Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH KONSENTRASI NIRA AREN (Arenga pinnata) TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN BANDENG (Chanos chanos Forskal) Diaz Asa Gusmi; Nanda Diniarti; Alis Mukhlis
Jurnal Perikanan Vol 10 No 1 (2020): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.994 KB) | DOI: 10.29303/jp.v10i1.177

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi nira aren (Arenga pinnata) terhadap sintasan dan pertumbuhan larva ikan bandeng (Chanos chanos Forskal) dan mendapatkan konsentrasi nira terbaik untuk sintasan dan pertumbuhan larva ikan bandeng. Penelitian menggunakan metode eksperimen yang dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas empat perlakuan yang diulang sebanyak tiga kali ulangan. Perlakuan yang diuji yaitu penambahan nira ke dalam media pemeliharaan larva dengan konsentrasi 2,4 ml/l, konsentrasi 4,8 ml/l, konsentrasi 7,2 ml/l dan tanpa penambahan nira (0 ml/l) sebagai kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat selama 30 hari mulai dari tanggal 31 Agustus 2019 – 24 September 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan nira ke dalam media pemeliharaan larva ikan bandeng memberikan pengaruh yang nyata pada sintasan dan pertumbuhan larva ikan bandeng (Fhit> Ftab 5%). Sintasan larva, laju pertumbuhan spesifik harian bobot tubuh dan pertumbuhan mutlak panjang total larva tertinggi diperoleh pada perlakuan konsentrasi nira 7,2 ml/l dengan nilai masing-masing parameter yaitu 67,85%, 15,25% per hari dan 9,05 mm selama 18 hari pemeliharaan. Ketiga parameter pada perlakuan konsentrasi ini tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan konsentrasi nira 4,8 ml/l dan 2,4 ml/l namun berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (0 ml/l). Disarankan untuk menerapkan penambahan nira dalam media pemeliharaan larva ikan bandeng dengan konsentrasi maksimum 7,2 ml/l. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang peningkatan konsentrasi nira di atas 7,2 ml/l pada media pemeliharaan larva ikan bandeng untuk mendapatkan konsentrasi yang optimum bagi sintasan dan pertumbuhan larva ikan bandeng.
PENGARUH WARNA WADAH PEMELIHARAAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcarifer) Putra Wirasakti Wirasakti; Nanda Diniarti; Baiq Hilda Astriana
Jurnal Perikanan Vol 11 No 1 (2021): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v11i1.178

Abstract

Ikan kakap putih (Lates calcarifer) merupakan jenis ikan yang tersebar luas di wilayah Hindia-pasifik Barat mulai dari Asia Tenggara sampai Papua Nugini dan Australia Utara. Ikan kakap putih lebih akrab dikenal dengan ikan barramundi. Pesatnya permintaan pasar nasional dan luar negeri, maka dibuat rekayasa wadah budidaya benih yang dilakukan di darat. Warna media menjadi pengaruh visual pada ikan untuk mendapatkan makanan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian menggunakan desain warna wadah, diharapkan mampu meningkatkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan kakap putih (Lates calcarifer).Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari. Dimulai pada Tanggal 22 Agustus hingga 20 September 2019. Bertempat di Balai Budidaya Laut Lombok, Desa Sekotong Barat, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuandan empat kali ulangan yaitu, perlakuan A (transparan/kontrol), B (warna hitam), C (biru), dan D (hijau). Hasil ANOVA menunjukan penggunaan wadah pemeliharaan dengan warna yang berbeda memberi pengaruh nyata terhadap pertumbuhan, namun tidak berpengaruh nyata pada kelangsungaan hidup benih ikan kakap putih (Lates calcarifer).Wadah warna hijau (perlakuan D) adalah wadah terbaik yang berpengaruh nyata terhadap LPH berat 2.95 %, LPH panjang3.84 %, berat mutlak (BM) 1.35 g.
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK DENGAN DOSIS YANG BERBEDA PADA MEDIA BUDIDAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Imam Eka Apriyan; Nanda Diniarti; Bagus Dwi Hari Setyono
Jurnal Perikanan Vol 11 No 1 (2021): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v11i1.246

