Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

REPRESENTASI SISWA SMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA KOGNITIF Santia, Ika
JIPM Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : JIPM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah  satu  yang  menjadi  alasan  kesulitan  siswa  kurang dapatmemecahkan masalah matematika adalah kurangnya ragam representasi yang dimiliki  siswa. Oleh karena itu representasi penting dalam suatu pembelajaran matematika. Kurangnya kemampuan representasi siswa terlihat ketika siswa kesulitan menggunakan representasinya untuk memecahkan permasalahan aplikasi turunan fungsi. Adapun perbedaan representasi siswa dalam memecahkan masalah tersebut juga dipengaruhi olehgaya kognitif siswa tersebut. Untuk itu dilakukan suatu penelitian kualitatif yang  bertujuan mendeskripsikan:  (1)  representasi siswa  SMA  dengan gaya  kognitif Field Dependent dalam  memecahkan masalah matematika (2) representasi siswa SMA  dengan gaya  kognitif Field Independent dalam  memecahkan masalah matematika. Pengumpulan data dilakukan dengan  pemberian tugas TPMO dan wawancara. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan  adalahtriangulasi. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas XII sebanyak 2 orang. Hasil penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  subjek mereprentasikan idenya untukmemecahkan masalah matematika dengan menggunakan langkah pemecahan masalahPolya: (a) memahami masalah (b) membuat rencana penyelesaian (c) melaksanakanrencana dan (d) memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilakukan. Adapunrepresentasi subjek dengan gaya  kognitif Field Dependent dalam memecahkanmasalah matematika adalah dengan cara: memahami informasi dan apa yangditanyakan dengan membuat gambar, membuat rencana penyelesaian denganmembuat persamaan matematika, memanipulasi persamaan tersebut dan mengecekkembali hasil akhir yang didapatkan dengan mensubstitusi kembali jawaban akhir kepersamaan awal. Sedangkan subjek dengan gaya  kognitif Field Independentmerepresentasikan idenya untuk memecahkan masalah dengan cara: memahamiinformasi dan apa yang ditanyakan dengan menuliskan persamaan matematikamenggunkan simbol formal, membuat rencana penyelesaian dengan membuatpersamaan matematika, memanipulasi persamaan tersebut dan menggunakan caracoba-coba serta tidak melakukan pengecekan kembali hasil akhir yang diperoleh. Kata Kunci: Representasi, Pemecahan Masalah Matematika, Gaya Kognitif
Keterampilan Berpikir Kreatif Mahasiswa Calon Guru Matematika dalam Pemecahan Masalah Kontekstual Santia, Ika
Jurnal Riset Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran Matematika (JRPIPM) Vol 1, No 2 (2018): JRPIPM April 2018 Volume 1 Nomor 2
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jrpipm.v1n2.p50-63

