Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

HUBUNGAN KADAR VITAMIN D DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA Nihayatul Istianah; Dwi Ngestiningsih; Innawati Jusup
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.297 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23350

Abstract

Latar Belakang: Jumlah penduduk lanjut usia semakin meningkat dari tahun ke tahun . Pada orang lanjut usia cenderung terjadi penurunan dari fungsi kogntif dan rendahnya kadar vitamin D dalam tubuh akibat rendahnya sintesis vitamin D di kulit dan juga rendahnya vitamin D dari asupan makanan. Reseptor vitamin D tersebar luas di jaringan otak dan bentuk aktif vitamin D [1,25(OH)2D3] menunjukkan efek neuroprotektif bagi otak yang berpotensi penting untuk pencegahan penurunan fungsi kognitif. Studi terbaru dari negara-negara Barat menunjukkan adanya hubungan antara tingkat vitamin D yang lebih rendah dengan penurunan fungsi kognitif pada lansia . Tujuan: Mengetahui hubungan kadar vitamin D dengan fungsi kognitif pada lansia. Metode: Penelitian yang dilakukan adalah observasional belah lintang dengan subjek lansia berusia diatas 60 tahun di beberapa posyandu lansia di Kota Semarang pada bulan Mei - Oktober 2018. Subjek penelitian sebanyak 38 sampel dengan teknik randomization sampling. Data yang digunakan adalah data primer dimana fungsi kognitif diperiksa menggunakan kuesioner MMSE (Mini Mental State Examintaion), dan kadar vitamin D diukur dengan menggunakan ELISA (Enzyme linked immunosorbent assay).Uji hipotesis menggunakan uji Somer’s D Hasil: Tidak didapatkan hubungan antara kadar vitamin D dengan fungsi kognitif pada lansia ( p=0,418 , r = 0,109) maupun dengan domain orientasi, registrasi, atensi, memori,bahasa dan visuospasial. Didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dan fungsi kognitif pada lansia (p= 0,009). Tidak didapatkan hubungan bermakna antara usia dan pekerja dengan fungsi kogntiif pada lansia Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kadar vitamin D dengan fungsi kognitif pada lansiaKata Kunci: Vitamin D, fungsi kognitif, lansia
GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG Tria Coresa; Dwi Ngestiningsih
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.082 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i1.16246

Abstract

Latar belakang: Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menimbulkan berbagai masalah sosial, ekonomi, dan kesehatan. Masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut ialah gangguan fungsi kognitif. Pemeriksaan yang cepat dan praktis namun nilainya tinggi adalah pemeriksaan Mini Mental State Examination (MMSE). Pemeriksaan ini dilakukan dengan memberi serangkaian perintah pada seseorang dan menilai ketepatannyaMetode: Penelitian observasional deskriptif dengan metode cross-sectional, dilaksanakan pada bulan maret sampai juli 2014 bertempat di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang.Hasil: Dari penelitian diperoleh 41 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi terdiri dari 10 laki-laki dan 31 perempuan. Berdasarkan usia dan jenis kelamin menunjukkan penurunan fungsi kognitif terbanyak adalah pada usia 60-74 tahun terutama pada perempuan. Berdasarkan BMI, tekanan darah dan GDS terbanyak pada kelompok underweight, hipertensi ringan dan normalKesimpulan: Hasil pemeriksaan MMSE di Unit Rehabilitasi Sosial Pucang Gading Semarang sebagian besar lansia dengan hasil probable gangguan kognitif yaitu 60,9% dan 22% definitif gangguan kognitif. Dalam penelitian ini terlihat bahwa pemeriksaan MMSE lebih sensitif mendeteksi gangguan fungsi kognitif pada lansia.
Vitamin D Status In Epileptic Adults With Valproic Acid Therapy At The Neurology Clinic, Diponegoro National Hospital, Semarang Santoso Jaeri; Adelia Putri Maharani; Dwi Ngestiningsih; Arinta Puspita Wati; Hasna Syariva
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 6, No 2 (2021): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/bikdw.v6i2.431

