Ada hubungan status gizi dengan proses penyembuhan luka (p value 0,007 OR 20). Ada hubungan riwayat penyakit DM dengan proses penyembuhan luka (p value 0,000). Saran untuk petugas kesehatan agar lebih sering memberikan penyuluhan kepada klien mengenai makanan yang baik untuk dikonsumsi selama pasca operasi terutama asupan protein dan vitamin agar proses penyembuhan luka normal.
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L) PADA BAKTERI ESCHERICHIA COLI Wahyu Agil TriSakti; Andoko Andoko; Setiawati Setiawati; Riska Wandini
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 8, No 1 (2014)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.702 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v8i1.85

Abstract

 Penelitian yang yang dilakukan oleh WHO menunjukkan sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit dari 14 negara yang berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik tetap menunjukkan adanya infeksi nosokomial dengan Asia Tenggara sebanyak 10,0% dengan proporsi rate tinggi, berakibat pada kematian, memperpanjang waktu rawat inap, menambah beban penderita dengan biaya tambahan untuk perawatan dan pengobatan pasienJenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survey analitik yang bertujuan mengetahui hubungan antara jumlah angka kuman udara dalam ruang perawatan dengan jumlah kejadian infeksi nosokomial pada pasien rawat inap di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek. Populasi adalah ruang perawatan di Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung yang berjumlah 16 ruangan dengan menggunakan total sampel.Hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi sederhana menunjukkan adanya hubungan linier antara jumlah angka kuman udara dengan angka kejadian infeksi nosokomial di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Dr. H. Abdul Moeloek(p value = 0,057). Oleh karena itu disarankanuntuk meningkatkan upaya pemeriksaan berkala terhadap jumlah angka kuman sebagai upaya pemberantasan infeksi nosokomial.
Status gizi ibu saat hamil dengan kejadian stunting pada batita Tedi Tiar Mahendra; Setiawati Setiawati; Riska Wandini
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 4 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i4.1617

Abstract

Background: The highest stunting incidence in Lampung Tengah regency is in Pubian sub-district, Payung Rejo health center work area, Tawang Negeri village with percentage of 38.96%, followed by terbanggi sub-district, Bandar Jaya health center work area, Adi Jaya village with 36.7%, and third place is Seputih Agung criticism, Simpang Agung Health Center Working Area, Mujirahayu village with a percentage of 34.3%.Purpose: Knowing maternal nutritional status during pregnancy and stunted growth among toddler.Method: This type of research is quantitative. The design of this study was an analytical survey with a cross sectional approach. The population and sample used were all children with stunting incidence of 39 children; sampling in the study was a total sampling and statistical test using the chi square testResults: Stunting incidence, out of 39 toddler, 21 toddler (53.8%) experienced stunting /short, out of 39 mothers, 24 mothers (61.5%) experienced SEZ. The results of the analysis using chi-square, obtained p-value = 0.018 (α < 0.05).Conclusion: There was maternal nutritional status during pregnancy and stunted growth among children under three years old. It needs to increase the activeness of health workers to carry out counseling on children's nutritional status, and if they find children with poor nutritional status, health workers can immediately make referrals for further services.Keywords: Maternal Nutrition; Stunting; ToddlerPendahuluan: Kejadian stunting di kabupaten Lampung Tengah tertinggi berada di kecamatan Pubian, Wilayah Kerja Puskesmas Payung Rejo, kampung Tawang Negeri dengan persenmtase 38,96%, selanjutnya disusul oleh kecamatan terbanggi besar, Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Jaya, kampung Adi Jaya sebesar 36,7%, dan urutan ke tiga yaitu kecamanatan Seputih Agung, Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Agung, kampung Mujirahayu dengan persentase 34.3%.Tujuan: Diketahui hubungan status gizi ibu saat hamil dengan kejadian stunting pada anak usia batita.Metode: Jenis penelitian Kuantitatif. Desain penelitian ini survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh anak dengan stunting sebanyak 39 anak, teknik pengambilan sampel dengan total sampling. Uji statistik menggunakan uji chi square.Hasil: Kejadian stunting, dari 39 anak, 21 anak (53,8%) mengalami stunting pendek dan 18 (46,8%) anak sangat pendek, dari 39 ibu, 24 ibu (61,5%) mengalami Kekurangan Energi dan Kalori (KEK) dan 15 (38,5) status gizi normal. Hasil analisa menggunakan chi-square, nilai p-value = 0.018 (<0,05).Simpulan: Terdapat hubungan status gizi ibu saat hamil dengan kejadian stunting pada anak usia batita. Diharapkan dapat meningkatkan keaktifan bagi petugas kesehatan untuk melakukan penyuluhan tentang status gizi anak, dan apabila menemukan anak dengan status gizi buruk, petugas kesehatan dapat langsung melakukan rujukan untuk mendapat pelayanan selanjutnya. 
HUBUNGAN SARANA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA PAGAR DEWA KECAMATAN PAGAR DEWA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2014 Husnil Hayati; Riska Wardiana; Setiawati Setiawati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.304 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v9i2.223