Abstract

Abstrak.Keterampilan berpikir kreatif sangat penting dimiliki calon guru matematika dalam menghadapi kompetisi era global karena tingkat kompleksitas masalah yang semakin meningkat. Oleh karena melihat pentingnya keterampilan berpikir kreatif mahasiswa calon guru matematika, maka penelitian ini bertujuan:1) Mendeskripsikan bagaimana keterampilan berpikir kreatif mahasiswa calon guru matematika; 2) Menganalisis proses pemecahan masalah kontekstual oleh mahasiswa calon guru matematika yang didasarkan keterampilan berpikir kreatif. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifat eksploratif yang dilaksanakan dalam kelas MKPBM IV di UN PGRI Kediri pada bulan Januari 2016 menggunakan metode tes dan wawancara. Selanjutnya untuk menguji kredibilitas data dilakukan triangulasi waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:1) Terdapat 5 mahasiswa dari 36 mahasiswa yang memenuhi 4 indikator berpikir kreatif, yaitu kelancaran (fluency), fleksibilitas (flexibility), elaborasi(elaboration) dan keaslian (originality). Dari kelima mahasiswa tersebut terdapat 2 mahasiswa yang memiliki fluency tertinggi(SCT), 1 mahasiswa memiliki flexibility tertinggi (SFT), 1 mahasiswa memiliki originality tertinggi (SOT) dan 1 mahasiswa memiliki elaborasi tertinggi (SET); 2) Dalam pemecahan masalah kontekstual, SCT dan SFT menggunakan cara eliminasi-substitusi model matematika dan termasuk dalam TKBK3, SET menggunakan representasi skematik dan cara trial-error, sedangkan SOT menggunakan representasi figural. SET dan SOT termasuk dalam TKBK 4.?Abstract.Skill of think creatively is very important owned by mathematics preservice teacher to thrive in global era competition because complexities of problem is progressively expanded. Based of the important of creatively skill used mathematics preservice teacher in learns mathematics, hence this research?s aimed to: 1) Describe how mathematics preservice teacher?s creativity skill of when learning mathematics 2) Analize process solving contextual problem by mathematics preservice teacher based their mathematics creativety skill. This is qualitative research because have explorative character which these research placed in class of MKPBM IV UN PGRI Kediri on January 2016 with written test method and interview method. To ensure the validity of data, this research used time triangulation. Result of research showed: 1) There are 5 student from 36 student fulfilling 4 indicator of creatively thingking
EXPLORING MATHEMATICAL REPRESENTATIONS IN SOLVING ILL-STRUCTURED PROBLEMS: THE CASE OF QUADRATIC FUNCTION Santia, Ika; Purwanto, Purwanto; Sutawidjadja, Akbar; Sudirman, Sudirman; Subanji, Subanji
Journal on Mathematics Education Vol 10, No 3 (2019)
Publisher : Department of Doctoral Program on Mathematics Education, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22342/jme.10.3.7600.365-378

Abstract

Mathematical representation has an essential role in solving mathematical problems. However, there are still many mathematics education students who have difficulty in representing ill-structured problems. Even though the ill-structured-problem-solving tasks designed to help mathematics education students understand the relevance and meaningfulness of what they learn, they also are connected with their prior knowledge. The focus of this research is exploring the used of mathematical representations in solving ill-structured problems involving quadratic functions. The topic of quadratic functions is considered necessary in mathematics teaching and learning in higher education. It's because many mathematics education students have difficulty in understanding these matters, and they also didn’t appreciate their advantage and application in daily life. The researchers' explored mathematical representation as used by two subjects from fifty-four mathematics education students at the University of Nusantara PGRI Kediri by using a qualitative approach. We were selected due to their completed all steps for solving the ill-structured problem, and there have different ways of solving these problems. Mathematical representation explored through an analytical framework of solving ill-structured issues such as representing problems, developing alternative solutions, creating solution justifications, monitoring, and evaluating. The data analysis used technique triangulation. The results show that verbal and symbolic representations used both subjects to calculate, detect, correct errors, and justify their answers. However, the visual representation used only by the first subject to detect and correct errors.
PENGGUNAAN STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR UNTUK MENGEMBANGKAN MODUL PEMBELAJARAN Hima, Lina Rihatul; Santia, Ika
Jurnal Pembelajaran Matematika Vol 5, No 2 (2018): Jurnal Pembelajaran Matematika
Publisher : Jurnal Pembelajaran Matematika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.598 KB)

