Claim Missing Document
Check
Articles

- Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Waisia di Desa Rumahkay Kabupaten Seram Bagian Barat Wendy Pattipelohy; Edward Gland Tetelepta; Mohammad Amin Lasaiba
Jurnal Pendidikan Geografi Unpatti Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Pendidikan Geografi Unpatti
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jpguvol3iss1pp44-52

Abstract

Provinsi Maluku sebagai salah satu daerah tujuan wisata tentunya juga memiliki beberapa wisata air terjun yang menarik, diantaranya yaitu Air Terjun Waisia. Air Terjun Waisia merupakan salah satu tempat wisata Alam yang ada di Desa Rumahkay, Air Terjun Waisia memiliki air yang sejuk dan udara yang bersih. Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan objek wisata air terjun waisia desa Rumahkay Kabupaten Seram Bagian Barat. Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui Strategi yang dilakukan dalam pengembangan Objek Wisata Air Terjun Waisia. Tipe Penelitian ini yaitu Penelitian Deskriptif, Penelitian Deskriptif adalah salah satu metode penelitan yang banyak digunakan pada penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian. “penelitian desktiptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Kawasan Objek Wisata Air Terjun Waisia di Kabupaten Seram Bagian Barat dapat dikatakan cukup berpotensi untuk melakukan pengembangan Wisata, Berdasarkan hasil analisis SWOT . Dengan perhitungan skor IFAS (kekuatan dan kelemahan) dan EFAS (peluang dan ancaman).menunjuk nilai positif.hingga Strategi Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Waisia di kabupaten Seram Bagian Barat menunjukkan kuadran 1.yaitu Strategi kekuatan dan peluang (SO). Meningkatkan kualitas Sarana Prasarana untuk mendukung perkembangan Objek Wisata Air Terjun Waisia, Maksimalkan pengelolaan potensi wisata dan Partisipasi Masyarakat dalam melestarikan Alam. Kata kunci: Bagaimana, Pengembangan. Objek ,Wisata ,Air Terjun, Waisia
Pengembangan Objek Wisata Pantai Weluan Di Desa Olilit Raya Kecamatan Tanimbar Selatan Kabupaten Kepulauan Tanimbar Gerardus Kadung; Mohammad Amin Lasaiba; Daniel Anthoni Sihasale
Jurnal Pendidikan Geografi Unpatti Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Pendidikan Geografi Unpatti
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jpguvol2iss3pp225-233

Abstract

Pengembangan pariwisata kunci pertumbuhan daerah, mendorong perekonomian, dan tingkatkan pendapatan devisa. Peningkatan kunjungan, pertumbuhan usaha pariwisata, dan kontribusi penerimaan devisa bukti efektivitas sektor pariwisata di Maluku. Tantangan seperti konflik kepentingan dan keterhambatan pembangunan infrastruktur menjadi kendala. Upaya pengembangan pariwisata di Maluku perlu terus dilakukan secara berkelanjutan melibatkan pihak swasta dan masyarakat. Ini mendorong pariwisata sebagai pilar utama pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis mendalam dan memberikan rekomendasi pengelolaan terkait pengembangan objek wisata Pantai Weluan di Desa Olilit Raya, Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara dan data tersebut dirumuskan kedalam analisis SWOT. Hasil penelitian ini adalah Berdasarkan tabel, faktor internal dan eksternal di Pantai Weluan menunjukkan nilai 0,53 dan 2. Rekomendasi strategis harus sesuai dengan kuadran SWOT, memperkuat kekuatan dengan memanfaatkan peluang. Strategi melibatkan dinas pariwisata, penginapan, restoran, agen perjalanan, dan masyarakat. Meningkatkan promosi dengan media sosial, koordinasi lintas sektor, serta meningkatkan kualitas sarana dan prasarana. Dukungan pemerintah desa dan investor lokal, inovasi pengelola dengan menambah atraksi dan event berkala, partisipasi aktif masyarakat dalam promosi dan menjaga kebersihan, sinergi antara pemerintah, pelaku wisata, dan masyarakat kunci keberhasilan Pantai Weluan sebagai destinasi unggul.
Produktivitas Rumput Laut Di Desa Warbal Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku Elma Thiansi Masbaitubun; Johan Riry; Muhammad Amin Lasaiba
Jurnal Pendidikan Geografi Unpatti Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Pendidikan Geografi Unpatti
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jpguvol2iss3pp244-251