Abstract

Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) is one type of freshwater biota that has high economic value. This study aims to evaluate the effect of adding probiotic EM4 to Nile Tilapia culture media on tilapia's growth and survival and select the best dose of adding EM4 probiotic to culture media on the growth and survival of tilapia. The tilapia used in this study was 4-5 cm in size. And the research was carried out using a completely randomized design (CRD) method with 4 treatments and 3 replications so that 12 experimental units were obtained; the treatments were as follows: P1 = Without Addition of Probiotics (Control), P2 = Addition of Probiotics 0.5 ml/l of water, P3 = Addition of Probiotics 1.5 ml/l of water and P4 = Addition of Probiotics of 2.5 ml/l of water. The data obtained were then processed and calculated using analysis of variance (ANOVA) at a 95% confidence interval if a significant effect was found, then continued with Duncan's further test. This study indicates that the addition of probiotic EM4 to tilapia culture media can affect the growth of absolute weight, SGR, FCR, and survival rate of Nile Tilapia. The addition of probiotics in the P3 treatment (Addition of Probiotics 1.5 ml/l water) gave the best effect in increasing the growth and survival of Nile Tilapia (Oreochromis niloticus).
Pengaruh Frekuensi Pergantian Air Media Pemeliharaan Terhadap Pertumbuhan Caulerpa Sp Septiya Nur Safitri; Nanda Diniarti; Dewi Putri Lestari
Jurnal Perikanan Vol 12 No 1 (2022): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v12i1.268

Abstract

Anggur laut (Caulerpa lentillifera) mengandung klorofil A dan B, karoten, xantofil, dan lutein yang merupakan golongan Pigmen Fotosintetik. Anggur laut (Caulerpa lentillifera) sudah mulai dikembangkan di Indonesia, misalnya di Pulau Jawa dan Bali, masyarakattmenggunakan anggurrlaut sebagaiipenetralisir kualitasiair di tambak udang. Pertukaran air dapat memberikan laju pertumbuhan yang baik pada rumput laut. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing 3 ulangan, sehingga banyaknya satuan percobaan adalah 12 unit. Perlakuan..A : Kontrol.(Tanpa pergantian air), Perlakuan.B : Pergantian air 25 % (5 liter) 1 kali dalam 10 hari, Perlakuan C : Pergantian air 25 % (5 liter) 2 kali dalam 10 hari, Perlakuan D: Pergantian air 25 % (5 liter) 3 kali dalam 10 hari. Data yang diperoleh diuji menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf kepercayaan 95% melalui program SPSS untuk mengetahui pengaruh dari setiap perlakuan. Frekuensi pergantian air pada pertumbuhan Caulerpa yang terbaik ialah perlakuan D dengan pergantian air 25% (5 liter) 3 kali dalam 10 hari. Pergantian air pada anggur laut tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan anggur laut. penambahan pupuk NPK dengan konsenterasi 30 ppm menujukan berat mutlak tertinggi sebesa 41,74 grm dan laju pertumbuhan  spesifik tertinggi sebesar1,15%.
PEMANFATAN KERANG AIR TAWAR (Anadontawoodiana) SEBAGAI BIOFILTER PADA PEMELIHARAAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio) Raden Oki Suendi; Paryono Paryono; Nanda Diniarti
Jurnal Perikanan Vol 12 No 1 (2022): JURNAL PERIKANAN
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jp.v12i1.270

Abstract

Penurunan parameter kualitas air pada masa budidaya umumnya oleh bahan organik, dimana akan menyebabkan menurunnya system imun ikan terhadap penyakit. Untuk mengantisipasi penumpukan bahan organik di wadah budidaya maka diperlukan suatu system yang terintegrasi untuk mengurangi bahan organik. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penambahan kerang air tawar untuk meningkatkan kualitas air  dilihat dari nilai Amonia dan TSS dan mengetahui dampak lanjutan dari kondisi kualitas air tersebut terhadap pertumbuhan panjang dan berat ikan mas. Penelitian ini dilaksanakan selama 60 hari. Bertempat di laboratorium budidaya perairan Universitas Mataram. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Terdiri atas 4 perlakuan 3 kali ulangan. Perlakuan yang di uji cobakanya itu penambahan kerang air tawar dengan jumlah yang berbeda yaitu K1 (Kontrol), K2 (15 Ekor kerang air tawar), K3 (20 Ekor kerang air tawar), K4 (25 Ekor kerang air tawar). Parameter penelitian yang diukur yaitu parameter kualitas air yaitu suhu (27,1-27,9), Ph (7,1-8,4), DO (4,8-6,6), ammoniak (0,15-0,25) dan TSS terendah (54,04). Parameter pertumbuhan seperti tingkat kelangsungan hidup tertinggi pada perlakuan K2 (98,33%), laju pertumbuhan panjang tertinggi pada K2 dan K4 yaitu (3,41), pertumbuhan bobot mutlak tertinggi pada perlakuan K4 (16,03) dan laju pertumbuhan bobot spesifik tertinggi pada perlakuan K4 (0,70). Data dianalisis menggunakan sidik ragam (Anova) dengan tingkat kepercayaan 95%, kemudian dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan kerang air tawar sebagai biofilter pada pemeliharaan benih ikan mas dapat mempengaruhi kualitas air pada parameter pH, DO, dan TSS serta berpengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan panjang, pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan bobot spesifik.  Dapat disimpulkan bahwa penambahan kerang air tawar dapat menghambat penurunan kualitas air karena penumpukan bahan organik.
EKPLORASI DAN PENANGKARAN BIBIT RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DI PERAIRAN TELUK EKAS LOMBOK TIMUR Nunik Cokrowati; Nanda Diniarti; Dewi Nur’aeni Setyowati; Saptono Waspodo; M. Marzuki
Jurnal Biologi Tropis Vol. 19 No. 1 (2019): Januari - Juni
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.295 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v19i1.994