Abstract

Abstract:This research is motivated by the existence of learning media that still unable to improve students' thinking skills. Learning media which is developed in this study are learning module. The learning module is expected to deepen students’ understanding of concepts and improve their ability to think critically. Module development uses one learning strategy that supports the research objectives. The strategy used is a strategy to improve thinking skill. Based on this background, the research questions are: (1) how is the development of learning module using thinking skill enhancement strategy? (2) How do students respond to the development of learning module using strategy for improving thinking skills? The development of learning module in this study uses ADDIE development model. This model has five stages of development, namely Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. The subjects in this study are seventh grade students of Private Junior High School (SMP) Wahidiyah Kediri. The instruments are in the form of learning module and students’ response questionnaires. The conclusions are: (1) The module is feasible and valid for students, and (2) Students’ response about the use of learning module is very good. Researchers’ suggestions for further development are: (1) learning module using thinking skill enhancement strategy needs to be completed in the form of content. concept, and design in order to create interesting and conducive learning atmosphere; (2) further development of other materials using thinking skill enhancement strategy is needed; and (3) further development refers to the latest curriculum used in educational institution, so that the learning module in line with the latest curriculum development..Keywords: Modules, Thinking Skill Enhancement Strategy.
EXPLORING MATHEMATICAL REPRESENTATIONS IN SOLVING ILL-STRUCTURED PROBLEMS: THE CASE OF QUADRATIC FUNCTION Ika Santia; Purwanto Purwanto; Akbar Sutawidjadja; Sudirman Sudirman; Subanji Subanji
Journal on Mathematics Education Vol 10, No 3 (2019)
Publisher : Department of Doctoral Program on Mathematics Education, Sriwijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.857 KB) | DOI: 10.22342/jme.10.3.7600.365-378

Abstract

Mathematical representation has an essential role in solving mathematical problems. However, there are still many mathematics education students who have difficulty in representing ill-structured problems. Even though the ill-structured-problem-solving tasks designed to help mathematics education students understand the relevance and meaningfulness of what they learn, they also are connected with their prior knowledge. The focus of this research is exploring the used of mathematical representations in solving ill-structured problems involving quadratic functions. The topic of quadratic functions is considered necessary in mathematics teaching and learning in higher education. It's because many mathematics education students have difficulty in understanding these matters, and they also didn’t appreciate their advantage and application in daily life. The researchers' explored mathematical representation as used by two subjects from fifty-four mathematics education students at the University of Nusantara PGRI Kediri by using a qualitative approach. We were selected due to their completed all steps for solving the ill-structured problem, and there have different ways of solving these problems. Mathematical representation explored through an analytical framework of solving ill-structured issues such as representing problems, developing alternative solutions, creating solution justifications, monitoring, and evaluating. The data analysis used technique triangulation. The results show that verbal and symbolic representations used both subjects to calculate, detect, correct errors, and justify their answers. However, the visual representation used only by the first subject to detect and correct errors.
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Aljabar Siswa SMP Melalui Pembelajaran Modul Aljabar Berbasis Relational Thinking Darsono Darsono; Ika Santia; Jatmiko Jatmiko
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.445 KB) | DOI: 10.25273/jipm.v6i2.1517

Abstract

Abstrak—Kemampuan berpikir relasional merupakan bagian yang penting dari pembelajaran matematika sekolah. Pada materi persamaan aljabar, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah tersebut karena kurangnya pemahaman simbol relasi ekuivalensi. Hal ini menunjukkan bahwa pemecahan masalah selama ini hanya menuntut siswa mengaplikasikan algoritma untuk mendapatkan jawaban akhir, tidak mendukung siswa untuk berpikir dan menemukan sendiri konsep relasi ekuivalensi. Oleh karena itu dikembangkan suatu media pembelajaran aljabar yang merangsang kemampuan berpikir relasional siswa SMP dengan harapan akan mendukung kemampuan pemecahan masalah aljabar siswa SMP. Untuk itu, penelitian ini bertujuan menganalisis ada tidaknya peningkatan pemecahan masalah aljabar siswa SMP setelah menggunakan modul aljabar berbasis berpikir relasional.  Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif  yang menggunakan uji-t dua sampel berpasangan untuk menganalisis peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes tulis relasi. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII sebanyak 30 siswa. Data dianalisis dengan bantuan Program SPSS 21. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah aljabar setelah penggunaan modul aljabar berbasis berpikir relasional dengan sig = 0,00 < 5% dengan t hitung = -6,43 > -t0,05. Jadi penggunaan modul dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah aljabar siswa SMP.
REPRESENTASI SISWA SMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN GAYA KOGNITIF Ika Santia
JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.457 KB) | DOI: 10.25273/jipm.v3i2.505