Abstract

The Kei Islands are surrounded by small islands and the sea, which means that the lives of the people, especially seaweed farmers, are largely dependent on the sea, especially the people of Warbal village. The sea is a place to earn a living, so you cannot be careless about the sea. The type of research used is quantitative research type supported by qualitative type. The quantitative type was carried out using a descriptive survey method which was complemented by a qualitative method by means of in-depth interviews regarding seaweed productivity in Warbal Village. Seaweed productivity in Warbal Village has decreased due to several factors, one of which is price. The market price of seaweed has decreased greatly, where in 2022 seaweed will be IDR 30,000/kg, while in 2023 the price of seaweed will be IDR 10,000/kg. The total production of seaweed produced was 1 respondent with the lowest production yield, where the total production for 7 months was 203 kg and the total production output was IDR 2,030,000, while the one respondent with the highest production yield was 260 kg with the total production output being IDR .2,600,000. Low productivity of seaweed cultivation refers to the resulting production limitations which have an impact on the income of seaweed farmers. Unexpected maximum seaweed production is also caused by repeated use of seeds so that the seeds are of low quality because they carry disease seeds or their resistance to disease has been reduced.
Faktor-Faktor Budidaya Kerang Mutiara di Desa Maijuring Kecamatan Aru Tengah Kabupaten Kepulauan Aru Ondry Gerson Dumgair; Mohammad Amin Lasaiba; Dwi Partini
Jurnal Pendidikan Geografi Unpatti Vol 2 No 3 (2023): Jurnal Pendidikan Geografi Unpatti
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jpguvol2iss3pp288-289

Abstract

Pearl cultivation began to develop, especially in Maluku Province. With the increasing cultivation of pearl mussels, the demand for pearl seeds is also increasing, but this is also hampered by a lack of supply of seeds from wild catches or obstacles during seed production, namely high mortality at the spawning stage and in general the growth and survival of shellfish species is greatly influenced. by important factors, namely temperature and food availability and other important factors, on this basis the author conducted research which aims to determine the factors of pearl oyster cultivation in Maijuring Village, Aru Tengah District, Aru Islands Regency. The type of research used is Qualitative Descriptive analysis. With sea water samples and 5 pearl oyster cultivators. The sampling technique used is purposive sampling which uses the criteria of people who cultivate pearl oysters. The data collection techniques used are observation, documentation and interviews. The data analysis technique used is SWOT analysis. The results of the research show that in Maijuring Village there are several factors in cultivating pearl oysters, namely water quality, feed availability, water temperature, water depth, water salinity, water pH, population density, cultivation land maintenance such as water quality which is influenced by temperature, namely 26.9, pH namely 7.76, and salinity 34.42, and depth 20-30m. from the surface.
Pengaruh Faktor-Faktor Pendorong Pembukaan Permukiman Terhadap Kawasan Hutan Lindung Di Dusun Nahel Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon Stefani Toker; Mohammad Amin Lasaiba; Ferdinand Salomo Leuwol
Jurnal Pendidikan Geografi Unpatti Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Pendidikan Geografi Unpatti
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jpguvol3iss1pp96-197