Abstract

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bibit Eucheuma cottonii dari habitat aslinya di perairan Teluk Ekas dan menangkarkan bibit tersebut. Penelitian ini dilakukan di Teluk Ekas Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode ekplorasi di perairan Teluk Ekas serta mendeskripsikan hasil pengamatan. Eucheuma cottonii yang berhasil di temukan dan di ekslporasi dari perairan Teluk Ekas, memiliki ciri morfologi lebih banyak memiliki bakal talus sehingga tampak sebagai duri-duri pada thalus. Talus keras dan kaku serta berwarna coklat kehijauan. Eucheuma cottoniidijumpai menempel pada batuan dan karang yang berada pada kisaran kedalaman 1 meter sampai dengan 1,5 meter. Eucheuma cottoniimenempel kuat pada subtrat sehingga sulit untuk diambil dengan tangan, harus menggunakan pisau atau alat pemotong lainnya. Eucheuma cottoniidapat ditangkarkan dan tumbuh dengan baik di perairan Teluk Ekas.  Kata kunci: Kappaphycus alvarezii, habitat, talus, karang, domestikasi  Abstract: The objective of this study was to obtain Eucheuma cottonii seeds from their natural habitat in Ekas Bay and breed these seeds. This research was conducted in Ekas Bay, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. The method used in this study is the exploration method and description method. Eucheuma cottonii which has been found, has more morphological characteristics that have a talus so that it appears as thorns in the thalus. Talus is hard and stiff and has a greenish brown color. Eucheuma cottonii was found attached to rocks and corals which were in the range of 1 meter to 1.5 meters. Eucheuma cottonii sticks firmly to the substrate so that it is difficult to take by hand, must use a knife or other cutting tool. Eucheuma cottonii can be bred and grow well in Ekas Bay. Keywords : Kappaphycus alvarezii, habitat, talus, coral, domestication
KOMPONEN SARGASSUM AQUIFOLIUM SEBAGAI HORMON PEMICU TUMBUH UNTUK EUCHEUMA COTTONII Nunik Cokrowati; Nanda Diniarti
Jurnal Biologi Tropis Vol. 19 No. 2 (2019): Juli - Desember
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.697 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v19i2.1107

