Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

ANALISIS UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI PASIEN GANGGUAN JIWA DI KOTA KOTAMOBAGU Sudirman Sudirman; Sitti Rahma Soleman
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 17 No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v17i2.25522

Abstract

Kesehatan jiwa merupakan perilaku seseorang yang dapat menjadi indikator terhadap atau tentang keadaan kesehatan jiwanya. Kesehatan jiwa merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Prevalensi gangguan jiwa di Provinsi Sulawesi Utara sejak tahun 2016 sebanyak 4.179 orang hingga tahun 2019 tercatat sebanyak 7.089 orang yang mengalami gangguan jiwa. Kota Kotamobagu merupakan wilayah dari provinsi sulawesi utara yang memiliki kontribusi dengan laju prevalensi sebesar 75% sejak 2018 hingga 2020. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif, menggunakan pendekatan observational dengan alat bantu kuesioner. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan jiwa di seluruh Puskesmas Kota Kotamobagu. Dilaksanakan pada bulan April 2021, di seluruh Puskesmas di Kota Kotamobagu (5 Puskesmas). Populasi penelitian terdiri dari dua karakter, petugas kesehatan sebanyak 15 orang dan masyarakat gangguan jiwa sebanyak 109 orang, sampel penelitian berjumlah 15 orang dari petugas kesehatan jiwa, dan 45 orang pihak masyarakat gangguan jiwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan atau kesenjangan yang kurang baik antara pelayanan kesehatan jiwa yang diharapkan pihak masyarakat penderita gangguan jiwa dengan pelayanan kesehatan jiwa yang di berikan oleh petugas kesehatan Puskesmas di Kota Kotamobagu, dengan nilai kesenjangan sebesar (0,34) dan signifikan p-value = 0,038. Kesenjangan yang signifikan dalam pelayanan kesehatan jiwa di seluruh Puskesmas di Kota Kotamobagu dikarena oleh dimensi pelayanan kesehatan Tangible, Reliability, Empathy, belum terlaksana dengan maksimal sesuai harapan pihak masyarakat yang mengalami gangguan jiwa Dimensi Assurance menjadi aspek yang telah memenuhi harapan pihak masyarakat yang mengalami gangguan jiwa di seluruh Puskesmas di Kota Kotamobagu bahkan melebihi apa yang di harapan oleh masyarakat.
Deskripsi Pelayanan Kesehatan (Instalasi Farmasi) di RSUD Prof. dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Dede Sutriono; Sudirman Sudirman
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol 16 No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/ikesma.v16i2.19466

Abstract

Peningakatan sistem kualitas layanan di rumah sakit tentunya akan dapat menciptakan serta memberikan kepuasan terhadap pelanggan. Pengukuran terhadap kualitas pelayanan menjadi sangat penting khususnya dalam meningkatkan kualitas pelayanan dengan tujuan bahwa penyedia mendapatkan pelanggan yang setia. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan di Instalasi Farmasi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada Bulan September-Oktober 2019 di Instalasi Farmasi. Informan penelitian ini berjumlah 5 orang tenaga kesehatan yang berada dan tercatat sebagai pegawai farmasi RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe, dan 5 orang pasien yang dipilih berdasarkan teknik accidental sampling. Analisis data menggunakan analisis ISI, kemudian menampilkannya dalam bentuk teks naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kualitas pelayanan kesehatan di Instalasi Farmasi RSUD Prof Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo pada dimensi tangible dan empathy menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dimana minimnya sarana prasaran serta pemanfaatannya yang belum maksimal. Dimensi reliability, responsiveness dan assurance kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien/keluarga pasien sudah sesuai dengan standar dan harapan pelanggan dan dikategorikan baik. (2) Faktor sarana prasarana penunjang di ruang tunggu instalasi masih sangat minim, serta ruangan yang masih kurang representatif, selain itu juga SDM yang bertugas di Instalasi Farmasi yang belum sesuai kualifikasi sehingga kepuasan pasien/keluarga pasien tidak terpenuhi. Dapat di simpulkan bahwa Instalasi Farmasi masih dipandang kurang oleh customer sehingga perlu untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada dimensi tangible dan empathy.