Abstract

The opening of settlements in the Mount Nona protected forest area is influenced by driving factors such as increasing population, housing needs, poverty and the economy, accessibility and infrastructure, government policies, lack of environmental awareness, land conflicts and disputes. This research aims to identify the driving factors for opening settlements and determine the environmental impact on the Gunung Nona protected forest area, Nusaniwe District, Ambon City. The type of research used for this research is the combination type, the combination type is a type of research that uses more than one type of research, namely quantitative research and qualitative research. The mixed methods approach combines quantitative surveys and qualitative interviews with a sample of the community (consisting of 50 respondents). The research results show that several factors driving the opening of settlements in the Mount Nona protected forest area have a significant influence, namely the environmental awareness factor based on the results of data testing using the SPSS application. Apart from that, based on the results of interviews with the Nahel Gunung Nona Hamlet Government, the opening of settlements in the Gunung Nona protected forest area began with the diversion of displaced people from clove and red stone plantations to the city, precisely in Wainitu, because there was no more empty land in the city of Ambon. during riots. So in this case the Ambon city government approached the Amahusu State government and the Urimesing State government to provide land to accommodate refugees at that time. However, after the riots ended, the population became denser, so the Amahusu State government gave use rights, namely certificates, for people to build houses and live on Mount Miss, in this case there is a protected forest area. Settlements in the Mount Nona protected forest area are increasingly growing due to the increase in population from refugee camps. Keywords: Clearing of Settlements, Areas, Protected Forests Pembukaan permukiman di kawasan hutan lindung gunung nona dipengaruhi oleh faktor-faktor pendorong seperti, meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan perumahan, kemiskinan dan ekonomi, aksesbilitas dan infrastruktur, kebijakan pemerintah, kurangnya kesadaran lingkungan, konflik lahan dan sengketa. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi faktor-faktor pendorong pembukaan permukiman dan mengetahui dampak lingkungan terhadap kawasan hutan lindung Gunung Nona Kecamatan Nusaniwe Kota Ambon. Tipe penelitian yang digunakan untuk penelitian ini yaitu tipe kombinasi, tipe kombinasi merupakan tipe penelitian yang menggunakan lebih dari satuu tipe penelitian yakni penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Pendekatan metode campuran menggabungkan survei kuantitatif dan wawancara kualitatif dengan sampel masyarkat ( terdiri dari 50 responden ).Hasil penelitian menunjukan dari beberapa faktor pendorong pembukaan permukiman di kawasan hutan lindung Gunung Nona yang berpengaruh secara signifikan yaitu faktor kesadaran lingkungan berdasarkan hasil uji data menggunakan aplikasi SPSS. Disamping itu berdasarkan hasil wawancara dengan Pemerintah Dusun Nahel Gunung Nona pembukaan permukiman di kawasan hutan lindung Gunung Nona diawali dengan adanya pengalihan pengungsian masyarakat yang berasal dari kebun cengkeh dan batu merah mengungsi ke dalam kota tepatnya di Wainitu karena tidak terdapat lagi lahan yang kosong di kota Ambon sewaktu kerusuhan. Sehingga dalam hal ini pemerintah kota Ambon melakukan pendekatan dengan pemerintah Negeri Amahusu dan pemerintah Negeri Urimesing memberikan lahanuntuk menampung pengungsian pada masa itu, Namun setelah usai kerusuhan jumlah penduduk semakin padat sehingga pemerintah Negeri Amahusu berikan hak pakai yakni sertifikat untuk masyarakat membangun rumah dan tinggal di Gunung Nona dalam hal ini terdapat kawasan hutan lindung. Permukiman di kawasan hutan lindung gunung nona semakin berkembang diakibatkan pula oleh bertambahnya jumlah penduduk dari pengungsian. Kata kunci : Pembukaan Permukiman, Kawasan, Hutan Lindung
Dampak Penambangan Pasir Terhadap Lingkungan Di Desa Tamedan Kecamatan Pulau Dullah Utara Kota Tual Sridevi Ren-El; Johan Riry; Mohammad Amin Lasaiba
Jurnal Pendidikan Geografi Unpatti Vol 3 No 2 (2024): Jurnal Pendidikan Geografi Unpatti
Publisher : Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/jpguvol3iss2pp1-13

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari aktivitas penambangan pasir terhadap lingkungan di Desa Tamedan Kecamatan Pulau Dullah Utara Kota Tual. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan langsung dilapangan. Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat Desa Tamedan baik yang terlibat langsung dalam penambangan maupun yang terkena dampak penambangan pasir. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari kegiatan penambangan pasir (X) dan kerusakan lingkungan (Y). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara, pengisian kuesioner, dan dokumentasi, sedangkan untuk teknik menganalisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis inferensial. Berdasarkan hasil olahan data diketahui variabel independen (X) yakni kegiatan penambangan pasir berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yakni kerusakan lingkungan ditentukan berdasarkan nilai signifikan pada hasil analisis regresi linear sederhana diperoleh nilai yakni 0,001 < 0,05 yang berarti bahwa variabel X berpengaruh terhadap variabel Y. Proses saling mempengaruhi yaitu penambangan pasir terhadap kerusakan lingkungan adalah semakin tinggi angka tambang pasir maka semakin tinggi juga kerusakan lingkungan di Desa Tamedan Kecamatan Pulau Dullah Utara Kota Tual.
MAPPING OF EROSION HAZARD VULNERABILITY BASED ON GIS AND USLE IN WAIRUTUNG WATERSHED, SALAHUTU DISTRICT, CENTRAL MALUKU REGENCY Mohammad Amin Lasaiba Lasaiba
JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya Vol 21 No 1 (2023): JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya
Publisher : GEOGRAPHY EDUCATION DEPARTMENT Social Science and Law Faculty, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jggp.v21n1.p19-34