Abstract

Abstrak: Sargassum aquifolium merupakan alga coklat dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kertas pembungkus makanan, bahan baku makanan, farmasi serta kosmetik. Tujuan artikel ini adalah untuk mengkaji komponen yang dimiliki Sargassum aquifolium dan berpotensi sebagai hormon pemicu tumbuh untuk Eucheuma cottonii. Metode yang digunakan pada penulisan artikel ini adalah studi pustaka yang berasal dari google scholar, Elsevier dan academia. Informasi yang diperoleh selanjutnya disintesis dan dibuat formulasi rumusan kesimpulan. Data kualitatif yang digunakan pada artikel ini adalah hasil analisis berbagai referensi terkait dengan review yang disusun. Hasil sintesis yang diperoleh menerangkan bahwa Sargassum aquifolium mengandung karbohidrat (59,51%), lemak (8,41%), Ca (3,34%), Fe (0,12%), P (0,18%) Fe (0,12%), Ca (3,34%), air (12,79%), abu (12,79%), N (7.22%). Komponen yang ada pada Sargassum aquifolium tersebut, berpotensi sebagai fitohormon yang dapat digunakan sebagai pemicu tumbuh pada Eucheuma cottonii.Kata kunci: ekstrak, alga coklat, fitohormon, pertumbuhan, rumput laut.  Abstract: Sargassum aquifolium is brown algae and can be used as raw material for food wrapping paper, food raw materials, pharmaceuticals, and cosmetics. The objective of this study is to review articles that study the components possessed by Sargassum aquifolium and potentially as a growth trigger hormone for Eucheuma cottonii.  The method used in writing this article is a descriptive literature study from google scholar, Elsevier, and Academia. The qualitative data used in this article is the result of the analysis of various references related to the reviews prepared. Based on the synthesis of the article study, it was explained that Sargassum aquifolium contained carbohydrates (59.51%), fat (8.41%), Ca (3.34%), Fe (0.12%), P (0.18%) Fe (0.12%), Ca (3.34%), water (12.79%), ash (12.79%), N (7.22%). The components in Sargassum aquifolium have the potential as a phytohormone which can be used as a growth trigger for Eucheuma cottonii.Keywords: extract, brown algae, phytohormone, growth, seaweed.
KANDUNGAN KLOROFIL-a DAN FIKOERITRIN KAPPAPHYCUS ALVAREZII HASIL KULTUR JARINGAN DAN DIBUDIDAYAKAN PADA JARAK TANAM BERBEDA Nunik Cokrowati; Salnida Yuniarti Lumbessy; Nanda Diniarti; Muhammad Supiandi; Bangun Bangun
Jurnal Biologi Tropis Vol. 20 No. 1 (2020): Januari - April
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.612 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v20i1.1802

Abstract

Abstrak: Pertumbuhan Kappaphycus alvaerzii dipengaruhi oleh jumlah klorofil-a, fioeritrin serta faktor kualitas lingkungan perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak tanam yang berbeda terhadap kandungan klorofil-a dan fikoeritrin pada Kappaphycus alvarezii hasil kultur jaringan yang dibudidayakan pada patok dasar. Penelitian ini dilakukan di Perairan Pantai Siwak Desa Gerupuk Kecamatan Sengkol Kabupaten Lombok tengah. Budidaya Kappaphycus alvarezii dilakukan selama tiga puluh hari yaitu pada tanggal 10 Maret sampai dengan 9 April 2020 dengan menggunakan metode patok dasar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan yaitu perlakuan A (jarak tanam 10 cm), B (jarak tanam 15 cm), C (jarak tanam 20 cm), D (jarak tanam 25 cm sebagai kontrol). Bibit Kappaphycus alvarezii yang digunakan adalah hasil kultur jaringan yang telah diadaptasikan di pantai. Pengukuran klorofil-a dan fikoeretrin dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri dan selanjutnya data dianalisa secara statistik. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa jarak tanam 25 cm (kontrol) menghasilkan kandungan klorofil-a tertinggi yaitu 5,4986 mg/l dengan kandungan fikoeritrin 0,0049 mg/l. Kandungan fikoeritrin tertinggi adalah jarak tanam 10 cm yaitu 0,0057 mg/l dengan kandungan klorofil-a sebanyak 4,7662 mg/l. Jarak tanam 25 cm dapat meningkatkan kandungan klorofil-a yang lebih baik karena dengan jarak tanam tersebut memberikan ruang bagi semua bagian thallus rumput laut K. alvarezii untuk bisa menerima cahaya matahari yang cukup dan sesuai untuk kebutuhannya. Jarak tanam 10 cm memberikan kandungan fikoeritrin yang tertinggi, yaitu 0,0057 mg/l  karena terlalu rapatnya jarak ini menyebabkan semakin banyak terbentuknya naungan sehingga mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke dalam dinding sel rumput laut. Pada bagian thallus yang sedikit atau tidak menerima cahaya matahari ini diduga terjadi pembentukan fikoeritrin yang lebih banyak sebagai bentuk adaptasi thallus rumput laut pada kondisi tidak mendapatkan cahaya matahari yang optimal. Kesimpulan penelitian ini adalah jarak tanam mempengaruhi kandungan klorofil-a dan fikoeritrin. Jarak tanam yang ideal adalah 25 cm untuk menghasilkan kandungan klorofila-a yang optimum untuk mendukung pertumbuhan.Kata kunci: Fotosintesis, cahaya matahari, talus, pertumbuhan, unsur hara.Abstract: The growth of Kappaphycus alvarezii is influenced by the amount of chlorophyll-a, phycoerythrin and the quality factors of the aquatic environment. This study aims to determine the effect of different plant spacing on the content of chlorophyll-a and phycoerythrin on Kappaphycus alvarezii tissue culture results that are cultivated on the bottom-off method. This research was conducted in the waters of Siwak Beach, Gerupuk Village, Sengkol District, Central Lombok Regency. Kappaphycus alvarezii cultivation is conducted for thirty days, from March 10 to April 9, 2020, using the bottom-off method. The study design used was a completely randomized design with four treatments, namely treatment A (10 cm spacing), B (15 cm spacing), C (20 cm spacing), D (25 cm spacing as a control). Kappaphycus alvarezii seeds used are the result of tissue culture that has been adapted on the beach. Measurements of chlorophyll-a and phycoerythrin were carried out using spectrophotometry and then the data were analyzed statistically. The results of this study found that the spacing of 25 cm (control) resulted in the highest chlorophyll-a content of 5.4986 mg/l with a phycoerythrin content of 0.0049 mg/l. The highest content of phicoeritrin is a spacing of 10 cm which is 0.0057 mg/l with a chlorophyll-a content of 4.7662 mg/l. A spacing of 25 cm can increase the chlorophyll-a content better because the spacing gives space for all parts of the Kappaphycus alvarezii thallus to be able to receive sufficient sunlight and is suitable for their needs. A spacing of 10 cm gives the highest content of phycoerythrin, which is 0.0057 mg / l because of the too-close this distance causes more shading to form and thus reduces the intensity of light entering the seaweed cell wall. On the part of the thallus that receives little or no sunlight, it is thought that the formation of phycoerythrin is more likely to occur as a form of adaptation of the seaweed thallus in conditions that do not get optimal sunlight. This study concludes that the spacing affects the chlorophyll-a and phicoeritrin content. The ideal spacing is 25 cm to produce the optimum chlorophyll-a content to support growth.Keywords: Photosynthesis, sunlight, thallus, growth, nutrients
The Weight of Seedlings Differs on the Growth of Sargassum sp. Ifla Afifilah; Nunik Cokrowati; Nanda Diniarti
Jurnal Biologi Tropis Vol. 21 No. 1 (2021): Januari - April
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v21i1.2540