Abstract

Penyakit ISPA adalah penyakit infeksi saluran pernafasan atas yang merupakan penyakit cukup gawat, serta salah satu penyebab kematian tersering pada balita. Berdasarkan data Puskesmas Pasar Ambon Teluk Betung Selatan tahun 2013, pada 10 besar pola penyakit rawat jalan ternyata ISPA atau peumonia menduduki peringkat ketiga dengan 212 kasus dan Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena ISPA dibanding anak perempuan. Tujuan penelitian ini diketahui perbedaan pengetahuan ibu tentang inhalasi sederhana sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi di Puskesmas Pasar Ambon Teluk Betung Selatan Tahun 2014. Jenis penelitian kuantitatif, rancangan quasi eksperimen. Populasi adalah ibu yang memiliki balita yang sedang terkena ISPA atau pernah memiliki riwayat ISPA usia 12 bulan sampai 59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pasar Ambon Teluk Betung Selatan tahun 2014 sebanyak 45 responden, penentuan sampel purposive sampling yaitu 45 responden. Analisa data univariat dan bivariat dengan uji t independent test. Hasil penelitian didapati nilai rata-rata pengetahuan ibu sebelum diberi pendidikan kesehatan 56,89, nilai median 60,00, dan standar deviasi 7,670. Nilai rata-rata pengetahuan ibu sesudah diberi pendidikan kesehatan 82,93, nilai median 80,00, dan standar deviasi 7,454. Ada perbedaan pengetahuan ibu tentang inhalasi sederhana sebelum dan sesudah diberi pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi di Puskesmas Pasar Ambon Teluk Betung Selatan Tahun 2014 (pvalue=0,000). Saran: Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan terhadap ibu mengenai pendidikan kesehatan inhalasi sederhana pada balita ISPA.
ANALISIS FAKTOR RESIKO TERJADINYA RESISTENSI OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU DI KOTA BANDARLAMPUNG TAHUN 2011. Aryanti Wardiyah; Setiawati Setiawati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 11, No 4 (2017)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.445 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v11i4.117

Abstract

Pendahuluan: Menyusui merupakan tugas luhur seorang ibu terhadap anaknya karena didalam air susu ibu (ASI) mengandung banyak manfaat bagi bayi dan ibunya. Salah satu manfaatnya adalah penurunan tinggi fundus uteri (TFU) yang secara tidak langsung dapat mencegah terjadinya perdarahan setelah melahirkan. Perdarahan menrupakan penyebab kematian terbanyak pada ibu post partum. Hasil survei awal didapatkan data rata-rata pasien per bulan sebanyak 20 pasien, kemudian hasil survei padang ibu post partum di RS Abdul Moeloek yang ada di didapatkan data sebanyak 70% yang tidak menyusui bayinya dengan penurunan tinggi fundus uteri rata-rata 1cm dan sebanyak 3 orang (30%) memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi lahir dengan penurunan tinggi fundus uteri rata-rata 1,5cm setelah 8 jam post partum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh menyusui terhadap penurunan TFU.Metode: Jenis penelitian kuantitatif, tempat penelitiannya adalah di RS dr. Abdul Moeloek dengan populasi yang akan diambil adalah seluruh ibu yang melahirkan secara normal di RS, jumlah sampel 30 responden, tehnik pengambilan sampel secara accidental sampling, analisa data secara univariat mean dan bivariat menggunakan uji T.Hasil: Pada penelitian menunjukkan rerata TFU responden sebelum menyusui sebesar 0,98 cm (95% CI: 0,8 – 1,2), Rerata TFU responden setelah dilakukan intervensi menyusui sebesar 2,99 cm (95% CI 2,8-3,2), ada pengaruh menyusui terhadap penurunan TFU p value = 0,000. Penting untuk memberikan dukungan dari petugas kesehatan kepada ibu post partum dalam bentuk media leaflet, poster, discharge planning tentang menyusui.
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN,PENGETAHUAN, SIKAP IBU DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG 2012 Eka Nurul Iswanti; Setiawati Setiawati; Iit Imas Masitoh
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 8, No 3 (2014)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.401 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v8i3.166

