Tujuan artikel ini adalah memberitahu pembaca mengenai cara masyarakat Wawonii berinteraksi sosial yang berdampak pada lingkungan sosial dan fisik  menjadi pelajaran terhadap sikap kebangsaan. Teori untuk membaca data adalah pemikiran Bourdieu tentang â??form of capitalâ?  dengan metode etnografi. Hasil, penggunaan modal sosial, modal simbolik, modal budaya orang Wawonii dalam berinteraksi dengan suku bangsa lain dari bekas Kesultanan Buton, berlaku seperti bunglon yaitu  menginternalisasinya dan mengekternalisasi sebagai bagian suku bangsa lawan interaksinya. Tujuannya adalah menghilangkan image tentang orang Wawonii memiliki kekuatan magis. Saat berinteraksi dengan pengusaha tambang yang akan masuk ke wilayahnya, mereka berlaku sopan dan baik. Namun, setelah merasakan dampak negatif dari tambang, mereka bukan menginternalisasinya melainkan mengeksternalisasinya dengan berlaku frontal. Kesimpulan, artikel ini memperkaya pemikiran Bourdieu  tentang  interaksi sosial, selain mengiternalisasi juga mengeksternalisasi dan berlaku frontal kepada pemerintah yang merugikan. Rekomendasi, sebaiknya pemerintah harus bersikap netral dalam menghadapi rakyat dan pengusaha agar orang Wawonii dalam berinteraksi   berlaku baik kepada  semua pihak.