Abstract

Salah satu yang menjadi alasan kesulitan siswa kurang dapat memecahkan masalah matematika adalah kurangnya ragam representasi yang dimiliki siswa. Oleh karena itu representasi penting dalam suatu pembelajaran matematika. Kurangnya kemampuan representasi siswa terlihat ketika siswa kesulitan menggunakan representasinya untuk memecahkan permasalahan aplikasi turunan fungsi. Adapun perbedaan representasi siswa dalam memecahkan masalah tersebut juga dipengaruhi oleh gaya kognitif siswa tersebut. Untuk itu dilakukan suatu penelitian kualitatif yang bertujuan mendeskripsikan: (1) representasi siswa SMA dengan gaya kognitif Field Dependent dalam memecahkan masalah matematika (2) representasi siswa SMA dengan gaya kognitif Field Independent dalam memecahkan masalah matematika. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tugas TPMO dan wawancara. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas XII sebanyak 2 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek mereprentasikan idenya untuk memecahkan masalah matematika dengan menggunakan langkah pemecahan masalah Polya: (a) memahami masalah (b) membuat rencana penyelesaian (c) melaksanakan rencana dan (d) memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilakukan. Adapun representasi subjek dengan gaya kognitif Field Dependent dalam memecahkan masalah matematika adalah dengan cara: memahami informasi dan apa yang ditanyakan dengan membuat gambar, membuat rencana penyelesaian dengan membuat persamaan matematika, memanipulasi persamaan tersebut dan mengecek kembali hasil akhir yang didapatkan dengan mensubstitusi kembali jawaban akhir ke persamaan awal. Sedangkan subjek dengan gaya kognitif Field Independent merepresentasikan idenya untuk memecahkan masalah dengan cara: memahami informasi dan apa yang ditanyakan dengan menuliskan persamaan matematika menggunkan simbol formal, membuat rencana penyelesaian dengan membuat persamaan matematika, memanipulasi persamaan tersebut dan menggunakan cara coba-coba serta tidak melakukan pengecekan kembali hasil akhir yang diperoleh.
Mendorong Kreativitas Siswa Melalui Strategi Pikat Pictorial Riddle Ika Santia
Pedagogia : Jurnal Pendidikan Vol 4 No 2 (2015): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/pedagogia.v4i2.12

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) kemampuan berpikir kreatif siswa berkemampuan dasar matematika rendah; (2) kemampuan berpikir kreatif siswa berkemampuan dasar matematika sedang dan (3) kemampuan berpikir kreatif siswa berkemampuan dasar matematika tinggi. Jenis penelitian ini ada penelitian kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan dua teknik yaitu tes tertulis dan wawancara. Proses pengumpulan data tes tertulis diperoleh dari hasil tes pada tes kemampuan dasar matematika dan soal Tes Pengajuan Masalah Lingkaran (TPML). Pengumpulan data diawali dengan pemberian tes kemampuan dasar matematika yang hasilnya digunakan untuk mengelompokkan siswa yang memiliki kemampuan rendah,sedang dan tinggi. Proses berikutnya, siswa diberikan pembelajaran dengan strategi PIKAT Pictorial Riddle. Peneliti memfokuskan pengamatan pada pekerjaan subjek apakah muncul kreativitas dalam pengajuan masalah lingkaran (TPML). Untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian ini akan dilakukan triangulasi waktu. Setelah dilakukan analisis data terlihat bahwa hanya terdapat satu subjek dari kelompok kemampuan dasar matematika tinggi yang menunjukkan ide kreatifnya dalam pengajuan soal yang berhubungan dengan luas lingkaran. Subjek tersebut dapat mengasosiasikan penggunaan rumus Phytagoras dengan luas daerah setengah lingkaran. Ide yang dibangun juga menunjukkan kebaharuan, terlihat dari pertanyaan dalam masalah yang telah diajukan “Tentukan hubungan luas setengah lingkaran pertama, kedua dan ketiga.” .Kata “hubungan” merupakan kata yang menggambarkan asosiasi beberapa konsep luas setengah lingkaran yang dibandingkan dengan sisi-sisi segitiga siku-siku
Peningkatan Soft Skill Mahasiswa Calon Guru Matematika Melalui Critical Lesson Study Ika Santia
Pedagogia : Jurnal Pendidikan Vol 5 No 2 (2016): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21070/pedagogia.v5i2.247