Abstract

This study aims to assess the erosion hazard level in the Wairutung Watershed. This study uses the results of overlaying land use maps, slope maps, and soil types maps to generate the Land unit, which is the unit of analysis. Done using a computer-based Geographic Information System (GIS) with the ArcGIS program integrated with the Universal Soil Loss Equation (USLE) model. The sum of the results of the rating of the parameters then determines the class of vulnerability. The results obtained from this study indicate the division of 4 categories of landslide hazards consisting of a very light course with an area of 2900,865 ha spread over land units with alluvial soil types. The medium type, with a total area of 3683.285 ha, is distributed over land units with podzolic soil types. Heavy type with a total area of 1458.367 ha and the whole place is spread over land units with podzolic and cytosol soil types. The erosion hazard level is hefty, with a total area of 421.97 ha, and is spread over land units with podzolic and cytosol soil types. Keywords: Erosion, Vulnerability, and USLE
Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Mohammad Amin Lasaiba; Djamila Lasaiba
Jurnal Basicedu Vol. 6 No. 6 (2022): December 2022
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i6.3705

Abstract

Penelitian ini menganalisis penerapan model pembelajaran Cooperative Script Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi dengan menggunakan metode eksperimen semu dengan penekatan pada penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 6 Leihitu dengan Teknik pengambilan sampal adalah purposive random sampling. Pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan di analisis secara statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian mennjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran cooperative script dibandingkan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional dengan nillai F sebesar  3,594 memiliki signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (F = 3,594; p < 0,05).(2). Untuk aktivitas belajar, juga terdapat perbedaan antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran cooperative script dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional dengan nilai F sebesar 6,737 yang memiliki signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (F = 6,737; p < 0.05). Analisis signifikansi perbedaaan skor rata-rata aktvitas belajar dan hasil belajar dengan metode Least Significant Difference (LSD) berbeda secara signifikan  pada taraf signifikansi 0,05
Identification of Process Skills and Learning Results Through the Treffinger Model Mohammad Amin Lasaiba; Arman Man Arfa
Jurnal Basicedu Vol. 7 No. 6 (2023): December 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v7i6.4352

Abstract

The Treffinger model is a learning approach that emphasizes developing students' skills and encouraging learning. This study aimed to analyze the effect of using the Treffinger learning model on process skills and learning outcomes of geography. This research was conducted by dividing students into two groups, namely the experimental and control groups. The research was conducted at MAN 2 Ambon and involved randomly selected class VIII students from September to November. The data analysis technique used was multivariate (MANOVA) with the help of SPSS 26.0 for windows. Based on the research results, the normality test, homogeneity test, and multicollinearity show that the data is normally distributed, homogeneous, and collinear.Furthermore, based on hypothesis testing, there are significant differences in process skills and learning outcomes between students who study with the Treffinger learning model and students who learn with conventional learning models. The Treffinger learning model shows a better effect with a calculated F value = 12.85, and the significance level for Pillai's Trace, Wilks' Lambda, Hotelling's, and Roy's Largest Root is less than 0.05. Whereas for the test between subjects, the value of F = 0.116 was obtained with a significance of less than 0.05. Thus, the Treffinger Model is an effective learning model for developing students' creative and innovative thinking skills in improving geography learning outcomes.
FUTURE POPULATION PREDICTION 2050 OF BANTEN PROVINCE, JAKARTA, JAWA BARAT, JAWA TENGAH, DAERAH ISTIMEWA YOGJAKARTA, JAWA TIMUR, USING WORLDPOP DATA WITH GOOGLE EARTH ENGINE Heinrich Rakuasa; Mohammad Amin Lasaiba
Journal of Data Analytics, Information, and Computer Science Vol. 1 No. 2 (2024): April
Publisher : Yayasan Nuraini Ibrahim Mandiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59407/jdaics.v1i2.712

Abstract

This study uses WorldPop data and the Earth Engine platform to predict population in Banten, Jakarta, West Java, Central Java, Special Region of Yogyakarta and East Java Provinces. Through high-resolution grid-based analysis, the study identifies patterns of population growth that are not visible with traditional, more aggregated data. Prediction results show significant population increases from 2020 to 2023, with Jakarta and West Java experiencing the most notable growth. Predictions for 2050 show significant population increases in all provinces, with Jakarta and West Java being the provinces with the highest populations. The implications of these population dynamics for infrastructure planning and public policy are critical to anticipate rapid population growth. This information can be used for more effective resource allocation, targeted infrastructure planning, and improved public welfare. Thus, this research is expected to make a significant contribution to regional planning and sustainable development, as well as in facing future demographic challenges.