Abstract

Sargassum sp. is a brown alga containing alginate and iodine and is used in the food, pharmaceutical, cosmetic and textile industries. Cultivation of Sargassum sp. has not been carried out, but it needs efforts to be cultivated so that its availability is sustainable. This study aims to determine the growth of Sargassum sp. cultivated with different seed weight in the longline method. This research was conducted from December 2020 to January 2021, in the waters of Ekas Bay, Ekas Buana Village, Jerowaru District, East Lombok Regency. This research was conducted using experimental methods and using the weight difference treatment of the seeds of Sargassum sp. Cultivation was carried out for 30 days. The experimental design used in this study was a completely randomized design consisting of 5 treatments and 4 replications. The treatments were treatment A (seeds weighing 25 g), B (seeds weighing 50 g), C (seeds weighing 100 g as a control), D (seeds weighing 150 g) and E (seeds with a weight of 150 g). weight 200 g). The results showed that E treatment showed the best growth results with the growth parameters measured were absolute growth, specific growth, number of leaves and number of fruits. This study concludes that different seed weight has a significant effect on the growth of seaweed Sargassum sp. with the longline method with the best seed weight in this study was the E treatment (200 g) with an absolute growth of 437.5 g, a specific growth rate of 21.50%, 4999 fruit numbers, and 3614 leaves.
APLIKASI TEKNOLOGI MIKROBUBBLE PADA PETANI IKAN NILA DI DESA BAYAN Andre Rachmat Scabra; Muhammad Marzuki; Bagus Dwi Hari Setyono; Nanda Diniarti; Laily Fitriani Mulyani
Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Perikanan Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppi.v1i1.56