Abstract

Lesson study merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik yang relevan dengan kebutuhan peningkatan keterampilan pendukung pembelajaran (soft skill) guru. Peningkatan soft skill dapat dikembangkan dengan pembelajaran critical. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) peningkatkan soft skill mahasiswa calon guru matematika melalui penerapan lesson study, dan (2) peningkatan kegiatan mahasiswa pada fase pembelajaran criting setelah penerapan lesson study. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menjelaskan peningkatan soft skill dan elemen criting FRISCO (Focus, Reason, Inference, Situation, Clarity, Overview) pada fase pembelajaran criting lesson study. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Subjek penelitian adalah mahasiswa pendidikan matematika yang menempuh mata kuliah MKPBM 4. Data penelitian dikumpulkan melalui teknik observasi. Langkah-langkah penelitian diawali dengan kegaian plan (perencanaan), do (pelaksanaan) dan see (refleksi) antara dosen model (peneliti) dan observer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lesson study memberikan kontribusi positif dalam pembelajaran. Hal ini terlihat dari peningkatan soft skill mahasiswa mencapai rerata akhir 2,18 (pada taraf sedang) dan kemampuan berpikir kritis mencapai rerata 2,35 (pada taraf tinggi). Kontribusi tersebut mewujudkan keterbukaan dalam pembelajaran bagi semua pihak. Suatu kelas yang memiliki keterbukaan untuk semua orang akan memberikan dampak positif bagi dosen model, mahasiswa, dan observer.
ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIS SISWA SMP BERDASARKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Ika Santia
JIPMat Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jipmat.v3i2.2748

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil PISA dan TIMSS siswa Indonesia yang kontradiktif dengan motivasi belajar mereka. Untuk itu dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan kemampuan literasi matematis siswa SMP dengan tingkat motivasi belajar rendah dan tinggi. Identifikasi kemampuan literasi matematis didasarkan atas indikator literasi matematis yang meliputi: komunikasi, matematisasi, representasi, pemilihan strategi untuk pemecahan masalah, serta penalaran. Subjek penelitian terdiri dari 1 siswa untuk masing-masing kategori. Instrumen penelitian meliputi peneliti, tes literasi matematis, angket motivasi belajar siswa, dan pedoman wawancara. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari tes, wawancara, dan observasi. Teknik analisis data menggunakan triangulasi teknik. Analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan pengambilan simpulan. Adapun hasil penelitian menyatakan bahwa kemampuan literasi matematis siswa motivasi belajar rendah dan rendah memiliki kesamaan dalam komunikasi dan matematisasi. Sedangkan pada saat pemilihan strategi pemecahan masalah, representasi dan penalaran terdapat perbedaan antara kedua subjek. Perbedaan tersebut terletak pada cara yang dipilih siswa dengan motivasi belajar tinggi dalam melihat fokus permasalahan dan menganalisa jawaban, sedangkan siswa dengan motivasi belajar rendah lebih memilih cara prosedural.Kata kunci: Literasi Matematis, Siswa SMP, Motivasi Belajar