Abstract

Termoregulasi adalah kemampuan untuk menyeimbangkan antara produksi panas dan hilangnya panas dalamrangka menjaga suhu tubuh bayi baru lahir dalam keadaan normal. Hasil survey awal yang dilakukan peneliti di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung pada bulan Januari s/d September 2013, dari 830 bayi baru lahir yang dirawat terdapat436 bayi atau 52,5% bayi yang mengalami gangguan system termoregulasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui“ hubungan berat badan lahir dengan gangguan sistem termoregulasi pada neonatus yang dirawat di ruang perinatologiRSUD. Dr. Hi Abdul Moeloek Propinsi Lampung tahun 2013”.Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan mencari hubungan yang terjadiantara 2 variable yang akan diteliti yang kemudian akan diketahui seberapa besar tingkat keeratannya. Desain penelitian inikuantitatif dengan pendekatan analisis korelasi. Jumlah sampel 31 bayi pada tanggal 15 November s/d 20 Desember 2013.Analisa data dengan korelasi, nilai korelasi (r) berkisar 0,00 sampai dengan 1,00.Hasil penelitian ini didapatkan nilai r diperoleh 0,623 (0,62) sedangkan nilai (p) value diperoleh 0,000 dan nilaialpha=0,05. hasil uji OR diperoleh nilai 5 ( 1.71 – 12.28 ) dengan derajat kepercayaan 95 %, berat badan lahir rendahmempunyai peluang untuk mengalami gangguan termoregulasi. Sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antaraberat badan lahir dengan gangguan sistem termoregulasi. Kekuatan hubungan keduanya “kuat” karena nilai (r) kurang0,62. Saran dalam penelitian ini supaya lebih ditingkatkan kompetensi dan pengetahuan perawat tentang penangantermoregulasi di ruang Perinatologi RSUD. Dr. Hi Abdul Moeloek Propinsi Lampung.
ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RS UMUM DAERAH Dr. H ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Setiawati Setiawati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 10, No 4 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.359 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v10i4.282

Abstract

Selama perawatan bayi yang menjalani fototerapi membutuhkan peran ibu dalam memberikan perawatan terhadap bayinya. Di RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung kasus hiperbilirubin mencapai 179 kasus (10%) hasil prasurvey menunjukkan 60% ibu tidak mengetahui bagaimana merawat bayi dengan hiperbilirubin. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahui hubungan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi hiperbilirubin dengan tindakan perawatan pada bayi yang menjalani fototerapi di Ruang Perinatologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2016.Jenis penelitian kuantitatif, rancangan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu dengan bayi hiperbilirubin yang sedang menjalani fototerapi di Ruang Perinatologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, sebanyak 34. Analisa data menggunakan uji chi squareHasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi responden dengan pengetahuan dalam kategori tidak baik, yaitu sebanyak 19 responden (55.9%). tindakan perawatan pada bayi yang menjalani fototerapi dalam kategori tidak baik, yaitu sebanyak 24 responden (70.6%). Ada hubungan pengetahuan ibu tentang perawatan bayi hiperbilirubin dengan tindakan perawatan pada bayi yang menjalani fototerapi di Ruang Perinatologi RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2016 (p value 0,010 OR 9,714). Saran untuk RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung mengenai promosi kesehatan tentang perawatan bayi ikterus neonatorum yang mudah dipahami.
Efektivitas pemberian temulawak dan madu terhadap peningkatan berat badan anak dengan status gizi kurang Linawati Novikasari; Setiawati Setiawati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v15i2.1666

Abstract

Additional curcuma xanthorrhiza and honey supplement to poor nutritional status in childrenBackground: Based on data from the Central Lampung Health Office in 2018, 2226 of children (24.7%) finding malnourished. The results of the survey in 2019 of 15 children aged 4-5 years known (30%) their weight were ungrown per three months. The communities rarely used plants and natural resources around them to improve nutrition for their children.Purpose: To know effect of Additional curcuma xanthorrhiza and honey supplement to poor nutritional status in children.Method: Quantitative research with Quasy Experimental case-control and using T-Test Paired. The population is children aged 1-3 years with poor nutritional status at Raja Basa Indah Public health center. Sampling technique with a ratio of 1: 1, of 40 participants divided into two groups such as intervention group and control group. The research instrument used an observation sheet. Research has taken 15 days, the ending by evaluation (participants measured with bodyweight scale).Results: There was an increase in body weight in both groups, with a p-value of 0.003 (control group) and a p-value of 0.000 (intervention group).Conclusion: In the intervention group, the average weight gain was 0.66 Kg, while the control group had an average weight gain of 0.18 Kg. T-test with p-value 0.000, the results show that the correlation of the treatment group is stronger than the control groupKeywords:  Curcuma xanthorrhiza; Honey; Supplement; Poor nutritional status; Children                  Pendahuluan: Berdasarkan data Dinas Kesehatan Lampung Tengah tahun 2018, sebanyak 2226 anak (24,7%) ditemukan gizi buruk. Hasil survei tahun 2019 terhadap 15 anak usia 4-5 tahun diketahui (30%) berat badannya tidak tumbuh per tiga bulan. Masyarakat jarang memanfaatkan tumbuhan dan sumber daya alam di sekitar mereka untuk meningkatkan gizi anak-anak mereka.Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas pemberian temulawak dan madu terhadap peningkatan berat badan anak dengan status gizi kurang di Puskesmas Raja Basa Indah Bandar Lampung.Metode: Penelitian kuantitatif dengan Quasy Experimental case-control dan menggunakan T-Test Paired. Populasinya anak usia 1-3 tahun dengan status gizi buruk di Puskesmas Raja Basa Indah. Teknik pengambilan sampel dengan perbandingan 1:1, dari 40 partisipan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi. Penelitian selama 15 hari dan diakhiri dengan evaluasi (partisipan diukur dengan timbangan badan).Hasil: Pemberian Temulawak dan madu efekif dalam meningkatan berat badan pada anak dengan status gizi kurang pada kelompok kasus dan kontrol, dengan p-value 0,000.Simpulan: Pada kelompok intervensi, kenaikan rerata berat badan yaitu 0,660, sedangkan pada kelompok kontrol pre-test  dan  posttest beberapa responden mengalami kenaikan berat badan dengan rerata 0,180.hasil uji t-tes dengan nilai p-value 0,000  hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok perlakuan korelasinya lebih kuat dibandingkan kelompok kontrol. 
HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI UMUR 7-12 BULAN Setiawati Setiawati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 10, No 2 (2016)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.938 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v10i2.248