Abstract

Desa Bayan Kabupaten Lombok Utara memiliki potensi sumberdaya air dengan kuantitas yang cukup memadai. Berdasarkan pemantauaan saat melakukan survey awal pada awal bulan februari 2020, dari segi kualitas, kondisi air yang digunakan untuk kegiatan budidaya ikan belum memenuhi kaidah standart sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan produktifitas lahan budidaya ikan di Desa Bayan dengan cara melakukan perbaikan kualitas air, yaitu meningkatkan kandungan oksigen terlarut, melalui aplikasi teknologi microbubble. Kegiatan ini dileksanakan melalaui beberapa kegiatan, antara lain dengan melakukan sosialisai tentang sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) yang meliputi semua aspek kompleks yang menjadi permasalahan pada kelompok pembudidaya, yaitu manajemen kualitas air, tata kelola letak pembangunan kolam budidaya, SDM pengelola kolam budidaya, pemberian pakan dan obat ikan, panen, transportasi ikan, dll. Pada kelompok tersebut juga diujicobakan teknologi mikrobubble untuk meningkatkan kadar oksigen pada kolam budidaya masyarakat. Micro bubble pada media budidaya ikan dapat dihasilkan dengan beberapa metoda dengan karakteristik yang berbeda-beda. Metoda tersebut antara lain dengan elektrolityc microbubble generator, porous plate (PP), ventury tube type bubble generator, dan spherical body in a flowing water tube. Mikrobubble yang diujicobakan pada kegiatan ini adalah mikrobubble bertipe ventury tube. Aplikasi tekhnologi ini dapat menghasilkan produktifitas ikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemeliharaan ikan yang tidak menerapkan tekhnologi ini
Co-Authors Abidin, Z Amalia Febriani Ananda Rosalina Andika Gumilang Kushayadi Andre Rachmat Scabra Andre Rachmat Scrabra Apri Imam Supii Arbi Tarmizi Arziahningsih Arziahningsih Atta Mullah Ayu Adhita Damayanti Bagus Dwi Hari Setyono Bagus Dwi Hari Setyono Bagus Dwi Hari Setyono Baiq Hilda Astriana Baiq Hilda Astriana Baiq Hilda Astriana Baiq Hilda Astriana Baiq Lizawati Baiq Retno Wulandari Bangun Bangun Damai Diniariwisan Dewi N. Setyowati Dewi Nu'Aeni Setyowati Dewi Nur'aeni Setyowati Dewi Nur'aeni Setyowati Dewi Nuraeni Setyowati Dewi Nur’aeni Setyowati Dewi Nur’aeni Setyowati Dewi Nur’aeni Setyowati Dewi Nur’aeni Setyowati Dewi Putri Lestari Dewi Putri Lestari, Dewi Putri Diamahesa, Wastu Ayu Dian Ayu Candra Dewi Diaz Asa Gusmi Edi Sulman Edi Sulman Fajrianti Dwi Kurnia Fariq Azhar Fariq Azhar Fisma Josara Apriliyanti Fitriani Mulyani, Laily Fuji Zakiyah Hasyiati Aini Husnul Ayu Juniarti I Wayan Sutresna Ifla Afifilah Iin Farliani Imam Eka Apriyan Junaidi, Muhammad Laily Fitriani Mulyani Laily Fitriani Mulyani Lalu Jaye Warse Lalu Sepi Al-Muhatir R. Lalu Sofyan Satria Jaya Lora Santika Luh Putu Ratna Sundari Lumbessy, Salnida Yuniarti M. Marzuki Mega Selfiaty Mochammad Amiri Muhamad Junaidi Muhammad Ilham Fasya Muhammad Junaidi Muhammad Junaidi Muhammad Junaidi Muhammad Junaidi Muhammad Marzuki Muhammad Sumsanto Muhammad Supiandi Mukhlisatun Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Nunik Cokrowati Cokrowati Nunik Cokrowati, Ibadur Rahman, M. Junaidi, Nurliah, M.Marzuki, Nurhariati . Nuri Muahiddah nurul safitri Paryono Paryono Prawita Anggeni Putra Wirasakti Wirasakti Putu Pande Nico Ardana Raden Oki Suendi Rahmi Sri Ramadhani Rangga Idris Affandi Regina Burhani Rina Rosnawati Rinto Basuki Rizka Diniantari Rayes Rovi Ratna Sari S Sukiandi Sadikin Amir Safitri, Wiwin Sahrul Alim Saptono Waspodo Saptono Waspodo Saptono Waspodo, Saptono Septiana Dwiyanti Septiana Dwiyanti Septiya Nur Safitri Setyowati, Dewi Nur’aeni Sopiyan Hadi Sunaryo Sunaryo Thoy Batun Citra Rahmadani Thoy Batun Citra Rahmadani W Wulandari Wila Lailatul Hulpa Wilda Safitri Woro Kusumaningtyas Perwitasari Yeni Puji Lestari Lestari Yuliana Asri Yuliana Asri yunita ananda