Abstract

Background Epilepsy is a brain disease characterized by repeated unprovoked seizures at least two times with an interval of more than 24 hours between the first seizure and subsequent seizures. Valproic acid is an anti-seizure drug. Long-term use of valproic acid may be associated with metabolic disorders such as weight gain, and lipid profile changes, including vitamin D levels.Objectives To determine the correlation between the duration of valproic acid therapy and serum vitamin D levels in adults using valproic acid.Methods An observational analytic study with a cross-sectional design. The demographic and duration of valproic acid use were determined using questioner, and the serum vitamin D levels were measured using the ELISA method. The normality test was carried out using the Shapiro-Wilk test and then continued with the Pearson test to determine the correlation between the duration of valproic acid therapy and serum vitamin D levels. The results showed significance if the p-value <0.05.Results The mean serum vitamin D level among subjects was low (16.44+4,24 ng/mL), furthermore, there is no significant correlation between the duration of valproic acid therapy and serum vitamin D levels (p=0.956, r=-0,011).Conclusion There is vitamin D deficiency among adults with epilepsy but, the duration of valproic acid therapy does not correlate with serum vitamin D levels.
HUBUNGAN ANTARA KADAR VITAMIN D DENGAN KEKUATAN GENGGAMAN TANGAN LANSIA Muhammad Rizky Caniago; Dwi Ngestiningsih; Faizah Fulyani
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.493 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i1.23339

Abstract

Latar Belakang: Meningkatnya jumlah lansia di Indoneisa berdampak pada peningkatan masalah kesehatan. Pada lansia terjadi penurunan morfologi dan fungsi organ pada sistem musculoskeletal yaitu penurunan kekuatan otot (Sarkopenia). Kejadian sarkopenia sering ditemukan bersamaan dengan status defisiensi vitamin D. Tujuan: Mengetahui hubungan antara kadar vitamin D plasma dengan kekuatan genggaman tangan lansia. Metode: Penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang, dilaksanakan di beberapa posyandu lansia kota Semarang. Subjek penelitian adalah lansia yang berusia ≥ 60 tahun. Subjek yang memenuhi kriteria diukur kekuatan genggaman tanganmya dengan menggunakan Jamar hand-dynamometer (3 kali pengukuran). Kadar vitamin D (25(OH)D) plasma diukur dengan menggunakan metode ELISA. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji hipotesis korelasi Pearson. Hasil: Subjek pada penelitiana ini adalah lansia wanita yang berjumlah 47 orang. Usia subjek antara 60-80 tahun, dengan median 64 tahun. Body Mass Index (BMI) subjek adalah 23.60 (18.90-34.63) kg/m2. Pada penelitian ini didapatkan data kadar vitamin D (25(OH)D) plasma dengan rerata 17.31±4.65 ng/mL; kekuatan genggaman tangan 16.73±3.87 Kg dan kadar kalsium 9.45±0.55 mg/dL. Uji korelasi Pearson menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai p = 0,047 dan r = 0.291. Kesimpulan: Adanya hubungan signifikan positif lemah antara kadar vitamin D (25(OH) plasma dengan kekuatan genggaman tangan pada lansia.Kata Kunci: Lansia, kekuatan genggaman tangan, kadar vitamin D plasma, hubungan
PENGARUH EKSTRAK DAUN DEWA (GYNURA DIVARICATA) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ : STUDI EKSPERIMENTAL PADA TIKUS MODEL KANKER PAYUDARA Indi Swastyastika; Amallia N. Setyawati; Dwi Ngestiningsih
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.32 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14479

Abstract

Latar Belakang : Angka penggunaan tanaman obat sebagai pilihan terapi cukup tinggi, salah satunya terapi kanker payudara. Tanaman herbal yang dipercaya dapat digunakan dalam terapi kanker payudara adalah daun dewa (Gynura divaricata). Ginjal memegang peranan penting dalam proses ekskresi obat. Kadar ureum dan kreatinin dalam darah dapat digunakan sebagai parameter pemeriksaan fungsi ginjal. Belum terdapat penelitian mengenai pengaruh pemakaian daun dewa terhadap fungsi ginjal.Tujuan : Membuktikan pengaruh ekstrak daun dewa terhadap kadar ureum dan kreatinin pada tikus model kanker payudara.Metode Penelitian : Eksperimental Post Test Only Control Group Design. Sampel 15 tikus Sprague Dawley betina yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok kontrol negatif (K1) merupakan tikus normal dan kontrol positif (K2) merupakan tikus model kanker payudara yang mendapat pakan dan minum ad libitum, perlakuan (P) merupakan tikus model kanker payudara yang mendapat pakan ad libitum dan ekstrak daun dewa sebanyak 750 mg/kgBB selama 14 hari. Setelah 14 hari darah diambil dan dilakukan pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin.Hasil : Rata-rata kadar ureum K1 54,02, K2 43,06, dan P 33,98. Melalui uji ANOVA diketahui terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,001) namun saat dilanjutkan dengan Post hoc Bonferroni, tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol positif dan perlakuan. Rata-rata kadar kreatinin K1 0,44, K2 0,55, dan P 0,42. Karena sebaran data tidak normal dilakukan uji Kruskal-Wallis namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,08).Kesimpulan : Pemberian ekstrak daun dewa belum terbukti mampu menurunkan kadar ureum kreatinin pada tikus model kanker payudara.