Abstract

Angka gizi buruk masih tinggi, di Indonesia telah mencapai 2,3 juta jiwa. di Puskesmas Ngambur pada bulan Oktober 2016 merupakan usia dari 22 bulan yang diambil oleh Marasmus dan saat ini di RSUD Liwa balita yang meninggal dunia. Resiko dari pemberian MP-ASI dini adalah bayi lebih rentan terserang penyakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara Makanan Pendamping Asi (MP ASI) sejak dini dengan status gizi pada bayi berusia 7-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngambur Pesisir Barat Tahun 2016.Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 7-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ngambur Pesisir Barat Tahun 2016 sebanyak 325 ibu. Sampel sebanyak 166 orang. Instrumen memasukkan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data yang merupakan uji Chi Square.Hasil: Penelitian menunjukkan distribusi orang yang memberikan MP-ASI dini sebanyak 63 responden (39,0%). Sedang responden dengan status gizi kurang sebanyak 16 responden (9,6%). Hubungan keluarga pendamping ASI (MP ASI) Dini dengan status gizi pada bayi berumur 7-12 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Ngambur Pesisir Barat Tahun 2016 (nilai p 0,003 ATAU 5,824). Saran pada puskesmas dapat meningkatkan program peningkatan status gizi dengan melakukan penyuluhan kesehatan terkait status gizi balita, dan memberikan MP-ASI sesuai waktu
PERILAKU PENCARIAN PENGOBATAN PENDERITA PENYAKIT DIABETES MELITUS (DM) TIPE II KRONIS DI KABUPATEN PRINGSEWU 2014 Tri Yusefi; Setiawati Setiawati; Aryanti Wardiyah
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 7, No 1 (2013)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5790.738 KB) | DOI: 10.33024/hjk.v7i1.278

Abstract

Gizi kurang adalah suatu keadaan dimana berat badan anak kurang dari 80% indeks berat badan menurut umur (BB/U) baku WHO-NCHS yang disebabkan oleh kurangnya zat gizi karbohidrat dan kekurangan protein disertai susunan hidangan yang tidak seimbang. Data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi gizi kurang nasional sebanyak 21%, jumlah ini terus meningkat dari tahun sebelumnya. Faktor Pengetahuan merupakan faktor penting dałam penanggulangan gizi kurang karena semakin kuat tingkat pengetahuan maka secara perlahan-lahan akan merubah perilaku seseorang, dałam hal ini perilaku orangtua yang dapat mempengaruhi asupan nutrisi pada balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan gizi ibu dengan penanggulangan gizi kurang pada balita di Puskesmas Brabasan Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Mesuji Tahun 2012. Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dałam penelitian ini adalah semua ibu yang anaknya dirawat di Puskesmas Brabasan Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Mesuji Tahun 2012 pada bulan Januari 2013 sebanyak 40 orang, dan keseluruhannya digunakan sebagai sampel penelitian. Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan Ilji Chi Squaw. Hasil analisis univariat diperoleh tingkat pengetahuan kurang yaitu sebanyak 22 orang (55%), penangulangan gizi kurang pada balita dałam kategori kurang yaitu sebanyak 23 orang (57.5%). Hasil analisis bivariat diperoleh ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi ibu dengan penanggualangan gizi kurang (p-value—0.001, OR—22.167). Saran bagi bagi petugas kesehatan di Puskesmas Brabasan Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Mesuji untuk meningkatkan program tentang pengetahuan gizi dengan cara melakukan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan kepada masyarakat terutama ibu-ibu.